CHIKA ARA • ✓

By aldnnn08

199K 26.9K 2.5K

❗GXG STORY❗ Aku Chika, gadis remaja 17 tahun yang pindah dan tinggal bersama Kakek Nenek di sebuah Desa. Disi... More

Prolog
1. Namanya
2. Malam dan nyanyian
3. Kebun Apel
4. Makan Rawon
5. Lagu buatan Ara
6. Weekend bareng
7. Pergi ke Rumah Ibu Kirana
8. Ara gak masuk Sekolah
9. Gio
10. Sungai
11. Shy shy cat
12. Teman-teman Jakarta
13. Ciuman itu apa?
14. Bermain di Sawah
15. Ara dan Nada
16. Pasar Malam
17. Maaf, Chika
18. Waktu yang salah
19. Sungai tanpa Ara
20. Mengejar impian
21. 9 tahun setelahnya
22. Bertemu kembali
23. Meet and Hug
24. Mengejar Ara
25. Ara kembali
26. Melepas rindu
27. Pergi bersama si kembar
28. Chika sakit
29. Bernyanyi lagi
30. Chika dan Si Kembar
31. Meyakinkan
32. Pacaran
33. Salah ku opo?
34. Pasangan dengan 2 anak kembarnya
35. Pak Bian
36. Istirahat bersama
37. 'Mantuku'
38. Tameng
39. Nobita
40. Mini Concert
41. Tiba-tiba
42. Keributan
Epilog

43. Keluarga Besar

3.7K 481 34
By aldnnn08

Selamat membaca 🙇🏻

-
-
-
-

Sudah 1 tahun Chika dan Ara menjalin hubungan. Baik dari keluarga Ara dan juga keluarga Chika pun sudah sangat merestui hubungan mereka berdua. Memang selama ini hubungan mereka tak jarang mendapatkan cibiran dari orang-orang. Tapi beruntungnya mereka memiliki keluarga yang selalu mendukung kebahagiaan Chika dan Ara.

Heejin dan Heejun juga sangat senang karena Ibunya dapat kembali mendapatkan kebahagiaannya melalui Chika. Chika juga sosok Mommy yang baik untuk mereka. Setahun penuh banyak hal yang Chika lakukan pada keluarga kecilnya. Ketulusan dan kesabarannya membuat dirinya sangat di Ratu kan oleh Ara dan kedua anak mereka.

Malam ini keluarga itu sedang berada di perjalanan menuju salah satu Restoran. Rencananya mereka akan melaksanakan makan malam bersama dengan keluarga besar.

"Disana nanti kita bertemu dengan Abang Abi dan Teh Windy?" Tanya Heejin

"Tentu, disana juga ada Kaila" jawab Ara

"Loh Kak Anin sama Rey dateng juga?" Tanya Chika

"Iya, mereka baru sampe tadi pagi" jawab Ara

"Ku pikir mereka gak dateng, soalnya jauh kak dari Palembang kesini" ucap Chika

"Ada Opah Bagas dan Omah Wulan juga!" Ucap Heejun

"Semuanya akan berkumpul malam ini!" Sambung Heejin dengan riang

"Iya, malam ini akan ramai sekali" ucap Ara

Ara meletakkan tangan kirinya di atas paha Chika dan mengusapnya pelan. Chika hanya diam karena ini adalah salah satu kebiasaan Ara saat menyetir. Mereka juga memakai baju yang senada, berwarna navy. Ara dan Heejun memakai kemeja navy, sedangkan Chika dan Heejin memakai dress yang sama berwarna navy.

Setelah kurang lebih 30 menit diperjalanan, akhirnya mereka sampai di sebuah Restoran. Mereka turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam. Mereka berjalan dengan bergandengan tangan. Suasana Restoran tampak ramai.

"Nah itu mereka" ucap Ara

Terlihat di halaman belakang restoran sebuah meja yang sudah terisi anggota keluarga mereka. Heejin dan Heejun langsung melepaskan gandengannya dan berlari untuk memeluk sepupu-sepupunya.

"Lama ih!" Ucap Anin

"Macet kak" balas Ara

"Ayah Ibu, kakak-kakak apa kabar?" Tanya Chika menyalami mereka semua

"Kabar kami sehat"

"Sehat kok"

Ara dan Chika menyalami mereka semua. Mulai dari Ayah Wisnu, Ibu Kirana, dan kakak-kakaknya. Sedangkan Heejin dan Heejun sudah asik bermain di play ground yang tersedia bersama 3 sepupunya. Ada Abi dan Windy, anak dari Dimas dan Ajeng. Lalu ada Kaila, anak dari Anin dan Rey.

Keluarga mereka berkumpul malam ini. Papi Chika datang bersama dengan Wulan istrinya dan juga ada Helena saudara tiri Chika yang datang bersama Suaminya, Vior. Helena memiliki usia yang sama seperti Chika dan Ara.

"Sudah mesen atau belum?" Tanya Chika

"Belum, nunggu kalian lama banget" jawab Helena

"Sorry deh Len" balas Chika

"Apaan Helena sama Vior aja baru dateng juga itu" sahut Anin

"Ck boong dikit kenapa kak" balas Helena

"Dosa boong tuh" jawab Dimas

"Nimbrung aja orangtua" ucap Helena

"Udah jangan ribut dulu, anak-anak ini kalo ketemu pasti ribut" lerai Mama Wulan

"Tauk, tuh liat pasangan kalian adem ayem" sambung Ibu Kirana

"Duduk dulu kalian" ucap Papi Bagas pada Ara dan Chika

"Iya Pi" balas Ara dan Chika

Ayah Wisnu langsung memanggil pelayan untuk memesan. Semuanya memesan beberapa menu makanan dengan porsi besar agar puas. Sembari menunggu makanan datang, mereka mengobrol saling bertukar cerita mengenai kesibukannya masing-masing.

"Berarti kontrak ngajar kamu diperpanjang dong?" Tanya Vior pada Ara

"Iya Bang, betah soalnya" jawab Ara

"Pak Bian pasti betah, kan kerjanya bareng sama Bu Chika" goda Rey

"Lingkungannya juga asik Rey, makanya betah" balas Ara

"Sekalian bisa jagain si kembar" ucap Ajeng

"Nah itu" ucap Ara tersenyum pada istri kakaknya

"Itu anak-anak dipanggil aja, suruh kesini" ucap Ibu Kirana

"Biar aku sama Ara aja yang panggil" ucap Dimas

Ara dan Dimas pun beranjak dari tempat duduknya. Kakak beradik itu berjalan menghampiri anak dan keponakannya. Meskipun sedikit susah karena para bocah masih ingin bermain, tapi akhirnya mereka luluh dan ikut duduk.

"Seru banget mainnya" ucap Chika sembari mengusap peluh Heejun dengan tisu

"Seru, kami lama tidak bertemu dengan para sepupu" balas Heejun

"Sini giliran Heejin" ucap Chika

Heejin mendekatkan dirinya pada Chika. Chika langsung menghapus keringat di dahi dan leher putrinya. Sesekali tangannya juga memperbaiki rambut Heejin yang terurai bebas.

"Ara sama Chika gimana? Tawaran Papi yang waktu itu masih belum dapet jawaban loh" ucap Bagas

Chika dan Ara saling tatap dan semua menunggu jawaban mereka. Tawaran Papi Bagas saat mereka kumpul keluarga besar pertama kalinya adalah tentang sebuah pernikahan. Papi Bagas menawarkan mereka untuk menikah di luar negeri.

"Udah kami pikirin Pi, maaf kami menolak. Chika pikir hubungan kami gak bakal berubah meskipun nanti status kami udah nikah atau belum. Tapi bukan berarti kami gak mau nikah, aku sama Ara pengen banget nikah. Tapi kayanya percuma, meskipun nantinya resmi tapi tetap gak berarti di negara kita" jelas Chika

Ara menggenggam tangan Chika, "Iya, Ara juga ngerasa ini udah cukup. Komitmen yang kami bangun juga sudah cukup membuat kami bersama seumur hidup. Itu jawaban kami dan untuk tawaran Papi mending uangnya buat biaya honeymoon Papi sama Mama Wulan" ucap Ara sedikit bercanda

"Kamu ini bisa aja. Ya udah kalo itu keputusan kalian berdua, Papi dukung" ucap Papi Bagas

"Kalian tenang aja, kami semua selalu dukung kalian apapun yang terjadi" ucap Ayah Wisnu

Ara dan Chika tersenyum mendengar pernyataan dari kedua cinta pertama mereka. Dan yang lainnya tersenyum memberikan arti dukungan untuk Chika dan Ara. Beberapa menit kemudian satu persatu pesanan mereka datang. Mereka langsung menikmati makan malamnya dengan penuh suka cita.

••

Kini Chika dan Ara baru saja sampai di rumah. Jam menunjukkan pukul setengah 12 malam. Dengan pelan mereka menggendong Heejin dan Heejun yang sudah tertidur. Mereka membawa anak-anaknya ke kamarnya masing-masing.

Setelah itu, mereka bertukar mengunjungi kamar anak-anaknya. Sebuah kecupan lembut di kening kedua anaknya akan selalu mereka berikan setiap malamnya. Selesai dengan itu, Ara dan Chika masuk ke dalam kamarnya.

"Bersih-bersih dulu Pak Bian" ucap Chika melihat Ara yang duduk di sofa

"Sebentar, ini masih gerah" balas Ara

Setelah Chika membuka dress-nya dan hanya menyisakan tank top dan hotpants, ia berjalan mendekati Ara. Tangannya langsung membuka kancing kemeja yang Ara kenakan. Ara yang memejamkan matanya langsung melek karena aksi Chika.

"Iya-iya ini mau bersih-bersih" ucap Ara menahan tangan Chika yang hendak membuka celananya

"Nah gitu jangan males" ucap Chika

Ara yang merasa lelah akhirnya berdiri dan berjalan ke kamar mandi sembari membuka pakaiannya. Setelah itu meletakkan pakaian kotornya di keranjang samping pintu kamar mandi.

Ara hanya mencuci tangan, kaki, wajah, dan menggosok gigi saja. Chika ikut masuk ke dalam kamar mandi. Ia melihat Ara berdiri didepan wastafel. Dengan cekatan, Chika langsung berdiri didepan Ara dan mencuci tangannya terlebih dahulu.

"Aku yang sabunin ya" ucap Chika

Ara hanya mengangguk saja. Chika mulai mengambil sabun wajah milik Ara dan menuangkannya ke tangan. Setelah itu ia mengusapnya ke wajah Ara. Ara memejamkan matanya menikmati usapan dan sedikit pijatan yang Chika berikan di wajahnya.

"Udah" ucap Chika

Ara pun membasuh wajahnya dan terasa lebih segar. Ia mengecup bibir Chika sekilas dan mengukung perempuan yang 1 tahun ini menjadi pasangannya.

"Kenapa hm?" Tanya Chika sembari mengalungkan tangannya di leher Ara

"Gak papa kan kalo kita gak nikah secara resmi?" Tanya Ara

Chika tersenyum dan salah satu tangannya mengusap rahang tegas Ara, "Gak papa lah. Lagian resmi gak resmi kan hubungan kita tetep gak ada artinya di sini. Yang penting kita udah janji satu sama lain bakal tetep bareng dan ngurusin anak-anak" jawab Chika

"How about you? Apa kamu gak pengen punya anak lagi, maksudnya-" ucap Ara

"Anak dari rahim aku?" Tebak Chika

Ara hanya mengangguk pelan. Chika mencium gemas bibir Ara lalu menatap pasangannya itu.

"Zaman udah semakin canggih, Ara. Kita bisa program anak, setauku bisa juga untuk hubungan sesama jenis. Dibanding kita pake uang buat nikah, mending uangnya kita pake buat modal program hamil" ucap Chika

"Emang bisa?" Tanya Ara

"Ya bisa lah Pak Bian sayang. Ntar kita cari tau bareng-bareng, terus tanyain juga si kembar. Kalo mereka pengen punya adik, baru kita program" jawab Chika

"Kalo mereka gak mau punya adik?" Tanya Ara

"Ya gak usah bikin. Toh si kembar anak aku juga" jawab Chika tersenyum

"Udah gak usah kelamaan mikir, minggir dulu aku mau cuci muka. Gak enak nih makeup ku nempel" ucap Chika mendorong pelan Ara

Bukannya menjauh, Ara memilih untuk memeluk Chika dari belakang. Sedangkan Chika membiarkannya, ia terlalu sibuk untuk menghapus makeup di wajahnya. Sesekali tangannya juga mengusap lengan Ara yang berada di perutnya.

"Tahan dulu sayang, aku lagi hapus makeup" ucap Chika karena Ara mulai mencium tengkuknya karena ia mencepol rambutnya

"Wangi banget" ucap Ara terus menurunkan ciumannya ke pundak Chika

"Emang dasar kamunya yang kepengen" ucap Chika lalu menjitak kepala Ara

Ara hanya tertawa sembari melepaskan pelukannya. Ia berdiri bersandar didinding dan memperhatikan Chika. Chika, perempuan yang sedang menghapus makeup itu adalah tetangga depan rumahnya dulu. Hingga akhirnya memutuskan untuk berteman, lalu seiring berjalannya waktu entah kenapa ia dan Chika merasakan yang namanya kenyamanan satu sama lain.

"Dia Chika, gadis kota yang pindah ke Desa dan tinggal didepan rumahku. Murid baru yang sudah memiliki banyak penggemar di hari pertamanya bersekolah. Cucu seorang juragan sawah dan kebun di Desanya. Dan sekarang gadis kota sudah berubah menjadi wanitaku dan tentunya juga berubah jadi Mommy nya Heejin dan Heejun" batin Ara

"Kenapa ngeliatin akunya gitu banget?" Tanya Chika yang sudah membasuh wajahnya

"Masih gak nyangka kalo ternyata jodohku kamu" ucap Ara

"Kenapa gitu?" Tanya Chika

"Ya pikir aja dulu kita cuma tetanggaan habis itu saling suka. Eh akunya minggat buat kejar cita-cita, sampe aku nikah terus punya si kembar, tiba-tiba ketemu sama kamu, keterusan sampe sekarang" ucap Ara

"Jadi kamu nyesel gitu?" Tanya Chika

"Hihhh aku nyesel? Bodoh kalo aku nyesel. Yakali aku mau menyia-nyiakan cucu juragan sawah, kan lumayan" jawab Ara sembari tertawa

"Ihh Ara!" Ucap Chika

Chika mencubit perut Ara bertubi-tubi membuat Ara merintih. Ara menahan kedua tangan Chika yang terus mencubitnya. Hingga akhirnya ia menarik pinggang Chika membuat Chika menabrak badannya.

"I love you" ucap Ara

"Aku juga mencintaimu" balas Chika

"Aku lebih cinta kamu" ucap Ara

"Buktiin" ucap Chika

Chika memekik saat tiba-tiba Ara menggendongnya. Sontak Tangan dan kakinya langsung melingkar. Ara membawa Chika keluar dari kamar mandi. Dengan pelan Ara merebahkan Chika di atas kasur.

"Aku buktiin, siap-siap besok gak bisa jalan dan kita absen ngajar" ucap Ara

"Ara kita harus ngurus Heejin sama Heejun besok" ucap Chika menahan Ara

"Tenang aja, besok mereka bolos" ucap Ara

"Ihh gak bol-....hmmpph"

Ara langsung membungkam bibir Chika dengan ciuman lembutnya. Dengan lembut Ara memimpin ciumannya agar bisa mengajak Chika bermain dengannya. Lama kelamaan Chika mulai membalas ciuman Ara. Keduanya saling melumat bibir dan lidahnya juga bermain, french kiss.

Salah satu jenis ciuman yang memabukkan dan yang sering mereka lakukan. Lambat laun ciuman mereka semakin panas dan menuntut. Keduanya yang hanya memakai dalaman dengan mudah melepaskan pakaiannya satu sama lain.

Setelah pakaian mereka terlepas, Ara menarik selimut agar menutupi tubuh mereka. Baik Ara dan Chika masih terus melanjutkan pergulatan panas mereka. Lampu kamar juga sudah berganti dengan lampu LED berwarna merah yang terpasang melingkar di atas plafon kamarnya.

Perlahan hujan mulai turun ditengah-tengah kenikmatan yang pasangan itu ciptakan. Seolah-olah tengah membangun suasana yang semakin panas untuk Chika dan Ara. Semakin lama suara erangan dan desahan yang keluar dari kedua mulut mereka mulai tertutupi dengan suara gemericik hujan diluar sana.

Suhu AC yang dingin dan hujan diluar sana tidak membuat pasangan yang sedang bercumbu itu kedinginan. Justru mereka semakin panas hingga sang dominant kali ini harus berada di bawah kurungan sang submissive.

Chika menjauhkan wajahnya dan menatap Ara yang berada di bawahnya, "Selanjutnya aku yang pimpin" ucapnya

Ara yang memang sudah bernafsu tinggi hanya menganggukkan kepalanya. Perlahan Chika pun mencium Ara dan mencumbu setiap bagian tubuh pasangannya itu. Ara hanya bisa pasrah dan membiarkan Chika untuk menikmati tubuhnya.

~≈Ω≈~

-
-
-
-

TAMAT.
TAMAT.
TAMAT.

-

END
END
END

-

SISA EPILOG

-
-
-
-

Terimakasih banyak atas apresiasinya:)

Jangan lupa untuk vote dan komen ya!

Continue Reading

You'll Also Like

63.7K 9.4K 34
Tetap vote meski sudah tamat, karena mempengaruhi berlangsungnya season 2. Cale lagi-lagi harus kehilangan kehidupan pemalasnya ketika ia, tiba-tiba...
52.1K 5.2K 47
"Jika harus terlahir kembali, aku akan tetap memilihmu lagi lagi dan lagi. Karena aku mencintaimu." - Veranda
320K 28.1K 32
"Orang bilang jatuh cinta itu dari mata turun ke hati. Tapi kok aku malah jatuh cinta dari mata turunnya ke payudara?? huft, cinta pandangan pertamak...
133K 11.3K 30
sebuah keberuntungan aku bisa bertemu dengannya, wanita paling cantik dengan nayanika paling apik.