KAGGARA: I Want To Own The Wo...

By ret_bactul

2.4K 1K 156

KAGGARA: aku ingin memiliki dunia . . . Ternyata kota Jakarta memang bukan kota keberuntungan bagi Ara. Karen... More

TUJUH BELAS TAHUN
1. HARI INI
PERKENALAN🌵
3. Jakarta
4. SMA ?
5. Kemotrapi
6.MAMA
7. Rumah
8. I'm happy, but....
9. who...
10. DAY ONE
11. KENAPA?
12. TANDA TANYA?
13. Day Happy
14. Teman dan Lelah
15. Siapa dan Lelah?
16. DIA LAGI ?
17. Masih Tentang Dia?
18. Misteri bukan Mimpi
19. Sampai Kapan?
20. MOMENT
22. Rahasia Apa?
23. Masuk....
24. VIGROUS
25. Aku Tau Itu Kamu....
26. Aku Tidak Salah!
27. Have Fun Together Abang
28. Have Fun Part Dua
29. Brother Sayang
30. Sekilas Tentang Kami
31. Tulisan Aga
32. Mulai Bertindak
33. Balapan
34. Ratu Tidur
37. hari yang terus berubah
38. sudara, teman ku bercerita
39. Kenziel

21. Kembalilah

64 27 10
By ret_bactul

"Percayalah aku akan terus berusaha mencaritahu bagaimana cara agar kamu kembali mencari tuhanmu"

______________________________________

"Hallo Ta, udah lama nunggu" sapanya membuat sang empuh menoleh refleks

"Iyaa lumayan sihh"

"Gimana? ngobrolnya mau disini aja?" Tanyanya lagi sembari duduk disamping Ana

"Terserah sih"

"Ke resto deket rumah sakit aja yukk, disana juga ada taman, kayaknya kalo ngobro di sana lebih seruu" ajaknya

"Deket rumah sakit?" Tanya Ana bingung

"Iyyaa... rumah sakit yang kemaren kita pernah ketemu"

"Oohh yaudah deh yokk, lo bawa mobilkan?" Tanya Ana

"Iyaa... gue tau lo pasti dianter supir kan" tebaknya lalu beranjak dari tempat duduk diikuti Ana

"Iyalah, secara gue baru di Jakarta, jadi masih hati-hati aja takut sesat" ujarnya

"Anak mami lo yaa" ledeknya

"Gak yaa... enak aja" jawab Ana tak terima, lalu memasuki mobil.

Gina melajukan mobil dengan kecepatan sedang, karena jarak taman sekolah ke arah rumah sakit tidak terlalu jauh, jadi mereka hanya butuh waktu sekitar sepulun menit untuk sampai di restoran itu.

****

"Izin mau kemana An?" Tanya abangnya

"Ketemu sama temen banggg" jawabnya malas, pasalnya abangnya seperti tak mengizinkannya pergi

"Kamu tu baru kenal sama orang-orang disekolah, jangan mudah percaya___"

"Siapa yang mudah percaya, orang Ana cuma mau ketemu, mau cerita-cerita doang"

"Kenapa gak diajak kerumah aja, biar sekalian kenalan sama abang?"

"Gak" jawab Ana singkat sambil memasang sepatunya

"Kenapa gak, temen kamu harus tau kalo kamu itu adeknya abang, Ana" ujar Zein berjalan menuju Ana

"Ana gak mau baaanggg" jawabnya

"Kamu ada masalah di sekolah hmmm?" Zein mulai curiga dengan adiknya itu.

"Ana gak ada masalah abangg, Ana cuma gak mau di puji-puji di sanjung-sanjung hanya karena Ana Adik dari ketua osis, seorang yang cerdas, berprestasi, idola cewek-cewek" jawab Ana kesal membuat Zein tertawa kecil.

"Bagus deh kalo kamu tau latar belakang abang" jawabnya sombong

"Gak! Gak bagus samasekali" jawabnya jutek lalu meninggalkan Zein

Zein yang melihat itu langsung mengejar dan menarik tangan Ana "Ettt et et, tunggu dulu, siapa bilang kamu harus berangkat sendiri, wajib dianter"

Ana memutar bola matanya malas dan melepas cekalan tangan Zein "iyya diantar supir" tekannya

"Hisss sensian amat" sahut Zein tak di hiraukan Ana "DEK, KAMU TU HARUS NYA SENENG LIAT ABANGNYA PULANG BUKAN MALAH DITINGGALIN" teriaknya

Ana yang mendengar itu tak mau kalah, ia juga ikut berteriak "SIAPA SURUH JARANG PULANG, SEKALIAN AJA GAK USAH PULANG-PULANG, BIAR NANTI ANA KABUR KE MADURA GARA-GARA KESEPIAN" jawabnya sebelum akhirnya mobil meninggalkan pekarangan rumah.

"Maafin Ana bang, Ana gak bermaksud berbohong.... Ana cuma gak mau jadi Adik yang lemah, mengandalkan latar belakang abangnya demi berhenti di bully. Ana hanya ingin tau apa akar permasalahan dari semua kejadian di sekolah itu" gumamnya

"Husshhh" Gina datang mengagetkannya "kok ngelamun sih, baru juga ditinggal bentar"

"Eehh lo udah mesennya?"

"Udah, samain kayak gue kan"

"Iya"

"Gimana?" Tanya Gina

"Hmm, seperti yang lo tau, Sampai detik ini topik gosip disekolah masih tertuju pada gue, lebih tepatnya pembulian" ujar Ana pada gadis didepannya

"Tapi gue liat-liat lo kayak biasa aja ngadepinnya?" Tanya Gina membuat Ana heran dengan pertanyaan itu

"emangnya Menurut lo gue harus gimana?" Tanya Ana balik

"Yaaa gak gimana-gimana sihh, cuma setau gue biasanya kalo orang dibully itu dia lebih ke kayak takut, khawatir, bingung mau ngapain, bahkan kadang sampe stres yang sampe gila juga ada tau" jelasnya membuat Ana tertawa kecil

"Kok lo malah ketawa sih, atau jangan-jangan lo___" Gina memberhentikan omongannya membuat Ana menautkan kening bingung

"Jangan-jangan apa Gin?"

"Ta lo kalo mau cerita, cerita aja sama gue, jangan dipendam sendiri, gue gak tanggung jawab ya kalo tiba-tiba ada kabar lo mati bunuh diri" ujar Gina antusias membuat tawa Ana pecah

"Hahahaha"

Gina bertambah haran "Ta, are you okeyy?"

"Okey-okey i'm okeyyy" jawabnya setelah kembali tenang "lo sih berlebihan pakek bawa-bawa bunuh diri lagi" ujar Ana

"Habisnya lo___"

"Giinn, pikiran yang kayak gitu adalah pikiran orang-orang yang bodoh, orang-orang yang menggantungkan hidupnya hanya pada satu lingkungan, pikiran orang-orang yang sempit, orang-orang yang gak mau mencari kehidupan lain, kehidupan yang lebih menyenangkan yang bisa berbuat sesuka hati. Dan orang yang berfikiran seperti itu adalah orang yang tak bisa melihat luasnya dunia, luasnya ciptaan Tuhan, dia bunuh diri karena ia merasa bahwa orang yang membulinya itu adalah orang yang akan terus hadir dalam kehidupannya, sehingga memungkinkan ia menilai bahwa 'masa depanku saja sudah membenciku, lantas bagaimana aku bisa bersamanya dengan kebahagiaan', padahal jika di pertimbangkan, dunia yang begitu luas ini, masih banyak bahkan sangat banyak sekali orang-orang yang mau peduli dengannya, mau berteman dengannya, berbaur dengannya dan sebagainya" jelas Ana disertai senyum kecil nan manis itu dengan pandangan kosong lurus kedepan

"Lo keren sangat keren" Gina memuji dengan kedua tangan menopang dagu memandangi Ana dengan mata yang semakin sipit karena terlalu lebar tersenyum

"Dan Gin, harus lo tau sesuatu yang paling pertama membuat gue tenang santai dan insyaallah selalu kuat adalah Tuhan gue, gue bahagia ketika gue curhat kepadanya sebelum akhirnya gue curhat kepada makhluknya" lanjut Ana membuat senyum Gina berlahan luntur, ia terdiam seperti mencerna apa yang Ana katakan, otaknya mulai memutar fakta, mulai kembali mencerna, bertanya dimana sebenarnya kebenaran berada.

"Sedamai itukah agama lo Ta?" Tanyanya pelan membuat Ana ternyum tulus ke arahnya

"Gue harap lo cepat kembali" ujar Ana lalu tangannya mengelus bahu Gina

Keheningan terjadi beberapa menit, mereka sedang berperang dengan pikiran masing-pasing. Tiba-tiba ditengah keheningan itu, pelayan datang membawa pesanan mereka

"Permisi kak"

"Ohh iya silahkan taruh disini aja mbak" ujar Ana sambil membereskan meja yang terdapat tas, hp dan kunci mobil mereka.

"Selamat menikmati" ujar pelayan lalu kembali meninggalkan mereka

"Yokk makan" ajak Ana diangguki Gina

♡♡♡♡

Lima pemuda itu sekarang lagi di ruang santai di mension opah, mereka tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing, ada yang main game, main hp, main gitar, baca buku dan tak lupa didepan masing-masing mereka juga banyak berbagai macam bentuk cemilan, dan Ken yang tengah sibuk menonton tv dan sesekali memainkan gitar, kini sudah mulai merasa bosan, ia menoleh kepada teman-temannya malas, lalu...

Bukhh

Satu bantal berhasil ia lemparkan kearah Jio dan Jeon, membuat sikembar yang tengah sibuk main vs itu terkejut

"Apaan sih ganggu!" Sentak Jio tanpa menoleh ke pelaku, ia tetap kembali fokus. Dan....

Bukhh

Bantal kedua ia lempar kan ke Angga, playboy akut yang sedari tadi senyum-senyum sendiri dengan headphone ditelinganya yang mungkin lagi mendengarjan DJ sambil membalas chat dari ayang-ayangnya

"Kaget oyyy" sentaknya juga tanpa menoleh ke arah pelaku

Lalu tersisa satu bantal lagi yang hendak ia lemparkan ke arah Renza yang sedang membaca buku dan dengan headphone juga terpasang ditelinganya, tapi sayangnya si cowok dingin dan hemat bicara itu sudah peka hingga bantal yang Ken lempar berhasil ia tangkap.

Ken jadi kesal, teman-temannya masih saja sibuk sendiri. Ken beranjak dari duduknya, ia menuju satu saluran penghubung semua elektronik di ruangan itu, ia meng off segala saluran sehingga semua menjadi tidak berfungsi alias mati.

"Loh kok?" Ujar Jeon lengsung menoleh kearah Ken, begitupun yang lain juga langsung refleks menoleh kearah Ken

"Balik sana" ujar Ken dingin lalu meninggalkan teman-temanya yang tengah bingung, ia memilih kembali ke kakamar

"Wahhh parah, bos ngambek" ujar Angga lalu membuka headphone nya dan ingin menyusul Ken

"Salah lo sih Ngga, nyuekin bos" ujar Jio membuat Angga memberhentikan langkahnya dan menoleh

"Lo yang salah ya Je, ikut-ikutan Jio main game segala" Angga menunjuk Jeon

"Lah kok gua, yang salah kan Jio yang ngajak gue duluan"

"Lo kok nyalahin gue sih, jelas-jelas Renza tuh yang sok sibuk baca buk____"

"Lo pada pada salah semua, pulang sana" ujar Renza dingin langsung melewati mereka, menyusul Ken kekamarnya

"Es batu- es batu" sahut Jio pasrah lalu mengikuti Renza juga diikuti dua lainnya menyusul Ken

♡♡♡♡

"Intinya setahu gue kek gitu Ta, asal mula dan sejarahnya" ujar Gina mengakhiri ceritanya membuat Ana menganggut-anggutkan kepalanya berusaha mencerna semua cerita Gina

"Sejak kapan?" Tanya nya

"Sejak kita dua SMA, lebih tepatnya lagi sejak bang Azen lulus" jawab nya membuat Ana kembali memutar otak, siapa Azen? Ingin sekali ia menanyakan tentang kak Azen itu, tapi sayangnya ia sudah ditelfon oleh abahnya untuk segera pulang, lagian kasian juga supirnya sudah hampir setengah jam menunggunya diparkiran

"Ohh gitu yaa, gue jadi makin kepo nih siapa kak Azen, tapi sayangnya...." ujarnya lalu melihat kearah jam tangannya "supir gue udah nunggu, gue harus pulang sekarang" lanjutnya

"Lohh padahal ceritanya belom selesai" ujar Gina

"Iyaa sorry banget ya gue harus duluan, nih supir udah ditungguin abah gue buat jemput kekantor"

"Oalahh yaudah deh lo pulang duluan aja"

"Lahh lo belom mau pulang" tanya Ana sambil membuka tasnya

"Entar lagi gue pulang"

"Yaudah, Nihh gue nitip bayar yaa" ujar Ana sambil memberikan sekitar dua lembar uang merah ke Gina

"Eehhh gak usah-gak usah biar gue aja yang bayar"

"Udahh bayarin aja repot amat" ujar Ana lalu berdiri dan menyalami Gina "gue duluan yaa, babayyyy"

"Bayyyy hati-hati" teriakya dibalas jempol oleh Ana.

♡♡♡♡

.
.
.
.
.
.
.
"Sudah berapa kali saya katakan, jangan halangi kebahagiaan saya, KALIAN TU BENER-BENER GAK ADA BEDANYA SAMA SEKALI, MEREPOTKAN, MENYUSAHKAN!"

.

Heyyhoo..... jangan lupa vote, komen and follow yaaa, sangat menerima saran, semoga sukaaaa 🥰


Continue Reading

You'll Also Like

30.3K 1.8K 19
Ganteng sih tapi dah tua udah gitu ngeselin lagi. Punya tunangan kek gitu idup lo varokah atau???
33K 2.8K 29
"gue gak nyangka raa!"teriak dia gw berusaha ngejar dia tpi udh telat dan dia tertabrak truk yg melaju kencang! dia yg udh buat gue kecelakaan? ‼️Tah...
81.9K 6.2K 29
Aku terus menahan semua yang ada di hati dan pikiranku. Mencoba tersenyum di depannya meski tidak tulus. Badai.. Ada badai di hatiku yang berkecamuk...
38.1K 4.9K 82
Berawal dari pra nikah, Puisi mengklaim Nathan sebagai jodohnya! Kalian akan bertemu Puisi yang cantik dan unik, karena apa? Karena dari miliyaran m...