After Sunset

By lexjulia

6.1K 3 0

Sequel cerita dari "Namaku Maira" yang aku tulis di noveltoon. Cerita kali ini adalah tentang sudut pandang d... More

1 [Frame]
2 [Sunflower]
3 [Wind]
4 [Summer]
5 [Shrivel]
6 [Summer End]
7 [Chance]
8 [Deleted]
9 [Black Rose]
10 [Is It]
11 [Her]
12 [Red Lips]
13 [Begin]
14 [First]
15 [Second]
16 [Third]
17 [Mine]
18 [Forgotten]
19 [Sweet of her]
20 [Care]
21 [Just Began]
22 [After Birthday]
23 [The Night]
24 [Promises]
25 [Dina]
26 [Her Smile]
27 [Happiest Day]
29 [Tea Time]
30 [Signature]
31 [Silly Student]
32 [Telenovela]
33 [Graduated]
34 [Declined]
35 [Kids]
36 [Celebration]
37 [Growth]
38 [End Of Moment]
39 [Fallen Tree]
40 [Before Everything]
41 [Candlelight]
42 [Fairless]
43 [Betrayal]

28 [Zahra]

63 0 0
By lexjulia

Benar perkataan alan, maira dan sahabat-sahabatnya memang sangat berisik.

Sepanjang perjalanan, nia yang menyetir dan rani yang ada disampingnya, terus bernyanyi mengikuti setiap lagu yang mereka putar.
Maira yang duduk disamping dimas, dan mia di sebelahnya, tidak berhenti bergosip.
Kiki, wawan dan seto di kursi belakang, tak berhenti saling mencela satu sama lain.

Dimas yang mengantuk, tak bisa tidur sama sekali, tapi hal itu tidak mengurangi sedikitpun cinta yang dimas miliki untuk maira.

Sampai di pantai glagah, kiki dan rani langsung mencari tempat yang teduh untuk menggelar tikar mereka.

Sepanjang sore bermain dengan ombak, melihat maira tertawa, dan mengakhiri hari dengan pelukan hangat maira, dimas bisa lukiskan dengan satu dari puluhan hari manis yang dia habiskan bersama maira.

Mengalah dari setiap pertengkaran yang dimas mulai dengan maira juga dimas lakukan.

Terkadang dimas merasa bahwa dia bukanlah prioritas utama maira, pemikiran itu membuat dimas sedikit kecewa.
Namun, kekecewaan dimas tak pernah abadi, karena selalu berakhir begitu maira mulai mempersembahkan tubuh seksinya untuk dimas lumat habis.

Meski willy terus menerus mempertanyakan haknya, tapi dimas tidak ingin gegabah dan membuat maira kesakitan lagi.
Dimas ingin menjalaninya perlahan dengan hasil yang pasti.

Libur semester pendek, dimas mulai dengan magang di kantor tata kota wilayah DIY, sesuai saran dari dosen favorit dimas.
Dia tidak sendiri, rumi dan rizal, serta tiga mahasiswa arsitek lainnya juga bergabung dengan dimas.

Di hari liburnya, dimas membawa kembali maira ke solo dan membuat maira semakin mengenal keluarganya, merupakan jalan yang dimas tempuh untuk maira bisa sepenuhnya mempercayai dimas.

Mami mita senang, bisa bertemu lagi dengan gadis mungil yang sudah mencuri hatinya, tapi tidak dengan zahra.

Sabtu pagi saat maira datang ke toko, zahra memberi senyum tegas bahwa zahra tidak menyukainya.

Bagi zahra, maira tidaklah secantik ratih, tapi maira sudah dengan lancangnya, berani mengambil dimas dari sisinya.

Zahra luar biasa kesal, karena maira seperti tidak menggubris rasa tidak sukanya, dan kekesalan zahra bertambah saat maira tersenyum, karena maira memiliki garis senyum yang sama seperti dina.

Garis senyum yang sangat mengintimidasi zahra, tapi zahra menghalaunya karena bagi zahra, maira bukanlah gadis yang bisa membuatnya takut.

Meski sikap mami mita pada maira membuat zahra sedikit ciut, tapi zahra tidak ingin menyerah dengan mudah.

Dimas si tokoh utama yang mengajak maira ke toko milik keluarganya, memulai pagi dengan sibuk di lantai satu, dan dua jam setelahnya, dimas naik ke lantai dua membawa tubuh tegaknya untuk menemui mami mita.

Kedatangan dimas ke lantai dua toko mami mita memberi zahra peluang untuk menumpahkan kekesalannya pada dimas.

"Dimas kalau kamu nggak serius sama pacar kamu, kamu cuma mau main-main aja sama dia, kayaknya nggak perlu deh kamu bawa dia ke toko", tegas zahra dalam amarahnya.

Dimas hampir menertawakan ucapan zahra, karena zahra jelas tidak tahu arti maira untuknya.

Dimas sejujurnya tidak ingin membuang waktunya dengan menjawab ucapan zahra, tapi atas nama sopan santun, dimas akan berusaha menjawabnya dengan tenang.

Belum sempat dimas membuka mulutnya, tangan mungil maira melingkar di lengan dimas.
Pemilik hati dimas meminta perhatiannya, tidak ada hal yang lebih dimas inginkan selain mengikuti permintaannya.

Dimas lalu pamit pada zahra, dan zahra hanya menatap dimas dan pacarnya dengan rasa kecewa.

Rasa kecewa zahra yang masih belum usai sepanjang pagi, dimas tambahi dengan pemandangan romantis dan perhatian yang dimas berikan pada maira di sore hari.

Pukul tiga sore saat zahra turun ke lantai satu untuk membantu kesibukan di lantai satu yang masih sangat ramai, zahra melihat dimas dan maira bermesraan tanpa malu-malu.

Di depan pembeli yang hilir mudik, dimas tidak pernah melepaskan tangannya dari maira.
Tangan dimas memang sesekali mengusap pipi maira, tapi lebih seringnya melingkar di pinggang maira.

Jangankan tatapan cemburu yang zahra perlihatkan dengan jelas, ucapan beberapa pembeli yang menggoda dimas dan maira, tak lantas membuat dimas berhenti melingkarkan tangannya dipinggang maira.

Kecemburuan dan kebencian zahra pada maira sudah ada di titik puncaknya, dan dina, seolah-olah dengan sengaja, menambah kecemburuan yang zahra miliki, dengan merangkul pundak maira menuju kantor mami mita untuk makan malam.

Dina memamerkan keakrabannya dengan maira, bahkan sesekali mereka tertawa bersama.

Zahra ingin sekali mengungkapkan kecemburuannya pada dimas, tapi zahra tidak punya kesempatan sama sekali.

Maira tidak pernah lepas dari sisi dimas, dan semua karyawan yang ada di toko, bisa melihat dengan jelas, kalau anak dari bos mereka, terlihat sangat menyayangi pacarnya.

Hanya zahra yang menyangkal, dan beranggapan bahwa dimas tidak lebih dari hanya ingin bermain-main dengan maira.

Bahkan zaki sekalipun, yang baru sekali bertemu maira, bisa melihat dengan sangat jelas kalau adik iparnya, terlihat sangat menyayangi pacarnya.

Dimas seperti cermin zaki, saat zaki jatuh cinta pada dina tiga belas tahun yang lalu.

"Jadi itu yang namanya maira mi", tanya zaki pada dina di perjalanan pulang dari rumah mami mita.

"Iya", jawab dina sambil tersenyum.

"Serius kayaknya dimas sama pacarnya yang ini, udah berapa kali di bawa ke solo", tanya zaki.

"Ini yang kedua", jawab dina.

"Orangtuanya kerja apa", tanya zaki lagi.

"Ayahnya PNS, ibunya dulu wartawan, sekarang, ibu rumah tangga biasa, ini kakeknya", jawab dina sambil memperlihakan sebuah foto dari halaman website universitas negeri terbaik di jogja.

Zaki kemudian menghentikan mobilnya, dan mengambil handphone dari tangan dina.

"Kakeknya dekan", tanya zaki.

"Dulu, sekarang udah pensiun", jawab dina.

Zaki kemudian menanyakan darimana dina tahu keseluruhan dari background keluarga maira.

"Dari cerita dimas, sama sosial medianya maira", jawab dina sambil tersenyum.

"Bibit unggul dong maira", ujar zaki sambil kembali menjalankan mobilnya.

Senyum mengembang di pipi dina atas apa yang di ucapkan suaminya.

Dina jelas ingin adiknya jatuh cinta dengan orang yang tepat, meskipun yang paling utama, tetaplah kebahagiaan dimas.

Background keluarga tidak terlalu penting bagi dina secara pribadi.
Sementara zaki yang lahir dari keluarga konglomerat, meyakini bahwa bibit, bebet dan bobot seseorang adalah hal yang sangat penting.

Sedari zaki kecil, orangtua zaki selalu menanamkan pada zaki, bahwa memiliki orang yang di cintai di hidupnya memang sangat membahagiakan, tapi kebahagiaan itu hanya akan seumur jagung, jika kita memilih orang dari keluarga yang bermasalah, baik dari segi perilaku, dari segi pandangan sosial ataupun finansial.

Zaki adalah satu dari sedikit keluarga konglomerat yang sangat beruntung bisa jatuh cinta dengan orang yang tepat dan berasal dari keluarga yang baik.

Tidak seperti zaki, kedua kakaknya tidak seberuntung zaki akan permasalahan cinta di hati mereka.

Zayn yang merupakan pewaris utama Alindra Group, sudah bercerai dua kali karena memilih perempuan yang hanya melihat hartanya.

Sementara zola, kakak kedua zaki yang sangat ingin mengambil tahta zayn sebagai pewaris utama, harus patah hati karena suaminya selingkuh darinya selama masa pernikahan mereka, yang hanya berumur lima tahun.

Hanya zaki dari tiga bersaudara yang memiliki kehidupan tenang, dan itu semua sepenuhnya keberuntungan, karena cinta dina yang zaki pilih.

"Buat aku sih, nggak masalah siapapun dia, asal bisa bikin dimas bahagia, udah cukup bagiku", ujar dina.

Meskipun bagi zaki dina sangat naif, tapi itulah dia, wanita dengan hati baik yang dia cintai.
Sementara zaki, sudah berulang kali berurusan dengan orang-orang yang tanpa lelah berusaha membuat keluarganya, dan bisnis keluarganya hancur.

Reputasi adalah hal yang penting bagi zaki, jadi sebaik mungkin zaki berusaha menjaga harkat dan martabat yang dimiliki oleh keluarganya dan keluarga istrinya.

***

Continue Reading

You'll Also Like

865K 72K 34
"Excuse me!! How dare you to talk to me like this?? Do you know who I am?" He roared at Vanika in loud voice pointing his index finger towards her. "...
2.8M 160K 50
"You all must have heard that a ray of light is definitely visible in the darkness which takes us towards light. But what if instead of light the dev...
264K 25.8K 62
Ryan and Aaruhi The story of two innocent hearts and their pious love. The story of one sided love. The story of heartbreak. The story of longing a...
189K 14.7K 36
Her marriage was fixed which was an arranged marriage but she moved to London to pursue her career and dreams and after that, she would marry. But in...