He's Dargael

By ssniftynaa

526K 30K 5.5K

DON'T COPY MY STORY. FOLLOW SEBELUM BACA, YA. BANYAK HAL TOXIC, HARAP BIJAK DALAM MEMBACA! [17+] **** Ini t... More

Prolog
01. Surat Penerimaan
02. Bertemu di Bk
03. Setan Bertato
04. Pulang Bareng?
06. Toilet cewek
07. Pemaksa
08. Tiga lembar foto
09. Cella dan Kalan
10. She's Briani
11. Arnold kenapa?
12. Ketulusan Arnold
13. Ikut Gue, Mau?
14. Dargael atau Arnold?
15. Murahan.
16. Keputusan
17. Coklat & Permintaan maaf
18. Effort
19. Perasaan Arnold
20. Someone
21. Happy birthday, Cella
22. Alasan Dargael
23. Be My Girlfriend?
24. Si Hoodie Hitam
25. Cleon khawatir
26. Kisah dengan Arnold, Selesai.
27. Dargael?
28. Dia kembali
29. Terasa jauh
30. Terlalu Naif
31. Dargael Sakit
32. Nebus Janji

05. Veron's club.

26.9K 1.3K 118
By ssniftynaa

Diharapkan untuk bijak dalam membaca. Ada beberapa adegan yang tidak pantas di tiru dan tidak baik dibawa ke pribadi ⚠️

05. Veron's club.

Bunyi dentuman musik memekakan telinga mengisi keriuhan malam ini. Tak lupa dengan cahaya lampu kerlap kerlip yang membuat sakit mata. Namun itu tidak mempengaruhi tiga cowok remaja yang tengah santai duduk berkeliling di sofa pendek dengan meja bulat di tengah tengah mereka. Dengan minuman alkohol serta nikotin yang ada di atas meja.

Ersson, kalan dan Dio. Kalian pasti sudah bisa menebak mereka ada dimana. Ya, nigth club.

Keempat remaja itu clubbing di tempat orangtua dari sepupu Ersson. 'Veron's club.'

"Buset, tuh cewe bohai amat," celetuk Errson mengode Dio untuk menatap seorang perempuan menggunakan dagu nya. "Deketin ga, Di?"

Dio menaikkan sebelah alisnya, menghisap nikotinnya lalu menghembuskannya menatap perempuan dengan dress ketat merah muda yang terlampau terbuka tak jauh dari mereka.

Cowok itu mendengus. Memutar bola matanya. "Ga minat. Tante-tante."

Ersson tertawa pelan. "Iyalah. Lo minatnya ke Lyly kan?" Cowok itu menaik turunkan kedua alisnya, menggoda Dio.

Dio mengangguk tanpa ragu. "Just her."

Ersson tersenyum miring. "Tapi gue rada kasian sama lo."

Mengangkat sebelah alisnya, Dio menatap fokus pada Ersson. "Kenapa?"

"Lo sering di cuekin, kan? Lo udah berusaha buka topik. Sering ngegombal biar dia salting eh dia cuma bales 'wkwk.'" Kalan tertawa mendengar pernyataan Ersson barusan. Cowok tampan yang semula bermain game di ponselnya, kini meletakkan nya di atas meja lalu mematik sebatang nikotin, ikut mendengarkan pembicaraan Ersson dan Dio.

"Tau dari mana lo?" tanya Dio menyipit tajam.

Ersson menggaruk tengkuknya. "Gue ga sengaja baca semalem. Waktu gue minjem hp lo buat nyalain hotspot." Cowok itu menampilkan cengiran aneh.

Dio melotot. "Lancang lo, anjing," umpatnya.

"Ya kan, ga sengaja," balas Ersson santai.

"Awalnya emang ga sengaja, tapi makin lo baca makin kecanduan," timpal Kalan.

Ersson mendengus. "Terus gue salah?"

Kalan melempar sekotak tissu pada Ersson. "Pake nanya. Itu udah termasuk lo ngelanggar privasi orang."

Mengusap wajahnya, Ersson kembali mendengus. "Iya iya. Gue salah. Sorry, ga lagi deh." Cowok itu meminta maaf pada Dio. Mengulurkan tangannya.

Dio berdecak. Tak urung menerima uluran tangan itu.

Kalan terkekeh melihat hal itu. "Kayak bocil lo berdua."

"Btw,-

Kalan menahan ucapannya, menyesap nikotinnya sejenak. "Akhir-akhir ini, gue sering liat bang Darga kayak deketin murid baru kemarin deh?"

Mendengar itu Ersson ikut menimpali dengan heboh. Seakan melupakan hal yang barusan terjadi. "Gue juga liat! kalo ga salah nama tuh cewe Cella, deh."

"Murid baru? Yang bareng Lyly kemarin?" celetuk Dio. Ia menyandarkan punggungnya di kepala sofa.

Kalan dan Ersson mengangguk kompak.

"Siapa nya Darga?" tanya Dio.

"Kita juga ga tau. Makanya kita bingung sekaligus penasaran," balas Kalan.

"Tapi Darga sama tu cewe kayak udah kenal lama." Ersson mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja. "Kemarin gue liat, Darga nganterin bekal ke kelas tuh cewe. Waktu gue tanya siapa, Darga cuma geleng."

Kalan membuang napas pelan. "Gue juga liat, tiap hari bang Darga kayak sengaja nangkring di parkiran samping gedung sekolah, seolah nunggu tuh cewe keluar dari gedung sekolah, trus nyamperin tuh cewe."

Kalan melotot seolah teringat sesuatu. "Dan parahnya! Tadi gue liat, tuh cewe pulang bareng bang Darga!!" Seru Kalan heboh. tak peduli sekitar. "Waktu gue abis selesai main basket," tambahnya.

"Apa jangan-jangan...mereka punya hubungan? like, secret relationship?" timpal Dio. Ia tampak berpikir.

"Menurut gue iya, tapi tiap Darga ngedeketin tuh cewe, gue liat-liat tuh cewe kayak kesel atau marah ke Darga." Ersson menuangkan alkohol ke sebuah gelas kecil lalu meminum sekali teguk.

"Ya mungkin aja, biar ga keliatan pacaran," kata Dio. Ersson mengangguk setuju.

"Tapi menurut gue ngga deh," tambah Kalan. "Mungkin bang Dargael cuma main-main aja ngedeketin tuh cewe. Kan murid baru, otomatis ga tau gimana sifat asli bang Darga."

"Bener juga," sahut Dio.

"Kasian tuh cewe di jadiin bahan mainan sama Darga," ucap Ersson prihatin. "Padahal dia cantik, keliatan polos lagi. Sayang banget kalo di sakitin sama cowo spek Darga."

Dio mengangguk pelan diikuti Kalan. "Gimana kalau..." Kalan menatap Ersson. "Lo deketin aja tuh cewe. Terus buat nyaman, lalu berdua jadian. Dan bang Darga ga akan nyakitin tuh cewe. Sebelum terlambat. Gimana?" saran Kalan menatap serius Ersson.

"Gila lo! Lo tau kan, kalau Darga udah nargetin seseorang, kalau belum dia sakitin ga akan dilepas gitu aja. Dan lo udah tau kan, Darga udah nargetin murid baru itu?"

Kalan terdiam.

"Tapi dulu, Lyly juga sempet jadi target Darga," celetuk Dio mengingat kejadian saat awal-awal mereka baru masuk sma. "Setelah gue jadian sama Lyly, dia ga ada bilang apa-apa, kan? Dia juga ga peduli." Dio menatap Ersson serius. "Darga cuma sekedar main-main sama Lyly dulu, trus waktu gue deketin Lyly, Darga udah langsung mundur. Bukan bermaksud ngerebut tapi emang pada dasarnya gue naksir Lyly," jelasnya.

Kalan mengacak rambutnya. "Gue aja yang deketin, gimana?" Dengan berani Kalan memberi diri.

Ersson dan Dio menoleh serentak.

"Lo serius?" tanya Ersson. "Gue bukannya ga mau, Lan. tapi masalahnya gue ga ada rasa. Takut nyakitin tuh cewe."

Kalan mengerjap. Tersadar bahwa dia juga sama. tidak memiliki rasa.

"Yang ada, malah gue jadinya yang nyakitin dia. Gue buat dia nyaman, eh taunya Gue ga ada rasa," lanjut Ersson.

Dio merenung membenarkan hal itu.

ketiga cowok itu terdiam. Tak terusik dengan keributan sekitar.

"I'll try," ucap Kalan nyaris berbisik.

Ersson mendongkak. "Maksud lo?"

Kalan membuang napas pelan. "Gue bakal coba. Buka hati. Gue ngelakuin ini supaya bang Darga ga sembarang nyakitin cewe lagi. Apalagi cewe yang gatau apa-apa kayak Cella."

"Lo serius?" tanya Dio dan Ersson bersamaan.

Kalan mengangguk. "Ga peduli walaupun Cella kakak kelas gue. Karena gue ga terima bang Darga nyakitin cewe mulu. Kecuali tuh cewe sendiri yang ngelempar dirinya ke bang Darga."

Dio dan Ersson tampak menyetujui perkataan Kalan.

"Semoga lo berhasil, Lan. Dan gue harap, bukan jadi lo yang nyakitin Cella." Dio berucap serius dan diangguki Kalan dengan serius.

Hingga selang beberapa waktu, Dargael tiba di tempat itu. Ersson segera mengangkat tangannya menarik perhatian Dargael agar menyadari keberadaan mereka.

Dargael dengan cepat paham dan mendekat. Mendudukkan tubuhnya di salah satu sofa single.

"Tumben lama, bang?" tanya Kalan.

Dargael dengan gesit mengapit nikotinnya di sela jari telunjuk dan jari tengah nya. Lalu mematiknya. Menghisap nya dengan nikmat. "Abis dari tempat biasa."

Ketiga sahabatnya itu mengangguk paham dengan kata 'biasa' yang dia lontarkan barusan.

"Kenapa nanya? Kangen lo pada sama gue?" tanya Darga dengan nada sok manis.

Kalan, Ersson dan Dio reflek berlagak ingin muntah.

"Kepedean lo bangsat!" Ersson melempar bungkus rokok kearah Dargael. Sedangkan Dargael tertawa pelan.

"Harusnya lo pada udah tau gue ngapain kalo telat dateng nongki. Udah biasa juga gini tapi malah nanya kenapa gue telat," tutur Dargael kesal.

"Bukan kita! Tapi si sipit yang nanya," tunjuk Ersson pada Kalan yang tersenyum hingga kedua matanya menyipit.

"Gue hanya sekedar basa basi aja kali, bang."

"Udah basi, masalahnya," timpal Ersson.

Keempat cowok itu saling melemparkan tawa, suasana yang pada awalnya serius sekejap berubah memcair sejak kehadiran Dargael.

Belum beberapa menit, bunyi notifikasi dari ponsel Dargael mengalihkan perhatian cowok itu termasuk ketiga sahabatnya. Dengan lincah ia membuka ponselnya.

Senyum miring tercetak dibibirnya usai membaca pesan itu dan kini berubah menjadi senyum yang...bahagia? Dan hal itu mampu mengundang raut penasaran dari tiga sahabatnya.

"Ada apa, Ga?" tanya Dio.

"Kayaknya seneng banget," timpal Ersson.

"Bagi bagi cerita dong, bang," tambah Kalan. "Ga boleh pelit pelit ngasih kebahagiaan yang lagi kita rasain," lanjut cowok itu sok bijak.

Senyum Dargael tidak hilang, namun netra hitamnya menyalurkan kesinisan. "Kepo banget lo pada!"

"Ya masalahnya lo senyum-senyum gaje. Siapa yang ga penasaran coba?" ujar Ersson.

"Jadi kenapa nih?"

Dargael kembali menetralkan wajahnya. Mematikan ponselnya lalu berdiri.

"Kenapa sih lo??" kesal Ersson penasaran setengah jiwa.

Dargael menghela mendengus. "Gapapa. Gue pergi dulu. "

"Lah? Lo baru nyampe," ucap Dio heran.

"Ada urusan," balas Dargael sembari memasukkan ponselnya ke saku nya.

"Iya apaaa? Pelit bajeng," kesal Ersson dengan Dio yang di sebelahnya tampak berpikir sesuatu. Hal ini sering Dargael lakukan setelah menerima pesan dari...

"Jangan bilang lo mau ketemu Briani?" Dio menatap Dargael penuh selidik.

Dargael terkekeh. "Exactly."

Tanpa basa-basi lagi, Dargael segera meninggalkan club itu, dimana para sahabatnya masih di tempat itu, menatap punggungnya yang menjauh.

Ketiga sahabatnya tampak sibuk dengan pikiran masing masing sejenak. Terutama Kalan, dimana iris hitam legam cowok itu menyiratkan sebuah tekad.

Hewwoww!!

aku double uppp niii

DI PART INI AKU UBAH BANYAK YA! SCENE NYA DI PART INI BERUBAH DRASTIS!

dan aku harap kalian suka.

Jangan lupa rameinnn!!

Mau lanjut, kan?

Komen banyak banyakk supaya aku makin semangat update!

Seeu next chap, berry!

Jangan lupa follow akunku yaw!

Babay!

Continue Reading

You'll Also Like

DAYANA By lizeaxy

Teen Fiction

21.8K 1.5K 17
Dayana dan Kaivan saling kenal sejak SMP, tetapi sekarang sepertinya perilaku Kaivan semakin menjadi-jadi. Kenapa sih dia selalu mengganggu Dayana? N...
631K 17.5K 49
Cerita sudh end ya guys, buru baca sebelum BEBERAPA PART DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBIT. Kata orang jadi anak bungsu itu enak, jadi anak bungsu...
150K 8.5K 19
ethan tidak menyangka akan di jadiikan pengantin lucifer saat yang ia tau dia hanya melamar di sebuah perusahaan ekspor,milik tuan Andrew Algiso.
39.6K 1.1K 10
Seharusnya Zanetta menikmati masa sekolah yang menyenangkan dengan keadaan damai tanpa gangguan dari pihak manapun. Namun saat hari pertama di kelas...