Memories [ Zalesing ]

By RennMCS_

13.6K 1.5K 175

Memori artinya kenangan. Sesuatu yang akan membekas dalam ingatan, sebuah cerita yang selamanya tidak akan te... More

CAST | Main character
⏳ 01 | Welcome back
⏳ 02 | Old dream
⏳ 04 | With Zayyan
⏳ 05 | With Zayyan (2)
⏳ 06 | Good job Oyin-na
⏳ 07 | Miss you
⏳ 08 | Grand Opening
⏳ 09 | A quarter past two
⏳ 10 | Alexa
⏳ 11 | Trusted partner
Special chapter : Sing's day🐰🎉
⏳ 12 | Before: Leo
⏳ 13 | Leo
⏳ 14 | Leo (2)
info new project 🎮
⏳ 15 | Leo (3)

⏳ 03 | New friends

751 92 10
By RennMCS_

Satu bulan telah berlalu sejak diumumkannya Sing menjadi salah satu trainee di OCJ. Beruntung kehadirannya disambut baik di sana. Bahkan sekarang dirinya terlihat sudah akrab dengan semua orang. Dari para trainee, trainer, staf, manager, hingga petugas kebersihan yang Zayyan saja tidak tau namanya pun Sing mengenalnya.

Zayyan hanya bisa menggeleng. Anak itu memang luar biasa sekali kemapuan sosialisasinya. Zayyan rasa jika ada kategori orang terfriendly di dunia Sing akan mendapat juara satu.

Pagi ini para trainee termasuk Sing dan Zayyan tengah berkumpul di ruang latihan. Berdasarkan info dari manager mereka akan diberikan Schedule harian di sini.



/ Schedule harian adalah jadwal bagi setiap trainee yang biasanya akan diberikan setiap seminggu sekali.



Kali ini sedikit berbeda, biasanya manager hanya akan memberikan Schedule melalui grup khusus tapi hari ini mereka semua dikumpulkan di sini. Sudah jelas bukan hanya untuk pemberian jadwal saja.

Beberapa dari mereka pun sudah bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Situasi ini persis seperti saat pertama kali Sing dikenalkan sebagai trainee baru.

Benar tebakannya, beberapa menit kemudian manager datang bersama seorang pemuda asing dibelakangnya. Seketika seluruh perhatian di dalam ruangan mengarah pada pemuda itu.

Seorang pemuda tampan bersurai cokelat pasir berdiri disamping manager. Pemuda yang diperkirakan bertinggi 180 cm itu memiliki paras yang tidak bisa dikategorikan biasa, Tampan!

Refleks Zayyan menoleh ke arah Sing, bila dilihat sekilas ciri fisik pemuda itu memang hampir mirip seperti Sing. Tetapi, wajahnya yang terlihat lebih kecil serta ekspresi dan sorot matanya yang datar memberikan perbedaan yang cukup besar diantara mereka.

"Aku lebih tampan," ujar Sing menyadari tatapan Zayyan.

Zayyan tersenyum simpul. "Kalian mirip."

Sing mendelik tak terima. "Nggak! Jelas lebih tampan aku."

Zayyan terkekeh, mengusak pelan surai yang lebih muda. Membuat sang pemilik rambut menjadi kesal.

"Benar kan lebih tampan aku?!"

"Iya pangeran Sing yang paling tampan," puji Zayyan otomatis menghasilkan senyum lebar dari yang dipuji. Sing mengangguk kecil, tersenyum puas dengan jawaban Zayyan.

Zayyan mengalihkan atensinya pada pemuda di depan sana kemudian beralih mengamati sekeliling, suasana menjadi riuh semenjak kedatangan pemuda asing itu. Bisik-bisik terdengar jelas memenuhi ruangan. Hingga deheman seseorang menghentikan kegiatan mereka.

"Mohon tenang semuanya!"

Sing dan Zayyan menoleh, para trainee yang sedang berbisik berhenti. Setelah dipastikan tidak ada suara lagi manager membuka suara.

"Kita kedatangan teman baru." Manager itu menoleh pada pria disampingnya. "Mulai sekarang dia akan berlatih bersama kalian."

"Silahkan perkenalkan dirimu," pinta manager itu ramah.

Tak butuh pengulangan si pemuda tampan segera memulai perkenalannya. Pemuda itu mengarahkan pandangannya ke depan, menatap satu persatu mahluk hidup yang tengah duduk berjejer rapi diatas lantai kayu.

"Lee Ou Yin," ujarnya datar, sama persis seperti wajahnya.

"China?" Celetuk salah satu trainee yang segera dibalas tatapan dingin dari pemuda bermarga Lee itu.

"Hongkong," singkatnya.

Beberapa waktu berlalu dan masih belum ada lanjutan dari perkenalan singkat itu. Semua orang diam menunggu kata berikutnya tapi tetap saja tidak ada suara lagi.

"Em... terus?"

"Leo," lanjut pemuda itu menanggapi.

Sesaat suasana menjadi hening, bingung harus merespon apa untuk satu kata super singkat itu. Sungguh canggung. Lama menunggu mereka mulai bosan, sepertinya pemuda bernama Leo itu pun juga tidak berniat mengatakan apapun lagi.

"Em... sudah hanya itu saja Leo? Apa tidak ada lagi yang ingin kau sampaikan?" Tanya manager memecah keheningan.

Gelengan kecil menjadi jawaban. Sang manager mengangguk paham.

"Baiklah seperti yang kalian dengar, namanya Leo, mulai sekarang dia akan menjadi salah satu bagian dari keluarga besar kita, ku harap kalian bisa segera akrab."

"Tentu!" Seruan kompak dari beberapa trainee menimbulkan lekukan bahagia dari sang manager.

"Bagus!"

"Nah... Leo mulai sekarang mereka adalah teman-temanmu jika butuh sesuatu katakan saja pada mereka."

Manager mengalihkan pandangan pada para trainee. "Sudah itu saja, untuk jadwal akan diberikan seperti biasa, kalian bisa cek handphone masing-masing."

Yup! Benar saja, setelah dicek ternyata jadwalnya memang sudah terkirim. Setelah mengatakan beberapa patah kata manager pun pergi meninggalkan Leo di ruang latihan bersama para trainee lain.

"Yo wasapp bro!" Rangkul Sing, mengangkat tangannya mengajak tos.

Leo terkesiap dengan dorongan tiba-tiba pada tubuhnya lalu segera memasang wajah datar kembali, menatap Sing yang tengah tersenyum cerah padanya. Senyum lebar yang menampilkan deretan gigi putih diwajah manis pemuda itu.

Tidak mendapat balasan tak membuat pemuda berlesung pipi itu menyerah. Dia kembali mengulurkan tangannya. "Aku Sing, Mak Chun Sing, dari Hongkong juga sepertimu." Perkenalan Sing riang.

Masih dengan tampang datarnya Leo menepis rangkulan tangan Sing lalu berbalik meninggalkan ruang latihan. Sing yang baru saja ditolak membolakan matanya tak percaya. Menyaksikan itu Zayyan bergegas menghampiri, menepuk pelan punggung Sing.

"Mungkin dia lelah."




••••




Leo berjalan menyusuri lorong. Tadi pagi dia sudah diberitahukan mengenai denah perusahaan ini jadi cukup mudah untuknya menemukan lokasi dorm mereka berada.

Pintu demi pintu Leo lewati hingga tiba di ujung. Kamar 1-4 lantai 2. Benar, inilah kamarnya. Baru saja ingin mengetuk perhatiannya teralih pada panggilan seseorang dari arah belakang.

"Aku mencarimu dari tadi ternyata kau sudah di sini," ucap pemuda mungil yang baru saja memanggilnya.

"Siapa?" Tanya Leo, datar seperti biasa.

Pemuda pendek itu berjalan mendekati Leo. "Gyumin, teman sekamarmu." Gyumin tersenyum ramah. "Bisa geser sedikit?

Leo mundur, memberi akses untuk Gyumin membuka pintu.

"Ini adalah kamar kit..." Belum sempat mulutnya selesai berucap Leo sudah lebih dulu memasuki kamar. Gyumin terdiam.

Setelah merenung sedikit lama akhirnya Gyumin ikut masuk. "Biar kubantu," ujarnya membuka koper Leo.

Leo menarik kopernya. "Tidak perlu," tolaknya. Lantas mulai menata barang-barang tanpa memedulikan Gyumin yang mematung disampingnya.

"O-oh oke."

"Em, kau sudah makan?" Tanya Gyumin kikuk. Setelah diabaikan dan di tolak di satu waktu Gyumin menjadi canggung untuk berucap lagi dan akhirnya hanya kalimat itu yang keluar dari mulutnya.

Tetapi apa? Sama saja seperti sebelumnya. Hening, tidak ada jawaban. Dia diabaikan.

"AC mati?" Leo membuka suara. Gyumin menatap ke atas sudut kamar.

"Tidak kok, itu nyala." Tunjuk Gyumin ke atas.

Leo mengulurkan tangannya. Gyumin termenung sejenak selanjutnya tersenyum lebar, pikir Gyumin Leo sedang mengajaknya berjabat tangan. Benar juga, kalau dipikir mereka belum berkenalan dengan benar tadi. Segera Gyumin menjabat tangan Leo semangat.

"Kim Gyumin," ucapnya pede, tak lupa dengan seutas cengiran dibibirnya.

Leo memandang datar tangannya yang dijabat erat oleh Gyumin.

"Remot."

Gyumin mengerutkan dahi. "Hm?"

"Remotnya," ucap Leo lagi. Gyumin memiringkan kepalanya bingung.

"Mana remot AC nya?" Ketus Leo.

Senyum Gyumin luntur seketika. Pandangan jatuh pada genggaman tangan mereka. Kalau boleh jujur ingin sekali Gyumin mengumpat sekarang. Jadi dia mengulurkan tangan untuk meminta remot bukan berjabat tangan?

"Disamping tv!" jawab Gyumin cepat lalu berlari keluar kamar. Membanting pintu dari luar. Memalukan!





.

.

.






TBC.


⏱️

Kalau sesuai jadwal harusnya chp ini di up nya hari Minggu kemarin tapi karna kemarin itu lagi sibuk banget jadi nya diundur hari ini deh..

Ada yang nungguin??

Continue Reading

You'll Also Like

6.7K 908 15
Kisah Yu Zeyu anak indigo yang selalu bermimpi bersama hantu seorang lelaki yang membawanya ke masa lalu di mana banyak orang yang terbunuh ketika me...
5.1K 857 7
Zayyan terpaksa berhenti kuliah karena keterbatasan biaya. Dan demi bertahan hidup, Zayyan akhirnya menerima pekerjaan sebagai pengasuh bayi kembar a...
1M 85K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
4.2K 284 7
Jangan sampai salah lapak ya, jika tidak suka silahkan out:)