ᴘᴇᴛʀɪᴋᴏʀ {ᴇɴᴅ}

By _Chiraochi85

1.4K 126 22

Aroma feromon milik Arkhan seperti bau tanah kering yang bercampur dengan tetesan air hujan aromanya dapat me... More

ᴘʀᴏʟᴏɢ
1. Petrikor
2. Petrikor
3. Petrikor
4. Petrikor
5. Petrikor
6. Petrikor
7. Petrikor
9. Petrikor
10. Petrikor
11. Petrikor
12. Petrikor
13. Petrikor
14. Petrikor
15. Petrikor
16. Petrikor
17. Petrikor
18. Petrikor
19. Petrikor
20. Petrikor
21. Petrikor
22. Petrikor
23. Last Chapter
24. Bonus Chapter

8. Petrikor

29 5 2
By _Chiraochi85

Kalau boleh jujur Reksa sebenarnya masih takut untuk berada sendirian di sana tapi keadaan di luar masih terang dan apartemen cukup ramai dia berusaha untuk menyakinkan diri bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Reksa pikir dia hanya butuh waktu sebentar namun karena kondisi apartemen yang cukup berantakan di tambah dengan banyaknya berkas yang berkaitan dengan agensi Arkhan juga perusahaan Papihnya dan berakhir dia butuh waktu berjam-jam untuk membereskan semuanya.

Dan tanpa dia sadari hari mulai gelap suara berisik di luar juga mulai reda dan mulai sunyi menyisakan keheningan karena saat ini dia hanya sendirian berada di apartemennya.

Pintu dan jendela sudah dia kunci sejak dirinya masuk ke dalam apartemennya dan tidak akan ada kejadian buruk karena dia yakin kalau Arkhan pasti akan segera datang sebentar lagi.

Tapi dia tiba-tiba mendengar suara yang cukup keras berasal dari balkon kamarnya dan Reksa yang saat itu sedang berada di ruangan kerjanya langsung berlari menuju sumber suara dan dirinya di kejutkan dengan pintu kacanya yang sudah pecah berantakan karena sebuah pukulan yang keras berasal dari luar.

Dengan cepat Reksa berusaha menutup pintu kamarnya sendiri dia tidak ingin penyusup itu masuk lebih jauh lagi namun tiba-tiba tubuhnya justru terpental karena ada seseorang yang mendorongnya kuat dari luar.

Jantungnya langsung berdetak dengan cepat begitu melihat sosok asing yang berpakaian serba hitam sedang berjalan ke arahnya Reksa ingin bangkit tapi usahanya sia-sia karena penyusup itu malah menginjak kuat pergelangan kakinya membuat Reksa berteriak kesakitan dan dalam hati dia berharap agar ada seseorang yang mendengar suaranya.

Dan kini posisinya terpojok di sudut ruangan lengkap dengan bau feromon masam yang dia keluarkan karena berada dalam posisi terancam, Reksa pasrah mungkin takdir hidupnya akan berakhir sampai di sini dia menyesal karena tidak menuruti perintah Arkhan, Reksa memang tidak seharusnya berada sendirian dalam kondisi rawan seperti ini.

Matanya terpejam merasakan bagaimana tangan orang yang ada di depannya mulai meraba tubuhnya air matanya turun ketika orang itu mulai mendekatkan wajahnya ke arahnya.

Namun tiba-tiba terdengar suara pintu yang terbuka dari luar mengejutkan keduanya dengan pandangan buram dia dapat memastikan bahwa pelakunya adalah Arkhan.

Reksa mengira bahwa semua hal buruk itu akan berakhir di sana tapi penyusup itu malah semakin berani dia bahkan mulai mencium leher Reksa, air matanya semakin mengalir dengan deras berada dalam kondisi menjijikkan tepat di depan Arkhan membuatnya semakin terlihat menyedihkan.

Dia benci saat di mana dirinya terlihat lemah Reksa benci ketika orang lain menganggapnya remeh hanya karena dia seorang omega.

Kaki Arkhan mendarat tepat di depan orang tersebut yang kini tersungkur di atas lantai dia tidak berhenti memukuli alpha tersebut.

Perkelahian terus berlanjut dan tidak terhindarkan mereka saling memukul satu sama lain membuat memar di sekitar wajah yang tidak akan hilang dalam waktu dekat.

Reksa pikir penyusup itu akan kalah tapi tiba-tiba dia malah mengubah wujudnya menjadi serigala membuat Arkhan juga ikut mengubah dirinya.

Dengan tenaga yang tersisa Reksa meneriakkan nama Arkhan berusaha membuatnya tenang dan tidak melakukan hal yang justru berbahaya bagi dirinya dan karirnya.

Kedua serigala itu mulai menghilang dari pandangan Reksa karena mereka saling mengejar dan berlari keluar apartemen meninggalkan Reksa sendirian di sana dan masih dengan tubuhnya yang gemetar juga ketakutan yang belum hilang.

Reksa tidak tau sejak kapan Arkhan kembali menghampirinya dan memeluk tubuhnya dengan erat dia menangis dengan kencang air matanya tidak berhenti mengalir dan terus membasahi kedua pipinya, tangannya meremas kuat jaket yang Arkhan pakai.

Dan Arkhan juga tidak tau kapan tangisan Reksa akan berhenti dia terus memeluk Reksa mencoba menenangkannya.

"I'm sorry, I shouldn't have left you" Bisik Arkhan dengan tangan yang terus mengusap lembut kepala Reksa.

Omega itu semakin terisak pegangan di tubuh Arkhan juga semakin erat seolah takut jika pelukan itu akan terlepas dan orang asing tadi akan kembali datang dan melakukan hal yang buruk padanya.

Butuh waktu hampir setengah jam sampai Reksa tenang Arkhan tidak memperdulikan kakinya yang terasa keram karena berjongkok terlalu lama dia menatap wajah Reksa yang di penuhi air mata "I'm sorry, I promise I'll kill him" Ucap Arkhan sambil mengusap kedua pipi Reksa.

Reksa menganggukkan kepalanya pelan "Aku mau pulang" Ucap Reksa, Arkhan ikut menganggukkan kepalanya sebelum akhirnya bangkit dan membantu Reksa untuk berdiri di hadapannya.

Desis tertahan keluar dari mulut Reksa begitu merasakan nyeri di pergelangan kakinya, Arkhan mengalihkan pandangannya ke arah kaki Reksa dan dia mengumpat pelan ketika melihat luka lebam di kaki Reksa.

"Naik" Ucap Arkhan menyuruh Reksa untuk naik ke punggungnya.

Reksa hanya menurut kedua tangannya mulai melingkar di leher Arkhan begitu Arkhan mulai berdiri.

Keduanya langsung berjalan keluar dari apartemen menuju ke arah mobil yang terparkir di depan gedung apartemen tersebut, Jefran sudah lebih dulu meminta karyawan di rumah Arkhan untuk membantu membawa beberapa barang yang sudah Reksa bereskan di apartemennya.

Kendaraan mulai bergerak, Reksa menutup wajahnya dengan jaket Arkhan sebelah tangannya di genggam erat oleh alpha yang duduk di sampingnya, perjalan mereka tidak membutuhkan waktu yang lama hanya dalam waktu dua puluh menit mobil mereka sudah sampai di garasi rumah Arkhan.

Jefran keluar lebih dulu dari dalam mobil merasa enggan dan tidak ingin mengganggu dua penumpang di belakang dia menyerahkan kunci mobilnya kepada Arkhan sebelum pamit untuk pulang karena hari yang sudah semakin larut.

"Reksa, kita udah sampai di rumah" Ucap Arkhan pelan, Reksa yang awalnya bersandar kini mulai duduk tegak menyingkirkan jaket yang menutupi wajahnya.

Mata Reksa memerah, wajahnya dan matanya membengkak akibat terlalu banyak menangis dia menarik napasnya panjang sebelum menjawab ucapan Arkhan "Jangan kasih tau Mamih sama Papih tentang kejadian hari ini" Ucapnya.

"Why?" Tanya Arkhan "Mamih sama Papih bisa bantu kita buat cari tau siapa orangnya" Lanjutnya lagi.

Reksa menggelengkan kepalanya "Gak usah, kejadian itu cukup kamu sama aku aja yang tau" Jawab Reksa.

"Memangnya kenapa? Bukannya kamu juga tadi ngasih aku ijin buat ngebunuh dia?"

"Gak usah, jangan sampai bikin karir kamu terancam Arkhan"

"Karir? Kamu mikirin karirku? Di sini yang korbannya itu kamu bukan aku"

"Jangan, aku gak mau kejadian itu di perpanjangan" Final Reksa, dia membuka pintu mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah dengan langkah pincang.

Arkhan berdecak kesal sebelum ikut keluar dari mobilnya dan menyusul langkah Reksa dia langsung mengangkat tubuh Reksa ala bridal style Reksa ingin protes tapi dia yakin usahanya pasti akan sia-sia karena Arkhan pasti tidak akan mendengarkan ucapannya.

Dan untungnya Mamihnya Arkhan sedang tidak berada di ruang tengah yang membuat mereka berdua leluasa untuk masuk ke dalam kamar tanpa harus membuat Mamihnya curiga karena kondisi keduanya yang terlihat tidak baik-baik saja.

Bukannya membawa Reksa ke kamarnya Arkhan malah membawa Reksa ke dalam kamar miliknya, meletakkan tubuh Reksa secara hati-hati di atas ranjang luas miliknya.

Dia langsung berjalan ke arah lemari pakaian miliknya mengambil kaos paling kecil yang ada di sana juga celana pendek yang sudah tidak muat miliknya "Pakai ini" Perintah Arkhan sambil menyodorkan pakaian tersebut.

"Kenapa?"

"Kamu bau, pakai ini supaya lebih wangi"

Reksa merengut dia hendak turun dari kasur tapi tangan Arkhan menahannya "Kamu ganti di sini aja, biar aku yang keluar" Ucap Arkhan dan dia keluar dari kamarnya memberi cukup waktu untuk Reksa berganti pakaian, sementara dia berjalan menuju ruangan tempat Mamihnya berada.

"Mamih" Panggil Arkhan begitu membuka pintu.

Perempuan paruh baya yang sedang duduk di kursi kerjanya itu langsung menatap ke arah anaknya dengan heran "Sudah pulang? Reksa mana?" Tanya Mamihnya kemudian, Arkhan menghela napas berat sebelum berjalan mendekat langkahnya yang lemas membuat Mamihnya semakin heran.

"Kamu kenapa? Reksa gak mau pulang ke rumah lagi?"

Arkhan menggelengkan kepalanya "Reksa ada kok dia lagi ganti baju"Jawab Arkhan.

"Wajahmu kenapa Arkhan?" Tanya Mamihnya lagi begitu menyadari terdapat luka lebam di pipi Arkhan.

"Hanya sebuah kecelakaan kecil di lokasi" Jawabnya, Arkhan terus menimang dalam hati haruskah dia memberi tahu Mamihnya soal kejadian itu? Tapi itu berpotensi membuat Reksa marah besar padanya nanti.

Kepalanya menunduk, ini adalah sebuah krisis terbesar dalam hidupnya selama dua puluh tahun dan dia tidak ingin masalah sebesar ini di biarkan begitu saja tapi dia juga tidak ingin melihat Reksa marah padanya karena bersikap semena-mena dan tidak bisa di percaya.

"Arkhan lapar, Mamih masak apa hari ini?"

Hari sudah hampir tengah malam tapi Reksa dan Arkhan malah duduk di ruang makan lengkap dengan dua piring nasi goreng yang terhidang di depan mereka.

Arkhan memutuskan untuk menunggu Mamihnya tidur agar mereka bisa makan bersama dan Reksa masih belum berani menunjukan wajah bengkaknya ke depan Mamihnya karena takut omega itu khawatir lalu bertanya soal kejadian di apartemennya tadi sore.

Kini keduanya memakan makanannya dalam diam Arkhan enggan memulai obrolan karena dirinya masih kesal dengan keputusan Reksa sedangkan Reksa memang masih belum banyak bicara dan kalau bukan karena paksaan Arkhan mungkin saat ini dia sudah berbaring di kamarnya.

Makanan mereka habis dengan cepat Arkhan meletakkan piring bekasnya ke dalam kitchen sink dan melangkah kembali ke tempat duduknya dan membantu Reksa untuk berjalan menuju kamarnya dan beristirahat.

"Aku mau tidur sama kamu" Ucap Reksa begitu mereka berdua sampai di depan pintu, awalnya Arkhan ingin menolak tapi dia bisa apa ketika melihat Reksa yang menatapnya penuh dengan harapan.

Kini mereka berdua berbaring bersama di atas kasur luas di kamar Arkhan menatap langit-langit kamar tanpa berniat memecah keheningan diantara keduanya.

Feromon Arkhan mulai menguar membuat seluruh ruangan kamarnya hanya tercium aroma khas menenangkan miliknya Arkhan yakin sebentar lagi dia akan tertidur karena tubuhnya juga terasa lelah tapi tiba-tiba Reksa bergerak mendekat dan melingkarkan sebelah tangannya di perut sang alpha.

"Maaf" Ucap Reksa tepat di telinga Arkhan.

Arkhan tidak menjawabnya sama sekali tatapannya masih fokus pada langit-langit kamarnya berusaha menghiraukan Reksa yang semakin mendekatkan tubuhnya.

"Maaf Arkhan, urusanku masih banyak yang belum selesai dan Jefran juga belum bisa aku lepas sepenuhnya buat jagain kamu, di tambah aku juga harus urus perusahaan Papih yang ada di sini, dan aku juga gak bisa terus diam di rumah cuma karena kejadian barusan" Jelas Reksa panjang lebar dia memejamkan matanya dan mulai membenamkan wajahnya di ceruk leher Arkhan.

Sebelah lengan Arkhan terangkat dia mengelus lembut lengan Reksa yang berada di atas perutnya "Hm" Dehemnya pelan dia tidak ingin berdebat lebih jauh lagi dengan Reksa karena dia paham kalau Reksa selalu tau apa yang terbaik untuknya.

Meskipun harus membahayakan dirinya sendiri.

Matahari belum terbit tapi ponsel Reksa terus berbunyi sejak tadi omega itu mengerang pelan dan perlahan membuka matanya dia meraih ponselnya yang berada di atas nakas di samping kasur dengan mata setengah tertutup dia menatap layar ponselnya belasan pesan masuk dan hampir semuanya di penuhi dengan kemarahan.

Reksa perlahan melepaskan pelukan Arkhan dari tubuhnya sebelum dia bangkit dan duduk di atas kasur.

Dia menekan satu artikel paling atas dan dirinya terkejut ketika melihat berita tentang Arkhan.

Aktor alpha itu tertangkap kamera sedang mengubah dirinya menjadi serigala dan banyak orang yang yakin bahwa Arkhan adalah penyebab dari semua kekacauan yang terjadi di pusat kota akhir-akhir ini.















































































































Tobe Continue.............

Continue Reading

You'll Also Like

30.3K 2.5K 14
Di ceritakan seorang pemuda yang bernama lio kabur dari rumah di karenakan adik tirinya yg menfitnahnya sedang ada di bar dan mencium seseorang di sa...
22.9K 1K 29
"Kenapa kita harus sembunyi, ketika mendengar kabar orang meninggal?" "Takut!" "Apa yang perlu di takutkan? Bukankah kita semua juga akan meninggal...
963K 88.4K 41
Olivia si gadis nakal dengan citra buruk di mata semua orang. Suatu hari, ia mengalami kecelakaan dan masuk ke dalam dunia novel sebagai tokoh figura...
710K 73.1K 31
Tentang ia yang hanya bayangan di keluarga nya, tentang ia yang harus di paksa kuat oleh keadaan, dan tentang ia yang harus bisa tegar di saat semua...