Secret Admirer |Gofushi💙💚|

De Yunyun0864

1.4K 156 9

Sudah satu bulan berlalu sejak seorang Gojo Satoru yang terhormat, terkenal akan harta, kejeniusan dan ketamp... Mais

1. Fans Rahasia ?
3. Anonim-san dan Bekalnya. Hari Pertama.
4. Nanami! Sejak kapan kau kenal Gumi!
5. Nanami : Cukup Lama,Aku Bahkan Bisa Menggendongnya.
6. Susu Megumi.
7. Salah Paham.
8. Kanzashi.
9. Yuuji Anonimnya?!
10. Detektif
11. Date (1)

2. Nobara Bibi yang Baik.

114 14 0
De Yunyun0864

Disclaimer : Jujutsu Kaisen oleh Gege Akutami Sensei. (Pinjem bentar🙂)

Fanfiction oleh : Yunyun.

Pair : Gojo Satoru x Fushiguro Megumi. .

Genre : Romance, Drama, Alternate Universe, BL, School Life, (ingin kumasukkan komedi tapi aku payah dalam bumbu humor dan komedi🥲)

⚠️ : Out of Character (Khususnya Megumi 😂). Juga, beberapa komentar vulgar akan muncul di tengah-tengah narasi. Jadi, jangan terkejut. Sedikit SuguShoko & ItaNana.

FF ini terinspirasi dari : Gofushi AU "Secret Admirer" dari Kak Wiona @tokkwi di Twitter X.

(Aku sudah dapat izin, kunjungi Twitter X dan baca semua gofushi au miliknya, ceritanya bagus-bagus 😭)

(A/N : untuk sebuah kepuasan pribadi(⁠ ⁠´⁠◡⁠‿⁠ゝ⁠◡⁠'⁠))
.
.
.
.
.
==================================
SMA Metropolitan Tokyo merupakan salah satu SMA paling elit dan diminati dengan betapa terjaminnya fasilitas dan kualitasnya. Tidak heran hampir 95% lulusannya menjadi orang yang sukses dimasa depan. Entah itu menjadi pengusaha, arktis maupun pegawai di perusahaan ternama. Dengan betapa mahalnya biaya masuknya, tak heran fasilitas yang diberikan juga tak main-main. Salah satunya adalah taman belakang sekolah yang terlampau luas apabila dibandingkan dengan SMA pada umumnya.

Disana, terdapat berbagai bangku taman, kolam, tanaman, bunga, pepohonan hingga gazebo menghiasi sepanjang mata memandang. Memberikan suasana asri dan sejuk walau ditengah terpaan angin musim panas. Lagipula sebentar lagi musim gugur, jadi suhu udara sudah mulai menurun. Walau nampaknya musim gugur akan datang terlambat tahun ini.

Megumi, si surai landak dengan langkah yang begitu ringan seolah terbang, tengah menghampiri Nobara dan Maki yang asik makan bersama. Mereka duduk dengan nyaman dibawah pohon raksasa yang rindang, dengan taman bunga yang mengelilinginya membentuk lingkaran. Kehadiran kolam mini didepannya hanya menambah kecantikan rupa dari taman itu.

"Ada apa gerangan sang putri datang kemari?." Goda Nobara tepat ketika Megumi datang menghampiri.

"Berisik bodoh." Guman Megumi ketus. Wajahnya begitu lelah, pahit dan kesal.

"Doushita no, ada apa, keponakan?." Tanya Maki sembari menepuk sisi kosong disampingnya sebagai isyarat Megumi untuk duduk.

"Betsuni." Guman Megumi sembari duduk bersila disamping Maki. Meletakkan bukunya disamping, lalu memangku kotak bento dan membukanya.

Beberapa kepal onigiri berbentuk emoji senyum, dengan sosis baby gurita dan bunga telur dadar tertata rapi diatas beberapa lembar selada, begitu cantik dan imut. Megumi menusuk baby gurita sosis dan memasukkanya kemulutnya. Menyantap makan siang untuk pertama kalinya.

Nobara, yang asik dengan salad buahnya tiba tiba tergoda untuk mencuri makanan Megumi. Namun urung melakukannya sebelum Megumi menceritakan kegelisahannya.

Megumi mengunyah dengan pelan baby gurita sosis itu. Jakun kecil di tenggorokannya naik turun kala Megumi menelan makanannya. Beberapa tarikan nafas dan ia akhirnya bicara.

"Ano ne, Nobara, haruskah aku berhenti  mengirimkan bekal bento itu?." Tanya Megumi dengan nada sendu.

Sontak membuat Nobara terdesak potongan apel yang terlalu besar itu. Membuat Maki yang peka, bergegas memberikan sebotol soda pada Nobara untuk melancarkan tenggorokannya yang tersumpal.

"HAH!!! APA KAU BERCANDA!! KAU BODOH ATAU IDIOT?!!." Bentak Nobara.

"Itu dua kata yang sama Nobara." Tegur Maki. "Apa yang terjadi, Megumi?." Tanya Maki pada keponakannya yang masih menusuk-nusuk bola nasi kepal aka onigiri itu hingga hancur setengah.

Tak ada jawaban. Megumi terdiam tanpa suara. Fokus untuk menghancurkan bola-bola onigiri imut dengan sia-sia.

"Gojo." Timpal Nobara. Bola nasi kepal aka onigiri Megumi hancur sepenuhnya, hanya menjadi nasi biasa. Megumi mengangguk pelan, menatap bekal bento dengan sendu.

"Senpai... Gojo senpai memintaku mencari anonimnya." Kata Megumi lesu.

"Yosh, itu lebih bagus. Sekarang kau jadi punya kesempatan lebih banyak Guminyan." Kata Nobara semangat, gadis itu menyuapkan potongan melon besar kedalam mulutnya seolah itu adalah makanan mewah paling mahal.

"Jadi, Apa masalahnya?." Tanya Maki sembari membuka mulutnya, isyarat minta suapan dari kekasihnya Nobara. Nobara menelan melonnya lalu menyuapkan sebuah anggur utuh pada Maki.

Megumi menghela nafas panjang, lelah, terlalu lelah untuk mencintai dalam diam lebih lama. "yah, itulah masalahnya. Kak Gojo bilang kalau dia ketemu sama orangnya, Kak Gojo akan menyuruhnya berhenti." Kata Megumi lesu. "Kak Gojo bilang dia suka orang lain." Tambahnya.

"Oouuchh!." Kata Nobara dan Maki bersamaan.

"Haruskah aku menyerah." Kata Megumi sedih. Wajahnya jatuh, pilu, seperti seorang gadis yang putus cinta. Ditolak mentah mentah. Ditolak bahkan sebelum mengatakan cinta.

"Hah?! Itu tak masuk akal!. Jangan tiba tiba menyerah begitu, aku tidak ingat punya teman yang mudah menyerah sepertimu!... Oh.. tidak, kau dari dulu memang begitu sih. Aaah, salah, bukan itu maksudnya.  Aaaarggege." Geram Nobara kesal, gadis itu mengoceh tak jelas tanpa henti, tanpa titik koma sekalipun.

"Maksud Nobara, cobalah berusaha sedikit lagi. Siapa tahu kali ini berhasil. Kau juga sudah susah payah belajar memasak dari Itadori hingga seahli ini. Jangan sia-siakan usahamu." Tegur Maki.

Megumi memandang pada bibi dan temannya itu. Mencoba menenangkan diri dan menguatkan diri.

"Demo ne, tapi, aku sudah tak punya kesempatan, jangankan kesempatan, harapan saja rasanya sudah nggak punya. Mending menyerah sebelum semakin sakit." Kata Megumi.

"Menyerah! Menyerah!! Aku pukul Lo!." Ancam Nobara sembari mengepalkan kedua tangannya. Membuat Megumi ciut takut dan bersembunyi dibalik bahu maki.

"Habisnya mau bagaimana lagiiii huaaaaaaa." Rengek Megumi dari balik bahu maki. Putus otaknya, tak mampu berpikir dengan benar lagi, entah frustasi karena kurang nutrisi, atau karena memang overheat otaknya terlalu banyak digunakan untuk berpikir.

Nobara mendesah kesal. Gadis itu tak menyangka betapa payahnya sahabatnya itu. Ia tak habis pikir, bagaimana bisa ada seseorang yang mampu mencintai dalam diam selama hampir 1 dekade penuh, dan malah terjebak pada status friendzone... Atau brotherzone??? Nobara tak peduli. Intinya hubungan Gojo dan Megumi nyaris tanpa status ataupun kemajuan sama sekali.

Memang benar kata Megumi, Nobara juga tahu dan paham akan hal itu. Faktanya, Megumi sudah mengeluarkan semua effort yang tak akan pernah bisa dibayangkan bisa keluar dari Megumi, yang notabene pemalu dan pesimis. Berani untuk sekedar memberikan bekal bento secara anonim saja sudah merupakan keajaiban luar biasa bagi Nobara.

Tapi, bagaimanapun juga dia teman dan bibi yang baik, koreksi calon bibi maksudnya, hanya ingin yang terbaik untuk Megumi. Nobara tahu Gojo memang bangsat, menyebalkan, penganggu, sombong dan seperti kotoran.

Tapi disamping semua minus itu, uang didompet dan otak jeniusnya adalah nilai plus yang patut dipertimbangkan. Jadi, begitu kawannya, Megumi meminta bantuannya sebagai sandaran, tentu saja ia membuka tangan sepenuh hati. Gojo memang payah dan tak bisa dipercaya untuk menjaga amanah, tapi jika itu menyangkut Megumi, Gojo pasti akan memegang amanah. Darimana Nobara tahu? Tentu saja dari instingnya sebagai seorang wanita.

"Jadi, kau setujui permintaan si bangsat itu?." Kata Nobara sembari mengunyah buah strawberry utuh dengan kasar. "Pasti iya, oh tentunya iya." Nobara menjawab pertanyaannya sendiri.

"Uuugh, habisnya dia akan merengek seperti bayi untuk memaksaku melakukannya." Ujar Megumi cemberut. Lelaki itu menusuk potongan baby gurita sosis dan mengangkatnya setinggi wajahnya.

"Ne, ne, Tako-san. Apa aku bodoh?." Tanya Megumi pada potongan baby gurita sosis dihadapannya sembari menggoyangkannya seolah gurita itu hidup.

"Kau tidak bodoh. Hanya terlampau pintar hingga bodoh." Sahut Maki sembari menyantap baby gurita sosis milik Megumi itu. Wajahnya sungguh tanpa dosa ataupun rasa bersalah. Membuat Megumi cemberut lesu karena Tako-san miliknya dicuri.

"Yah, itu juga bukan pilihan buruk. Tidak, sebenarnya kau tidak punya pilihan sejak awal." Kata Nobara sebelum memasukkan potongan nanas jelek kedalam mulutnya. "Dengan begitu kau tetap bisa memberikan bekal bento itu diam-diam tanpa Gojo sadari." Tambahnya.

"Ehm, apa boleh tetap melakukannya?." Tanya Megumi ragu ragu.

"Tidak masalah, toh dia juga bakal tetap makan bekal bento anonim darimu." Kata Maki sembari mencuri sebuah tomat ceri dari kotak bento Megumi. "Nyummy, Jika idiot itu membuangnya, kau bisa mulai memberikan bekalmu padaku, Megumi." Lanjutnya dengan senyum percaya dirinya.

"Heeeeeeeh? Maki-san, bukankah aku sudah membuatkan bekal  bento khusus untukmu? Tidaklah itu cukup?." Keluh Nobara sembari menunjuk pada bekal junkfood setengah dimakan milik Maki dan salad buah setengah habis miliknya sendiri. Gadis itu memprotes karena merasa diperlakukan tidak adil.

"Nobara, kentang gorengmu berminyak dan lembek, burgermu dagingnya tidak matang merata. Dan potongan salad buahmu tidak rapi hingga membuatmu tersedak." Kritik Maki kritis, sembari mengeluarkan biji anggur yang menyangkut di sela giginya.

Ucapan Maki sontak membuat Megumi tertawa geli. Mengembalikan senyum manis yang jarang terlihat di wajah cantik Megumi. Mengembalikan mood dan semangat lelaki cantik itu. "Oy, Megumi, jangan tertawakan aku." Kata Nobara tak terima sembari mencubit pipi chubby Megumi.

"Ahahahah, gomen. Maaf, Nobara.  Hanya, sepertinya kau tak cocok untuk spesifikasi ibu rumah tangga yang baik." Goda Megumi, sukses mendapat cubitan  double dari Maki dan Nobara di dua pipi chubbynya.

Megumi meneruskan makan siangnya. Menyantap onigiri dan Tako-san dengan lahap seolah tak terjadi hal buruk yang sempat membuatnya gundah sebelumnya. Bercanda dengan teman-temannya.

Megumi tersenyum riang, senang, tanpa beban, segala gundah gulana yang menimpanya sebelumnya hilang. Digantikan dengan senyuman cantik yang menawan. Menggoda. Memikat. Memikat sang permata langit biru berawan.

Tanpa Megumi sadari, seorang surai salju dengan permata langit biru berawan, diam diam tengah menatapnya dari jauh ketinggian. Mengaguminya dalam diam. Mencintainya, dalam bahasa kasih yang hilang.
.
.
.
.
.
.
.
"Ne Megumi, apa kau tidak ingin membicarakannya dengan Itadori.?." Maki bertanya saat mereka berbenah dari piknik kecil aka makan siang mereka.  Bel pelajaran akan berbunyi 10 menit lagi, jadi mereka mengakhiri makan siang lebih cepat agar punya waktu lebih longgar di kelas nanti.

Megumi menegang sedikit begitu mendengar pertanyaan Maki, ia membenarkan posisi duduknya dan kembali mendekap buku miliknya didada montoknya,———tidak bisa disebut montok sepenuhnya karena dia lelaki, namun juga tak bisa disebut kekar karena tubuhnya kurus seperti wanita. (Simpulkan sendiri saja bagaimana bentuk tubuh Meguminyan)

"Ughh, tidak. Aku tidak berani." Kata Megumi gugup.

"Heh. Kenapa?!" Balas Maki.

"Kak Gojo dan Itadori terlihat sangat dekat." Katanya sembari membayangkan Gojo dan Yuuji makan bersama di rooftop dengan penuh kasih.

"Gojo senpai kayaknya suka sama Itadori. Itadori juga kayaknya suka sama Gojo senpai." Kata Megumi saat ia membayangkan betapa ringannya Gojo merangkul Yuuji.

"Mereka dekat. Bersama. Kemana-mana." Kata Megumi saat ia membayangkan Gojo dan Yuuji selalu bersama sepanjang yang ia lihat.

Maki tertegun mendengar jawaban itu.

"Yah, kau benar juga sih." Kata Nobara ikut prihatin.

Gadis itu juga tahu pasti, kalau Yuuji dan Gojo begitu dekat, terlampau dekat sejak mereka masuk SMA Metropolitan Tokyo. Saat Yuuji dan Gojo mulai menghabiskan waktu bersama, saat itu pulalah Megumi mulai semakin melekat pada Nobara dan Maki. Meringkuk, mencari keamanan dan kenyamanan dari kesepian yang menyesakkan.

"Demo ne, tapi Megumi. Apa kau tak sedih melihat idiot itu bersama orang lain." Tanya Maki dengan hati-hati, namun tetap menusuk ulu hati. Jangan salahkan nada suaranya yang begitu maskulin untuk ukuran seorang gadis.

Megumi hanya cemberut lesu saja menanggapi celetukan Maki. "Tidak. Tapi......, Gojo senpai tidak akan pernah mau berkencan dengan laki-laki, kecuali jika lelaki itu memang disukai senpai."

Terdiam.

Baik Maki ataupun Nobara terdiam begitu mendengar jawaban Megumi yang menyayat hati.

"Huh, kalian terlalu rumit." Keluh Nobara. Gadis itu memimpin jalan menuju kelasnya gedung kelas 1, diikuti dengan Megumi dibelakangnya. Dua remaja itu melambaikan tangan ke arah Maki yang berjalan berlawanan arah menuju gedung kelas 2. Megumi mengikuti langkah Nobara bak seperti anak itik mengikuti langkah induknya.
.
.
.
.
.
.
05.30, Pagi hari, tepat saat mentari pagi menyapa bumi dengan sinar kuningnya yang abadi. Fushiguro Megumi, bangun dari tidur malamnya yang sunyi. Remaja itu berjalan dengan anggun menyusuri apaato (apartemen penginapan) miliknya yang lenggang. Hanya suara langkah kaki Pawnya 🐾 saja yang memenuhi ruangan. Lagipula dia tinggal sendirian.

Sudah hampir 4 tahun Megumi tinggal sendirian di apartemennya ini, Bunkyo, Tokyo. Alasannya tak lain tak bukan adalah jarak tempuh yang dekat dengan sekolahnya. Berbeda dengan sekolah pada umumnya, lembaga pendidikan Metropolitan Tokyo terdiri dari SMP, SMA hingga Universitas (Perguruan tinggi). Beberapa tahun belakangan ini mereka juga mendirikan sekolah dasar. Mungkin agar jalur masuk ke lembaga pendidikan Metropolitan Tokyo lebih mudah untuk diakses.

Yah, siapa Megumi untuk peduli?.

Gedung lembaga pendidikan juga berada pada area yang cukup berdekatan, hanya terpisah beberapa belas kilometer saja. Kebanyakan siswa yang bersekolah dilembaga pendidikan Metropolitan Tokyo adalah sama. Mereka menempuh pendidikan di lembaga yang sama sejak SD sampai Universitas.

Distrik Kota Bunkyo memang terkenal akan lembaga pendidikan terbaiknya yaitu Metropolitan Tokyo, dan menjadi pusat pendidikan di Tokyo, Jepang. Walau sudah mendirikan beberapa cabang sekolah, Bunkyo tetap diminati banyak siswa. Pepatah mengatakan yang pertama selalu menjadi yang utama.

Salah satunya adalah Megumi. Sebagai calon pewaris perusahaan Zen'in, mau tak mau Megumi diharuskan mengeyam pendidikan yang elit dan tinggi. Berkat ayahnya yang bajingan, meninggalkan Megumi sebagai pewaris perusahaan sementara pria itu sendiri bersenang senang menjadi tentara.

Pun ia sudah melalui masa Sekolah Dasarnya di Cabang Kyoto dengan lembaga pendidikan yang sama. Baru setelah dewasa,———walaupun sebenarnya dia masih remaja, hanya berpikiran seperti orang dewasa,———pun ia mulai tinggal sendiri dengan menyewa apartemen di area Bunkyo. Cukup dekat dengan SMP Metropolitan Tokyo, namun cukup jauh dengan SMA Metropolitan Tokyo.

Memang sebenarnya, Megumi bisa saja pindah ke apartemen yang jauh lebih dekat dengan SMA Tokyo daripada harus berjalan jauh. Tetapi Megumi sudah terlanjur cinta dengan apartemen yang kini ia huni. Enggan rasanya meninggalkan apartemen yang penuh kenangan manis ini. Jadi ia memilih untuk tetap tinggal.

Berbeda dengan Maki yang harus menempuh perjalanan 2 jam penuh Tokyo-Kyoto. Yah, walaupun bibinya itu terkadang menginap di apartemen Nobara di Shibuya. Bagaimanapun juga Megumi bisa hidup dengan nyaman tanpa harus terganggu ocehan Pak Tua Naobito yang suka mabuk itu. Apalagi dengan godaan dan pelecehan verbal dari mulut menjijikkan si Zen'in Naoya yang menyebalkan. Megumi bersyukur ia tak tinggal disana.

Tentunya, ini juga berkat ayahnya yang bajingan lagi, Megumi mewarisi sifat keras kepala dan pemeras dari ayahnya yang kejam dan pintar. Efek sampingnya adalah Megumi benar-benar sendirian, dengan ibunya yang sudah meninggal dan ayahnya yang sibuk bertugas, kakak perempuannya yang cantik juga sudah hidup nyaman dengan suaminya di Saitama.

Bahkan dua anjing kecilnya yang ia rawat sejak sekolah dasar, bahkan sampai ia bawa di masa SMP dulu, harus pergi meninggalkannya. Menumpang di perawatan kakak perempuannya yang baik hati karena masa SMA yang sibuk dan jarak apartemen yang jauh. Tapi Megumi tetap mensyukurinya.

Lagipula ia tak sepenuhnya sendirian juga.

Setahun dua kali, kadang tiga kali jika sempat, Toji akan menjenguk Megumi ketika cuti. Dan tiga bulan sekali Tsumiki akan mengunjungi Megumi secara rutin. Yuuji dan Sukuna, kakak laki-laki Yuuji yang suka menggodanya, kadang bermain kerumahnya. Nobara dan Maki sering menginap jika mereka terlalu sibuk dengan urusan klub pemandu sorak dan klub Kendo mereka. Terkadang Gojo juga datang untuk menganggu, walau akhir-akhir ini surai salju itu jarang mengunjunginya.

Yah, Gojo jarang mengunjunginya sejak remaja tampan itu punya lingkaran baru di SMA, bagaimana tidak, saat  Gojo sudah memasuki SMA, Megumi masih tertinggal 2 tahun di SMP. Masa SMA yang diharap Megumi dapat memperbaiki hubungan malah kandas seketika, sejak dua temannya, Gojo dan Yuuji, mulai akrab sesama, semuanya nyaris kandas tak tersisa.

*Pyyyuuurrr! Pyyyuuurrr!. Splash! Splash!*

Megumi membasuh wajahnya dengan air keran dari kitchen sink miliknya tatkala memikirkan dua temannya yang tiba-tiba jadi dekat itu. Cepat-cepat ia singkirkan pemikiran menyakitkan itu. Dan berbalik memfokuskan pandangannya pada set alat dapur dan sayuran di meja island miliknya.

Megumi meraih celemek bergambarkan Inu-san, nama anjing peliharaan di game virtual miliknya. Karena seperti yang baru saja dijelaskan. Megumi kehilangan dua anjing di bawah perawatan kakak perempuannya karena jarak rumah dan kesibukan. Jadi Megumi mengambil waktu dengan hewan peliharaan virtual di game.  Megumi memakai celemek itu dan meraih jepit rambut untuk menyingkirkan poni runcingnya yang mencuat ke segala arah.

Usai mencuci tangannya, Megumi meraih pisau kesayangangannya, hadiah dari Gojo tahun lalu, saat Megumi bilang ingin set pisau yang cantik. Menggunakan pisau itu untuk memotong sayuran dengan terampil. Menu bekal bento anonim hari ini cukup sederhana.

Hamburger.

Megumi berencana untuk membuat enam burger. Tiga untuk dirinya sendiri dan tiga lagi untuk Gojo, mengingat Gojo punya dua teman, Shoko dan Geto yang jahil dan suka minta makanan seperti temannya, Yuuji dan Nobara, kadang Maki.

Dengan tangan kurusnya yang cantik, menari nari dengan pisau, membuat hidangan yang cantik, imut, lezat dan mengenyangkan. Megumi memanggang roti, keju, daging, dan bawang bombay. Setelahnya ia menyusun semua bahan itu bersamaan dengan beberapa sayuran dan saos didalamnya. Tak lupa ia menghias, membentuk burger itu menjadi bentuk hewan yang imut. Lengkap dengan mata, hidung, telinga dan paw Kucing yang imut.

Megumi mendiamkan burger itu sebentar, menyimpannya ditempat yang aman sebelum memasukkannya ke dalam kotak bento. Tatkala ia melirik Inu watchan (watch-chan), jam bentuk anjing milik Megumi, ternyata jam itu menunjukkan pukul 06.45. Remaja itu bergegas membereskan kekacauan dapurnya dan menyiapkan dirinya untuk pergi ke sekolah. Menggunakan sabun lavender kesukaannya dan parfum lavender favoritnya. Mengemas Neko Hanbaagaa kedalam dua kotak bento berbeda dan meninggalkan apartemennya.
.
.
.
.
Megumi memilih menaiki bus umum, lantaran tak mau berdesak-desakan di kereta umum. Tidak jika ia sendirian. Bus umum adalah kendaraan yang lebih aman, begitulah kata ayahnya. Megumi turun di halte bus dekat SMA, hanya beberapa ratus meter lagi dia akan sampai. Kawasan gedung SMA Metropolitan Tokyo sangat luas dan cukup terpisah dari keramaian hiruk pikuk kota. Jadi butuh waktu tempuh yang lumayan untuk mencapainya, tak heran beberapa siswa ada yang memakai sepeda karena lebih nyaman.

Ditengah perjalanan, Megumi mendapati toko susu favoritnya, fuwafuwa miruku. Entah mengapa dinamakan seperti itu, Megumi tak peduli, lagipula rasanya enak. Tepat ketika Megumi hendak membelinya, ia langsung mengurungkan niatnya. Ia melihat kalau toko itu begitu ramai, penuh antrian yang sangat panjang.

Megumi melirik jam yang menunjukkan pukul 07.45, Megumi tak akan terlambat untuk sampai ke kelas jika mampir lebih dulu. Namun ia akan terlambat untuk menyimpan bekal bento diloker Gojo, ditambah dia juga harus menjadi pengawas dari anonim yang notabene adalah dirinya sendiri itu. Jadi ia memilih melanjutkan perjalanannya dan mampir ke konbini untuk membeli susu coklat dan onigiri mentaiko untuk menambal isi perutnya agak keroncongan. 

Sesampainya di sekolah, area tersebut terlihat masih sepi. Nampaknya Megumi adalah siswa pertama yang datang ke sekolah. Seperti biasa Megumi menyimpan bekal makan siang beserta surat penyemangat ke dalam loker milik Gojo, lalu duduk dibangku tepat didepan loker itu. Mengawasi, menunggu anonim ghaib yang sebenarnya tak ada. Megumi dengan santai memakan onigiri mentaiko miliknya sembari menyeruput susu coklat dengan mulut imutnya, mulut kelinci.

Tiba-tiba, ponsel Megumi berdering, terpampang nomor kontak Kak Gojo dilayarnya. Tanpa pikir panjang Megumi meletakkan susu coklatnya dan  mengangkat panggilan telepon Gojo.

"Ohayou gumy bear." Sapa Gojo dengan nada terlampau semangat dari seberang telepon. Membuat Megumi terpaksa mengernyit sedikit.

"Ohayou Gozaimasu, Gojo senpai. Doushita no?." Tanya Megumi dengan nada lembut khas miliknya.

"Ungghhh, aku hanya ingin memeriksa apakah detektif cilik gumy bear bekerja dengan benar." Terdengar sahutan licik dari seberang telefon. "kau sudah berangkat, Megumi-chan?." Lanjut suara itu.

"Nggmm..nymnn.nymm. yah, aku sudah sampai di sekolah." Kata Megumi usai menelan onigirinya.

"HAAAAH!!! Serius!!." Terdengar teriakan terkejut yang cukup keras dari seberang telepon. Membuat Megumi harus menjauhkan ponselnya demi mengamankan gendang telinganya yang sensitif.

"Kak Gojo berisik." Tegur Megumi.

"Ugh, maaf." Terdengar dengungan maaf menyesal dari ujung telepon. "Aku kaget saja. Ini masih satu jam lebih awal dari bel masuk sekolah. Dan kau sudah tiba disana? Pasti belum ada seorang monyet barang satu saja." Kata Gojo tak percaya.

"Jangan bicara kasar di ponselku." Tegur Megumi. "ataupun padaku." Tambahnya. "ataupun orang lain juga." Lanjutnya lagi.

Sukses membuat Gojo kehilangan kata-kata dengan keheningan yang memenuhi ujung panggilan telepon mereka. " Kak Gojo saja yang terlalu malas." Timpal Megumi tanpa hati.

"Hey, aku bukan malas, aku normal. Jadi, apa ada orang yang lewat? Atau jangan jangan sudah ada yang naruh bento disitu?." Suara Gojo dengan nada penasaran.

"Hmm, tidak, aku yang datang pertama kali ke sekolah. Dan tak ada seorangpun yang datang kok, Kak Gojo." Jawab Megumi tenang.

"Hah? Itu aneh, aku yakin gadis itu akan datang pagi sekali. Megunyan, jangan jangan gadis itu langsung kabur begitu melihatmu, dia pasti malu-malu, takut ketahuan orang." Tebak Gojo di seberang telepon. Hening sesaat dari keduanya, hanya dengan suara nafas Megumi dan Gojo yang selaras terdengar. Hingga akhirnya Gojo memecahkan keheningan itu "Memi, kamu mantau lokerku dari mana? Jangan bilang itu kursi didepan lokerku?." Tanya Gojo curiga.

"Ungh." Degung Megumi setuju. "Aku duduk didepan loker kakak biar nampak orangnya kan." Kata Megumi polos, terlampau polos.

Samar-samar terdengar seseorang yang menampar dahinya dengan keras di seberang telepon. Membuat Megumi bertanya-tanya apakah itu Gojo yang sedang berjalan dan menabrak dinding.

"Ya pantas saja Megumiku cintaku beruangku. Mana berani anonim itu ngasih bekal kalau kamu menunggu disitu kayak satpam sekolahan, my baby honey gumy beary." Keluh Gojo dengan sabar.

"Yah tapi kalau jauh-jauh nanti nggak kelihatan dong Kak Gojo?." Tanya Megumi dengan nada polosnya lagi.

"Nggak kok. Pasti kelihatan loh, kalau sekolah sepi pasti bakal kelihatan jelas." Ujar Gojo dari balik telepon.

Megumi bersenandung setuju. Remaja itu beranjak diri dari kursi depan loker Gojo, dan memilih bersembunyi di bangku lorong sekolah di ujung tikungan, beberapa meter dari tangga, lokasi yang cukup jauh, namun berkat pandangan yang tak terhalang apapun, Megumi dapat melihat dengan jelas area loker siswa itu.

"Kau sudah pindah?." Terdengar suara mesin dari ponsel Megumi, nyaris remaja itu lupakan bahwa ia sedang melakukan panggilan telepon.

"Yah. Aku ke bangku dekat tangga. Dibalik mesin minuman." Balas Megumi.

"Gumy bear yang manis benar-benar pintar. Jadi, aku akan memberimu hadiah nanti. Kau suka eskrim 'sun sun' bukan?." Ucap Gojo riang.

"Tidak, itu yang Kak Gojo suka. Yah, walau aku agak suka juga sih" Kata Megumi datar.

"Ja, kalau aku? Megumi suka?." Terdengar sahutan dengan nada menggoda dari seberang telepon.

Megumi menjauhkan ponselnya untuk menatap layarnya baik-baik. Dengan pandangan kebingungan dan alis yang mengerut sedikit. "Hah? maksudnya apa ya kak? Aku nggak paham." Tanya Megumi polos.

"Jadi gumy bear aku tuh sebenarnya—."

"Oh ada orang yang lewat." Ujar Megumi dari seberang telepon. Ucapan Gojo dipotong Megumi tatkala remaja itu mendapati sesosok bayangan yang lewat lalu lalang di area loker siswa.

"Heh? Sungguh, siapa?." Tanya Gojo penasaran.

"Ouh, ternyata salah. Itu Pak Yamada, maaf Gojo Senpai." Ujar Megumi tatkala menyadari bahwa sesosok bayangan itu adalah penjaga gerbang sekolah, Yamada-san.

"Yah Meguminyan..." Gojo merengek dari seberang telepon. Tak puas dengan jawaban Megumi.

Megumi yang mulai jengah nan jengkel akan kelakuan kakaknya yang menyebalkan dan kekanakan itu akhirnya memutuskan untuk menutup panggilan telepon.

"Sudahlah Kak Gojo . Aku akan mengawasi disini. Kau cepat-cepat bersiap sana. Pasti kau masih tiduran di ranjang kan? Pasti kan?!." Tegur Megumi kesal.

Terdengar tawa menggelitik yang bahagia dari seberang telepon." Ping pong, Megumi memang paling tahu soal aku." Ujarnya.

"Karena aku selalu memperhatikanmu dari jauh, Gojo senpai." Pikir Megumi dalam hati.

"Pokoknya cepat bersiap sana. Aku juga sibuk kak. Cepat kesini, jangan membuatku menunggu lama!." Tegur Megumi kesal. Setelahnya ia langsung menutup sambungan telepon begitu mendengar balasan yang jauh lebih mirip rengekan. Tak tahan juga lama-lama Megumi mendengarnya.

Megumi menghembuskan nafas panjang. Menghela nafas lelah. Remaja itu mengeluarkan buku non-fiksi miliknya. Megumi memang sering membawa beberapa buku kemanapun dia pergi. Untuk sekedar mengisi luang di waktu tunggu seperti ini. Perlahan ia menelusuri tiap kata yang terpanjang di bukunya. Entah berapa kali pun Megumi membacanya, tak pernah sekali pun Megumi bosan padanya. Buku dengan kisah yang nyaris merepresentasikan kasihnya. Kisah kasihnya.

"Cinta Dalam Diam".
.
.
.
.
TBC~>>>>>

Vote and komen onegaisimasu (⁠っ⁠.⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠)⁠っ

Continue lendo

Você também vai gostar

1.8K 180 10
Setiap kehidupanmu selalu berakhir tragis karena aku tak pernah berani untuk mempertahankan mu. Untuk kehidupan mu yg keempat ini, aku akan mempertah...
908 71 8
Fushiguro Megumi dan Yuuji Itadori adalah sepasang kekasih. Tetapi karena sebuah kecelakaan, Yuuji terpaksa tertidur dengan jangka panjang. Naoya Zen...
4.4K 455 6
Trafalgar d water law, sang pangeran sekolah yang tidak pernah merasakan cinta, tapi dia bertemu manusia berambut hijau dan merasakan cinta padanya...
14.5K 511 4
Cerita wangsut, tu sut, trisut dkk tentang dokja dn joonghyuk. Bakal up pada malam jum'at atau malam minggu 🙏🏻