"Meong meong meong! Seminggu lagi adalah hari ulang tahunku, meong!"
Saat Theo turun ke lantai 40 menara, dia bertemu dengan pekerja magang yang juga turun untuk berdagang tomat ceri dan memasok daun bawang kokoh. Dia membual tentang hari ulang tahunnya, yang dia terima dari Sejun, saat tinggal bersama mereka.
"Hari ulang tahun?"
"Benar, meong! Kalau lagi ulang tahun bisa dapat kado dari Ketua Park, meong!"
Awalnya, ulang tahun adalah acara di mana kamu akan menerima ucapan selamat dari orang-orang di sekitarmu, tapi di menara, ulang tahun telah menjadi hari untuk menerima hadiah dari Sejun.
"Selamat, Wakil Ketua Theo!"
"Selamat."
"Terima kasih, meong!"
Saat Theo diberi ucapan selamat oleh para pekerja magang,
Zzzz.
Kumis Theo mulai bergetar.
"Ini terasa tidak menyenangkan, meong!"
Jelas sekali ada sesuatu yang terjadi pada Ketua Park. Sudah kuduga, Ketua Park tidak bisa hidup tanpaku, meong! Dia tidak bisa menjaga lututnya seperti ini!
"Haruskah kita lari?"
Seorang pekerja magang, yang sekarang terbiasa dengan situasi seperti itu, bertanya.
"Benar, meong! Kecepatan penuh, meong!"
"Baiklah!"
Theo dan pekerja magang mulai berlari dengan cepat.
***
[Anda telah tiba di pertanian lantai 83.]
[Anda telah pindah dari lantai paling atas, lantai 99, ke lantai 83.]
[Kamu telah turun 16 lantai.]
[Karena efek <Judul: Retrogressor>, semua statistik meningkat sebesar 16.]
"Hah?!"
Judul tidak ditampilkan di jendela status. Karena itu, Dia telah melupakannya. Judul 'Retrogressor' tampaknya memiliki efek meningkatkan statistik saat Anda turun ke lantai.
"Itu bagus! Tapi apakah ini semua kastanye?!"
Sejun, setelah memeriksa pesannya, melihat sekeliling dengan takjub. Ada lebih dari 1.000 pohon kastanye dengan buah kastanye bergelantungan di sana.
"Pemanggilan Helm Prajurit Gigi Naga."
Sejun pertama-tama memanggil helm tulang dan memakainya di kepalanya. Seseorang tidak boleh terlalu berhati-hati; jika dia tidak beruntung, buah kastanye yang jatuh mungkin akan meninggalkan lubang di kepalanya.
'Transformasi Pelindung Seluruh Tubuh.'
Clank.
Tentu saja, Sejun, yang menghargai keselamatan, juga melindungi seluruh tubuhnya. Peningkatan semua statistik sebesar 16 tidak berarti dia bisa lengah. Tertusuk duri baja masih akan menghasilkan serangan kritis langsung.
Saat Sejun mengenakan pelindung tulangnya,
Clink.
"Teman-teman, keluarlah."
Sejun memanggil Cuengi dan kelelawar emas dari ruang penyimpanan kosong.
Namun,
(Ya!)
Flap. Flap.
Hanya kelelawar emas yang keluar.
"Hah?! Di mana Cuengi?"
(Kakak Cuengi sedang tidur! Haruskah aku membangunkannya?)
Kurrueng.
Saat Sejun mengintip ke dalam, dia melihat Cuengi, dengan perut membuncit, tertidur, dan kotak-kotak kosong berserakan di sampingnya. Dia sepertinya telah memakan hasil panen di gudang dan tertidur.
"Tidak dibutuhkan. Bisakah kamu memanggil Serigala Hitam di sekitar pertanian?"
(Ya!)
Sejun mengirimkan kelelawar emas dan mendekati pohon kastanye terdekat.
Kemudian,
"Yap!"
Dia merobohkan pohon kastanye di dekatnya dengan cangkul Myler.
'Hehehe. Pertama, aku akan memanggangnya di atas api untuk membuat kastanye panggang untuk dimakan. Sisanya, aku akan membuat makgeolli kastanye yang disukai Kaiser dan manisan kastanye yang direbus dalam madu..."
Saat Sejun memikirkan masakan yang akan dibuat dengan kastanye dan memetik kastanye,
"Oh! Yang itu lebih besar?!"
Sebuah kastanye yang berukuran sekitar 1,5 kali lebih besar dari kastanye biasa menarik perhatiannya.
"Ini hasil yang bagus!"
Sejun segera mengayunkan cangkulnya ke arah pohon kastanye yang lebih besar.
Kemudian,
Thud.
Kwieek.
"Hah?"
Suara aneh terdengar saat kastanye jatuh.
"Apakah aku salah dengar?"
Thwack.
Sejun merobohkan kastanye lagi dengan cangkulnya.
Tap.
Kwieek.
"Hah?!"
Kali ini, dia mendengarnya dengan jelas.
"Apa itu?"
Merasa ada yang aneh, Sejun dengan lembut menyodok kastanye yang mengeluarkan suara awal dengan cangkulnya,
Kwieek! Kwieek!
Kacang kastanye itu mulai mengeluarkan suara aneh dan mulai bergerak. Lalu, sebuah nama muncul di atasnya.
[Godori Landak Kastanye]
"Hah?! Seekor Landak?"
Itu bukan kastanye, melainkan landak yang menyamar sebagai kastanye.
"Kelihatannya lucu. Tapi kenapa namanya Godori¹?"
Sementara Sejun sibuk melihat Godori,
Thump. Thump.
Chestnut mulai memukul kepala Sejun.
Thud-thud-thud.
Kacang kastanye dari pohon kastanye mulai melancarkan serangan bergulir ke arah Sejun dan mulai berjatuhan. Sekitar setengah dari pohon kastanye yang tergantung di pohon kastanye sebenarnya adalah landak.
Dan,
Kwieek! Kwieek!
Godori sedang memimpin landak. Godori adalah pemimpin landak kastanye.
Thud. Thud.
Duri landak tersangkut di pelindung tulang.
Kemudian,
[Sebuah misi telah dibuat.]
[Quest: Kalahkan landak yang bersembunyi di pertanian dengan menyamar sebagai kastanye atau dapatkan kembali hak atas tanah melalui perjanjian damai.]
Imbalan: Pengakuan sebagai pemilik sah atas akta tanah.
Pesan pencarian muncul di depan Sejun.
"Kamu bilang tidak ada monster!"
Sejun buru-buru berlari menghindari landak. Serangan bergulir dari landak kastanye tidak cukup kuat untuk menembus pelindung tulang, tapi jumlahnya terlalu banyak.
Jadi, Sejun berlari dengan panik bersama puluhan landak yang tertancap duri di pelindung tulangnya. Namun, tempat ini berada di tengah-tengah pertanian. Sejun dengan cepat dikelilingi oleh lebih dari 10.000 landak.
"Hei teman-teman, mari kita selesaikan ini dengan perbincangan damai."
Sejun yang dikepung meminta percakapan damai dengan landak.
Namun,
Kwieek! Kwieek!
Landak itu sangat agresif. Sambil memperlihatkan giginya, mereka meringkuk menjadi bola, bersiap untuk serangan lainnya. Mereka sepertinya tidak punya niat untuk berbicara.
"Apakah aku harus bertarung?"
Mengingat pelindung tulangnya dapat memblokir serangan musuh dan dia memiliki skill Lempar Guntur dan pergerakan darat, dia pikir dia bisa menangani pertarungan.
'Mari kita coba!'
Saat Sejun hendak menggunakan keahliannya, memegang cangkul Myler,
Kuuang!
Cuengi yang sudah tidur nyenyak, bangun sambil menguap.
Kemudian,
Krueng!
[Wow! Itu kastanye!]
Cuengi keluar dari ruang penyimpanan kosong dan mengambil seekor landak yang menyamar sebagai kastanye.
Kemudian,
Kweesi! Kweesi!
Landak tiba-tiba mengendurkan tubuhnya dan mulai bertingkah manis terhadap Cuengi. Itu adalah tangisan dan postur yang sangat berbeda dari saat mereka berhadapan dengan Sejun. Sikap agresif tadi pun hilang, dan mereka menunjukkan sikap pasrah dengan memperlihatkan perutnya.
Krueng?
[Ini bukan kastanye?]
Kweesi! Kweesi!
Ketika Cuengi kecewa karena itu bukan kastanye, landak buru-buru memanjat pohon kastanye dan menjatuhkan kastanye tersebut.
Thump. Thump.
Krueng!
Cuengi dengan penuh semangat mengambil buah kastanye yang dijatuhkan oleh landak, dan mengeluarkan buah kastanye tersebut dari dalam. Melihat ini, Sejun sangat tidak senang. Mereka mengabaikannya karena dia lemah!
Sekalipun ini adalah menara yang didominasi oleh hukum rimba, ini keterlaluan!
"Kalian semua bertingkah sangat berbeda sekarang? Apakah kalian semua mendiskriminasiku?"
Kwieek! Kwieek!
Para landak menegangkan tubuh mereka mendengar kata-kata Sejun. Itu adalah reaksi seolah bertanya bagaimana orang lemah bisa bertindak begitu berani.
"Oh, ho! Kamu meremehkanku sekarang, bukan?! Cuengi!"
Sejun yang geram dengan sikap landak itu memanggil Cuengi.
Krueng?! Krueng!
[Apakah kamu memanggilku?! Ini kastanyenya!]
Cuengi, yang mendekat saat mendengar panggilan Sejun, menyerahkan kastanye itu padanya.
Kwieek? Kweesi?
Landak bingung. Mereka tidak mengerti mengapa makhluk kuat menawarkan makanan kepada makhluk lemah.
Kemudian,
"Siapa bilang kamu bisa makan dari gudang? Ini adalah hukuman! Huhu! Bubububup."
Kuhehehehe.
Hembusan raspberry Sejun membuat Cuengi tertawa tak terkendali, dan
......
Landak tidak bisa berkata-kata karena terkejut.
Kemudian,
Flop.
Akhirnya, pemimpin landak, Godori, maju dan berbaring sambil memperlihatkan perutnya. Itu adalah tanda penyerahan diri. Sekarang mereka memahami hierarkinya.
Kweesi! Kweesi!
Mengikuti pemimpinnya, landak berbaring sambil memperlihatkan perutnya. Sikap mereka terhadap Sejun berubah dalam sekejap.
[Landak kastanye sepenuhnya menyerah dan akan mengikuti keputusanmu.]
[Anda telah menyelesaikan misinya.]
[Sebagai hadiah untuk menyelesaikan misi, Anda diakui sebagai pemilik sah akta tanah.]
[Keterampilan Akta Tanah: Informasi Pertanian Lv. Maks diaktifkan.]
Pada saat yang sama, misi telah selesai.
"Mari kita lihat."
Sejun memeriksa akta tanah.
[Akta Tanah Pertanian Lantai 83]
→ Akta tanah ini membuktikan kepemilikan lahan di lantai 83 menara.
→ Pemilik: Petani Menara Park Sejun
→ Nilai: B+
→ Keterampilan: [Informasi Pertanian Lv. Maks]
"Informasi pertanian."
[Informasi Pertanian Lv. Maks]
→ Ukuran: 33.000 meter persegi
→ Tanaman: 1043 pohon kastanye
→ Pekerja: 1 orang (pemilik tanah)
→ Catatan khusus: Berkat landak kastanye yang menyamar sebagai kastanye dan melindungi pohon kastanye, pohon kastanye berada dalam kondisi baik. Ada 10.265 landak kastanye yang tersedia sebagai pekerja.
'Oh! Mereka melindungi pohon kastanye.'
Kalau dipikir-pikir, jika seseorang tanpa sadar memasuki tempat ini seperti dia dan menghadapi serangan landak, mereka akan terlalu takut untuk kembali.
Kemudian,
Kweesi! Kweesi!
[Tolong jangan mengusir kami! Kita tidak punya tempat tujuan!]
Godori menempel di kaki Sejun dan memohon.
"Kenapa aku harus mengusirmu? Tapi apa yang kamu makan?"
Sebelum menegosiasikan gaji, Sejun mencoba mengumpulkan informasi tentang landak.
Kweesi? Kweesi!
[Apa kau lapar? Teman-teman, bawakan makanan!]
Kweesi! Kweesi!
Atas perintah Godori, landak buru-buru pindah ke suatu tempat.
Krueng!
[Kalau aku mengumpulkan banyak, ayah bilang dia akan membuat sesuatu yang enak nanti!]
Sementara itu, Cuengi rajin mengupas buah kastanye dan memasukkannya ke dalam saku jajannya.
***
Theo tiba di kamp lantai 40.
"Meong?! Ketua Park aman sekarang, meong!"
Theo menghela nafas lega saat sinyal bahaya dari pelacak lutut Sejun berkurang.
Kemudian,
"Aku kembali, meong!"
Dia berteriak ke arah para hunter, mengumumkan kedatangannya.
"Oh! Itu Theo!"
Para hunter yang sedang menunggu tomat ceri buru-buru mengangkat telepon hunter mereka dan menelepon para hunter yang pergi berburu segera setelah Theo tiba.
Sementara itu, pekerja magang menjual tomat ceri ajaib.
"Aku ambil 100."
"Itu berarti 150 Koin Menara."
Dalam kasus tomat ceri, permintaan dan penawaran telah mencapai keseimbangan, dan keduanya diperdagangkan dengan harga stabil sebesar 1,5 Koin Menara.
"TERJUAL HABIS!"
Jadi, ketika pekerja magang telah menjual 10.000 tomat ceri,
"Kami akan memulai pelelangannya sekarang, meong!"
Theo memulai pelelangan.
"Silakan mulai dengan menjual Jagung Stamina Meledak terlebih dahulu!"
"Ya! Kami sudah menyiapkan uangnya!"
Berkat para hunter yang ingin membeli jagung stamina meledak secepatnya, area sekitar pelelangan menjadi cerah.
Setelah lelang terakhir Theo, menjadi topik hangat di kalangan hunter bahwa Ethan, ketua guild dari Royal Knight Guild, botak, tapi dia dengan cepat menyembuhkan kebotakannya dengan jagung stamina meledak yang dia peroleh dari menara.
Dan setelah mendengar berita itu, para hunter botak mempertaruhkan nyawanya untuk naik ke lantai 40 menara. Perawatan rambut rontok telah meningkatkan standar para hunter Bumi dengan selisih yang signifikan.
Namun,
"Meong!!"
Theo menganggap antusiasme para hunter terlalu mempesona.
"Theo, pakai ini."
Seorang hunter menyerahkan kacamata hitam kepada Theo, yang kesulitan menghadapi semua silau.
"Kyaaak! Harapanku terkabul!"
Seorang hunter wanita, yang telah menunggu kesempatan untuk mengenakan kacamata hitam pada Theo, bersorak melihat penampilannya yang menggemaskan dengan kacamata tersebut.
"Oh! Sekarang mataku sudah tidak silau lagi, meong! Kalau begitu, aku akan mulai menjual jagung stamina meledak dulu, meong!"
Theo, yang mengenakan kacamata hitam, dengan senang hati melanjutkan pelelangan.
"Aju akan menjual total 10 buah, satu per satu, meong!"
Terakhir kali, dia membawa jumlah yang lebih besar untuk melihat responnya. Jagung Stamina Meledak yang tersisa sebagian besar telah ditanam Sejun di ladang, sehingga jumlah yang tersedia terbatas.
Maka, Theo memilih strategi menjualnya secara perlahan, dalam jumlah kecil, untuk mempertahankan harga tinggi.
"5500 Koin Menara!"
"TERJUAL HABIS, meong!"
Berkat itu, dia bisa menjual jagung stamina meledak dengan harga lebih tinggi dari sebelumnya.
'Puhuhut. Aku memang pintar, meong!'
Karena itu, Theo, yang mabuk dengan kepintarannya sendiri, menjual semua sisa hasil panen, mendapatkan banyak Koin Menara, dan naik ke lantai yang lebih tinggi. Tentu saja, dia menuju ke lokasi lutut Sejun.
Namun,
"Kenapa kamu di sini lagi?"
"Yang jelas, aku datang untuk mengundi lagi, meong!"
Karena lutut Sejun aman, dia memutuskan untuk mampir ke gudang barang hilang dan menemukan di lantai 75 dan melakukan pengundian satu putaran saja sebelum pergi.
*****
1) Godori adalah permainan kartu memancing Korea