After Sunset

By lexjulia

6.1K 3 0

Sequel cerita dari "Namaku Maira" yang aku tulis di noveltoon. Cerita kali ini adalah tentang sudut pandang d... More

1 [Frame]
2 [Sunflower]
3 [Wind]
4 [Summer]
5 [Shrivel]
6 [Summer End]
7 [Chance]
8 [Deleted]
9 [Black Rose]
10 [Is It]
11 [Her]
12 [Red Lips]
13 [Begin]
14 [First]
15 [Second]
16 [Third]
17 [Mine]
18 [Forgotten]
19 [Sweet of her]
20 [Care]
21 [Just Began]
22 [After Birthday]
24 [Promises]
25 [Dina]
26 [Her Smile]
27 [Happiest Day]
28 [Zahra]
29 [Tea Time]
30 [Signature]
31 [Silly Student]
32 [Telenovela]
33 [Graduated]
34 [Declined]
35 [Kids]
36 [Celebration]
37 [Growth]
38 [End Of Moment]
39 [Fallen Tree]
40 [Before Everything]
41 [Candlelight]
42 [Fairless]
43 [Betrayal]

23 [The Night]

231 0 0
By lexjulia

Dina yang selalu memilih untuk menyetir mobilnya sendiri tanpa sopir, masih tersenyum sambil membicarakan pacar adiknya.

"Mungil banget ya mi maira, imut lagi", ujar dina pada maminya.

"Iya, sopan lagi anaknya", jawab mami mita.

"Ya mudah-mudahan aja awet sama dimas, jadi dimas nggak perlu patah hati lagi", ujar mami mita menambahi.

"Mudah-mudahan, ini juga pertama kalinya dimas bawa pacarnya kerumah, biasanya hanya ke toko", ujar dina.

Begitu sampai toko, zahra yang bertugas di lantai dua menyambut bosnya dengan ramah.

"Tumben telat mi", ujar zahra sambil mencium tangan mami mita.

"Iya nunggu dimas pulang dulu soalnya", jawab mami mita sambil kembali berjalan ke ruangannya.

"Oh dimas pulang, kok nggak sekalian ikut ke toko", tanya zahra.

"Mau pergi sama maira katanya", jawab dina sambil tersenyum pada zahra.

Dina dan mami mita lalu masuk ke dalam kantor, tanpa melihat zahra yang menghentikan langkahnya.

Zahra kemudian menelvon dimas, tapi dimas tidak menjawabnya, karena dia sibuk menciumi maira.
Zahra tak ingin menyerah dan berusaha menelvon dimas berulang kali, tapi dimas masih tidak menjawabnya.

"Arrgghh", geram zahra karena dimas tak kunjung menjawab telvonnya.

Zahra akhirnya kembali menyibukkan diri di toko, tapi zahra masih belum bisa melepas pikirannya, akan kabar bahwa dimas membawa pacarnya ke solo.
Zahra sadar kalau dia sudah kalah, tapi entah ambisi apa yang membuat zahra enggan menyerah.

Dari pagi hingga sore hari, zahra menjadi sangat sensitif, sementara dimas sedang ada di puncak bahagianya. Usaha dimas untuk bisa mendapat kamar hotel yang dimas inginkan, untuk merayakan hari ulang tahun maira secara private hanya berdua dengan maira, terbayar dengan tatapan maira yang terus menerus bercahaya untuk dimas.

Sebulan yang lalu, dimas yang buntu akan ide hadiah ulang tahun yang bisa ia berikan untuk maira, teringat akan cerita maira saat maira pergi ke semarang.
Maira menceritakan tentang bukit tembalang dengan wajah tersenyum dan mata berbinar. Dimas kemudian teringat akan hotel yang ia datangi bersama gilang saat mereka SMP. Tanpa membuang waktu, dimas langsung menelvon gilang yang masih ada di london.

"Bro, tumben telvon, pasti ada butuhnya ya", ujar gilang begitu dia menjawab telvon dari dimas.

"Iya, lang kamu inget hotel yang kita datengi pas kita kelas dua SMP nggak, waktu kamu di suruh papa kamu ke semarang nemuin dia, tapi nggak mau sendiri, terus ajak aku, inget nggak", tanya dimas tanpa basa basi pada gilang.

"Yang mana dim, udah lama banget, udah lupa aku", jawab gilang.

"Yang di atas semarang, masa lupa, di tembalang, inget nggak", tanya dimas lagi.

"Oh bilang dong, punya keluarganya renata itu, emang kenapa, mau bawa siapa kamu kesana", ujar gilang, yang enggan luput untuk menggoda dimas.

"Mau pesen kamar VIP, buat kado ulang tahun pernikahan mbak dina lang", jawab dimas sambil berusaha menutupi kebohongannya.

"Bohong aja kamu, kalau kamu telvon renata salam ya", ujar gilang.

"Masih ngarep renata kamu", tanya dimas lagi.

"Mau ngarep ratih, bekas kamu, ogah aku, yang pasti-pasti ajalah yang udah aku cicipi", jawab gilang tanpa rasa malu.

"Aku nggak sentuh ratih lang, masih utuh dia, coba kejar aja, siapa tau sekarang berhasil", goda dimas.

"Jujur deh, mau bawa siapa dim ke hotelnya renata", tanya gilang.

Dimas yang enggan menjawab pertanyaan gilang, langsung mematikan sambungan telvonnya untuk gilang, kemudian menelvon renata, namun tidak dijawab oleh renata.

Renata baru merespon panggilan telvon dari dimas tiga hari setelahnya.

"Eits, udah lama nggak ada kabar pasti ada butuhnya nih nelvonin terus", ujar renata tanpa basa basi.

"Ren jodoh kamu sama gilang, pertanyaannya sama, nggak mau balikan aja", goda dimas pada renata.

"Mau aku tutup telvonnya", ancam renata pada dimas.

"Enggak enggak, sorry sorry, mau nanya nih, hotel bukit yang ada di tembalang atas, kata gilang punya keluarga kamu", tanya dimas pada renata.

"Iya, udah full book untuk seminggu ke depan", jawab renata.

"Untuk bulan depan ren, tanggal dua februari, bisa bantuin dapet kamar vip nggak", tanya dimas dengan penuh harap.

"Boleh, imbalannya apa", tanya renata lagi.

"Kamu maunya apa", tantang dimas.

"Apa ya", tanya renata pada dirinya.

"Udah gini aja ren, kamu info ke manager hotel kamu dulu untuk booking tanggal dua februari, terus kamu kasih nomer managernya, nanti kalau kamu butuh sesuatu kamu kasih tau aku, oke", ujar dimas pada renata.

"Oke deh", jawab renata, dan langsung menutup telvon dari dimas.

Dua minggu setelahnya, renata mengirim konfirmasi melalui email, kamar yang di booking oleh dimas. Renata juga mengirim dua foto yang memperlihatkan suasana kamar saat sunrise dan sunset, sesuai request dimas.

Dimas hanya ingin detail keinginannya terpenuhi, jadi dia memastikan bahwa semua harapannya berjalan sesuai rencana.

Sekarang tanggal dua februari, dan dimas masih menatap maira yang terlihat takjub akan hadiah yang ia berikan.

"Wow, keren banget pemandangannya dari sini", ujar maira dengan wajah takjub.

"Bagusan mana sama yang kamu lihat dulu", tanya dimas.

Maira hanya memeluk dimas dan mengecup pipi dimas.

"Selamat bertambah umur sayang, semoga kamu suka kadonya", ujar dimas sambil menatap maira.

"Makasih ya, kadonya indah banget", ujar maira, dengan tatapan berbinar dan pancaran kebahagiaan.

Melihat binar kebahagiaan yang terpancar di wajah maira, membuat dimas semakin ingin menyatukan diri dengan maira. Namun dimas berusaha untuk membuat dirinya sabar dan memberi kenyamanan sebaik mungkin untuk maira yang duduk di pangkuannya. Hanya kecupan lembut yang dimas daratkan di leher maira.

Begitu gelap menyelimuti kota semarang, dimas mengajak maira makan malam, lalu menciumi maira di atas tempat tidur begitu mereka usai makan makan malam dan kembali ke kamar hotel mereka.

"Aku mandi duluan ya", ujar dimas setelah melepas ciumannya.

Maira mengangguk, membiarkan dimas berlalu ke kamar mandi dan meninggalkan maira yang kembali menatap kota semarang dari kamar hotelnya. Tatapan takjub masih belum terlepas dari bingkai wajah maira saat melihat sinar kota semarang yang sangat indah.

"Nanti pakai piama yang udah aku beliin ya", ujar dimas pada maira seusai ia mandi.

Maira mengangguk, kemudian berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang terasa gerah.

"Kok belum ganti baju", tanya maira yang mendapati dimas masih mengenakan jubah mandi begitu maira keluar dari kamar mandi.

Dimas hanya tersenyum namun tatapannya masih terpaku pada layar handphonenya.
Maira memilih membiarkannya, karena maira juga masih ingin menikmati pemandangan kota semarang yang menurut maira sangat memukau.

Lima menit setelah maira duduk di pinggir jendela, dimas menghampirinya, lalu berlutut di hadapan maira. Dimas mencium telapak tangan maira, dan dengan lembut mengajak maira naik ke atas tempat tidur.

"Dimas udah ngantuk", tanya maira.

Dimas hanya tersenyum, lalu mulai menciumi maira dengan seluruh cinta dan gairah yang ia miliki. Ciuman yang dimas berikan, diiringi dengan jemari dimas yang mulai melepas kancing piama maira secara perlahan. Satu demi satu kancing piama maira terbuka, dan maira hanya menatap dimas dengan tatapan lembutnya.

Dengan piama atas maira yang terbuka seluruhnya, ciuman dimas beralih menelusuri leher maira, dan jarinya menelusuri lekuk payudara maira. Dimas kemudian melepas piama maira, dan membalik tubuh maira untuk melepas bra yang maira kenakan.

Dimas menciumi punggung maira, sebelum kembali membalik tubuh maira, dan rintihan mulai terdengar dari bibir maira. Wajah polos dan tubuh polos maira, merajut bara api di tatapan dimas. Dimas kemudian melepas jubah mandinya, dan membiarkan kulit telanjangnya menyentuh tubuh maira.

"Dimas", lirih maira.

"Hmm", jawab dimas.

Dimas menatap maira, namun tak ada ucapan apapun lagi dari maira, dan hanya rintihan lemah yang terdengar. Tanpa menunggu suara maira lagi, bibir dimas mulai menyusuri wajah maira. Mengecup lembut kening maira, lalu mata, pipi, bibir, leher dan berakhir dengan mengulum secara bergantian payudara milik maira.

Dimas menjilat, menggigit dan mengulum payudara maira yang selalu membuat willy berdiri, meski keduanya selalu terbungkus rapi oleh pakaian maira.

Tangan dimas membelai perlahan seluruh tubuh maira, dan mulai masuk ke balik celana yang maira kenakan. Dimas meremas isinya, dan menyelipkan tangannya masuk kebalik celana dalam maira.

"Boleh di lepas", tanya dimas pada maira.

"Boleh", jawab maira yang masih memejamkan matanya.

Bibir dimas perlahan naik untuk menciumi leher maira, dan secara perlahan dimas melepas celana yang maira kenakan.

Untuk pertama kalinya, dimas melihat tubuh telanjang maira secara penuh, dari ujung hingga ujung. Lekuk tubuh yang luar biasa menggoda, membuat dimas tak sabar untuk mencicipi seluruhnya.

Dimas memilih untuk menepikan kesabarannya, dan mulai kembali menciumi setiap sudut tubuh atas maira, lalu membuat jarinya menari di celah mahkota maira.

"Suka nggak", tanya dimas.

Maira hanya menjawab dengan rintihan yang ia suarakan. Hal itu membuat hasrat dimas semakin menggelora. Kecupan demi kecupan dimas berikan sambil menuruni tubuh maira, dan mengakhiri kecupannya di celah kaki maira. Jilatan yang dimas nadakan di tubuh bawah maira, membuat rintihan dari bibir mungil maira semakin kencang.

Dimas bisa merasakan, melalui lidahnya, cairan bening keluar dari bibir bawah maira, yang menjadi pertanda bahwa maira sudah siap seratus persen untuk menerima willy.

Dimas mengakhiri petualangan lidahnya, dan kembali merayap ke atas tubuh maira.

"Kamu bunga terindah yang akan aku miliki untuk selamanya dan nggak akan pernah aku lepaskan", bisik dimas di telinga maira.

Dimas kemudian mengecup bibir maira, lalu turun untuk mengulum kembali payudara milik maira, sambil menarikan jarinya di mahkota milik maira.

Dimas menghentikan semua aktifitasnya begitu nafas maira terdengar semakin berat dan rintihan maira semakin dalam.

Dengan tersenyum, dan dengan sangat lembut, dimas menutupi tubuh maira dengan selimut, lalu memeluknya.

***

Continue Reading

You'll Also Like

3.2M 261K 96
RANKED #1 CUTE #1 COMEDY-ROMANCE #2 YOUNG ADULT #2 BOLLYWOOD #2 LOVE AT FIRST SIGHT #3 PASSION #7 COMEDY-DRAMA #9 LOVE P.S - Do let me know if you...
1.7M 105K 40
"You all must have heard that a ray of light is definitely visible in the darkness which takes us towards light. But what if instead of light the dev...
1M 35.9K 42
#1 in Teen Fiction - 26.03.2020 #10 in Romance - 04.10.2020 #1 in Unrequited - 21.02.2020 #1 in LoveTriangle - 01.01.2020 # 14 in Angst - 20.20.2020 ...
4.4K 141 20
[Minta votenya ya!!!! ๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š] ________~~~~โ™กโ™กโ™ก~~~~_________ Candra : "Sejujurnya ingin ku katakan saja... dari hati ini Ku mencintaimu. Kuharapkan kau...