Jenderal Dan Semesta [✔]

By mrktermelown16

1.7K 303 49

"Kamu harus melupakan kisah ini atau rasanya akan sangat....menyakitkan." - Jenderal dan semesta. ••••• Seme... More

000
01. Jenderal Dan Musik
02. Alana
03. Mundur, Jenderal!
04. Lelah?
05. Buktikan, Bukan Sekedar Omongan.
06. Bulan Sabit
07. Happy Ending?
08. Halte Bus
09. Di Bawah Gerimis Kecil
10. Tentang Kita
11. Kenangan Akhir Pekan
12. About Tonight
13. Walk you home
14. Reano Aldebaran
15. Brithday Girl
16. Seperti Gerimis Kala itu
17. Miracle
18. Where He's?
19. Handwritten
20. Hope
21.Langit Merah Jambu
22. Maple
23. Autumn
24. Sketsa
25. Part Absurd
26. You Never Walk Alone
27. Graduation
28. Diary Halaman 27
29. Get Well Soon, Jenderal
30. Malam Purnama Penuh
31. The Bridge
32. Perasaan Menuntut
33. Perhitungan
34. Cicak Salto
35. Sunset
36. A Long Day
37. Jarak
38. You Know l Love You So
39. Kamu Yang Berharga
40. Dream's Come True

41. Hujan

34 2 0
By mrktermelown16



-Kita pernah berjalan beriringan dibawah hujan. Kini ketika aku melihat hujan hanya ada sebuah kenangan yang tidak bisa diputar kembali.-

[Final]

Satu minggu berlalu. Minggu kemarin, tepat hari rabu pagi dimana langit Ibukota diselimutin awan hitam, gerimis kecil melanda Ibukota tepat hari dimana Jenderal dimakamkan. Hari itu, Lana ikut menyaksikan ketika tubuh Jenderal perlahan ditutupin oleh tanah. Dia masih tidak mempercayai ini semua, semuanya terjadi secara tiba-tiba dia tidak tau harus percaya atau tidak hingga pada akhirnya yang bisa dia lakukan hanya menangis dan tidak terima dengan kepergian Jen

deral.

Pagi ini sama seperti pagi satu minggu yang lalu bedanya pagi ini hujan turun dengan derasnya melanda Ibukota sejak pukul tiga subuh.

Lana terduduk lemas diatas lantai yang tak beralaskan apapun disamping ranjang tidurnya. Mata gadis itu masih terlihat sembab dan disekitar mata dan hidungnya terlihat memerah seperti terbakar dan masih seperti hari-hari sebelumnya air mata gadis itu masih tumpah ruah seperti air keran yang rusak.

Sudah satu minggu berlalu tapi kesedihan yang dirasakan olehnya masih terus menyelimuti dirinya seolah semesta pun ikut andil memberinya kesedihan dan kesakitan yang bertubi-tubi bahkan waktu pun seperti memeluknya agar dia merasakan kesedihan yang begitu lama.

Hari-hari selanjutnya setelah kepergian dia, Lana habiskan dengan banyak menangis.

Gadis itu kembali terisak ketika layar ponselnya menyala karena dari beberapa hari yang lalu hingga detik ini Rean selalu menelepon dan mengirim pesan teks pada gadis itu yang berujung tidak direspon sama sekali. Di lockscreen ponsel gadis itu terpajang jelas poto Jenderal yang sempat Lana ambil secara tiba-tiba ketika Jenderal menatap dirinya dari kejauhan, Lana ingat dengan jelas raut wajah kaget Jenderal kala itu yang sangat menggemaskan dan lagi hal itu kembali membuat air mata Lana jatuh.

"Kamu denger aku Jen disana?? Kamu harus nepatin janji kamu!!" lirihnya.

".... Kamu gak boleh ingkar, seharusnya kamu menepati janji kamu!" Dia kembali terisak.

"Omong kosong semuanya, Jen! Satupun gak ada yang kamu tepatin. Seharusnya aku percaya kalo kamu memang pembohong besar," dia menyeka air matanya dengan kasar.

Menekuk kedua lututnya gadis itu meyandarkan kepalanya kesisi ranjang lalu dengan putus asa Lana berteriak yang membuat hatinya semakin sakit.

"SEHARUSNYA AKU PERCAYA KAMU BAKAL NINGGALIN AKU, BERENGSEK!!"

*****

Sampai pukul satu siang hujan masih setia menguyur padatnya Ibukota. Lana duduk terdiam dibangku Bus, terpaku bersandar ke kaca jendela Bus yang basah akibat siraman air hujan yang dihembus angin.

Air mata gadis itu kembali jatuh ketika terlempar memori-memori indah saat dirinya dan Jenderal pernah berjalan beriringan dibawah hujan, menikmati air hujan yang jatuh membasahin keduanya saling bercanda, tertawa dan jatuh bersama. Dan kini ketika gadis itu melihat hujan yang ada hanya sebuah kenangan indah yang tidak akan pernah terulang kembali.

"Hari ini di kamp pelatihan hujan deras, ditempat kamu hujan juga gak Lan?"

"Iya disini juga hujan deras." Lana membalas pesan suara itu.

Selama berpisah dan Jenderal mengaku bahwa dia sedang latihan menjadi tentara ternyata laki-laki itu telah menyiapkan sebuah pesan suara untuk Lana yang pada awalnya Jenderal tidak ingin Lana mendengar semua pesan suara yang telah ia rekam namun kini semua pesan suara itu telah Lana dengar dan gadis itu kembali berulang-ulang kali memutar ulang pesan suara itu. Ketika mendengar suara itu Lana lagi-lagi kembali menangis, dia merindukan suara itu.

"Maaf harus ninggalin kamu ini semua demi cita-cita aku, awas aja ya kamu kalo berani-beraninya selingkuh disini aku mati-matian latihan supaya jadi tentara biar kamu bangga, jadi jangan nakal disana ya sayang."

Lana tau itu adalah kebohongan pertama Jenderal.

"Hari ini capek banget latihannya berat banget hari ni, maaf ya gak bisa cerita banyak hari ini aku mau istirahat kamu juga harus istirahat ya Lana, bye."

Dan itu adalah kebohongan Jenderal selanjutnya.

"Iya latihannya emang berat banget ya Jen, latihan supaya kamu kuat ngelawan rasa sakit yang kamu pendam selama ini." Kata Lana pelan sekali.

Gadis itu kembali mengusap air matanya sambil menyandarkan kepalanya kesisi kaca jendela bus sambil kembali mendengarkan suara Jenderal dari earphone.

"Denger-denger kamu udah jadi anggota relawan ya? Wah parah banget sih masa hal sepenting ini kamu gak kasih tau aku? KB sih parah, kecewa berat!"

*KB; kecewa berat

Lana tersenyum getir. "Aku lebih kecewa saat kamu nyimpan rahasia sepenting ini tentang kondisi kamu bahkan kamu nyimpan hal ini sampai kamu pergi ninggalin aku tanpa kasih tau aku sedikit pun." Dia menyeringai. "Cuma aku sendiri yang gak tau Jen? Setega itu kamu, seenggak penting itu aku buat kamu? Sialan!"

"It's okelah. Selamat, jadi anggota relawan itu menyenangkan loh Lan, jangan bosen ngebantu banyak orang ya, cantik."

Lenggang sejenak. Diluar hujan berangsur-angsur reda.

"Lana aku rindu,"

Gadis itu tersenyum tipis. "Aku juga rindu kamu."

"Rindu suara kamu, tawa kamu, omelan kamu tapi yang paling aku rindukan adalah senyumanmu. Aku pengen banget lihat senyum kamu hari ini, aku lelah Lan, aku rindu kamu aku pengen peluk kamu."

Lana mengigit bibir bawahnya yang mulai gemetar.

"Limfoma akut stadium akhir. Aku gak tau kapan penyakit sialan ini mulai ada dalam diri aku tapi semenjak aku tau aku mulai takut, aku takut pergi aku takut gak bisa miliki kamu." Laki-laki itu menjeda sesaat terdengar helaan napas dibalik pesan suara itu.

"Maaf. Aku tau kamu udah tau semua ini dari Ajun 'kan? Maaf kamu harus tau ini dari orang lain, maaf bukannya kamu gak penting buat aku, maafin aku yang enggak akan pernah berani bilang langsung kekamu. Maaf Lan, aku pengecut."

Air mata Lana mengalir dengan sendirinya dia terisak, dadanya kembali terasa sesak.

"Maaf udah bohongin kamu, tentara? Apanya yang tentara semuanya bohong Lana, maaf, maaf." Terdengar suara isakan tangis dibalik pesan suara itu. "Maaf buat semuanya, maaf udah bohongin kamu, aku udah berjuang tapi rasanya capek banget aku udah lelah aku mau istirahat Lan, aku pengen tidur tapi aku lebih pengen lihat wajah kamu, aku rindu banget sama senyum kamu."

Tangis Lana pecah tepat ketika dia turun dari bus.

Lenggang sejenak hingga terdengar suara di lanjutan pesan suara itu. "Haha heran deh sekarang aku banyak minta maafnya. Eh tapi, bukankah itu bagus? Eum enggak! Aku 'kan pernah bilang daripada minta maaf terus aku lebih suka diberikan senyuman dan sekarang aku ngekhianatin omongan aku sendiri haha." Dia tertawa, tawa yang semakin membuat Lana merindukannya. "Btw aku jadi rindu senyum kamu, hari ini bahkan rindu banget malahan."

"Aku juga rindu senyum kamu, wajah kamu, suara kamu, semua tentang kamu aku rindu, Jen!" Parau gadis itu.


"Awalanya aku harap semoga semua pesan suara ini gak sampai kekamu, gak akan pernah kamu denger tapi aku gak tau kedepannya bakal gimana tapi maaf ya jika semua pesan suara ini yang udah aku rekam pada akhirnya bakal kamu denger Padahal lebih baik kalo aku cerita langsung sama kamu sambil liatin senyum kamu, banyak banget yang pengen aku ceritain sama kamu, aku harap kamu gak bosen dengerin semua cerita aku."

"Apapun itu selama tentang kamu aku akan dengerin itu semua."

Hujan kembali turun kali ini turun deras tanpa aba-aba membuat Lana yang tidak mengunakan payung terguyur hujan lebat, seluruh tubuhnya basah, dia mengigil.


"Lana, aku mencintaimu, tapi aku tau bahwa kamu bukan milik aku."

Lagi, Lana kembali lagi mendengar kalimat itu dari pesan suara tersebut yang membuat hatinya terasa dicabik-cabik, terasa sakit berkali-kali lipat. Gadis itu memejamkan kedua matanya kuat ketika mendengar kalimat itu air matanya mengalir deras, dia tekan dada kirinya dengan kuat, disana rasanya sangat sakit dan sesak.


"Terimakasih telah menjadi bagian cerita indah dalam semestaku."

Dia gigit bibir bagian bawahnya dengan kuat kemudian menangis tanpa suara dibawah derasnya hujan meski gadis itu tau bahwa sekencang apapun suara tangisnya akan tersamarkan oleh derasnya suara hujan tapi gadis itu sudah tidak memiliki tenaga untuk meraung—menangis sejadi-jadinya. Dia lelah hatinya sakit raganya sakit.

"Aku milik kamu, itu yang harus kamu tau, selamanya, aku milik kamu."

"Lana, aku tidak tau harus berapa banyak kata cinta yang harus kuucapkan untuk menyakinkan betapa aku mencintaimu."










END.


Kamu semestaku sebuah cerita indah yang ditulis oleh semesta untuk kisah hidupku.

Continue Reading

You'll Also Like

58.7K 7.7K 37
#Brothership #NCTDream #00line ❗HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Bianglala membawa kita berempat berputar. Memberi kita kesempatan melihat setiap sisi d...
40.5K 4.3K 31
Mereka yang satu namun tak dipersatukan oleh takdir. Mereka yang seharusnya bersama namun tak dibiarkan bersama oleh waktu. Dan mereka yang berbahagi...
19.3K 2.1K 69
(UPDATE SETIAP HARI) Season 1 : Chapter 1-53 ( Season pertama hanya bagian perkenalan karakter dan hubungan antara kakak beradik ) Season 2 : Chapte...
1.4M 18.9K 47
ON GOING SAMBIL DI REVISI PELAN-PELAN. Start 18 November 2023. End? Cerita bertema 🔞, Kalau gak cocok bisa cari cerita yang lain terimakasih. Mars...