DEORANTA

By silviatan01

6.7K 780 61

DEWASA, Harap bijak mencari bahan bacaan πŸ™πŸ™ Hidup Dara berubah setelah kecelakaan tunggal yang di alami ole... More

DEORANTA | [Prakata].
DEORANTA | [1.Kecelakaan Itu].
DEORANTA| [2.Pertemuan]
DEONTARA| [3. Tangan Kanan]
DEONTARA| [4.Fakta Baru].
DEONTARA| [ 5. Cobaan Apa lagi]
DEONTARA| [6. Ciuman Itu]
DEONTARA| [7. Terpergok]
DEORANTA | [9. Dendam Itu]
DEORANTA | [10. Meradang]
DEORANTA [11. Tawaran]
DEORANTA | [ 12. Seluk Beluk Deo]
DEORANTA | [13. Rencana Mama]
DEORANTA| [14. Flashback]
DEORANTA| [ 15. Permintaan Mama]
DEORANTA | [16. Terasa Beda]
DEORANTA | [17. Syarat Deo]
DEORANTA | [18. Meratapi Nasib]
DEORANTA | [ 19. Tidur Bersama 18 ++]
DEORANTA| [20. Perasaan Aneh Deo ]
DEORANTA| [ 21. Dejavu]
DEORANTA | [22. Detakan]
DEORANTA | [23. Mulai Nyaman]
DEORANTA | [24. Tak Terduga 21++]
DEORANTA | [25. Tergila-Gila]
DEORANTA | [ 26. Terungkap]
DEORANTA | [27. Merasa Bersalah]
DEORANTA | [28. Bisahkah Dia Melewatinya]
DEORANTA | [29. Melepas Rindu]
DEORANTA | [30. Cemburu]
DEORANTA | [31. Penguntit]
DEORANTA | [32. Terpergok]
DEORANTA | [33. Penolakan]
DEORANTA | [34. Pernyataan Cinta]
DEORANTA | [ 35. Gagal]
DEORANTA | [36. Sikap Aneh Deo]
DEORANTA | [37. Mabuk]
DEORANTA | [38. Terkejut]
DEORANTA | [39.Kecewa]
DEORANTA | [40.Jadian]
DEORANTA | [41. Bucin]
DEORANTA | [42. Penasaran]
DEORANTA | [43.Masa Itu ]
DEORANTA | [44. Kemarahan Dev]
DEORANTA | [45. Kebenaran Waktu Itu]
DEORANTA | [46.Takut Terjadi]

DEONTARA| [8. Kenangan Itu]

171 32 2
By silviatan01

Jangan lupa vote dan komen

8. Kenangan Itu

Suara bunyi peralatan yang berada di dapur saling beriringan di pagi buta. Aroma masakan yang saat ini sedang berada di wajan penggorengan kini menebarkan bau lezat yang sangat menggoda oleh penghuni rumah yang saat ini masih terlelap dalam tidurnya.

Saat itu juga kedua mata Deo langsung mengerjap pelan saat indera penciumannya tak sengaja mencium bau masakan yang menggugah seleranya di ikuti dengan bunyi perutnya yang merasa lapar mulai menghampirinya. Pasalnya sejak kemarin siang dia tak begitu merespon isi perutnya dan lebih mementingkan dunia pekerjaannya dengan dunia malamnya yang tak bisa tergantikan olehnya. Baginya semangat kerjanya datang setelah semua nafsu di dalam tubuhnya tersalurkan dengan cepat.

Sebelah tangan Deo mencari-cari benda pipih yang berada tak jauh dari meja nakas samping tempat tidurnya."Masih jam 4 pagi?" Tapi kenapa perutnya sekeroncongan ini, batin Deo meraba perutnya.

Pria itu langsung bangkit dari tempat tidurnya dan beranjak pergi ke dapur  tanpa membasuh muka untuk menyadarkan semua kesadarannya saat ini.

Dan benar saja, bau masakan semakin terasa kuat saat langkahnya sudah berada di ruang tengah dekat dapur. Tumben mama jam segini masak. Pikiran Deo tak habis pikir dengan kelakuan mamanya yang sangat jarang terjadi seumur hidupnya, pasalnya mamanya ini gak begitu suka memasak dan lebih suka menyuruh asisten rumah tangga yang memenuhi kebutuhan keluarganya saat ia masih tinggal serumah dengan mereka. Tetapi kenapa pagi ini mama memasak.

Tanpa pikir panjang lagi, Deo langsung bergerak mendekat ke arah dapur.

Dan ia begitu terkejut saat mendapati Dara lah yang saat ini berkutat di dapur rumahnya di pagi buta ini. Deo semakin bingung, bukankah tadi malam dara pulang di antara oleh pak Sapto! Tapi kenapa pagi ini di jam 4 dia sudah ada di dalam rumahnya, apa dia nggak pulang kemarin malam?

Deo semakin bertanya-tanya dalam lubuk hatinya, tetapi saat Dara mendapatinya berada di belakangnya membuat Deo mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih lanjut.

"Tumben pagi sekali kamu berada di sini?" tanya Deo mendekat ke arah masakan Dara yang berada di samping gadis itu karena masih belum sempat menatanya di meja makan.

Terdengar kekehan kecil yang terasa begitu merdu di telinganya."Maaf pak, saya hari ini hanya bisa membantu bapak di pagi ini saja... Karena nanti banyak acara yang harus saya kerjak..."

"Jangan panggil pak dan ku harap kamu bisa bersikap biasa saja saat bersamaku....," Deo menjeda ucapannya dengan kerlingan di matanya yang terlihat begitu menakutkan bagi Dara saat ini."Atau, aku akan menciu..."

"Tidak dan ku harap tadi malam itu adalah kejadian pertama dan terakhir kalinya... Dan aku tak ingin hal itu terjadi lagi dalam hidupku bersama bap..."

Saat itu juga Deo berjalan mendekat ke arah Dara dengan senyuman yang terlihat begitu menakutkan."Maafin aku.. aku janji setelah ini aku bisa bersikap biasa saja sama kamu," jelas Dara dengan suara terbata, ia tak begitu terbiasa dengan keadaan ini, jadi, mau tak mau dia harus bisa bersikap biasa saja saat bersama Deo pria yang sangat aneh baginya.

"Masak apa?" Tanya Deo berusaha memecah keheningan setelah perdebatan panjang mereka.

Dara melihat satu per satu masakan yang beberapa sudah terhidang di meja makan."Emmm, pagi ini aku masak nasi goreng bersama ayam goreng, aku tahu tadi malam kkkamu belum makan malam, jadi, tadi saat aku ke sini mampir sebentar ke pasar beli ayam untuk di goreng,"jelas Dara yang masih berusaha bersikap seperti permintaan Deo.

"Kayaknya enak," gumamnya menatap ayam goreng yang berada di piring depan dara saat ini."Apa aku boleh mencicipinya?" Kali ini Deo bertanya untuk mencicipi ayam goreng buatan Dara yang terlihat begitu menggoda untuk segera di santap.

Tanpa sadar, Dara langsung bergerak mengambil sepotong paha ayam dan menyuapinya ke arah Deo yang langsung terkejut bukan main dengan tindakan Dara saat ini. Tanpa pikir panjang Deo menerima suapan Dara dengan, tatap matanya menatap wajah cantik dara meski tanpa ada riasan make up yang terpoles di wajahnya. Tetapi kenapa saat ini terlihat lebih menggoda baginya?

Tanpa sadar jemarinya bergerak ke atas untuk menggapai wajah dara, saat ia memegang pipi yang dulu sering di cubit saat rasa kesal karena Dara selalu mengambil semua mainannya tanpa izin darinya terlebih dahulu.

Mungkin saat ini terlihat lebih tirus dan terawat di bandingkan 20 tahun yang lalu. Wajah chubby berponi dengan rambut panjangnya yang selalu terurai, dengan jepit rambut bermotif yang menjadikanya semakin gemas saat Deo mengingat masa kecil gadis di depannya ini yang tak bisa di lupakannya.

Deo kecil berjalan cepat saat mendengar suara yang sangat di kenalnya itu. Wajahnya memerah menahan marah saat mainan yang baru saja di belinya tadi malam kini sedang di mainkan Dara.

Dengan cepat Deo merebut paksa mainan itu hingga beberapa bagiannya rusak karena gerakannya yang terlalu kasar. Saat itu juga Deo langsung memarahi Dara dengan mencubit pipi chubbynya."Tuh kan! Ini semua gara-gara kamu, ini mainan baru ku yang baru di belikan ayah tadi malam, tapi... Lihat, jadi rusak gara-gara kamu kan," teriak Deo nyalang menatap Dara yang terdiam menundukkan kepalanya ke bahwa tak berani menatap wajah Deo yang saat ini sedang berapi-api.

"Maaf!" Ujarnya lirih penuh penyesalan.

"Kalau pingin mainan itu beli jangan minjam mainanku terus," kesalnya mengambil semua mainan yang ada di depan Dara.

Dara hanya bisa berdiam diri tanpa membalas perkataan Deo, karena apa yang di katakan Deo itu ada benarnya juga. Selama ini dialah yang selalu meminjam mainan yang tak di sukanya, tetapi karena ingin tahu dan penasaran dengan mainan baru Deo membuat dara memainkan mainan itu saat Deo tak ada di rumah.

Tatapan Deo menenang setelah melihat kediaman Dara yang tak sedikitpun mencela ucapannya. Dengan cepat Deo meraih sebuah mainan robot dan memberikannya ke arah Dara."Ini buat mu! Maafin aku, tapi, tadi aku bener-bener kesal sama kamu saat meminjam mainan ku tanpa izin dariku terlebih dahulu."

Saat itu juga Dara langsung mendongak dan tersenyum manis ke arah Deo. Deo merasa gemas dengan pipi chubby itu lalu mencubitnya pelan hingga membuat Dara mengaduh kesakitan.

Deo tersenyum saat mengingat momen bersama dara saat masa kecilnya, meski dulu hampir setiap harinya mereka bertengkar hanya karena masalah sepele, tetapi baginya saat ini adalah kenangan terindah baginya. Apa mungkin Dara tak mengingat semua kenangan indahnya saat masih kecil.

Tatap matanya kembali menatap ke arah dara saat gadis itu kembali menyuapi ayam goreng ke arahnya.

"Ekhmm!"

Deo tak jadi membuka mulutnya, kepalanya menoleh ke belakang dan mendapati sang mama kini sedang bersidekap di depan lemari pendingin, kedua matanya menatap tajam ke arahnya seolah-olah sedang memergokinya saat ini, apalagi kedekatannya saat ini terlihat begitu intim dengan dara.

"Mama!"

"Ma, aku bisa jelasin seka...,"ucapan Deo terpotong oleh perkataan mamanya.

"Ternyata bukan hanya di kamar saja untuk berduaan di rumah ini?" Gumamnya menaikan sebelah alisnya ke atas.

"Emmm!"

Dara mencoba mencari alasan yang tepat, karena tadi yang di lihat hanyalah kesalahpahaman."Gini Tante! tadi itu hanya salah paham, sebenarnya.... Hari ini saya nggak bisa menemani pak Deo ke kantor, jadi, sebagai gantinya saya memasak sarapan pagi buat pak Deo dan kebetulan Tante juga ada di sini.. jadi sekalian tadi saya memasak banyak buat pak Deo dan Tante," jelas Dara sedikit kebingungan untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.

Tanpa berkata apa-apa lagi, dara langsung menata semua hidangan makanan yang sudah selesai di masaknya tadi , dan dara langsung menatapnya di atas meja makan. 

"Mau kemana?" Tanya Tante Reni saat melihat dara mulai beranjak pergi meninggalkan ruang makan.

Dara menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah Tante Reni dan deo secara bersamaan."Saya mau pamit pergi karena tugas saya sudah selesai," ujarnya lirih.

"Tidak, kamu harus sarapan bersama kami semua karena makanan ini hasil masakan kamu," Tante Reni langsung beranjak mendekat ke arah Dara.

Dara mengeleng," maaf tante! Dara nggak bisa dan nggak terbiasa sarapan pagi, apalagi setelah ini dara ada acara penting di sanggar, jadi nggak bisa berlama-lama di sini," jelasnya tak enak, tetapi dia berusaha meyakinkan Tante Reni dengan baik supaya wanita paruh baya itu mengerti dengan keadaannya saat ini.

"Sarapan nggak lebih 15 menit loh!" Tante Reni masih berusaha menyakinkan dirinya untuk ikut sarapan pagi bersama, tetapi melihat ekspresi Deo saat ini terlihat acuh dan tak peduli dengan keberadaannya, bahkan pria itu lebih menikmati sarapan paginya. Hal itu membuat Dara tak mungkin berada di tempat ini karena pekerjaannya lebih penting baginya setelah dua hari tak sempat berkunjung ke sana.

Dara mengeleng,"Maaf tante! Dara nggak bisa," jelasnya lagi,"Dara pamit dulu ya?" Pamitnya mencium punggung tangan wanita paruh baya itu lalu berlalu pergi meninggalkan mereka di ruang makan.

"Cantik!"

Deo langsung tersedak saat sang mama mengumamkan kata cantik setelah kepergian Dara."Tuh kan!"

"Apaan sih!"

"Kenapa?" Tegas sang mama.

Deo hanya mendelik dan melanjutkan sarapan paginya.

"Kalau nggak ada perasaan sama dia, lebih baik kamu tinggalkan dia dan cari wanita lain.. Dara terlalu baik buat kamu yang bajingan, yang suka permainkan wanita setiap malamnya," tegas mamanya.

Deo menatap mamanya tak suka,"Jangan ikut campur urusan Deo mama," Deo merasa geram dengan apa yang baru saja di ucapkan oleh mamanya.

"Mama nggak suka kamu menghancurkan anak orang Deo, apalagi gadis itu seperti Dara yang polos tanpa mengerti dengan kelakuan bejatmu," teriak mamanya menatap tak terima."Mama nggak nyangka putra yang mama banggakan ternyata tak seperti apa yang di lihat dari luar.

Saat itu juga Deo langsung pergi begitu saja meninggalkan mamanya yang saat ini meradang karena ulahnya.

Jangan lupa vote dan komen part ini.

Terima kasih.



Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 8.5K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. πŸ”žπŸ”ž Alden Maheswara. Seorang siswa...
3.3M 49K 31
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
329K 10.1K 9
(Judul awal AZKARISATYA) Menurut Mayka, Izam itu manja, tukang gombal, romantis, manis dan ramah. Tapi diluar pengetahuan Mayka, bahkan tidak ada sat...
21.5K 4.4K 12
Ni-ki pengen ngenalin pacarnya ke mama, tapi pacarnya gak pernah mau. δΈ€ft. Riki, Nishimura. Β©Aurorasha, 2021. filter Β© mochifiltrs 🎐.+Β°