KayZie [Brothership]

By xxnkfnazil

204K 13.8K 245

Kaylen sangat ingin mempunyai adik, hingga ia meminta adik kepada gurunya. "emm sorry Miss. But, did you sel... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
20
21
22
23

19

3.9K 337 1
By xxnkfnazil

Senin, 06.45

Seperti biasanya, berangkat sekolah Fazie diantarkan oleh sang Papa dan Fazie mendapatkan uang saku lebih banyak hari ini. Hal itu membuat Fazie semakin semangat bersekolah.

Btw pagi ini tidak diadakan upacara, tentunya para siswa merasa bahagia. Tapi berbeda dengan kelas Fazie, pagi ini ada penilaian berpidato Bahasa Indonesia didepan kelas.

Banyak dari mereka yang belum hafal dan belum siap maju, makanya kini mereka tengah berusaha melancarkan hafalan teks pidatonya.

Fazie sudah hafal, bahkan sangat lancar ketika ia mencoba berpidato di rumah, tadi malam. Tetapi Fazie merasa sangat lemah apabila harus berpidato didepan kelas, ia adalah anak yang sangat pemalu.

Tak lama kemudian bel masuk sudah berbunyi. Tapi, Fazie belum mendapati kedatangan temannya itu.

"Sudah siap maju anak-anak?" Tiba-tiba seorang guru masuk dan langsung menanyakan keadaan mereka. Tentunya mereka panik, mengapa guru ini datang begitu tepat waktu?.

"Belum, Bu" Jawab seorang siswi paling depan.

"Kita-

"Tidak ada alasan, sudah satu minggu yang lalu Ibu beri tugas. Sekarang harus sudah siap maju" Ucap guru itu dengan tegas.

"Baik, yang saya panggil silahkan maju. Fazie, silahkan maju"

Fazie yang tengah melamun pun langsung berjengit kaget. Kenapa dirinya duluan sih yang maju, kan belum siap, batin Fazie di dalam hati.

"Ayok Fazie, maju. PD aja Fazie, semangat" Ucap seorang teman Fazie. Ia menyemangati Fazie karena tau bahwa Fazie tengah gugup dan malu.

Akhirnya Fazie maju dengan kondisi perut yang terasa mules dan tangannya dingin. Fazie menghela nafasnya untuk menghapus rasa gugup, lalu ia mulai menyampaikan pidatonya.

Ternyata Fazie berhasil berpidato dengan lancar bahkan ia mendapatkan applause dan pujian dari teman-temannya.

"Keren Fazie, lancar banget kamu". Fazie hanya tersenyum malu mendengar pujian itu.

Lalu Fazie pun kembali duduk di bangkunya dengan perasaan yang sudah plong dan lega.

Penilaian pidato terus berlanjut, hingga kini saatnya,

" Rafael " Panggil sang guru.

"Rafael, mana Rafael?" Ulang guru tersebut karena yang dipanggil tak kunjung maju.

Fazie pun mengangkat tangganya untuk menjawab.

"Bu, Rafael belum berangkat"

"Belum berangkat, jam segini?" Tanya guru itu heran, pasalnya sekarang sudah jam 8 lebih, masa belum berangkat?

"Belum berangkat apa engga berangkat?" Tanya sekretaris kelas.

"Tadi ngmongnya mau berang-

" Assalamu'alaikum "

"-itu anaknya datang"

Tiba-tiba seseorang membuka pintu dan mengucap salam, dia Rafael. Rafael datang dengan kondisi yang penuh keringat dan nafas yang ngos-ngosan.

"Jam berapa ini Rafa?"

"Huh,,, maaf Buk, saya terlambat" Ucap Rafael masih dengan nafas yang memburu.

Akhirnya selama pelajaran Bahasa Indonesia Rafael dihukum berdiri didepan kelas dengan satu kakinya yang diangkat dan kedua tangannya memegang telinga.

Jam pelajaran Bahasa Indonesia telah usai, Rafael langsung beranjak menuju bangkunya.

"Ael kenapa bisa telat?" Fazie langsung bertanya kepada Rafael setelah anak itu duduk disebelahnya.

"Rantai sepedanya putus" Jawab Rafael kemudian ia minum karena benar-benar haus.

"Terus kamu dorong sepedanya?"

"Iya, tadi dah nyoba benerin tapi nggak bisa"

Setelah menutup kembali botol minumnya, kini Rafael mengecek sikutnya yang terasa perih. Dan benar saja ternyata sikutnya berdarah.

"Ael tangganya berdarah?! " Fazie refleks berteriak karena terkejut melihat tangan temannya yang terluka.

"Diem, Fazie" Ucap Rafael, pasalnya gara-gara ucapan Fazie yang lainnya jadi menoleh kearahnya.

Lain dengan Fazie yang tengah mencari hansaplast di tasnya, Rafael malah dengan santainya mengusapkan sikutnya ke celana guna mengelap darahnya.

"Ael! Jangan digituin, kamu tuh gimana sih! Sakit dong"

Fazie yang melihat tindakan Rafael pun terkejut dan memarahinya. Tetapi bukannya takut, Rafael malah merasa gemas dengan ekspresi marah Fazie yang terlihat menggemaskan.

"Kata siapa sakit?" Tanya Rafael sambil terkekeh pelan.

"Fazie, kan itu berdarah ya sakit lah" Ucap Fazie dengan sok tau tapi terlihat lucu.

Setelah Fazie menemukan hansaplast di tasnya, ia langsung membukanya dan ditempelkan pada luka yang ada di sikut Rafael lalu meniupnya sebentar.

"Jelek hansaplastnya" Komentar Rafael pada hansaplast dari Fazie yang bermotif pinguin dengan warna dasar biru muda.

"Ih! Bukannya terimakasih malah ngejelekin hansaplastnya" Ucap Fazie dengan kesal dan mencubit lengan temannya itu.

"Akh! Sakit Fazie" Ringis Rafael, cubitan Fazie itu sangat pedas melebihi rasa perih pada lukanya.

"Makannya, terimakasih!! " Ucap Fazie dengan ekspresi wajah yang dibuat semarah mungkin agar Rafael berterimakasih.

"Iya, iya. Makasih Fazie,,,, jelek" Ucap Rafael sambil tertawa karena puas membuat Fazie marah.

.
.
.
.
.

Saat jam istirahat tiba, Rafael tidak mau diajak ke kantin. Rafael bilang bahwa ia mau memperbaiki rantai sepedanya dulu.

Akhirnya Fazie ke kantin bersama temannya yang lan tak lupa ia juga membelikan minuman untuk temannya itu.

Setelah dari kantin, Fazie menghampiri Rafael diparkiran sepeda.

"Ael" Panggil Fazie.

"Rafa" Ralat Rafael.

"Serah, nih minum" Fazie memberikan minum dingin kepada Rafael.

"Makasih. Dah balik sono ke kelas, ngapain ikut jongkok disini" Ucap Rafael yang melihat Fazie berjongkok disampingnya.

"Belum selesai kan, Fazie temenin" Ucap Fazie.

Fazie adalah teman yang setia kawan, bukan?

"Ke kelas aja, makan tuh bekel kambingnya" Terakhir kemarin Fazie membawa bekal yang berbentuk lucu, dan Rafael selalu meledeknya.

"Itu bukan kambing!" Protes Fazie.

"Terus apa?"

"Shaun the Sheep, tapi sekarang bukan itu ih!"

"Sama aja, sekarang apa?"

"Nasi Doraemon" Ucap Fazie dengan lirih karena malu. Dan tentunya dibalas dengan gelak tawa oleh Rafael.

"Dah bener nih, yok ke kelas"

Rantai sepedanya sudah benar kembali, Rafael pun mengajak Fazie untuk kembali ke kelasnya.

Sesampainya di kelas, Fazie langsung membuka bekal yang dibawanya.

"Jangan ketawa!!" Tegur Fazie kepada Rafael yang tertawa setelah mengintip bekalnya.

"Lihat mukanya coba, ih sama Zi hahaha,,, "
Rafael terus tertawa meledek Fazie dan menyamakan ekspresi muka Fazie dengan nasi Doraemon tersebut.

"Ah, engga jadi makan" Fazie ngambek dan menutup kembali kotak bekalnya.

Mendengar itu, Rafael langsung menghentikan tawanya.

"Eh enggak, enggak, lucu kok Zi"

"Enggak lucu!"

Sebenarnya Fazie malu membawa bekal seperti ini, ia merasa sudah besar. Tapi setiap hari Bibi selalu membawakan bekal yang dihias sedemikian rupa yang berbeda setiap harinya, dan ini adalah ide dari Kakaknya itu.

"Eh maksudnya enak, iya enak banget itu Zi. Dimakan gih"

Rafael membujuk Fazie dan membuka kembali kotak bekal itu agar temannya itu mau makan. Bisa habis ia jika Kaylen tau bahwa adiknya tidak makan siang gara-gara dirinya yang terus meledeki Fazie hingga ngambek.

Akhirnya Fazie memakan bekalnya, sesekali ia menyuapi Rafael jika ada makanan yang tidak ia suka.

Continue Reading

You'll Also Like

576K 22.5K 35
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
485K 53K 23
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...
575K 27.5K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
4.9M 388K 37
[DIMOHON BUAT READER'S SEBELUM BACA CERITA INI UNTUK TAHU KALAU INI MENCERITAKAN TENTANG TRANSMIGRASI YANG CUKUP KLISE. JADI JIKA ADA KALIMAT YANG SA...