Midnight Love

By AloisiaTherin

9.2M 566K 333K

"Yang gue suka itu adiknya, tapi kenapa yang nikahin gue malah abangnya?!" - Nacia Kanaya. *** Harusnya hid... More

Prolog
ML - 01
ML - 02
ML - 03
ML - 04
ML - 05
ML - 06
ML - 07
ML - 08
ML - 09
ML - 10
ML - 11
ML - 13
ML - 14
ML - 15
ML - 16
ML - 17
ML - 18
ML - 19
ML - 20
ML - 21
ML - 22
ML - 23
ML - 24
ML -25
ML - 26
ML - 27
ML - 28
ML - 29
ML - 30
ML - 31
ML - 32
ML - 33
ML - 34
ML - 35
ML - 36
ML - Additional Part 34 (2)
ML - 37
ML - 38
ML - 39
ML - 40
ML - 41
ML - 42
ML - 43
ML - 44
ML - 45
ML - Additional Part 45
ML - 46
ML - 47
ML - 48
ML - 49
ML - 50
ML - 51
ML - Additional Part 51
ML - 52
ML - 53
ML - 54
ML - 55
ML - Additional Part 51 (2) CUMA 3.000 😍
ML - 56
ML - 57
ML - 58
ML - 59
ML - 60 (END)
Extra Part 1
Extra Part 2

ML - 12

179K 11.2K 6.4K
By AloisiaTherin

2.000 kata nih bab ini! Kalo gk rame aku mau kumpulin kerikil sampek satu milyar dulu baru update 😭😭😭🫰🏻🫰🏻😭😭😭

Ada tantangan nih uhuk! Kalo Instagram Jaleo bisa 1.000 followers besok, selama 2 hari aku akan update terus alias 2kali update. Tergiur gak? 🤤🤤

Ig : @redjaleo
@aloisiatherin

Part ini 3K vote dan 3K komen yak sayang!

Ngacung kalo ngen Aleale ☝🏻☝🏻☝🏻

"Bye! Kuliah yang bener." Jaleo mempatpat puncak kepala Nacia, yang baru saja melepas sabuk pengaman.

Hubungan mereka jauh lebih baik seminggu belakangan ini. Nacia yang mulai luluh, Jaleo yang semakin gencar untuk membuat Nacia jatuh hati. Meskipun tidak ada perubahan spesifik, tapi bagaimana Nacia yang tidak menghindarinya itu menjadi sebuah perubahan besar bagi Jaleo.

"Ih! Rambut gue berantakan tau, Kak!" Seru Nacia. Dia mengambil kaca kecil di dalam tasnya, lalu merapikan rambutnya lagi.

Jaleo langsung menjulurkan tangannya untuk merapikan rambut Nacia, "hehe, sorry," kekeh Jaleo sembari ia mengatur rambut Nacia.

Nacia diam, membiarkan Jaleo merapikan rambutnya, sampai Jaleo menjawil dagu Nacia, "dah cantik banget nih bini sachet gue."

"Heh! Enak aja dibilang sachet! Nggak liat apa gue udah segede gini!" Protes Nacia sembari dia melotot pada Jaleo. Tangannya tak ragu untuk menonjok lengan Jaleo.

"Loh? Iya ta? Bukannya lo sekecil sachet susu Dancow ya? Mini banget? Tingginya aja sepentil gue." Ledek Jaleo sambil ia menjulurkan lidahnya.

Sedari dulu, Jaleo gemar sekali menggoda Nacia. Mengatakan cebol, mini, bocil, dan yang terakhir adalah bini sachet. Memang bagi Jaleo, Nacia itu sekecil itu. Sangat kecil. Bahkan tingginya hanya sebatas dada Jaleo. Membuat Jaleo harus menunduk sepenuhnya ketika Nacia berada tepat di depannya.

"Udah sana masuk. Ntar dosennya keburu masuk." Jaleo menjulurkan tangannya ke depan Nacia, yang sialnya hanya dibalas dengan serngitan alis oleh Nacia.

"Apa?"

"Salim? Suami salim sama istri?" Nada suara Jaleo bukan memerintah, melainkan seperti bertanya.

Nacia menjabat tangan Jaleo. Ia menempelkan punggung tangan Jaleo ke dahinya, namun setelah itu bukannya keluar, Nacia malah mengantungkan tangannya di depan wajah Jaleo.

"Sangu dong, suami.." Nacia mengedip-kedipkan matanya gemas.

Jaleo menipiskan bibirnya sembari ia merogoh dompet di saku celananya. Dia mengambil satu kartu kreditnya untuk Nacia. "Nih, bawa aja."

Nacia membolak balik kartu itu, "buat gue ya?"

Jaleo menganggukkan kepalanya. "Iyaa, buat lo. Buat jajan, buat kebutuhan lo."

"Eh, tapi nafkah gue jangan dipotong loh! Haram hukumnya!" Cetus Nacia, membuat Jaleo menggelengkan kepalanya seraya terkekeh.

"Enggak. Tiap minggu tetep gue isi itu rekening lo. Tujuan lo ikhlas nerima gue jadi suami lo juga karena mau korek habis duit gue kan?" Ledek Jaleo, membuat Nacia mengangguk dengan cepat dan pasti.

"Iyalah, gue sikat harta kekayaan lo sampek habis, buat modal nikahin Kamael ntar. Wleee." Nacia balas menjulurkan lidahnya sebelum dia beranjak keluar dari dalam mobil Jaleo.

Sedangkan Jaleo yang melihat tingkah laku Nacia hanya bisa menggelengkan kepalanya seraya berdecak. Bisa bisanya dia punya istri seperti Nacia. Mana cinta mati pula. Astaga. Apa ini karma atas perbuatannya memainkan perempuan selama ini?

Jaleo kemudian melajukan mobilnya menuju kantor Roman. Ada pengambilan gambar hari. Dan sepertinya Jaleo harus lembur, karena ada beberapa tumpukan hasil jepretannya yang harus masih dia edit dengan deadline besok.

***

"Good job! Elea!" Seru Jaleo setelah jepretan terakhir foto modelnya berhasil dia abadikan.

Kilatan lampu seketika padam, digantikan dengan lampu ruangan yang menyala. Jaleo meletakkan kameranya di atas meja. Dia mengambil botol minum untuk ia teguk, melepas dahaganya.

"Rate me, please. Dari satu sampai sepuluh, penampilan gue berapa?" Elea menghampiri Jaleo dan bertanya. Ia memutar tubuhnya, menunjukkan dress terbaru milik butik Roman. Perusahaan milik Mama Roman, yang kemudian Roman kembangkan lebih pesat.

Sebenarnya Jaleo adalah pekerja lepas. Dia tidak punya kantor, tidak punya pekerjaan pasti, alias serabutan. Tapi perusahaan Roman mempercayakan semua hal terkait pemotretan dan juga editing model modelnya kepada Jaleo. Roman memilik banyak cabang perusahaan dari berbagai bidang. Seperti Cafe, Butik, kemudian agensi model.

Jaleo meletakkan botol minumnya sebelum dia menghadap sepenuhnya pada Elea. "Hmmmm, nine to ten ."

Elea memberenggut. "Kok nggak sepuluh? Baru kali ini loh, lo nggak rate gue ten to ten?"

Jaleo menghendikkan bahunya. Dia menarik kursi, duduk di atas kursi seraya menyedekapkan tangannya di dada, "Elea, gue udah punya istri. Lo tau kan? Rate ten to ten jelas cuma buat bini gue? Mentok di cewek lain itu sembilan."

Elea berdecih. Dia kesal karena Jaleo berubah setelah menikah. Sudah tidak pernah menggodanya, menyentuhnya dan juga memujinya tanpa perlu dia minta.

"Lo berubah, Jaleo." Omel Elea. Dia berniat untuk duduk di atas pangkuan Jaleo, namun dengan cepat Jaleo menahan pinggang Elea.

"No no no, don't cross the line, Elea. Sekarang kita punya batas." Peringat Jaleo dengan tegas.

Elea berdecih. Dia berdiri dan menghentakkan kakinya menjauhi Jaleo. "Kak Roman! Elea kesel!"

Roman yang memang sedari tadi menunggu di depan pintu studio pemotretan pun hanya bisa menyunggingkan satu senyumnya.

"Kamu yang salah, Elea. Jaleo sudah punya istri. Tidak seharusnya kamu ganggu Jaleo." Tegur Roman pada sepupu jauhnya itu.

"Ngaca, kak!" Itu yang dikatakan Elea. Sebelum dia keluar dari dalam studio dengan perasaan kesal.

Roman berjalan menghampiri Jaleo yang mulai memberesi kamera dan lensanya. "Aku minta maaf atas tindakan Elea."

"Santai kali, Rom. Masih labil juga dia." Jawab Jaleo dengan enteng. Pria itu mengambil MacBooknya, dan mentransfer foto foto pemotretan dari memori kamera ke dalam MacBooknya.

"Nih, lo pilih bagusan yang mana, ntar tinggal gue revisi aja. Gue kelarin malam ini ya semua." Tutur Jaleo.

"Hm."

Disaat Roman mulai asik memilih milih foto yang digunakan untuk display di Website toko bajunya, Jaleo mendapat satu pesan dari Nacia.

Istri Sachet 🐻🤏🏻

Istri Sachet 🐻🤏🏻
Kak! Gue pulang naik ojek aja ya!

Jaleo Red
Gue jemput aja gimana? Udah keluar kelas?

Istri Sachet 🐻🤏🏻
Udah! Makanya gausah jemput! 😡 lama nunggu! Gue bareng temen gue kok

Jaleo Red
Oke bini sachet! Hati hati 🫰🏻

Istri Sachet 🐻🤏🏻
🤮🤢

Jaleo Red
😘😘😘😍😍😍🫰🏻🫰🏻🫰🏻😘😘😍😍❤️❤️❤️🫰🏻🫰🏻😘😘😍😍😍😚😚😚😚

Jaleo terkekeh melihat balasan istrinya. Dia menunggu balasan istrinya yang sudah bermenit menit tapi tak kunjung dibalas. Jaleo lantas memilih untuk memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.

"Bahagia banget kayaknya?" Tanya Roman disela sela dia fokus menggulir satu persatu photo shoot Elea.

Jaleo menganggukkan kepalanya, "bahagia banget. Nggak bisa gue definisikan, sebahagia apa gue saat ini. Karena bahagia gue yang sekarang bener bener nggak bisa gue ukur dengan angka."

Roman menganggukkan kepalanya. Dia lanjut melirik telapak tangan Jaleo yang masih di bebat dengan kain perban tipis. "Aku berharap kamu nggak gila, Jaleo."

Jaleo hanya menyunggingkan senyumnya, seraya dia melirik telapak tangannya sendiri. "Yahhh, I wish."

***

Langkah Jaleo membeku, saat dia akan masuk ke dalam lift, dia menemukan Kamael yang keluar dari lift dengan santai sembari menatapnya dengan tatapan remeh.

"Hai Bang? Ketemu lagi?" Kamael menepuk bahu Jaleo, menyapa pria itu.

Jaleo mengepalkan kedua tangannya. Buku buku jarinya menancap di kulitnya, karena saking kuatnya dia mengepalkan tangan.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Jaleo, tanpa ia menoleh pada Kamael.

Kamael menelengkan kepalanya, "ngapain ya? Hmmm.."

"Gue tanya sekali lagi. Lo ngapain?" Jaleo menusuk lukanya sendiri tanpa sadar. Luka yang saat tadi pagi Nacia obati mulai membaik, sepertinya saat ini kembali robek karena dengan sadar ia menancapkan kukunya di atas luka tersebut.

Kamael melihat tangan Jaleo, "Bang, gue tau lo licik banget sih. Tapi lain kali gunain cara lain, soalnya bini lo gampang banget gue bikin balik ke gue. Semoga beruntung, Bang." Tutur Kamael, sebelum dia pergi meninggalkan Jaleo.

Jaleo masuk ke dalam lift dengan amarah yang luar biasa ia pendam di dalam hatinya. Tangannya yang mengepal ia masukkan ke dalam saku celananya sendiri. Guna menyembunyikan amarah yang tak bisa ia tahan lagi.

Setelah lift terbuka di lantainya berada, Jaleo melangkahkan kakinya cepat dan penuh dengan amarah ke depan unit apartemennya. Sampai di depan pintu unit apartemennya, Jaleo terdiam.  Dia menatap tangannya yang kembali berdarah. Sepertinya luka kembali terbuka, membuat perban putih yang melindungi tangannya kembali berdarah.

Jaleo mengambil satu kartu di dalam dompetnya. Ia menggunakan sisi kartu yang tajam untuk menusuk lukanya lebih dalam, sebelum kemudian darah semakin merembes keluar.

Baru setelah itu Jaleo mengembalikan kartu ke dalam slot di dompetnya, ia memasukkan dompet ke saku celananya, dan ia memakan sandi pintu unit apartemennya.

Saat pintu terbuka, Jaleo bisa menemukan Nacia yang sibuk menata boneka bonekanya di atas meja yang masih kosong. Jejeran boneka beruang yang baru sempat ia keluarkan dari lope itu ia tata dengan rapi dan cantik disana. Boneka beruang selalu bisa membuat mood Nacia kembali membaik. Jadi ia harus sebisa mungkin meletakkan boneka beruang di tempat yang terlihat oleh matanya.

"Udah pu— LOH?!" Nacia membelalakkan matanya, melihat Jaleo pulang dengan wajah lesu. Darah kembali menetes di tangannya, berceceran di atas lantai, dan Jaleo membiarkan  darah itu menetes begitu saja.

Jaleo tidak menyahut ucapan Nacia. Wajahnya nampak suram. Bibirnya sedikit mengerucut. Dan ia berjalan gontai melewati Nacia ke sofa. Jaleo meletakkan tas ransel yang berisi kamera dan MacBooknya di atas lantai. Pria itu duduk di sofa dengan lemas.

"Kak?! Itu kenapa bisa berdarah lagi?" Tanya Nacia dengan panik, yang tidak di respon oleh Jaleo.

Jaleo lebih memilih membuka tasnya, mengeluarkan MacBooknya dan menaruh MacBook di atas pahanya.

Dia sengaja pulang pukul 7 malam, dan tidak jadi lembur di kantor Roman karena berpikir bahwa Nacia pasti menunggunya. Dia juga terlanjur membeli makanan untuk makan malam nanti di dalam tas ranselnya. Tapi kehadiran Kamael di apartemennya berhasil mengubah semua rencana Jaleo.

Jaleo berusaha menghindari tatapan Nacia. Ketika Nacia duduk di sebelahnya, Jaleo menjauh, dia menggeser posisi duduknya.

"Kak? Sini lihat?" Nacia berusaha mengambil tangan Jaleo, namun Jaleo menarik tangannya.

Pria itu terus menggeser duduknya, sampai kemudian dia terpojok di sudut sofa dan tidak bisa bergerak kemana mana lagi. Nacia yang melihat itu langsung saja mengunci tubuh Jaleo. Nacia mengurung tubuh Jaleo, dengan kedua tangan pendeknya, membuat posisi tubuh keduanya menempel, tentu saja dengan Nacia yang memundurkan kepalanya, supaya tidak menempel di dada Jaleo.

"Kenapa?" Tanya Nacia dengan nada penuh penekanan.

Jaleo hanya menggelengkan kepala. Dia berusaha menoleh ke arah lain, meskipun apa yang ada di depannya lebih menarik untuk ia pandang. Tapi dirinya tidak akan goyah.

"Kak?" Nacia semakin mendekatkan wajahnya pada Jaleo, membuat Jaleo memundurkan kepalanya.

"Gue mau kerja, Cia." Jawab Jaleo singkat.

Nacia menarik wajah Jaleo untuk menatapnya, memaksa pria itu untuk tidak menoleh ke arah lain. "Kerja dengan darah yang mengalir terus? Itu emang lagi mau kerja atau lagi nyiksa diri?"

Jaleo tak menjawab. Dia hanya menggembungkan pipinya dengan bibir mengerucut.

Nacia yang melihat Jaleo bersikap layaknya bocah ngambek itu langsung memanfaatkan waktunya untuk mengambil alih MacBook dari atas pangkuan Jaleo ke atas meja.

Nacia lalu menarik Jaleo untuk menghadapnya, "kenapa bisa gini?"

Jaleo diam, masih tidak ingin menjawab.

"Masih diem? Siapa yang bikin Kak Jaleo begini?"

Jaleo masih mengunci mulutnya, membuat Nacia gemas setengah mati. Nacia menarik wajah yang selalu berusaha menoleh ke arah lain untuk tetap menatapnya.

"Kayaknya gue nggak punya cara lain buat bikin lo bicara selain ini," gumam Nacia, sebelum dia meringsek maju, mendekatkan bibirnya pada bibir Jaleo.

Dan Nacia dengan sadar, menyatukan bibirnya dengan bibir Jaleo.

Ia hanya menyatukan bibirnya beberapa detik saja, sebelum menarik mundur wajahnya, seraya berkata, "sekarang kasih tau kenapa tangan lo ber—"

"It wasn't a kiss, Cia." Tekan Jaleo. Tangan kekar pria itu menahan punggung Cia untuk menjauh, dan satu tangannya lagi menahan tengkuk leher Nacia agar tidak menoleh ke arah lain.

Jaleo langsung meraup bibir Nacia untuk ia perkenalkan dengan sebuah ciuman ala Jaleo. Pria itu membasahi bibir Nacia, melesatkan lidahnya ke dalam mulut Nacia untuk beradu, dengan keadaan tubuh Nacia yang membeku.

Bayangan w nie si Jaleo yg bakal duluan nyosor. Gak taunya Cia dulu 😭😭😭

Nacia Nacia.. itu nasib Idup lo tinggal di ambang batas 😭😭

Spam komen next 2K kalo mau cepat lanjut!

Spam komen lanjut 2K kalo next part di wp mau lihat Jaleo apain Cia! 😡😡

Part besok yang adegan dewasa aku kasih versi halus dan ringkasnya yaaa seperti biasaaa, yg khusus anak sachet bisa baca.. aku sudah berusaha adil 😭🙏🏻 biar yg di Wattpad juga baca meskipun ku perhalus dan ku rangkum, kayak dari 2.000 kata ku rangkum jadi 500 kata an 🙏🏻😭 huee huee hueee

Yang emak emak, kakak kakak, mbak mbak dari kemarin gedor dm ig wp TikTok sampe komen, minta karya karsa.. ini dah ku kabulin ya.. iya maaf baru skrg di kabulin maaf 😭🙏🏻 ya aku juga sesuai alur dulu 😭🙏🏻 mau dipaksa gimana pun gabisa. Chemistri keduanya belum euhhh gitu 😭🙏🏻

Kode voucher : ML12

Spoiler :

Continue Reading

You'll Also Like

5.7K 777 47
DEWASA, Harap bijak mencari bahan bacaan 🙏🙏 Hidup Dara berubah setelah kecelakaan tunggal yang di alami oleh kedua orang tuanya, hingga membuat mer...
7.3K 300 17
Menceritakan Tentang Seorang dua lelaki muda Yg Awalnya Membenci menjadi Cinta (YAOI 🔞)
2.4M 19.9K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
1.2M 17.4K 37
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...