Edgar mendudukkan istrinya di meja walk in closet miliknya.
Iya Edgar membawa Elmira ke kamar miliknya.
Jantung Elmira berdetak cepat, saat tiba tiba Edgar mengukung tubuhnya dalam posisi ini wajah mereka beradua begitu dekat bukan bukan dekat lagi bahkan sangat dekat.
Elmira bahkan bisa merasakan hembusan nafas masing masing, mata gelap Edgar asik memandang mata coklat istrinya yang indah dengan dalam.
Bagi Edgar hal ini sebuah kesempatan, maka dengan senang hati Edgar ingin lebih leluasa memandang wajah cantik Elmira-nya.
Sifat Elmira-nya bertolak belakang dulu jika Edgar melihat istrinya Elmira pasti memalingkan wajahnya.
Pernikahan yang mereka lakukan jelas atas keinginan Edgar.
Dan Elmira tak mengetahui rencananya, yang Elmira ketahui pernikahan mereka terjadi atas dasar kerjasama antar perusahaan.
Elmira sendiri mengesampingkan kegugupannya saat ini dengan inisiatifnya mengalungkan tangannya pada leher Edgar.
Dirinya harus semakin berani berinteraksi dengan suaminya.
Pikiran Edgar buyar, bersamaan dengan netranya yang membelalak kaget hanya berapa saat setelahnya kembali menormalkan ekspresi wajahnya.
Menghilangkan rasa keterkejutannya berdehem dengan tindakan berani Elmira-nya"Apa yang sedang kamu lakukan El?"Edgar dengan suara rendah.
"Kenapa gak boleh?"dengan sedikit usil, Elmira bisa melihat samar samar rona merah di pipi Edgar.
Edgar sendiri berusaha menenangkan jantungnya yang berdetak cepat akhir akhir ini jantungnya selalu di buat terkejut dengan tindakan Elmira.
Edgar memalingkan wajahnya dari senyuman jail istrinya, sial Edgar yang ingin menggoda Elmira malah sebaliknya dirinya yang tergoda.
Elmira semakin melebarkan senyumannya ternyata asik juga mengerjai suaminya sedingin kutub selatan ini, tak lama dirinya merasakan gatal di bagian hidung.
"Hacimmm"Elmira menoleh kesamping.
Edgar mendengar suara bersin Elmira, melupakan tujuan awalnya untuk mengganti baju istrinya.
Elmira bisa sakit karena tindakannya.
Raut wajah dinginnya terlihat khawatir"Maaf aku membuatmu kedinginan El"
Edgar kembali menggendong Bridal style tubuh kecil istrinya kedalam kamar mandi sebelum Elmira-nya menjawab.
Lalu dengan hati hati meletakkannya dalam bathtub.
Tangan kekar Edgar menyalakan air hangat untuk istrinya berendam.
Setelahnya Edgar menutup mata dari Elmira lalu berbalik segera keluar dari kamar mandi tanpa kata cepat menutup pintu.
Elmira di buat terkejut dengan tindakan Edgar wajahnya memerah malu.
Sedangkan Edgar di balik pintu menutup wajah dengan sebelah tangannya.
Sial sial Jantungnya semakin berdetak kencang ketika melihat wajah kebingungan Elmira yang terlihat imut dimatanya.
Dan kalian tau apa yang dipikirkan laki laki menuju ekhem....
-
"Ada apa denganmu Mario?"Lilyana menyentuh pundak suaminya.
Sejak tadi Mario, diam melamun meskipun ia tengah mengajaknya berbicara.
Mario menoleh" iya apa sayang?"
"Kau tak mendegarkanku sedari tadi, apa ada masalah?"
Lilyana odelia Maxsime, istri dari Mario usia pernikahan mereka menginjak tiga tahun, mereka belum di karunia anak.
Dan Mario tak mempermasalahkan hal itu Tuhan masih memberikan kesempatan baginya untuk menghabiskan waktu berdua dengan istrinya dan ia menikmati hal itu.
Lilyana terdiam, apa mungkin suaminya memikirkan perkataan mertuanya.
Karena sampai saat ini dirinya masih belum hamil, mungkin Mario juga ingin segera menjadi Ayah tapi apa yang bisa ia perbuat sekarang segala usaha telah mereka lakukan.
Berbeda dengan pemikiran istrinya Mario, tak sengaja mendengar bahwa Elmira siuman dari komanya.
di chapter 5.
Dan saat ia ingin memastikan jawab Arland membuatnya Emosi, beruntung istrinya menghubungi di waktu yang tepat.
Elmira dan Mario pernah berpacaran sewaktu SMA hubungan mereka bahkan menginjak 5 thn.
"Sekarang kenapa kamu yang melamun"Mario mencubit pelan pipi istrinya.
Mata Lilyana berkaca kaca menatap suaminya.
"Hey kenapa sayang, apa aku menyakitimu?"Mario menarik tubuh istrinya untuk di peluk.
Lilyana menumpahkan tangisnya di pelukan hangat Mario"hiks hiks maaf aku belum bisa kasih kamu anak"
Mario mengecup pucuk kepala istrinya" dengar sayang sudah aku bilang berapa kali"
"Aku tak masalah kita belum memiliki anak, kenapa masih membahas hal ini hmm?"
Lilyana menggeleng di pelukan Mario enggan untuk menjawab.
Mario sudah menebak pasti dari ibunya" dengar sayang jangan pikirkan apa kata ibuku kita yang menjalani dan aku menerima semua yang ada padamu"
"Hiks hiks kamu takkan pernah meninggalkanku kan?"
Mario tersenyum tulus melepas pelukannya mengusap air mata di wajah istrinya" kenapa kamu berfikir seperti itu Lilyana?"
Lilyana benar benar beruntung mendapatkan suami Mario penuh rasa kasih sayang dan bertanggung jawab ia bersyukur.
"Aku hanya takut"
"Ketakutanmu tak mendasar sayang, sini peluk lagi" Mario merentangkan tangannya.
Lilyana kembali memeluk Mario degan erat.
"Kita makan di luar"ajak Mario.
"Hmmm"jawab Lilyana.
_
Arland datang mengunjungi Mansion Addison ada rapat penting yang harus Edgar datangi.
Sudah berapa kali Arland menelpon panggilan tak di jawab hingga mau tak mau ia datang.
Matanya benar benar lelah mengurus pekerjaan yang Edgar serahkan padanya satu sisi ia merasa bahagia melihat sahabatnya senang menjalankan rencananya mengikuti Elmira.
Satu sisi ia kasihan pada Edgar benar benar sudah tak tertolong tingkat kebucinannya dan secinta itu hingga menggelapkan matanya dari sekitar padahal menurutnya masih banyak wanita cantik di luaran sana.
Memang ia akui istri Edgar, cantik dengan dandanan yang menurutnya terlihat menor, tapi sikapnya benar benar minus menurutnya.
Arland mengetahui jika Elmira sangat mencintai Mario hingga rela melakukan apapun.
Termasuk masih mengejar Mario hingga saat ini, Astaga apa yang dipikiran Edgar hingga sampai akhirpun tetap mencintai Elmira, apa lagi sikap kasarnya.
Di tengah lamunannya tanpa sadar Arland sudah sampai di ruang tengah.
"Seperti tak ada kehidupan saja"gumamnya Mansion megah tapi sepi.
Di tengah ucapanya itu seseorang menatapnya tajam tepat di belakangnya.
"Kok jadi Merinding?"mengusap lehernya.
"Apa maksud dari ucapanmu?"
"Matilah kau Arland" batinya me genali suara di belakangnya.
Arland berbalik tersenyum kikuk lalu pandangannya tak sengaja menatap seseorang di kursi roda menatapnya dengan tersenyum canggung.
"Cantik"batin Arland.
"Ada keperluan apa kau kesini?"Edgar, dengan menggemgam tangan letik Elmiranya menunduk.
Setelah kejadian tadi sore Elmira sedikit mulai bisa mendekati Edgar.
Ingat hanya sedikit sikapnya masih tetap dingin mungkin masih waspada padanya.
Bukannya menjawab pertanyaan Edgar.
"Apa dia sepupumu?"tersenyum senang.
Akhirnya dia bisa bertemu dengan bidadarinya.
Jika dirinya tau sedari awal sudah pasti meminta izin untuk menjalin hubungan.
Benar benar definisi cantik Natural bahkan wajahnya seperti tak menggunakan makeup atau mungkin menggunakan tapi tipis.
Edgar tatapan mendingin Suasana seketika terasa menggelap dengan aura yang di keluarkannya.
"Bolehkah aku berkenalan degann-"sebelum menyelesaikan katanya Edgar memotong.
"Istriku Elmira"datarnya,dengan sorot mata menetap tajam Arland.
Arland terdiam membeku menatap Edgar seperti serigala yang menemukan mangsanya.
"Apa aku tak salah dengar"batinnya gemetar.
"El-Elmira?"
°°°°°°°°°°°
Spam nexnya✓
Gimana chapter ini?
JADWAL UP : setiap 2 hari sekali.
Karena apa? day mulai sibuk, eh gayanya sibuk ya😁
Comentnya, entah kenapa kalo liat komenan kalian bisa buat day semangat tanpa kalian sadari loh.
Votenya
See you next time 🖐️