He's Dargael

By ssniftynaa

526K 29.9K 5.5K

DON'T COPY MY STORY. FOLLOW SEBELUM BACA, YA. BANYAK HAL TOXIC, HARAP BIJAK DALAM MEMBACA! [17+] **** Ini t... More

Prolog
01. Surat Penerimaan
02. Bertemu di Bk
03. Setan Bertato
04. Pulang Bareng?
05. Veron's club.
06. Toilet cewek
08. Tiga lembar foto
09. Cella dan Kalan
10. She's Briani
11. Arnold kenapa?
12. Ketulusan Arnold
13. Ikut Gue, Mau?
14. Dargael atau Arnold?
15. Murahan.
16. Keputusan
17. Coklat & Permintaan maaf
18. Effort
19. Perasaan Arnold
20. Someone
21. Happy birthday, Cella
22. Alasan Dargael
23. Be My Girlfriend?
24. Si Hoodie Hitam
25. Cleon khawatir
26. Kisah dengan Arnold, Selesai.
27. Dargael?
28. Dia kembali
29. Terasa jauh
30. Terlalu Naif
31. Dargael Sakit
32. Nebus Janji

07. Pemaksa

23.1K 1.3K 63
By ssniftynaa

Siap baca part inii??

gasss!

Typo tandain yak 🚩

07. Pemaksa.

Cella berjengit kaget hingga mengumpat. Cewek itu menoleh dengan wajah memerah dan mendapati Dargael yang sudah bersandar anteng di tembok dengan kedua tangan bersidekap.

“Hai cantik.”

Cella melotot. "Ngapain lo disini?! Keluar bodoh! Ini toilet cewe! Salah server otak lo?!"

Dargael terkekeh. "Gak. Ga salah sayang. Gue emang sengaja masuk kesini."

"Sinting lo! Keluar ga?! Lo mau ngintip hah?!"

Dargael menghela napas pelan, melepas tautan tangan nya yang semula di depan dadanya, berjalan kearah Cella dengan kedua tangan yang sudah masuk ke dalam saku celana abu-abu nya.

"Santai kenapa sih? Galak amat. Tenang aja. Gue cuma sebentar doang kok."

Celle tersentak kaget, mendorong dada Dargael yang tiba-tiba tubuh kekar cowok itu sudah menguncinya dengan kedua tangan di sisi kanan dan di sisi kiri tubuh kecilnya. Bertumpu pada westafel.

"Nanti—" Dargael menahan ucapannya, sedikit membungkuk lalu memiringkan wajahnya menatap wajah mungil Cella. "Pulang bareng gue."

Dengan kedua mata melebar, sontak Cella menggeleng cepat. "Engga! Gue ga mau! Gue pulang bareng Lyly! Lagian kita ga sedeket itu ya Dargael, gue udah bilang beberapa kali."

Bisa bisanya rencana Cella sudah gagal lebih dulu sebelum bertindak karena kehadiran Dargael yang tiba tiba memasuki toilet perempuan hanya untuk bertemu dirinya.

"Ga sedeket itu?" tanya Dargael lembut. "Tapi kenapa kita bisa punya status mantan?"

Cella mengerjap. "Kita deket nya dulu waktu smp. Sekarang ngga lagi."

Dargael terkekeh. Semakin mendekatkan wajahnya pada Cella hingga gadis itu memiringkan wajahnya buang muka dan napas hangat Dargael menyentuh leher mulusnya. "Gue mau deket lagi dong, hm?"

Dargael memejamkan matanya sejenak menahan sesuatu yang membara dalam dirinya.

"Ga bisa!"

"Kenapa?"

"Ya karena ga bisa." Sengak Cella, ia teringat cerita Lyly tadi. Briani. Nama itu terngiang-ngiang di pikirannya ketika ia berhadapan dengan Dargael.

"Bagi gue bisa. Asal lo nurut sama apa perintah gue."

Cella mendelik. "Ogah!" ketusnya.

Dargael memindahkan wajahnya agar berada tepat di hadapan wajah Cella. Kedua netra mereka saling bertatapan. Cella yang menatap Dargael karena marah dan kesal sedangkan Dargael menatap netra Cella yang entah kenapa membuat dirinya semakin gila.

Jari-jari Dargael menyisir rambut Cella dengan lembut, dan segera di tepis perempuan itu. "Gausah sentuh-sentuh anak orang sembarangan!"

Dargael terkekeh pada dirinya sendiri, mengacak rambutnya gusar, lalu mundur beberapa langkah. "Nanti gue tunggu di parkiran."

"Gue bilang ga mau Dargael! Gue pulang bareng Lyly! Bahkan kalo ga bareng Lyly gue bisa pulang sendiri."

"Gue ga butuh alesan lo ataupun jawaban lo. Intinya, pulang bareng gue." Dargael tetap ngotot memaksa Cella pulang bersama nya.

"Gue bilang enggak ya enggak!" Cella lelah menahan teriak dan sudah terlampau kesal dengan sikap semena-mena Dargael.

Ekspresi Dargael menggelap sejenak, sepersekian detik ia tersenyum kecil. "Nurut. Sebelum gue berbuat lebih kasar." Cowok itu menepuk nepuk pelan kepala Cella lalu berjalan meninggalkan toilet dengan santai.

Dada Cella naik turun karena amarah. Tidak. Dia harus memikirkan rencana supaya tidak pulang dengan Dargael, bahkan harus menyiapkan rencana untuk tidak bertemu Dargael saat jam pulang sekolah.

Kini bel pulang sekolah sudah berbunyi. Cella berseru seneng dalam hati. Bahkan wajahnya berseri bahagi. Dia sudah menyiapkan segala rencana nya untuk berhasil tidak pulang bersama Dargael bahkan akan menjauhkan diri dari pria gila itu.

"Lo yakin Cell pulang bareng Gevara?" Cella menoleh kemudian mengangguk menanggapi pertanyaan Lyly.

Rencana dimana dirinya kepikiran untuk nebeng pulang bersama Gevara- ketua kelas mereka, gadis itu ingat bahwa cowok itu selalu memarkirkan motor vespanya di parkiran kecil samping sekolah. Dan otomatis dia tidak akan bertemu Dargael di dalam area sekolah walaupun harus melewati gerbang depan sekolah yang dekat dengan tempat dimana Dargael biasa memarkirkan motor ataupun mobilnya bersama teman temannya.

"Kenapa ga bareng gue aja sih, Cell?"

"Gapapa. Gue cuma mau bergaul sama ketua kelas kita aja."

Lyly memutar bola matanya malas. Sungguh alasan yang tidak jelas. "Yaudah deh. Gue duluan ya!" Gadis itu pamitan dan segera berlari keluar kelas untuk pulang.

Sedangkan Cella berjalan mendekati Gevara yang tengah fokus memasukkan buku bukunya ke ranselnya.

"Selesai! Pulang sekarang, Cell?" Cella mengangguk semangat.

"Motor lo di parkiran samping sekolah kan?"

"Iya. Lo tau?" Gevara menatap Cella sembari menaruh ranselnya ke punggungnya.

Cella tersenyum manis. "Tau dong!Gue sering liat lo markirin motor lo."

"Oh ya?" Gevara tertawa kecil diangguki Cella.

Keduanya berjalan menuju motor Gevara, namun bukannya merasa nyaman, Cella mulai merasa takut dan panik.

Kepalanya menoleh kesana kemari saat baru keluar kelas. Mencari apakah dia menemukan sosok Dargael?

Kalian tau lah ya, kan. Dargael selalu ada dimana mana. Dimana ada Cella di situ Dargael ada walaupun bayangan cowok itu tidak terlihat sedikitpun.

"Kenapa Cell?" tanya Gevara dengan kening mengerut.

"Ah! Gapapa kok." Gadis itu menampilkan cengiran. Gevara mengangguk percaya.

"Tuh motor gue." Gevara akhirnya menunjuk motor vespa berwarna kuning miliknya yang terparkir sendirian.

Kedua remaja itu mendekat dan Gevara mulai memutar motornya.

Tiba tiba suara notifikasi berbunyi dari ponsel Cella. Pesan dari "Buaya ganas." yang sudah pasti itu adalah Dargael.

Sebenarnya Cella sama sekali tak berniat untuk menyimpan nomor Dargael. Namun, tadi pagi Dargael tiba tiba menyerobot ponselnya saat akan turun dari motor cowok itu lalu menemukan nomornya belum di save Cella saat cowok itu mengirimi nya pesan dia hari lalu. Bahkan membalasnya saja tidak.

Nama kontak yang semula Dargael buat adalah "Dargael ganteng 💗" Cella ubah menjadi "Buaya ganas."

Cella menahan napas saat akan membuka chat itu. Dengan perasaan deg-degan Cella akhirnya membuka pesan itu.

Dimana?

Gue udah lumutan nungguin lo.

Berniat untuk tidak membalas pesan dan hampir akan keluar dari room chat tiba tiba satu bubble chat muncul diikuti beberapa lagi.

Oh? Mau kabur heh?

Damn it. Sama cowo lain?

Cella melotot. Segera menatap sekeliling hingga netra cantiknya berhenti pada seseorang yang tak jauh di belakangnya. Dargael kini menatap nya tajam dengan manik legam yang mengkilat.

"Ayo Cell." Suara lembut Gevara membuyarkan fokus Cella. Sontak ia menoleh kearah Gevara yang sudah tersenyum penuh menatapnya dari atas motor cowok itu.

"Iya!" Cella gugup. Saat akan menaiki motor Gevara, pesan masuk kembali.

Sialan, Chara!

Datang ke gue sebelum gue seret lo dan tuh cowo gue kasih pelajaran!

Pilihan ada di tangan lo, sayang.

Naik? Atau datang ke gue.


Setelah pesan ancaman yang Dargael kirimkan pada Cella, gadis itu terpaksa harus berbohong pada Gevara bahwa mereka tidak jadi pulang bersama karena ayah Cella akan menjemputnya. Gevara yang percaya hanya mengangguk walau Gevara sedikit memaksa agar menunggu ayah Cella datang terlebih dahulu sebelum dia pulang, untuk memastikan Cella aman.

Tapi dengan segala alasan, akhirnya Gevara mengalah dan pulang terlebih dahulu.

Kini Dargael menjalankan motornya di jalan raya dengan kecepatan rendah. Ingin berlama-lama menikmati waktu bersama Cella.

Tidak ingin terlalu cepat mengantar Cella pulang, Dargael membelokkan motornya nenuju arah jalan yang berbeda menuju ke rumah Cella. Cella mengeryit bingung.

"Bentar. Ini kita mau ke mana?" tanya Cella setengah berteriak agar Dargael mendengar suaranya.

Dargael tersenyum melirik Cella dari kaca spion. "Gue laper."

"Hah? Laper? Hubunganya apa coba?" Cella kembali berteriak.

"Gue laper. Jadi kita makan dulu. Lo juga laper, kan?"

Cella mendelik kesal. "Engga! Gue ga laper. Mending lo anter gue pulang dulu, abis itu lo makan," ucap Cella memberi saran.

Dargael menggeleng. "Gue gamau makan sendiri. Lo harus nemenin gue. Mau lo laper atau engga. "

Cella mengepalkan tangannya. Kekesalannya kembali membuncah. Mengapa cowok ini selalu berlaku sesuka hati?

Mencoba untuk bersabar, Cella kembali berucap, "gue ga mau Dargael. Gue mau pulang."

Dargael menggedik cuek. "Temenin gue makan dulu."

Menggeram pelan. Cella membuang napas kasar. Terpaksa harus kembali mengalah lagi.

Beberapa waktu kemudian keduanya sampai disebuah cafe besar namun sepi pengunjung.

"Ini, lo yakin mau makan disini?" tanya Cella dengan alis menekuk penasaran menatap Dargael. Dargael hanya mengangguk, menuntun Cella duduk.

Seusai duduk, Dargael menatap lamat Cella namun gadis itu tidak salah tingkah sedikitpun. Bahkan Cella berbalik msnatap Dargael seolah menantang.

Dargael tersenyum miring, mengalihkan pandangan lalu memesan makanannya.

Ketika sedang memesan, ia mengalihkan pandangan kearah Cella.

Cella mengangkat sebelah alisnya. Menyandarkan tubuhnya ke kepala kursi. "Apa?"

"Beneran ga mau makan?"

"Iya. Kebetulan gue masih kenyang," balas Cella jutek.

Dargael menghela napas pelan. "Gue pesenin dan lo harus makan."

"Dih? Maksa mulu! Kalo gue bilang gamau ya gamau. Cepetan makan deh! Gue mau pulang."

Dargael terkekeh, tidak terusik sedikit pun dengan sifat jutek Cella. Cowok itu memesan makanannya dan menunggu.

Beberapa detik kemudian pesanan cowok itu datang. Dengan cepat Dargael segera menyantap makannya tak peduli dengan Cella yang kini menatapnya dengan senyum masam. Entah kenapa perutnya menjadi lapar.

Dargael dengan nikmat mengunyah makanan itu, tak membuka suara sedikitpun. Cella yang melihat itu menghela napas pelan menatap keluar Cafe yang menampilkan pemandangan hutan tak jauh dari cafe tersebut.

Bunyinya dentingan sendok mengalihkan perhatian Cella. "Udah?" tanya Cella dengan mata penuh semangat. "Kalau gitu ayo pulang!"

Dargael mengangkat sebelah alisnya dengan raut datar. "Belum. Gue masih belum puas."

Kening Cella berkerut. "Lo belum puas makan? Masih laper? Mau nambah?" tanya Cella berturut-turut.

Dargael tertawa kecil. Meletakkan kedua tangannya diatas meja sebagai penahan kepala cowok itu. Menatap intens Cella. "Bukan. Gue belum puas liatin lo. Liatin wajah cantik lo. Ngeliatin sifat pemarah lo, apalagi kalo wajah lo sampe merah. Gemesin."

Cella mendelik sinis. "Bacot banget buaya! Ayo pulang. Gue muak denger gombalan lo." Mendengar hinaan itu Dargael malah tertawa.

"Susah banget, Ra." Cowok itu menatap Cella dengan senyum guyon.

"Susah apa? Kalo ngomong jangan setengah setengah kenapa?"

Dargael menghela napas menahan geli. Ia benar-benar jatuh cinta melihat wajah merah Cella ketika marah.

Ia kembali berucap. "Susah banget luluhin lo."

Cella mengerjap lalu terbahak. "Iyalah! Gue cewe limited edition." Gadis itu menghempaskan rambutnya kebelakang dengan sombong.

Dargael tersenyum menawan. "Lo cantik, Ra."

Cella membalas dengan senyum arogan. "Gue tau."

Terkekeh geli. Dargael menyugar rambutnya kebelakang.

"Gue mau nanya sesuatu." Seketika raut Dargael berubah serius. Namun masih terasa santai.

"Apa?"

"Kenapa dulu pergi gitu aja? Tanpa pamit, dan mutusin gue tanpa penjelasan?"

1617 kata.


ga kepanjangan kan Berry? aku takut kalian bosen 🙂

suka ga sama part ini?

gimana perasaan kalian saat baca part ini?

ramein yawww

minggu ini aku update tiap hari, ngejar part yang sebelumnya aku unpub. TAPI LEWAT DARI MINGGU INI AK UPDATE TIAP KAMIS SABTU, OTEYY?

sampai jumpa di next chapter!

babay 🍓

Continue Reading

You'll Also Like

150K 8.5K 19
ethan tidak menyangka akan di jadiikan pengantin lucifer saat yang ia tau dia hanya melamar di sebuah perusahaan ekspor,milik tuan Andrew Algiso.
DAYANA By lizeaxy

Teen Fiction

21.8K 1.5K 17
Dayana dan Kaivan saling kenal sejak SMP, tetapi sekarang sepertinya perilaku Kaivan semakin menjadi-jadi. Kenapa sih dia selalu mengganggu Dayana? N...
41.3K 1.7K 15
"GUE PACAR LO!" Cherry tersentak kaget mendengar bentakan Raka. "Apa masih kurang perhatian gue sama lo selama ini, Cher?!" tanya cowok itu dengan na...
1.4K 136 5
❝Apa itu rasa sakit?❞ ❝Kau belum pernah merasakannya?❞