SECRET ADMIRER

By vianasantika

19.2K 621 57

'Selama aku masih bisa berpura - pura, maka aku akan baik - baik saja' -Danniela Allana Danniela Allana. Gadi... More

PROLOG
PACAR?
Tidak Pantas
Malam yang Buruk
SALTING?
VARO GAMON?
SELINGKUH
PAPA
TARUHAN?
Jadian?
Roller Coaster
LUKA TERHEBAT
Hot Americano
Pulang Bareng
Renggang
Selesai
Perhatian atau Kasihan?
Mainan
Karna aku, mencintaimu..
Laut
Sibling
Terimakasih sudah membela!
Tonight, i'm yours.
Bianglala dan Bolen Pisang Coklat

Muka Maung nyali Miung

511 19 0
By vianasantika

' Tuhan, buat Allana selalu sehat dan senang. Jika ada kesedihan didalam hidupnya, tukar saja kesedihannya dengan kesenanganku.'

-Dewangga-

***

Pagi hari nya, sebelum jam masuk berbunyi. Tepat disalah satu meja, dikantin SMA Darmawangsa. Terdapat Allana dan kedua teman lainnya, siapa lagi kalau bukan Jenna dan Leona.

Jika menanyakan dimana keberadaan Jasmine. Gadis itu masih setia dengan kursinya dikelas. Quality time, bersama sang pacar yang sudah menjadi mahasiswa.

"Al! Dimakan dulu itu," suruh Jenna tak sengaja melirik bakso yang masih utuh tak tersentuh, tepat di hadapan Allana.

"Bentar," jawabnya singkat, tanpa menatap Jenna. Tatapannya masih terfokus pada layar yang menyala di genggaman tangannya.

"Siapa sih, Arsen??" Imbuh Leona kepo. Netranya sedikit melirik kearah layar yang menyala itu. Dapat Leona lihat Allana sedang chatting-an, dengan seseorang.

"Abang gue," jelas Allana, menyahut.

Leona menatap sejenak Allana yang duduk didepannya, "lo punya abang?" tanya Leona dengan nada tak percaya.

"2 tahun lo temenan sama Allana, dan lo gatau dia punya abang?" Timpal Jenna, memandang gadis didepannya tak percaya.

Leona menyunggingkan senyumnya sejenak, "ganteng ngga all?" Tanyanya dengan raut menggoda.

"Kenalin napa Al, lo nggak kasian nih. Sama gue yang udah menyandang status jomblo karatan," monolog Leona, memohon.

Allana membuang nafasnya kasar. Beralih menatap Leona yang sedang memohon, "Perasaan lo baru seminggu yang lalu deh Len putusnya," selidik Allana.

Jenna mengangguk menyetujui, "katanya gamau kenal cowo lagi. Semua cowo brengsek," sindir Jenna, tak mau kalah.

Leona meraih segelas es disampingnya dan meneguknya, "siapa yang bilang kaya gitu. Salah orang kali," jawab Leona, seolah dirinya lupa dengan sindiran yang ia buat sendiri, untuk semua cowo di muka bumi.

"Btw. Lo tau Habian ngga? murid baru di kelas cowo Allana," imbuh Leona, ketika teringat wajah lelaki itu tadi pagi.

"Hidungnya gilaa. Tuhh hidung apa perosotan anak TK," monolog Leona, seraya membayangkan hidung mancung milik Habian.

Jenna merotasikan matanya malas, "lo kenapa baru bahas. Tuh cowo disini udah satu bulan," malas jenna.

"Tapi baru tadi pagi gue di suguhkan muka gantengnya," monolog Leona. Langsung mengundang jitakan maut Jenna, mendarat dengan mulus sempurna di pelipis Leona.

"Lo pikir, tuh cowo makanan? Segala di hidangkan," imbuh Jenna sedikit kesal.

Allana memandang malas kedua temannya, yang sibuk membicarakan murid baru.

"Gantengan cowo gue," tutur Allana. Sombong.

Kedua gadis, yang sebelumnya ingin menyuapkan sesendok makanan kedalam mulutnya. Langsung saling melempar pandang dan beralih menatap Allana dengan malas.

"Iya, iyaa! Arsen ganteng. Cowo lo ganteng. Sagara lo ganteng," sahut Jenna dengan malas. Tetapi Allana saat ini malah tengah tersenyum malu.

Leona berdecih, "dihh. Senyum-senyum sendiri?" Imbuh Leona, mendelik.

Dengan jari telunjuknya. Leona menonyor kening Allana pelan, "hati lo stuck di Arsen. Makanya tuh cowo tetep ganteng di mata lo," malas Leona.

"Mau tuh cowo bau prengus, juga bakalan lo kata ganteng," imbuh Leona, disambung gelak tawa Jenna.

Allana berdecih.

"Meskipun di hadepin Kim Taehyung sekalipun. Allana bakal tetep kekeuh, bilang sagara-nya ganteng!" Yakin leona.

"Namanya juga setia," ungkap Allana, percaya diri.

Allana meletakan ponselnya di meja tepat disampingnya, meraih sendok garpu untuk mulai memakan bakso yang suhunya sudah mulai mendingin itu.

Namun, tak jauh dari tempat Allana duduk. Diam-diam ada yang sedari tadi tak melepas pandangannya pada Allana.

Dia dewangga. Dewangga yang tengah menatap Allana. Gadis yang selama ini sudah menjadi dambaan hatinya, sudah beberapa tahun dewangga menyimpan perasaannya pada Allana.

Tatapan dewangga meredup, kala gadis itu membalas pandangannya sejenak. Manik mata indah yang saat ini dewangga tatap, seakan sudah memberikan ketenangan lebih pada hatinya.

Tetapi, berbeda dengan yang ia tatap. Allana justru memutuskan kontak mata keduanya sepihak. Beralih mengedarkan pandangannya, menatap kesetiap sisi kantin, mencari keberadaan kekasihnya, Arsen.

Arsen tidak ada disana. Sedangkan Varo, Elang dan Dewangga juga berada disana. Siall, Allana lupa. Arsen memiliki teman lain. Habian, siswa yang belum genap satu bulan ini sekolah di SMANGSA.

Hingga tatapan keduanya kembali bertemu, cukup lama.

Dalam diamnya. Allana sebenarnya bingung dengan lelaki yang saat ini tengah menatapnya. Keduanya memang sudah saling mengenal sejak sekolah menengah pertama. Tetapi, keduanya hanya sebatas mengenal satu sama lain, tidak sampai sedekat dirinya dan Arsen.

Dewangga selalu membatasi pergaulan dengan lawan jenisnya, jika lelaki itu berinteraksi dengan lawan jenis, responnya hanya acuh.

Tetapi tanpa Allana sadari, sikap Dewangga yang acuh. Tidak berlaku untuk Allana.

Tanpa Allana sadari, jika bersamanya. Dewangga akan sebisa mungkin bersikap hangat, walau kelihatannya dimata Allana sama aja.

Tetapi diam—nya lelaki itu, Dewangga tetap menjaga dan memperhatikan Allana dari kejauhan.

Elang yang menyadari kawannya sedang diam dan pandangannya saling menatap dengan salah satu gadis jauh didepanya. Tangannya bergerak jahil, mendorong sedikit bahu Dewangga hingga lelaki itu terpelonjat kaget.

Dengan nafas yang tersenggal, Dewangga menatap Elang dengan kesal, "gue kaget anjing!"

"Tuh cewe punya temen lo sendiri. Tapi tenang, gue tetep dukung lo. Sekarang kan Arsen ngga dimari, dari pada lo cuma mandangin dia dari sini. Lo kesana dah samperin dia," jelas Elang memberi masukan.

"Daripada lo ngajarin gue buat musuhan sama Arsen. Nih temen lo dari tadi bengong liatin temen Allana," tunjuk Dewangga dengan dagunya, kearah Varo yang tengah menatap lurus kedepan.

Benar saja, lalaki itu bahkan tidak sadar kalau dirinya saat ini tengah menjadi bahan perbincangan kedua temannya. Tatapannya terus menatap Leona yang berada disamping Allana. Sesekali senyuman tipis terukir di wajah Varo.

"WOIIII!!!" Pekik Elang keras, tepat disamping telinga Varo.

Varo terjingkat. Lelaki itu saat ini tengah kelabakan bingung memposisikan dirinya, seolah saat ini dia tengah salah tingkah dibuat Elang.

"EMANG ANJING!" Kesal Varo, menatap Elang yang tertawa keras.

"Punya temen muka doang sangar. Tapi nyali kaya kucing anggora semua," monolog Elang. Toyoran keras yang berasal dari Varo lolos membuat kepala Elang nyut-nyut—an.

"Jadi lo suka sama siapa? Jenna apa Leona, atau malah Allana?" Tanya Elang menyelidik.

"Gue suka sama Leona," jawaban yang terlontar dari mulut Varo, membuat kedua lelaki didepannya membulatkan matanya sempurna.

"Sejak kapan gila?" Monolog Elang tak percaya.

"Gatau gue. Intinya waktu kita sekelas, gua ngrasa aneh sama perasaan gua sendiri," terang Varo membuat keduanya mengangguk dan tersenyum menggoda.

Varo yang melihat respon kedua kawannya hanya berdecak sebal.

Dewangga masih terdiam. Dia teringat pada Varo yang pernah didekati seorang siswi, tetapi Varo menolak dengan alasan tidak mau berpacaran. Apakah karna Leona? jika benar itu, sudah sangat lama.

"Jadi, lo nolak tuh cewe gara-gara ini?" Tanya Dewa menebak asal, tetapi justru mendapat anggukan pelan dari Varo.

"Ungkapin lah goblok!! Jangan malah diajak berantem tiap hari," ungkap Elang sedikit kesal. Mengapa ia bisa dikelilingi dua manusia, yang sangat tidak percaya diri untuk mengungkapkan perasaan.

"Cara gue biar deket sama dia cuma itu. Waktu dikelas gue mau jailin dia, dia ada ngomong kalau dia udah punya cowo," terang Varo.

"Ga nyangka gua, kalau selama ini lo udah jadi Badut," ujar Dewa.

"Kaya elo," tutur Elang menyahut.

"Kok jadi gua?"

"Sama-sama cosplay Badut!"

Dewa berdecak, "ungkapin. Soal diterima atau enggak, itu urusan belakang. Buat hati lo lega dulu, kalau lo pendem terus kasian lo nya," final Dewangga disambut toyoran Varo di keningnya.

"Apa bedanya sama lo, Goblok!" Kesal Varo.

"Ya lo berdua, sama-sama goblok," sela Elang menatap kedua temannya dengan tatapan malas.

Varo terdiam, memikirkan perkataan dewangga barusan. Benar, dia harus mengatakan pada Leona tentang perasaannya dengan jujur. Soal diterima atau tidak itu urusan belakang. Kalau dirinya terus diam seperti ini, bukan tidak mungkin dia akan bernasib sama seperti Dewa. Kalah sebelum berperang.

Varo tanpa memperdulikan kedua temannya, langsung melengos pergi begitu saja. Meninggalkan Elang dan Dewa yang saat ini menatap Varo dengan mengedihkan bahunya acuh.


to be continue...

_________________________

TERIMA KASIH YANG MASIH STAY DAN SETIA MENUNGGU CERITA INI!!

JANGAN LUPA VOTE!! AND SEMOGA SUKAA ♥️♥️

**

Continue Reading

You'll Also Like

307K 7.7K 111
In which Delphi Reynolds, daughter of Ryan Reynolds, decides to start acting again. ACHEIVEMENTS: #2- Walker (1000+ stories) #1- Scobell (53 stories)...
156K 2.7K 47
just read
4.4M 244K 188
Now available in paperback on Amazon! Though the last chapter is read that doesn't mean the story is over. One shots for A Secret Service including...
1M 53.9K 34
Millie Ripley has only ever known one player next door. Luke Dawson. But with only a couple months left before he graduates and a blackmailer on th...