Dear, Mr. A (Completed)

By rasiyaa_

1.3M 51.5K 798

Menikahi duda beranak satu? Hal itu sungguh tak pernah terlintas di benak Shayra, tapi itu yang menjadi takd... More

01: Calon Istri
02: Minggu Depan?
03: Penyihir Menyebalkan
04: "Berbahagialah, Arshan ...."
05: Wedding Day
06: Mama Baru Kaluna
07: Jadi Musuh?
09: Amsterdam
10: Tetap Sama
11: Tak Seperti yang Diharapkan
12: Kekasih Shayra?
13: Penyihir VS Monster
14: Satu Langkah ... Mendekat?
15: Surat Sayang untuk Papa
16: Penyihir Lain?
17: "Mungkin Ada yang Istimewa."
18: Garis Batas
19: Game
20: Game 2: Kebetulan atau ....
21: "Kau Mengkhianati Kakakku!"
22: Menjalankan Rencana
23: Selamat tinggal, Shayra ....
24: "Shayra adalah Istriku!"
25: Tidak Ingin Kehilangan?
26: Berubah?
27: Pemikiran Aneh Shayra
28: Memulai Awal Baru?
29: Berulah Lagi
30: Bercerai?
31: Terjebak Rasa
32: Kerasukan?
33: Dia Tidak Mencintaimu
34: Momen: Hujan
35: Arshan si Bayi Besar
36: Setengah Istri
37: Menjadi Satu
38: "Mungkin Kau Hamil?"
39: Bayi Kavi?
40: Rahasia Shayra?
41: Shayra Pergi
42: Terlalu Sakit
43: "Dia Sakit? Bukan Urusanku."
44: Dia Tidak Akan Bisa Berubah
45: Rahasia Ilisha: Kebenaran Tentang Kaluna
46: Kemarahan
47: Diary Shayra
48: Ditangkap Polisi?
49: Marah, tapi Khawatir
50: Curiga
51: Kebenaran yang Hilang
52: Menyerah
53: Terancam Dipisahkan?
54: Usaha Meminta Maaf
55: Shayra dalam Bahaya
56: "Jadilah Milikku Selamanya."
57: Kembali Bersama
58: Arshan Kecil atau Shayra Kecil?
59: Hilang?
60: Akhir Kisah (Ending)
Please Read This!
Ekstra Part

08: Seminggu? Terlalu Lama!

28K 1K 0
By rasiyaa_

Meski tidur tengah malam lewat, Shayra tetap bangun pagi-pagi sebelum matahari terbit untuk melaksanakan salat shubuh. Arshan tidak ia bangunkan, karena jujur saja ia tak tahu bagaimana caranya membangunkan. Yang ada, nanti mereka malah berdebat lagi seperti yang sudah-sudah.

Hari ini, tepatnya dimulai dari pagi ini, adalah kehidupan baru yang benar-benar baru untuk Shayra. Dia terbangun di rumah orang, yang mana rumah itu juga menjadi rumahnya sekarang. Lalu menyandang status baru, status yang jika Tuhan menghendaki, akan melekat padanya selamanya. Shayra merasa itu sungguh luar biasa dan tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Selesai dengan kegiatan ibadahnya, Shayra keluar menuju dapur. Sudah ada Zarina di sana bersama dua orang asisten rumah tangga. Mereka bertiga langsung tersenyum saat melihat kedatangan Shayra.

"Kau sudah bangun? Padahal ini masih terlalu pagi. Bagaimana semalam?" sambut Zarina dengan ocehannya.

Shayra hanya tersenyum kecil. "Aku tidak terbiasa tidur sampai siang," jawabnya.

"Lalu malam tadi? Apa Arshan mengajakmu bertengkar atau kalian cuma diam-diaman semalaman?" Zarina masih kepo dengan pertanyaannya tadi.

Shayra lagi-lagi tersenyum sambil mengibaskan tangan. Zarina pun tertawa, begitu juga dengan kedua asisten rumah tangga mereka yang sudah paruh baya.

"Oh, iya, Shayra. Ini Bibi Mira dan Bibi Asha. Mereka sudah bekerja pada keluarga kita sejak puluhan tahun lalu," Zarina mengenalkan kedua ART di sebelah kanan dan kirinya itu pada Shayra.

Shayra pun langsung menjabat bergantian tangan keduanya. "Saya Shayra, Bi," ucapnya memperkenalkan diri sambil tersenyum.

"Iya, Nyonya Muda, kami tahu," balas salah seorang dari mereka.

"Ternyata benar yang dikatakan Nyonya Mahira, kau sangat-sangat cantik, serasi sekali menjadi istri dari Tuan Arshan," lanjut yang lainnya.

"Bibi bisa saja," Shayra tersipu.

"Kau ke sini untuk apa, Shayra?" tanya Zarina.

"Aku tidak tahu harus melakukan apa, jadi aku ke sini saja, membantu kalian menyiapkan makanan," jawab Shayra agak kikuk.

"Sudah ada Bibi Mira dan Bibi Asha, kan? Kau kembali saja ke kamar, bangunkan Arshan, lalu kalian berdua siap-siap," sahut seseorang dari arah tangga. Saat dilihat, itu Mahira yang sedang dalam perjalanan menghampiri kedua menantu dan ART-nya.

"Tapi Kak Zarina ...." Shayra menggantungkan kalimatnya sambil menatap Mahira.

"Aku hanya menyiapkan bekal untuk si kembar. Mereka hanya mau makan makanan yang kusiapkan. Sudahlah, kau kembali saja dan bersiap, Mama pasti mau mengirim kalian honeymoon, benar 'kan, Ma?" sahut Zarina menjelaskan, tetapi sedikit sok tahu.

Mahira langsung tersenyum. "Benar sekali. Sudah, kau cepat kembali ke kamarmu sana," perintahnya. "Eh, iya, Nak, kau mau sarapan apa?"

"Apa saja, Ma," jawab Shayra.

Mahira mengangguk-angguk, lalu sekali lagi mengusir Shayra kembali ke kamar. Tentu saja, Shayra tak ada pilihan lain selain menurut. Sekarang sudah bisa dipastikan, dia dan Arshan akan melanjutkan perdebatan part 2.

***

Membangunkan Arshan akan butuh usaha yang sangat besar, untuk itu Shayra memilih untuk membuat dirinya siap dulu, baru kemudian akan membangunkan Arshan.

Matahari sudah terbit. Jendela kaca besar yang ada tepat di sebelah sofa tempat Shayra tidur, kelihatannya bisa membantu meringankan tugas Shayra untuk membangunkan Arshan. Maka sambil tersenyum miring, Shayra menarik gorden yang menutupi kaca itu, membuat cahaya silau dari matahari pagi menembus kamar ini.

Satu detik setelah tirai dibuka, Shayra bisa melihat Arshan bergerak-gerak tidak nyaman sambil berusaha menutupi matanya yang masih memejam dengan tangan.

"Bangun," titah Shayra berdiri tepat di sisi ranjang Arshan.

"Masih pagi, Ilisha," racau Arshan dengan mata yang masih tertutup.

Shayra terdiam. Jadi, Arshan berpikir dirinya adalah Ilisha? Baiklah, tidak masalah.

"Iya, masih pagi, dan kau harus bangun. Atau kau mau aku pergi lagi?"

"Jangan!" seru Arshan sambil melompat seketika, membuat posisinya berubah menjadi duduk. "Kau ja---kau?! Mana Ilisha? Kau kemanakan Ilisha-ku?!" cecarnya.

Shayra berkedip-kedip beberapa kali. "Ilisha? Di mana? Sejak tadi aku tidak melihatnya," katanya sok polos.

"Tadi dia membangunkan---" Arshan menghentikan kata-katanya, "---jadi kau yang membangunkanku?" tanyanya yang kini sambil menatap Shayra.

Shayra mengangguk-angguk. "Ya, tentu saja, memang kau pikir siapa? Kan yang ada di sini hanya aku dan kau, masa kau membangunkan dirimu sendiri?"

Arshan terdiam, menunduk, dan terlihat kecewa. Shayra yang melihat jadi iba, tapi ini juga bukan salahnya, kan? Arshan sendiri yang berpikir dia Ilisha.

"Mama menyuruhku membangunkanmu," ucap Shayra.

"Ada apa?" Pria itu kini kembali menatap Shayra.

"Mama memanggilmu," kata Shayra.

Tanpa drama, Arshan turun dari ranjang dan beranjak keluar. Shayra ternganga, dia kira Arshan akan marah-marah dulu seperti yang sudah-sudah, tapi ternyata tidak. Apa ini sebuah pertanda bahwa Arshan sudah berubah? Ish, mustahil.

"Hey! Paling tidak mandilah dulu!" teriak Shayra.

"Tidak perlu mandi, aku sudah tampan sejak lahir," jawab pria itu tanpa sedikitpun berhenti maupun menoleh.

Shayra geleng-geleng, lalu berjalan mengikuti Arshan dari belakang.

Saat mereka menuruni tangga, semua anggota keluarga sudah siap berada di ruang makan, tapi belum mulai makan. Shayra tebak, mereka menunggu Arshan yang tidak bangun-bangun.

"Nah, bangun juga kau," kata Mahira.

"Ada apa, Ma?" tanya Arshan tanpa basa-basi lebih dulu, tapi memangnya kapan pria itu bisa basa-basi?

"Kami akan mengirim kau dan Shayra untuk pergi bulan madu," ujar Aryan.

"Apa?!" pekik Arshan refleks.

Sudah Shayra duga ini yang akan terjadi. Shayra saja tak tahu harus bereaksi bagaimana. Tapi pada akhirnya dia diam saja, karena itu mungkin adalah pilihan terbaik.

"Kenapa? Keberatan?" tanya Aryan.

Arshan mendengus, melirik Shayra sekali, kemudian kembali menatap Aryan. "Tapi untuk apa, Pa? Itu sama sekali tidak perlu. Kami menikah juga bukan karena saling mencintai, jadi itu sama sekali tidak diperlukan," katanya dengan suara ditekankan agar terdengar jelas.

Aryan melepas kacamatanya dan menatap putra bungsunya itu. "Jadi kau tidak mau?"

Arshan langsung menggeleng tanpa menunggu satu detik. "Tidak!"

"Padahal rencananya setelah kau kembali dari honeymoon, Papa akan menobatkanmu sebagai CEO di perusahaan."

Arshan membelalak. "Kenapa begitu? Kenapa harus menunggu honeymoon segala?!" protesnya. "Papa kan bisa menobatkanku sekarang juga."

"Tapi Papa tidak mau begitu. Kalau kau ingin posisi itu berada di tanganmu, maka kau harus melakukan yang Papa perintahkan, tapi kalau tidak ... itu terserah padamu. Satu yang pasti adalah, kau harus menunggu lebih lama," jelas Aryan santai.

Arshan mendengus. Bisa Shayra lihat betapa kesal suaminya itu, tapi dia pun tak mau ikut campur selain hanya menonton. Toh mau apa? Saat honeymoon nanti juga pasti hanya akan ada perdebatan di antara mereka. Singkatnya, mereka dikirim jauh-jauh hanya untuk berdebat. Jadi untuk apa? Sama saja buang-buang uang.

Eh, tapi Shayra juga tidak mengharapkan hal lain. Maksudnya ... ya, dia senang berlibur, tapi kalau berliburnya bersama pria yang bermasalah dengan segalanya macam Arshan, beda cerita.

"Jadi bagaimana, Arshan? Masih tidak mau?" tanya Aryan. "Hanya seminggu, tempatnya nanti kalian yang pilih."

"Seminggu? Papa yang benar saja?! Seminggu itu lama, Pa! Dua hari sajalah, itu saja sudah terlalu lama." Arshan protes, tentu saja. Pria itu kan tidak pernah tidak protes.

"Seminggu hanya seperti satu kedipan mata. Sudahlah, orang menikah kan tujuannya hanya untuk honeymoon," celetuk Arhaan seenaknya.

Arshan langsung memberikan tatapan mautnya pada sang kakak, tapi yang ditatap justru cekikikan sambil menjulurkan lidah; mengejek.

"Mau, tidak?" tanya Aryan lagi.

"Untuk apa bertanya lagi, Pa? Itu bukan permintaan, tetapi perintah," kata Mahira.

"Benar juga," Aryan mengangguk-angguk membenarkan perkataan sang istri. "Baiklah, Arshan, Shayra, malam ini juga kalian akan berangkat. Kalian mau ke mana?"

*****

Maaf, aku sungguh lupa sedang menulis cerita ini, jadi tidak update untuk waktu yang lumayan lama:'(

Continue Reading

You'll Also Like

2M 30.6K 46
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
56.5K 6.5K 56
Raina datang sebagai tetangga dari keempat lelaki tampan itu. Di apartemen tua, dimana terdapat empat lelaki yang berwujud layaknya seorang pangeran...
117K 4.5K 64
WARNING 21+!! Arga Prawira duda anak 1 memiliki rahasia didalam hidupnya, akankan Disa Aksara gadis yang ia bawa dari rumah masa lalunya bisa menerim...
16.2K 2.6K 17
langsung baca aja siapa tau suka