After Sunset

By lexjulia

6.1K 3 0

Sequel cerita dari "Namaku Maira" yang aku tulis di noveltoon. Cerita kali ini adalah tentang sudut pandang d... More

1 [Frame]
2 [Sunflower]
3 [Wind]
4 [Summer]
5 [Shrivel]
6 [Summer End]
7 [Chance]
8 [Deleted]
9 [Black Rose]
10 [Is It]
11 [Her]
12 [Red Lips]
13 [Begin]
14 [First]
15 [Second]
16 [Third]
17 [Mine]
18 [Forgotten]
19 [Sweet of her]
20 [Care]
21 [Just Began]
23 [The Night]
24 [Promises]
25 [Dina]
26 [Her Smile]
27 [Happiest Day]
28 [Zahra]
29 [Tea Time]
30 [Signature]
31 [Silly Student]
32 [Telenovela]
33 [Graduated]
34 [Declined]
35 [Kids]
36 [Celebration]
37 [Growth]
38 [End Of Moment]
39 [Fallen Tree]
40 [Before Everything]
41 [Candlelight]
42 [Fairless]
43 [Betrayal]

22 [After Birthday]

93 0 0
By lexjulia

Menurut hasil penelitian, laut terdalam yang ada di bumi adalah Mariana Trench. Tapi jika ada alat yang bisa mengukur kedalaman hati manusia, dimas ingin mereka mengukur kedalaman hati dimas.

Cinta yang maira berikan untuk dimas, semakin dalam dan membuat dimas semakin kesulitan untuk bernafas saat maira bermain dengan willy.

Maira yang baru sepuluh menit lalu keluar dari kamar dimas, meninggalkan dimas dengan gairah yang masih menyala.

"Pulangnya malam aja", pinta dimas dua puluh menit sebelumnya sambil terus memeluk maira.

"Nggak bisa, udah janjian sama kiki, sama yang lainnya juga, kita mau ngumpul di rumah kiki", ujar maira.

"Please, aku nggak mau kamu pergi", pinta dimas dengan manja.

"Minggu depan kita ketemu lagi sayang", ujar maira.

"Masih lama, kamu kumpul sama mereka minggu depan aja", pinta dimas.

"Dimas aku ketemu kamu tuh seminggu tiga kali, sama mereka cuma seminggu sekali", ujar maira.

"Kita nikah aja ya, biar kita bisa ketemu setiap hari", pinta dimas lagi.

"Memang dimas kira nikah itu gampang, aku juga mau nikah sama dimas, tapi kita perlu persiapan yang matang, nggak cuma seneng-seneng aja, nikah juga ada pahitnya", ujar maira dengan lembut.

Dimas hanya terdiam, dan dengan berat hati dimas melepaskan maira yang bangun dari tempat tidur untuk beranjak ke kamar mandi.

Dimas yang kecewa karena maira tidak menuruti kemauannya, menarik selimut untuk menutupi dirinya.

"Nggak mau nganter aku ke bawah nih", tanya maira yang baru keluar dari kamar mandi, sambil merapihkan bajunya.

Dimas yang terbungkus selimut memilih untuk tidak menjawab maira.

"Ngambek", tanya maira sambil memeluk dimas.

Masih tidak ada jawaban dari dimas, maira kemudian membuka selimut yang menutupi wajah dimas, lalu mencium dimas dengan lembut.

"Aku pulang ya", ujar maira pada dimas.

Dimas hanya melirik maira, lalu membuang mukanya kesamping.

Melihat sikap dimas padanya, tangan usil maira membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh dimas, dan maira bisa melihat tubuh dimas tanpa sehelai benangpun.
Maira kemudian membawa mulutnya menuju willy, dan memasukkan willy ke dalamnya.

"Ahh ahh ahh", rintih dimas.

Maira terus menarik willy jauh kedalam mulutnya sampai willy terpompa penuh, kemudian melepasnya.

"Kamu jangan siksa aku dong", lirih dimas.

"I love you", ujar maira sambil tersenyum dengan manisnya.

"Aku pulang ya", ujar maira lagi.

Dimas akhirnya memeluk maira, dan mencium pipinya.

"Hati-hati di jalan, kalau udah sampai rumah wajib langsung telvon aku", pinta dimas dengan tegas.

"Iya sayang", jawab maira.

Dimas kemudian mencium bibir maira sekali lagi, lalu melepas maira, dan memandangi maira yang keluar dari kamarnya.

Maira yang selama tiga jam sebelumnya ada di peluk dimas, kini meninggalkan dimas sendiri dibawah selimutnya. Dimas kemudian mengeluarkan dua pengaman yang ada di saku celana pendeknya, dan menatap pengaman dengan bungkus biru yang sudah empat bulan lalu dimas beli, tapi masih belum juga terpakai.

Setelah merenungi hasratnya yang menggantung, dimas keluar dari dalam selimutnya, dan berjalan ke kamar mandi, untuk menyalakan shower lalu mengguyur dirinya serta gairahnya dengan air dingin.

"Apa aku berlebihan kalau aku ingin lebih", ujar dimas pada dirinya sendiri.

"Apa aku salah jika aku ingin mengikat maira untuk menjadi milikku selamanya", ujar dimas lagi pada dirinya.

Dimas berfikir dan terus berfikir bagaimana caranya membuat maira memintanya, untuk menyatukan willy dengan miliknya. Dimas tidak ingin memaksa maira untuk menuruti hasratnya, yang dimas inginkan adalah maira memintanya.

Dimas ingin menyatukan dirinya dengan maira, atas dasar persetujuan kedua belah pihak secara sadar. Dimas tidak ingin jika suatu saat nanti maira menyesal, karena sudah membiarkan dimas menjadi yang pertama menyentuhnya.

Meski hubungan yang dimas miliki dengan maira belum sampai usia panen bunga tulip, tapi dimas yakin bahwa maira akan menjadi yang terakhir untuknya. Dimas juga menjalani hubungannya dengan maira secara serius, tanpa memiliki keingianan untuk mempermainkan cinta yang sudah maira berikan untuknya.

♡♡♡

Hari-hari selanjutnya, maira yang sibuk dengan rencana perayaan hari ulang tahunnya, memberi peluang bagi dimas untuk merasa frustasi karena kerinduannya akan sentuhan tangan nakal maira.

Rasa frustasi yang menemani hari-hari dimas, baru berakhir saat dimas kembali bertemu dengan maira yang terlihat sangat cantik di hari ulang tahunnya.

Setelah berkenalan dengan seluruh keluarga maira dan sahabat maira yang selalu maira ceritakan, dimas menghabiskan hampir sepanjang acara untuk berbincang dengan ayah maira. Pak Angga nama ayah maira, beliau sangat hangat dan ramah pada dimas.

"Dimas berapa bersaudara", tanya pak angga.

"Dua pak, saya punya kakak perempuan", jawab dimas.

Tujuan dimas untuk maira adalah hubungan serius yang menuju pernikahan, jadi dimas tidak merasakan beban berat saat menemui keluarga maira.

Berbincang dengan ayah maira dan meraih kepercayaan dari ayah maira, membuat dimas mendapatkan ijin dari ayah maira, untuk membawa maira menemui keluarganya.

Mami dan kakaknya yang sudah sangat lama ingin bertemu maira, kegirangan saat dimas memberi kabar bahwa dia akan pulang ke solo bersama maira.

"Jam berapa dek kira-kira sampai solo", tanya dina pada dimas di telvon.

"Jam sepuluh mbak kira-kira", jawab dimas.

"Bener kamu mau bawa maira, jangan bohong ya, awas aja kalau bohong", ujar dina.

"Suer nggak bohong kali ini, ayahnya udah ijinin kok untuk aku ajak ke solo", jawab dimas.

Dimas memang pernah berencana membawa maira pulang ke solo tiga bulan lalu, tapi orang tuanya tidak mengijinkan maira pergi, mungkin karena saat itu mereka belum terlalu mengenal dimas.

Sekarang semuanya sudah berjalan sesuai dengan yang dimas inginkan.

Ibunya maira memang selalu ramah pada dimas, tapi dengan ayahnya maira yang juga mendukung hubungan mereka, membuat dimas yakin akan rencananya untuk maira.

"Ini yang namanya maira", ujar mami mita yang langsung menyapa maira dengan hangat saat maira sudah ada di ruang tamu rumahnya.

Hanya pertemuan singkat di pagi hari, karena mami mita harus segera ke toko.
Dina juga sudah berkenalan dengan maira, dan langsung mengirim pesan singkat pada dimas, "Approval 100%".

Dimas tersenyum membaca pesan dari kakaknya, dan tetap tersenyum saat dimas kembali ke dalam rumah setelah mengantar mami mita dan dina sampai depan gerbang rumah.

Senyum dimas bahkan masih terukir saat menatap maira yang sudah duduk manis di sofa yang ada di dalam kamarnya. Namun senyum dimas sirna, saat maira hampir menemukan rahasianya.

Dimas nyaris melupakan buku kecil miliknya, yang berisi coretan tentang masa lalunya. Dimas sadar bahwa isinya bisa membahayakan hubungannya dengan maira yang sudah sangat sempurna.

Melihat buku kecil miliknya yang penuh coretan rahasia ada di tangan maira, hati dimas langsung berteriak, dan mendorong dimas, untuk mencegah maira membaca isi dari buku kecil tersebut.

"Nyaris", gumam dimas dalam hati, setelah dimas berhasil merebutnya dari tangan maira.

"Kenapa sih aku nggak boleh lihat, bikin penasaran aja", gerutu maira.

Maira memang tidak pernah terlihat cemburu atau menunjukkan kecemburuannya, itu semua karena dimas memang tidak pernah memberi alasan pada maira untuk merasa cemburu.

Buku kecil itu adalah kado yang mami berikan di ulang tahun dimas yang ketiga belas tahun.

"Dimas bisa menulis apapun di buku ini, yang dimas tidak bisa ungkapin", ujar mami mita saat itu pada dimas yang berusia tiga belas tahun.

Celakanya, dimas hanya menuliskan soal perempuan yang ia dekati semenjak usianya enam belas tahun.

Dimas tidak ingin merusak hubungannya yang sudah sangat sempurna bersama maira, dengan kecemburuan yang tidak penting. Dimas juga memiliki rencana yang sangat penting bersama maira, jadi dimas tidak ingin hal sekecil apapun memiliki potensi untuk merusaknya.

Setelah menghadapi trick maira yang sangat mudah di tebak, dimas mencium maira dengan sangat liar supaya maira melupakan keinginannya untuk membaca isi dari buku kecil miliknya.

"Kenapa aku nggak boleh baca buku itu", tanya maira begitu dimas melepas ciumannya.

"Tatap aku ra", pinta dimas.

Maira kemudian menatap dimas, yang secara perlahan mulai meremas payudara maira. Bibir dimas kemudian menelusuri leher maira. Dimas hanya ingin menghapus rasa penasaran yang maira miliki.

Selama tiga puluh menit, dimas terus menerus memberi ciuman yang membuat maira tak berhenti merintih. Dimas juga menciumi dua putik payudara maira seraya meremas dari samping.

Sentuhan bibir dimas di payudara maira, akhirnya berhasil membuat maira berhenti bertanya soal buku kecil miliknya.

***

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 105K 40
"You all must have heard that a ray of light is definitely visible in the darkness which takes us towards light. But what if instead of light the dev...
3.6M 150K 61
The story of Abeer Singh Rathore and Chandni Sharma continue.............. when Destiny bond two strangers in holy bond accidentally ❣️ Cover credit...
558K 14.5K 55
This is the story of two different souls who meets each other at the right time and right place. Damien King, hot , handsome and sexy not to mention...
708K 73.3K 27
في وسط دهليز معتم يولد شخصًا قاتم قوي جبارً بارد يوجد بداخل قلبهُ شرارةًُ مُنيرة هل ستصبح الشرارة نارًا تحرق الجميع أم ستبرد وتنطفئ ماذا لو تلون الأ...