I Can't Stop Loving You

By rorapo_

458K 10.1K 778

[DIHAPUS - Bisa dibaca lengkap di aplikasi Dreame/Innovel] Hanya karena sebuah ciuman tidak sengaja yang mend... More

PART 1
PART 2
PART 3
PART 5
PART 6

PART 4

21.6K 1.7K 75
By rorapo_

Abi masih terus melumat bibir Alana. Tangan kanan Abi memegang tengkuk Alana dan mendorongnya agar lebih dekat dengannya. Sementara tangan kirinya memeluk pinggang Alana agar tubuh mereka merapat menjadi satu. Abi merasa bibir Alana seperti sebuah permen yang sangat manis dan sayang untuk dibiarkan begitu saja. Entah setan apa yang merasuki Abi sehingga membuatnya terus menerus melumat bibir Alana tanpa berniat untuk melepasnya.

Alana sejak tadi masih diam dan menuruti semua perlakuan Abi terhadapnya. Tak tahu apa yang harus dilakukannya. Perlakuan Abi terjadi begitu cepat sampai tak memberi waktu kepada Alana untuk mencernanya terlebih dahulu.

Kebas. Sakit. Itulah yang dirasakan Alana pada bibirnya yang masih setia dicumbui oleh Abi. Alana tak melakukan apa-apa bukan karena dia menikmati ciuman Abi. Tetapi karena tubuhnya sudah sangat lemas dan yang lebih parahnya lagi, hati Alana juga terasa sakit dan sesak setiap kali bibir Abi melumat kasar bibirnya.

Abi yang tersadar dengan perlakuan bejatnya langsung menarik wajahnya dari wajah Alana dan segera memutus kontak fisik dengan Alana. Abi menatap wajah Alana. Wajah yang kini tak menunjukkan ekspresi apapun. Hanya sorot mata kosong yang nampak dari kedua bola matanya. Otomatis hal tersebut membuat Abi membenci dirinya sendiri. Membenci dirinya yang tega memperlakukan Alana dengan kasar. Apalagi saat melihat bibir Alana yang sudah merah merekah dan bengkak. Membuat Abi semakin membenci dirinya sendiri.

Alana memegang bibirnya yang bengkak dengan tangan kanannya yang sedikit bergetar. Dirasakannya perih pada bibirnya saat jari-jari kecilnya berhasil menyentuk bibirnya. Alana menghela napas panjang dan menundukkan kepalanya dalam. Saat itu pula, setetes air mata jatuh membasahi pipinya.

Abi semakin merasa bersalah saat melihat Alana yang masih terdiam ditempat. Apalagi saat Alana yang tiba-tiba menunduk. Disaat seperti ini, Abi malah ingin mendengar teriakan genit yang keluar dari mulut Alana.

"Lana," lirih Abi sambil memegang bahu Alana.

Alana langsung menghapus air matanya saat Abi memanggilnya. Alana langsung mendongak dan saat itu juga matanya langsung bertemu dengan mata milik Abi.

"Aww!" ringis Abi sambil memegang kakinya yang terasa sangat ngilu akibat tendangan yang diberikan oleh Alana.

"OM MESUM KURANG AJAR! LIAT NIH BIBIR GUE! UDAH GAK SEKSI LAGI GARA-GARA ELO!!" teriak Alana sambil menunjuk bibirnya sendiri.

Sesaat Abi terpaku dengan teriakan Alana. Tetapi setelah itu, helaan napas lega keluar dari mulutnya. Gadis ini masih sama, batin Abi lega.

Alana menatap Abi horor dengan tangan yang bersedekap dibawah dadanya.

"Maaf." hanya kata itu yang diucapkan Abi yang membuat Alana mendengus kesal.

"Bodo amatlah, gue mau pulang. Bye!" ucap Alana sambil berbalik dan berjalan meninggalkan Abi yang masih terpaku dengan segala sifat Alana yang tak wajar.

Abi berpikir bahwa gadis itu memiliki kepribadian ganda. Bagaimana mungkin dia bisa berubah-ubah seperti itu. Padahal tadi Abi sempat melihat air mata yang menggenang dipelupuk matanya. Tetapi setelah itu, Alana sudah kembali ke wujud semulanya. Bar-bar.

Abi duduk disofa setelah tak lagi melihat Alana. Abi mendengus kesal karena lagi-lagi gadis itu menendangnya dengan seenaknya. Bahkan rasa sakit bekas tendangannya yang kemarin saja belum hilang, ditambah lagi dengan tendangannya barusan. Tak terbayangkan seperti apa rasa sakitnya.

Abi kembali mengingat kejadian barusan. Saat bibirnya melumat kasar bibir Alana. Entah apa yang membuat Abi tak ingin melepaskan bibirnya dibibir Alana. Bibir gadis itu seperti lem yang merekat erat pada bibirnya sehingga bibirnya tak mau lepas dari bibir gadis itu.

Abi juga merasakan ciumannya kali ini berbeda dengan ciuman-ciuman sebelumnya bersama gadis yang selalu numpang lewat dikehidupannya. Abi merasa bahwa bibirnya telah menemukan pasangannya.

Perasaan apa ini? Apakah ini cinta? Abi langsung menggeleng cepat. Menepis prasangka anehnya.

Bego! Mana mungkin gue jatuh cinta sama cewek bar-bar itu.

"Kayaknya gue harus periksa kondisi psikologis gue sama Adel deh." gumam Abi sambil bergegas untuk pulang kerumahnya.

*****

Alana berdiri ditepi danau ditaman kota. Merentangkan kedua tangannya dan memejamkan kedua matanya untuk menikmati terpaan angin yang mengelus-elus lembut wajahnya.

Setelah keluar dari perusahaan Abi, Alana memutuskan untuk pergi ke danau ini. Tempat sepi seperti inilah yang saat ini sangat dibutuhkannya.

Alana membuka matanya dan menatap lurus ke arah depan. Ingatannya tentang kejadian beberapa menit yang lalu kembali merasuki pikirannya. Dan entah kenapa, air mata sudah menggenang dipelupuk matanya. Alana segera mendongakkan kepalanya menatap langit. Mencegah agar air matanya tak kembali jatuh.

Ada rasa sakit dan sesak yang menghinggapi hatinya saat Abi memperlakukannya dengan kasar. Sebenarnya Alana sudah ingin menangis sejak tadi. Tetapi untungnya kemampuan mengendalikan emosinya sangat bagus. Membuat Alana tak perlu repot-repot menunjukkan kelemahannya.

Alana tak ingin mengeluarkan air matanya didepan Abi. Persetan dengan perkataan orang yang mengatakan bahwa air mata seorang wanita mampu meruntuhkan pertahanan seorang lelaki. Menurut Alana, air mata yang dikeluarkannya hanya akan membunuhnya secara perlahan.

Alana menghela napas perlahan dan kembali menatap lurus arah depannya. Alana mensyukuri karena air matanya tak kembali jatuh.

Alana menatap sekelilingnya. Seketika ingatannya tentang pertemuan pertamanya dengan Abi melintasi pikirannya. Tempat yang menjadi pijakannya ini merupakan tempat yang sama saat Abi yang menarik Alana sehingga membuat Alana kehilangan ciuman pertamanya. Dan semua itu terjadi karena pemikiran konyol Abi.

Alana memasukkan kedua tangannya disaku jas hitam kebanggan sekolahnya dan tertawa pelan ketika mengingat hal konyol tersebut.

Beraneka macam perasaan menghampiri hatinya. Perasaan yang hanya tertuju pada lelaki yang bernama Abi. Ada perasaan sayang, sedih, senang. Entahlah, semuanya sulit untuk dijelaskan.

Rasanya Alana ingin menghentikan permainan konyolnya. Walaupun dari awal dia sudah berjanji kepada dirinya sendiri untuk menjadikan lelaki manapun yang sudah merebut ciuman pertamanya sebagai suaminya.

Apa Alana harus benar-benar melakukan janjinya itu untuk lelaki yang jelas-jelas sudah menolaknya berkali-kali?

Tentu jawabannya iya. Bukan karena janjinya. Melainkan karena rasa senang berkali-kali lipat yang selalu didapatkannya ketika berdekatan dengan lelaki tersebut. Seperti ada sesuatu yang baru dihidupnya. Bahkan hanya dengan melihat wajah lelaki itu saja bisa membuat Alana melupakan segala masalahnya.

Alana mencoba menepis segala macam perasaan yang sudah seperti permen nano-nano tersebut. Yang jelas Alana tak benar-benar ingin menjadikan lelaki itu sebagai suaminya. Alana hanya ingin melakukan hal-hal aneh yang membuat lelaki itu menderita karena perbuatannya yang malah membuat Alana merasa mendapat hiburan dan kesenangan tersendiri. Biarlah semuanya berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan.

*****

"Lana!" teriak Ando sambil berlari kecil untuk menghampiri Alana yang sudah jauh berada didepannya.

Ando menepuk pelan bahu Alana untuk menghentikan langkah Alana. Ando menunduk dengan menumpukan kedua tangannya pada kedua lututnya. Mengatur napasnya yang memburu agar kembali normal lagi.

"Abis ngejer apa, Do?" tanya Alana polos.

Ando menegakkan tubuhnya dan menoyor kepala Alana. "Abis ngejer setan." jawab Ando sambil merangkul bahu Alana seperti biasanya dan berjalan beriringan memasuki kelas mereka.

"Gak usah pake noyor-noyor juga kali." sungut Alana sambil memegang bagian kepalanya yang ditoyor Ando.

"Lebay." balas Ando. "Ih Ando mah gitu." ucap Alana sambil memonyongkan bibirnya.

"Jangan monyong-monyong, geli gue. Dan cara ngomong lo itu gak usah dimanja-manjain. Entar gue buang lo ke tempat sampah." Alana hanya menanggapi omongan Ando dengan cibirannya.

"Lo ngapain disini, Do? Sana balik ke meja lo. Bentar lagi bel." usir Alana ketika Ando mengambil tempat duduk disampingnya.

"Gue mau ngomong bentar."

"Ngomong apaan? Nanti pas istirahat kan bisa, Do."

"Gue maunya sekarang." ucap Ando berkeras.

Alana menghela napas lelah dan memutar bola matanya. "Yaudah, cepetan."

"Lo masih ngejer-ngejer cowok itu, Lana?" tanya Ando dengan nada seriusnya. "Cowok mana?" tanya Alana balik.

"Cow---"

"Ando!! Balik ke meja lo sana! Gue mau duduk!" bentak Kalia, teman sebangku Alana.

Ando melotot tajam ke arah Kalia. "Sana!" ucap Ando tajam sambil mengarahkan jari telunjuknya ke arah mejanya. Kalia mendengus kesal dan berjalan meninggalkan mereka sambil menghentak-hentakkan kakinya.

"Lo jahat banget sih." ucap Alana sambil terkekeh geli.

Ando tak menanggapi ocehan Alana dan kembali menatap Alana tajam disertai dengan wajah seriusnya. Alana menjadi salah tingkah sendiri saat Ando menatapnya dengan ekspresi seperti itu. Biasanya Ando hanya menunjukkan wajah seserius itu kepada orang lain. Bukan kepada Alana.

"Jawab, Lana." tegas Ando.

"Oh itu... Enggak kok, gue cuman silaturahmi aja." balas Alana sekenanya.

Ando menghela napas panjang. "Jangan kejer-kejer dia lagi, Lana. Gue gak suka."

Alana mengernyit heran. "Kenapa?" tanya Alana.

"Gue gak mau lo keliatan murahan, Lana. Gue gak mau cowok itu nganggap lo yang enggak-enggak dengan kelakuan lo yang bar-bar dan genit itu, Lana."

"Emangnya gue bar-bar banget ya, Do?" tanya Alana pelan.

Ando menghela napas panjang dan mengelus rambut Alana lembut. Tak seharusnya dia mengatai Alana seperti itu. "Udah ah, lupain aja." ucap Ando sembari berdiri dari duduknya dan mengecup puncak kepala Alana sekilas. Setelah itu Ando kembali ke mejanya dan mengusir Kalia yang lagi-lagi membuat Kalia mendengus kesal. Sementara Alana hanya terkekeh geli melihat sikap Ando yang seenaknya.

*****

"Pulang sama gue kan?" tanya Ando.

"Naik apa? Gue gak mau ya kalo naik motor. Panas." jawab Alana sambil mengibaskan rambutnya ke wajah Ando.

"Kutu lo awas terbang." sungut Ando kesal karena kibasan rambut Alana mengenai mata Ando. Alana hanya terkikik geli.

"Gue naik motor. Udah buruan. Gak usah sok orang kaya deh." ucap Ando sambil berjalan keluar kelas dan mendahului Alana. Alana menyengir lebar dan menyusul Ando yang sudah berjalan duluan.

Alana melingkarkan tangannya dilengan Ando dan menatap Ando dengan cengiran lebarnya. "Gue emang orang kaya. Elo juga orang kaya, kaya monyet. Hahaha." Alana langsug berlari meninggalkan Ando yang wajahnya sudah memerah akibat amarahnya yang sudah berada dipuncak tertinggi.

Ando langsung mengejar Alana dan langsung memiting leher Alana. "Hahaha.... Ampun, ampun." ucap Alana sambil berusaha melepaskan pitingan Ando.

"Lo minta ampun tapi masih aja ketawa." balas Ando.

"Iya, iya. Ando ku tersayang, lepasin ya."

Ando mencium puncak kepala Alana sebentar sebelum melepaskan tangannya dari leher Alana. "Awas lo macem-macem sama gue lagi." ancam Ando.

Perlakuan mereka mengundang banyak mata untuk melihatnya. Semua pasang mata memandangnya dengan tatapan geli. Mereka sudah biasa disuguhi adegan aneh dua sejoli tersebut.

Alana tertawa geli dan kembali melingkarkan tangannya dilengan Ando. "Iya Ando ku ter---"

"Ehem." belum sempat Alana melanjutkan kalimatnya, suara deheman seseorang menginterupsi mereka. Sontak Alana dan Ando menatap orang yang berdehem tersebut. Dan saat itupula mata Alana membulat lebar.

"Om Abi!" pekik Alana kaget.

*****

Hayoloh, ngapain itu si Abi datang ke sekolah Alana :D

Jawabannyaaaaaaaaaaaaaaa ada di next chapter :D

Vote yang banyak dan komen yang banyak ya, biar aku cepet updatenya *basi banget ancamannya* wkwk

Continue Reading

You'll Also Like

4.8M 121K 17
TELAH DITERBITKAN. TERSEDIA DI TOKO BUKU. Karena di mana pun cinta berada, luka akan senantiasa mengiringinya. Dan selebar apa pun luka, cinta akan s...
5.6M 199K 36
Follow instagramku: @falamalina untuk informasi buku-buku yang diterbitkan . Terima kasih. **** Aku nggak pernah sekalipun bermimpi atau berha...
1M 114K 41
Bianca menawarkan diri untuk bekerja di wedding organizer milik Derano untuk membayar ganti rugi mobil mewah yang rusak karena dirinya. Siapa yang me...
487K 56.5K 36
Laciara, kembali dipertemukan dengan mantan suaminya Expan, di kantor hukum yang sama karena sebuah pekerjaan. Pertemuan itu membuat semua yang perna...