Tempat persembunyian rahasia Masyarakat Tiga Kepala di lantai 49 menara.
"Tuan Akhiro! Ini penting!"
"Apa itu...?"
Seorang pria berambut panjang dengan pakaian tipis, hanya mengenakan bawahan dan pedang di kedua sisi pinggangnya, menatap bawahannya dengan suara kelelahan.
Di sisi kiri dada pria itu, terlihat tato hitam khas tiga ular membentuk lingkaran. Uniknya, hanya satu ular yang bermata emas.
Tempat persembunyian rahasia di lantai 33 sedang diserang!
"Lantai 33...? Mengapa hal ini mendesak? Tempat persembunyian di lantai 33 adalah benteng surgawi. Tidak ada yang bisa masuk."
"Situasinya tidak sesederhana itu... Tempat persembunyiannya telah dikelilingi oleh 2 juta Orc Hitam."
"Apa?! 2 juta? Ha ha ha! Kalau begitu, pria Pablo itu pasti mengalami kesulitan."
Seperti yang dikatakan Akhiro, tempat persembunyian di lantai 33 yang terletak di puncak tebing sempit itu merupakan benteng yang tak tertembus, bahkan mampu menghadapi jutaan orang hanya dengan 100 anggota.
Apalagi di dekat puncak, kemiringan tebing melebihi 90 derajat, mencapai sekitar 150 derajat, sehingga mustahil untuk didaki tanpa lift ajaib dari tempat persembunyian. Jika mereka bertahan, musuh tidak punya pilihan selain mundur.
Namun,
"Situasinya tidak seoptimis yang kami harapkan."
"Apa maksudmu?"
"Para Orc Hitam gila mencoba merobohkan tebing itu dengan menggali dasarnya."
Musuh-musuh ini berada di luar pemahaman mereka.
"Apa?! Mereka melakukan hal gila?!"
"Ya."
"Mereka masih bisa menggunakan parasut untuk kabur, kan?"
"Itu juga sulit."
"Mengapa?!"
"200 Serigala Hitam yang menemani para Orc Hitam sedang mengejar dan menangkap para hunter yang mencoba melarikan diri dengan parasut."
Mereka bahkan mungkin mengetahui lokasi tempat persembunyian lainnya dari para hunte4 yang ditangkap.
"Sial... Cepat persiapkan semua kekuatan kita! Kita perlu memperkuat tempat persembunyian di lantai 33."
Lantai 33 adalah fasilitas penting bagi Masyarakat Tiga Kepala. Jika gagal, semua rencana mereka akan mundur.
"Tetap saja, menggerakkan semua kekuatan kita adalah..."
"Tidak apa-apa. Apakah kamu lupa tempat seperti apa ini?"
"Ah!"
Mendengar kata-kata Akhiro, bawahannya tampak yakin. Tempat persembunyian ini hampir dipenuhi jebakan maut. Menurut pembuat jebakan, beberapa jebakan mematikan bahkan bagi monster di lantai 70.
Jika musuh datang ke sini, itu akan menjadi neraka bagi mereka.
"Aku akan menyampaikan perintahmu, Tuan Akhiro!"
Tapi saat bawahannya berbalik untuk menyampaikan perintah Akhiro,
Boom!
Sebuah ledakan besar dari atas menyebabkan langit-langit runtuh, mengubur tempat persembunyian rahasia dari Masyarakat Tiga Kepala.
***
"Ini pintu masuknya?"
Sejun, dipandu oleh Serigala Hitam, bertanya setelah mencapai pintu masuk gua yang gelap.
"Ya itu."
"Hmm. Aku tidak ingin masuk..."
Tempat seperti ini sering kali memiliki banyak jebakan, dan siapa yang tahu kalau tempat itu akan runtuh.
"Ketua Park, jangan masuk, meong! Aku punya firasat buruk!"
Dan dengan Theo juga menasihati untuk tidak melakukannya,
"Hmm. Cuengi, waktunya untuk Serangan Pendaratan Pahlawan Super Raksasa!"
Sejun memutuskan untuk merobohkan saja tempat persembunyian musuh lalu mencari. Meskipun pendekatannya tidak efisien, itu adalah pendekatan yang paling aman bagi Sejun.
Dengan indra penciuman Cuengi yang sangat baik dan adanya serigala di sekitarnya, mereka dapat mempercepat pencarian!
Krueng!
[Mengerti!]
Boom!
Mendengar kata-kata Sejun, Cuengi dengan bersemangat melompat dan melebarkan sayapnya di udara. Sejun jarang membiarkannya mengeluarkan kekuatan penuhnya.
Dalam sekejap, Cuengi setinggi 27m, setelah mengembang hingga ketinggian 100m, dengan anggun melakukan pendaratan superhero sekitar 500m dari pintu masuk gua.
Boom!
Dengan suara yang dahsyat, tanah dalam radius 100m Cuengi tenggelam sekitar 20m.
Kemudian,
Crash!
Kekuatan pendaratan Cuengi menyebabkan keruntuhan kedua, menenggelamkan tanah dalam radius 500m di sekitar Cuengi.
Krueng?
[Ayah, bukankah Cuengi hebat?]
Dari tengah tanah yang tenggelam, Cuengi mengangkat tinjunya dan berteriak penuh kemenangan kepada Sejun.
Jempolan.
Sejun mengacungkan jempol memuji Cuengi. Tidak diperlukan kata-kata. Putra kami adalah yang terbaik!
Kuehehehe!
Tapi saat Cuengi menari kegirangan karena pujian Sejun,
Flash!
Cahaya keemasan muncul dari tanah.
Kemudian,
Crash!
Seekor ular emas berlumuran darah muncul dari tanah.
"Cuengi, tangkap!"
Sejun berteriak, merasa bahwa dia tidak seharusnya membiarkannya lolos.
Krueng!
[Dipahami!]
Bang!
Kaki Cuengi menekan kepala ular itu, menjepit ular emas itu ke tanah.
-Kreak!!
Ular emas itu menggeliat, berusaha melepaskan diri dari kaki Cuengi, namun kakinya kokoh.
-Hiss!
Ular emas mengubah strateginya dan melingkari kaki Cuengi, mencoba meremasnya. Namun Cuengi tetap tidak terpengaruh.
Beberapa saat kemudian,
Thud.
Ular yang meronta itu menjadi lemas dan pingsan.
Krueng!
[Dia pingsan!]
Saat Cuengi memungut ular emas yang lemas itu untuk diserahkan kepada Sejun,
Flash.
Dengan semburan cahaya keemasan, ular emas itu berubah menjadi debu dan mulai hancur.
Krueng?
Saat Cuengi pertama kali menginjak kepala ular itu, tengkoraknya sudah hancur dan sekarat.
Clink.
Sesuatu jatuh ke tanah saat ular emas itu menghilang seluruhnya.
Kemudian,
[Penjaga Cuengi telah mengalahkan kepala ular ke-7, Hydra, Utusan Penghancur ke-10 yang menyusup ke Menara Hitam.]
[Anda memperoleh 10 juta poin pengalaman, 50% poin pengalaman yang diperoleh Penjaga Cuengi.]
Sebuah pesan muncul mengumumkan pengalaman yang didapat.
"Utusan Penghancur? Ular naga?"
Sejun bingung dengan istilah asing ini ketika,
[Naik tingkat.]
[Memperoleh 1 Status Bonus.]
[Naik tingkat.]
[Memperoleh 1 Status Bonus.]
[Naik tingkat.]
[Memperoleh 1 Status Bonus.]
Sejun telah naik level tiga kali dan mencapai level 60, semua berkat banyaknya pengalaman yang diperolehnya.
[Sebuah misi telah dibuat.]
[Pencarian Pekerjaan: Menumbuhkan 10 juta benih.]
Hadiah: Buka kunci level 61, 500.000 Koin Menara, dan Skill Pekerjaan Pertarungan.
Setelah mencapai level 60, pencarian pekerjaan baru muncul. Menumbuhkan 10 juta benih tampak seperti tugas yang sangat besar, tapi Sejun tidak fokus pada hal itu. Dia sangat senang dengan imbalannya.
Keahlian. Pekerjaan. Pertarungan.
Siapa sangka bahkan pekerjaan Petani Menara pun akan memiliki keterampilan bertarung! Sejun sangat senang membayangkan akhirnya memiliki keterampilan bertarungnya sendiri.
Kemudian,
[Pencapaian terbuka: Anda telah mencapai prestasi menjadi Petani Menara pertama yang mengalahkan Utusan Penghancur dalam pertempuran.]
[Anda telah menerima gelar: Pemburu Kehancuran.]
Meski Cuengi yang melakukan semua pertarungan, karena Cuengi adalah pengawal Sejun, komisi mengalahkan ular emas itu diberikan kepada Sejun.
"Oh! Pemburu Kehancuran?"
Judulnya saja terdengar mengesankan.
Krueng!
[Ayah, Cuengi menemukan ini!]
Cuengi menyerahkan Sejun koin berwarna perunggu yang dijatuhkan ular emas itu. Di satu sisi koin ada ular berkepala sembilan, dan di sisi lain ada angka 7.
"Apa ini?"
Sejun memeriksa koin itu.
[Koin Perunggu ke-7 Hydra]
???
Koin tersebut tidak dapat dinilai, jadi tidak ada rincian yang diberikan.
"Aileen, bisakah kamu menilai ini?"
[Administrator Menara berkata, serahkan saja padanya].
10 menit kemudian.
[Administrator Menara mengatakan dia tidak bisa menilai item ini karena berasal dari luar menara. Dia bilang dia akan berkonsultasi dengan kakeknya dan memintamu menunggu.]
"Baiklah."
Sejun berpikir jika Kaiser perlu melihat barang itu, mungkin perlu waktu.
"Teman-teman, untuk saat ini, periksa apakah ada sesuatu yang mencurigakan."
Sejun memerintahkan para serigala untuk mengintai area tersebut karena mereka tidak bisa hanya menunggu Aileen berdiam diri.
"Ya!"
Serigala-serigala itu bergegas ke tanah tempat Cuengi berada dan mulai mengendus-endus aroma. Para Orc Hitam mengikuti mereka.
Segera,
"Kami mencium sesuatu di sini!"
"Gali di sini!"
Setiap kali Serigala Hitam menemukan aroma, para Orc Hitam menggali tanah untuk menyelidikinya.
Saat para Serigala Hitam dan Orc Hitam sedang mencari di Masyarakat Tiga Kepala yang telah runtuh,
"Aku harus menanam daun bawang kokoh di sini."
Karena tidak punya pekerjaan lain, Sejun memutuskan untuk menanam daun bawang kokoh di area tersebut.
Krueng!
[Ayah, sudah selesai!]
Atas permintaan Sejun, Cuengi rajin menyiapkan tanah untuk bercocok tanam. Sejun juga bisa menggunakan keahliannya untuk menyiapkan tanah, tapi dia ingin menyimpan kekuatan sihirnya dan bertanya pada Cuengi.
"Kerja bagus. Perpindahan Tanah!"
Sejun menyebarkan 500 benih Daun Bawang Kokoh di lapangan dan mengayunkan cangkul Myler, dan menggunakan keahliannya.
Swish.
[Anda telah menanam 500 benih Daun Bawang Kokoh di tanah yang mengandung kekuatan sihir.]
[Karena efek Penaburan Benih Ajaib Lv. 6, kemungkinan Daun Bawang Kokoh berakar meningkat.]
[Karena efek Penaburan Benih Ajaib Lv. 6, kecepatan pertumbuhan Daun Bawang Kokoh meningkat selama 24 jam.]
[9.999.500 kali tersisa untuk menyelesaikan Job Quest.]
"Bagus."
Dalam satu sendok, 500 benih ditanam. Hanya 20.000 kali lebih banyak untuk menyelesaikan pencarian pekerjaan. Tentu saja, Sejun mungkin akan pingsan karena kehabisan kekuatan sihir sebelum itu.
Krueng!
[Semuanya sudah selesai!]
"Ya. Perpindahan Tanah!"
Jadi, saat Cuengi membuat ladang dan Sejun terus menanam benih, ketika sekitar 20.000 benih ditanam,
[Administrator Menara mengatakan penilaiannya telah selesai.]
[Administrator Menara, bersama dengan Kakek Kaiser dan Kakek Kellion, menilainya, tapi itu tidak sempurna.]
Bersamaan dengan pesan Aileen, sebuah koin muncul di tangan Sejun.
[Koin Perunggu ke-7 Hydra]
→ Aura dunia yang ditelan oleh kepala ke-7 Hydra, ular berkepala sembilan, yang memegang kursi ke-10 di antara 12 Utusan Penghancur, samar-samar bisa dirasakan.
→ Informasinya belum cukup, dan beberapa detail masih dirahasiakan.
→ Batas penggunaan: ???
→ Pencipta: Utusan Penghancur, kursi ke-10, Ular berkepala sembilan, Hydra
→ Nilai: ???
"Tapi Aileen, apa itu Utusan Penghancur?"
[Administrator Menara mengatakan bahwa para Utusan Penghancur adalah makhluk yang secara langsung menerima kekuatan dari Kehancuran, dan bahkan para kakek tidak tahu banyak tentang mereka.]
"Benarkah?"
Menjadi tidak dikenal bahkan oleh para naga... Sejun merasa menggigil di sekujur tubuhnya. Dia bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika Cuengi tidak melakukan serangan pertama lebih awal.
'Apa jadinya kami tanpa Cuengi kami?'
Tiba-tiba, Cuengi terlihat sangat menggemaskan di matanya.
"Makan camilannya, Cuengi!"
Saat Sejun mengeluarkan madu dan ubi dari penyimpanannya,
Krueng! Krueng!
[Saatnya camilan! Seru!]
Cuengi yang sedang menyekop tanah dengan kaki depannya, buru-buru berlari dengan keempat kakinya.
Kemudian,
Krueng!
[Cuengi telah mengambil tempat duduknya!]
Cuengi duduk sopan di depan Sejun, menunggu camilannya. Imut-imut. Sangat menggemaskan. Hehehe.
"Ini, makan yang banyak."
Sejun mengeluarkan sebotol madu dan bahkan pisang yang disimpan.
Krueng!
[Terima kasih atas camilannya!]
Cuengi mulai memakan madu dan makanan lainnya dengan tergesa-gesa.
Saat Sejun memperhatikan Cuengi makan dengan puas,
"Ketua Park, apakah kamu melupakan sesuatu, meong?"
Theo memanggil Sejun dengan nada tidak senang. Ini belum waktunya makan, tapi Cuengi diberi makan terlebih dahulu, yang sepertinya membuatnya kesal.
"Hah?! Apa? Apa yang aku lupa?"
Sejun menjawab seolah dia tidak tahu apa-apa. Sedangkan dengan tangan kanannya diam-diam dia membuka tutup toples. Itu adalah bubur tuna yang dibuat sebagai tonik untuk Theo, makanan buatan sendiri.
"Aku kecewa, meong! Kok bisa lupa, meong! Meong?!"
Theo dengan ekspresi sedih berbicara pada Sejun, lalu mengendus.
Sniff. Sniff.
Dia mencium sesuatu yang enak.
"Puhuhut. Ketua Park, ada apa, meong? Apa yang kamu sembunyikan, meong? Cepat keluarkan, meong!"
Theo, yang tidak bisa menyembunyikan tawanya, berbaring di pangkuan Sejun dan bertingkah manis.
"Baiklah, Theo. Ayo makan sesuatu yang enak juga."
Sejun mengambil bubur tuna yang disembunyikannya dan menaruhnya di piring kecil untuk Theo.
"Meong! Aku selalu percaya pada Ketua Park, meong!"
Chomp chomp chomp.
Theo mulai menyantap bubur tuna dengan antusias. Ada sedikit kelembapan di matanya.
'Orang ini.... berbohong...'
Sejun berpura-pura menepuk kepala Theo namun sebenarnya menghapus kelembapan dari matanya.
Pada hari ke 319 terdampar, meski bertemu dengan Utusan Penghancur, itu adalah hari yang lancar.