SECRET ADMIRER

By vianasantika

19.1K 621 57

'Selama aku masih bisa berpura - pura, maka aku akan baik - baik saja' -Danniela Allana Danniela Allana. Gadi... More

PROLOG
PACAR?
Tidak Pantas
Malam yang Buruk
SALTING?
VARO GAMON?
SELINGKUH
PAPA
TARUHAN?
Jadian?
Roller Coaster
LUKA TERHEBAT
Hot Americano
Muka Maung nyali Miung
Pulang Bareng
Renggang
Selesai
Mainan
Karna aku, mencintaimu..
Laut
Sibling
Terimakasih sudah membela!
Tonight, i'm yours.
Bianglala dan Bolen Pisang Coklat

Perhatian atau Kasihan?

422 18 0
By vianasantika

"Dia menyepelekan rasa sakitnya hanya untuk terlihat baik-baik saja"

-Hastanta Dewangga-

***

Derum suara motor kian mendekat dari jalanan tepat di depan rumah besar milik keluarga Adyaksa.

Menyelinap masuk melewati pintu gerbang yang sudah terbuka lebar. Dari arah depan, mobil putih muncul dari sana, bersimpangan dengan motor itu dan keluar melewati gerbang, melaju kencang.

Motor sport itu terparkir di sudut halaman rumah. Figur lelaki tinggi semampai turun dari motor besar itu, melepas helm yang masih terpasang sempurna di kepalanya.

Tatapannya tak lepas dari mobil yang baru saja bersimpangan dengannya, beralih mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang mungkin bisa ia tanyai keberadaan gadis yang saat ini ia tengah cari.

Ia memutuskan membawa langkah kakinya untuk mendekat kearah pintu utama. Tangannya terangkat, mengetuk pelan daun pintu sebanyak 3 kali.

Tidak menunggu lama, suara kunci pintu terbuka dari dalam rumah terdengar samar di pendengarannya.

Saat pintu mulai terbuka, figur yang dapat ia lihat disana adalah wanita yang sudah berumur dan tengah tersenyum ramah kearahnya.

"Malam. Maaf, Allana nya ada bu?" Tanya Dewangga sopan, sembari menundukan punggungnya.

Lelaki itu Dewangga, ia malam ini datang ke rumah Allana karna ingin mengembalikan buku catatan Allana yang terbawa di dalam tas nya, ketika sepulang sekolah tadi.

"Non Allana—nya ada di dalam. Tapi sepertinya tidak bisa di temui. Tapi coba bibi panggilkan dulu." Ujar Bi Asih panjang lebar, menjelaskan.

Dewangga mengangguk, "iya Bi. Bilang aja, dicari Dewangga." Ungkap Dewangga mengenalkan dirinya sendiri.

"Den Dewangga masuk dulu, tunggu non Allana—nya di dalam aja." Suruh Bi Asih sedikit memundurkan posisinya kebelakang, memberi jalan untuk lelaki itu masuk.

Dewangga menurut. Mengikuti langkah kaki Bi Asih untuk lebih masuk ke dalam rumah besar itu.

Semakin dalam, langkah Dewangga memelan, menatap ruangan di depannya yang sudah dalam keadaan berantakan. Bahkan, bisa saja jika melewati lantai ruangan itu tanpa alas kaki dan tidak berhati-hati, kemungkinan besar kakinya akan terkena pecahan kaca yang masih berserakan di atas lantai.

Bi Asih yang tengah tersadar belum membersihkan ruangan di di depannya, menoleh ke belakang ke arah dimana Dewangga berada.

Sedetik kemudia ia berbalik, melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Menaiki satu-persatu anak tangga menuju kamar Allana berada.

Saat Bi Asih membuka pintu kamar anak majikannya itu, menatap kesekeliling ruangan itu. Tapi tetap saja, tidak ada Allana di dalam sana.

Kembali menutup pintu itu dan berjalan cepat kembali menuruni puluhan anak tangga dengan langkah tergesa-gesa.

Dewangga yang masih berdiri terdiam dengan menatap sebuah foto keluarga yang sudha hancur, pandangannya teralihkan. Menatap Bi Asih yang sedang terlihat cemas.

"Kenapa Bi, Allana udah tidur?" Tanya Dewangga, dan di balas gelengan oleh Bi Asih.

"Non Allana ndak ada di kamarnya den," terang Bi Asih yang masih menatap kesekeliling sudut ruangan.

"Kira-kira Allana ada di mana bi?" Tanya Dewangga ikut cemas.

"Biasanya kalau habis melihat orang tuanya berantem, non Allana cuma diam di kamar. Tapi hari ini mungkin dia udah tidak bisa menahan lagi, akhirnya keluar."

"Tapi yang pasti masih ada di dalam rumah, jika non Allana keluar pasti Pak Abdi sudah melapor ke bibi." Imbuhnya.

Dewangga terkejut dengan penuturan Bi Asih. Selama dirinya mengenal Allana, yang terbayang di otaknya Allana adalah gadis yang cukup ceria. Tetapi bayangannya salah, gadis ceria yang biasa ia lihat setiap harinya itu hanyalah topeng tebal Allana yang setiap hari Allana kenakan.

Dengan mudah Dewangga bisa menebak, kalau kekacauan rumah ini disebabkan oleh pertengkaran kedua orang tua Allana.

"Dewa bantu cari ya, bi." Izinnya, yang langsung disetujui oleh Bi Asih.

Keduanya berpencar, mencari keberadaan Allana.

Dengan langkah yang tergesa-gesa Dewangga mencari kesetiap sudut rumah, membuka satu persatu pintu ruangan yang tertutup, berharap Allana ada di salah satu ruangan yang ada disana.

Pikirannya kalut. Dengan nafas yang terengah dan kakinya enggan untuk berhenti, dia terus mencari keberadaan Allana yang entah ada dimana.

"Lo ada dimana Lan, jangan buat gue khawatir!" Lirihnya dengan kaki yang terus melangkah tak tentu arah.

Saat kakinya berhenti di slidding door kaca yang menjadi pembatas antara dapur bersih dan kolam renang. Pandangannya tertuju pada punggung kecil yang sedang duduk diam menghadap kearah kolam renang.

Langkahnya semakin ia bawa mendekat kearah keberadaan Allana. Semakin dekat Dewangga melangkah, dari arah samping ia dapat melihat tatapan Allana yang lurus menatap kolam renang yang tenang.

Allana duduk diam disana tanpa ekspresi di wajahnya, matanya begitu sembab dan bengkak. Bahkan peluhnya tak berhenti menetes dari ujung matanya.

Dewangga meneruskan langkahnya, lebih mengikis jarak antara dia dengan Allana.

Sampai dirinya sudah berdiri tepat di samping gadis itu. Allana yang sadar akan kehadiran seseorang disebelahnya, ia menoleh, menatap Dewangga yang juga tengah menatapnya dengan tatapan teduh lelaki itu.

Dewangga melihat dengan sangat jelas seberapa berantakannya Allana sekarang, tatapan Allana padanya seakan membuat dada Dewangga merasakan sesak teramat sangat.

Hatinya sangat sakit melihat gadis yang sangat ia cintai dalam keadaan seperti ini, ia tak bisa menahan rasa ingin memeluk gadis di depannya ini.

Dewangga duduk tepat disebelah Allana, tangannya bergerak keatas, menarik pelan bahu Allana agar lebih dekat dengannya, ia dekap dengan erat tubuh gadis itu, mengusap pelan punggung dan rambut panjang Allana secara bergantian.

Allana tak diam. Ia membalas pelukan hangat Dewangga tak kalah eratnya, menenggelamkan wajahnya di dada bidang lelaki itu, menghirup aroma maskulin yang melekat di tubuh Dewangga.

Allana tak berfikir panjang, ia tak memikirkan siapa yang saat ini ia peluk. Jujur saat ini dirinya butuh seseorang yang bisa memeluknya dengan erat, mendekapnya dengan hangat.

"Kalau dengan menangis bisa bikin lo lega, bisa luapin semua emosi lo? Lo nangis! Nangis sepuas lo! Kalau bisa teriak lan, teriakin semua masalah lo! Disini nggak akan ada yang berani nge—hakimi lo." Tutur Dewangga, saat merasakan kaus di bagian dadanya mulai basah.

"Gue cape," isak Allana, dengan suara serak.

"Tidak apa-apa kalau ngerasa capek, karna selama ini lo udah nelan semuanya sendiri. Lo boleh istirahat sebentar, atau jalan pelan-pelan, tapi jangan sampai menyerah dan berfikir untuk berhenti."

Dewangga memundurkan badannya, memberi space kosong antara dia dan Allana agar bisa menatap leluasa wajah cintanya.

Kedua tangannya terangkat, menangkup wajah Allana. Menatap setiap inci wajah cintanya dengan senyuman manis yang terukir di bibirnya.

"Lan, gue nggak minta lo buat jelasin semua masalah lo. Tapi kalau lo butuh pendengar buat semua cerita lo, semua keluh kesah lo. Gue dengan senang hati mau mendengar semua itu, tanpa nge-hakimi lo." Ucap Dewangga dengan tulus.

"Mulai sekarang, kalau kalau suasana hati lo lagi nggak baik, cari gue ya. Gue selalu ada untuk lo!" Imbuhnya.

Allana hanya diam, memandang Dewangga dengan tatapan teduhnya.

Dia beralih menunduk, menatap lantai kosong yang berada tepat di bawahnya. "Dew," panggilnya dengan suara lirih.

Dewangga yang tak beralih dari pandangannya kearah Allana, berdehem pelan.

"Lo mungkin sekarang udah tau masalah keluarga gue. Gue mau nanya, apa lo keberatan buat rahasiain semua ini dari siapapun?" Tanya Allana, berharap.

"Termasuk Arsen?"

"Termasuk Arsen!" Ulang Allana, memandang lekat lelaki di depannya.

Dewangga tersenyum simpul dan mengangguk pelan, meng—iyakan. "Gue nggak punya alasan untuk ngerasa keberatan, Lan." Sahutnya.

Allana tersenyum tipis, "makasih. Karna udah mau rahasia—in masalah gue," lirih Allana.

"Sekarang, ada gue. Kedepannya kalau ada sesuatu yang bikin hati lo sakit atau ada yang buat mood lo nggak baik. Cari gue lan!" Suruhnya. "Gue janji, gue akan selalu ada buat lo." Tambahnya.

Allana diam, memandang lelaki di depannya dengan seutas senyuman tipis di bibirnya gadis itu.

Dia tidak menyangka lelaki yang sebelumnya hanya ia kenal sebatas teman biasa, sekarang menjadi satu-satunya orang yang sudah mengetahui luka dibalik topeng tebalnya.

Bahkan lelaki itu menawarkan dirinya sebagai sandaran ketika Allana sedang tidak baik-baik saja.

_______

3 jam yang lalu Dewangga sudah berpamitan untuk pulang, dan sejak itu Allana sudah berpindah tempat di kamarnya.

Membaringkan tubuhnya di gumpalan kapuk tebal. Pandangannya terus menatap layar yang menyala di genggaman—nya.

Malam ini sudah pukul 11.00 malam. Tetapi Allana masih menunggu kabar dari kekasihnya, Sagara.

Ia melemper benda pipih itu kesamping, dan memejamkan matanya sekejap.

Ting.. Ting...

Bunyi notifikasi yang berasal dari ponselnya mampu membuat Allana reflek meraih benda pipih itu lagi, sedetik kemudian helaan nafas panjangnya terdengar.

Bukan pesan dari kekasihnya yang ia dapat, tetapi dari Daegar, kakak laki-lakinya.

Abang
Al?
Dimana?

Dannielaallana
Mulai besok Allana tinggal sama abang aja

Abang
Udah parah ya?

Dannielaallana
Belum hari kemerdekaan tapi malam ini mereka udah lomba
Gatau pemenangnya siapa, katanya pengumumannya besok di pengadilan
Allana ikut ya?
Abang ga mungkin kalau belum tau

Abang
Maafin abang
Abang kesana sekarang

Dannielaallana
Jangan kesini kalau akhirnya pulang ke apart lagi

Abang
Abang nginep, cantik

to be continue...

_________________________

"JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN!!"

Jangan lupa juga buat vote dan komenn, and semoga sukakk!!!

Continue Reading

You'll Also Like

631K 7.7K 31
The bad boy's life changes when he suddenly becomes the teacher's baby...
115K 5.6K 43
ငယ်ငယ်ကတည်းက ရင့်ကျက်ပြီး အတန်းခေါင်းဆောင်အမြဲလုပ်ရတဲ့ ကောင်လေး ကျော်နေမင်း ခြူခြာလွန်းလို့ ကျော်နေမင်းက ပိုးဟပ်ဖြူလို့ နာမည်ပေးခံရတဲ့ ကောင်မလေး နေခြ...
7.4M 205K 22
It's not everyday that you get asked by a multi-billionaire man to marry his son. One day when Abrielle Caldwell was having the worst day of her life...
303K 7.5K 109
In which Delphi Reynolds, daughter of Ryan Reynolds, decides to start acting again. ACHEIVEMENTS: #2- Walker (1000+ stories) #1- Scobell (53 stories)...