๐“ฃ๐“ช๐”€๐“ท๐”‚ ๐““๐“ช๐”‚๐“ต๐“ฒ๐“ต๐”‚ 1 ๏ฟฝ...

By ynanaver

187K 22.3K 1.4K

Follow dulu lah minimal. Terima kasihhhh Musim 1 Giovany Adelia gadis yang tengah membalaskan dendamnya. Saha... More

Prolog
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
Bab 29
BAB 30 (Revisi)
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 34
BAB 35
BAB 36
BAB 37
BAB 38
BAB 39
BAB 40
BAB 41 ( CHRISTY )
BAB 42
BAB 43
BAB 44
BAB 45
BAB 46
BAB 47
BAB 48
BAB 49
BAB 50
BAB 51
BAB 52
BAB 53
BAB 54
BAB 55
BAB 56
BAB 57 (Musim 2)
BAB 58 (MUSIM 2)
BAB 59 ( MUSIM 2 )
BAB 60 (MUSIM 2)
BAB 61 (MUSIM 2)
BAB 62 (MUSIM 2)
BAB 63 (MUSIM 2)
BAB 64 (MUSIM 2)
BAB 65 (MUSIM 2)
BAB 66 (MUSIM 2)
BAB 67 (MUSIM 2)
BAB 68 (MUSIM 2)
BAB 69 (MUSIM 2)
BAB 70 (MUSIM 2)
BAB 71 (MUSIM 2)
BAB 72 (MUSIM 2)
BAB 73 (MUSIM 2)
BAB 74 (MUSIM 2)
BAB 75 (MUSIM 2)
BAB 76 (MUSIM 2)
BAB 77 (MUSIM 2)
BAB 78 (MUSIM 2)
BAB 79 (MUSIM 2)
BAB 80 (MUSIM 2)
BAB 81
Bab 82 (Musim 2)
BAB 84 (MUSIM 2)
BAB 85 (MUSIM 2)

BAB 83 (MUSIM 2)

1.6K 232 17
By ynanaver

🍭Happy Reading🍭

Maaf banget ya kalau telat update. Karena ada hambatan yang membuat aku tidak bisa up.

Hmm semoga bisa terhibur. Aku juga akan segera menyelesaikan cerita ini.

Makasih banget udah nunggu sampai sekarang. Maaf banget udah mengecewakan kalian. Terima kasih juga karena udah komen dan vote yaa.








***

Zee membawa Adel pulang kerumah. Gadis itu meletakkan Adel di dalam kamarnya. Flora juga membantu Zee untuk membawa Adel. Flora turun dari kamar Adel, dan masuk kembali membawa sebuah baskom. Berisi air hangat dan sebuah handuk kecil. Untuk mengompres Adel.

Flora duduk di samping kasur, meletakkan handuk kecil itu di dahi Adel. Rasa khawatir di wajahnya terlihat.

"Del, kamu kenapa sih?" Lirihnya

"Kak." Panggil Zee.

"Adel kenapa Zee?" Tanya Flora.

Zee menceritakan kejadian sebenarnya kepada Flora. Bagaiaman Adel bisa seperti ini, mulai dari kejadian di apartemen Adel. Sampai pada Gracia masuk rumah sakit dan Adel terkena marah dengan ibunya Gracia.

"Gita!" Geram Flora. Tangan wanita itu sudah mengepal sempurna ingin membalas gadis itu namun ia tak bisa melakukan.

"Tadi kak Shani juga udah lihat tentang hal ini kak, tapi Zee enggak tau kelanjutannya. Soalnya Zee lebih mementingkan kondisi Adel untuk saat ini. Zee langsung membawa Adel pulang, dan ponsel Adel masih di pegang sama Kak Shani."

"Makasih ya udah nganterin Adel pulang."

"Sama-sama kak."

"Kalau kamu mau istirahat, istirahat aja Zee enggak usah pulang tidur sini aja."

"Iya kak, Zee Pamit dulu mau bersih-bersih."

Flora menganggukan kepalanya setelah itu Zee meninggalkan Flora. Gadis itu menuju ruang tamu memang sudah biasa Zee ke tempat Flora dan Adel.

Flora menatap wajah pucat Adel. Mengusap wajah Adel dengan lembut, menyelipkan rambut Adel ke belakang telinga. Badan Adel sangat panas, yang Flora lakukan saat ini hanya mengompres saja. Ia tahu Adel tak akan mau di bawa ke rumah sakit.

"Del, demi cinta kamu kayak gini. Aku boleh ngelarang kamu enggak, jangan deketin Gracia lagi!"

"Kakak enggak mau ngeliat kamu harus kayak gini Del! Sudah berapa luka yang Gracia berikan kepada kamu, tapi kamu tetap mencintai dia."

Flora mengecup kening Adel lalu ingin meninggalkan Adel sebentar. Namun tangannya di cekal oleh tangan Adel.

"Jangan pergi kak!" Ujarnya.

Flora kembali duduk dan melihat Adel."Del, Adel kamu udah sadar."

Mata Adel terbuka secara perlahan. Indra matanya melihat sosok Flora di depannya."Jangan larang Adel buat enggak deket sama Kak Gre ya kak! Adel sayang banget sama kak Gre, Adel udah cinta banget sama kak Gre."

Flora tak menjawab apa yang Adel ucapkan, wanita itu terdiam. Ia juga tak berani menatap Adel, tatapannya ia alihkan ke sembarang arah.

"Makan ya, Kakak buatin bubur." Tawar Flora, wanita itu berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Kak, jangan alihin pembicaraan."

Flora menggela napas cukup kasar, lalu menatap Adel."Kamu di sini ikut kakak, kamu liburan di sini kakak yang ngurus. Kalau ada apa-apanya kamu, Kakak yang bakal kena. Jadi aku sebagai kakakmu ingin yang terbaik buat adiknya. Kakak enggak mau Mama sama Papa marah sama kakak."jelas Flora

"Mama sama Papa enggak akan marahin kak Flora, jadi kakak engga perlu khawatir." Ujar Adel dengan santainya.

"Kamu lupa atau gimana sih? Soal kemarin, Kakak di marahi habis-habisan sama Mama, Papa. Hanya gara-gara kamu yang bolos sekolah cuma karena Gracia." Nada Flora meninggi seketika.

Zee yang mendengar akan hal itu segera ia masuk ke dalam kamar. Dan melihat Flora sudah berdiri, sedangkan Adel masih terbaring. Mata Adel sudah sangat terlihat ingin menangis. Karena baru kali ini Flora mengeluarkan suara tinggi.

Zee menghampiri Flora, dan menyentuh lengan Flora dengan lembut. Flora melirik dan menatap kembali Adel.

"Kakak enggak mau tau, jauhi Gracia kalau keadaan kamu kayak gini terus. Kakak enggak akan segan-segan bilang Mama Papa buat blokir semua fasilitas yang mereka kasih." Ujar Flora.

Adel menggela napas."Kak Flora kok gitu sih? Adel masih sayang sama Kak Gre."

"Buat apa sayang kalau kamu sendiri sakit Del? Dia sayang sama kamu? Kalau ia mana buktinya? Dia saja enggak jujur sama kamu Del!"

"Kak Gre, enggak jujur ada alasannya kak!" Jawab Adel.

"Lihat, bahkan kamu masih berani membela Gracia. Hebat adik kakak satu ini!"Ujar Flora dengan tepuk tangan. "Liat Zee, temen kamu memang hebat, udah di butakan dengan cinta!" Lanjut Flora menatap Zee.

"Kakak enggak mau tau, kamu harus jauhi Gracia." Ujar Flora dengan menekankan nama Gracia.

Setelah Flora pergi meninggalkan Adel di sana dan juga meninggalkan Zee. Cukup kesal dengan Adel yang keras kepala.

Zee berjalan menghampiri Adel dan membantu Adel untuk duduk. Zee duduk di pinggiran kasur dan menghela napas berat.

"Kak Flora, Zee!"

"Gue enggak bisa ngomong kalau Kak Flora udah ngomong Del, dia ingin yang terbaik buat adiknya."

Kening Adel mengerut."Jadi lo juga setuju gue jauh sama Kak Gre?" Tanya Adel.

"Bukan gitu Del, gue juga enggak setuju tapi setelah gue lihat-lihat gue lebih mentingin lo sama pendidikan lo." Jelas Zee.

Adel seakan enggan untuk melihat Zee dan tidak percaya juga dengan jawaban Zee kali ini.

"Lo kok gitu sih? Lo yang tau tentang perasaan gue sama Kak Gre itu gimana! Tapi kok jadi gini?" Ujar Adel.

Bibir Adel terlihat sangat pucat, gadis itu seakan sudah tak ada tenanganya. Sedangkan Zee ingin menyuruh Adel untuk istirahat saja dan meminum obat.

"Del, lo istirahat aja dulu badan lo belum sepenuhnya membaik."Ucap Zee dengan lembut. Dan menyentuh bahu Adel untuk membantunya berbaring.

Adel dengan cukup kasar menepis tangan Zee. Lalu menatap tajam Zee."Mending lo pergi dari sini! Gue sama sekali enggak butuh temen kayak lo!" Nada tinggi Adel mulai keluar.

"Del..."

"KELUAR!" Teriak Adel menatap tajam Zee dengan menujuk arah keluar.

Zee hanya diam dan menuruti apa yang Adel perintahkan. Zee berjalan dan menutup pintu itu. Ia tau apa yang Adel sebenernya inginkan, hanya butuh tenang saja.

***

Zee berjalan turun ke bawah, ia mendapati Flora yang sedang meminum di dapur. Wanita itu terlihat sangat marah.

"Zee!" Panggil Flora.

Zee tersenyum tipis dan menghampiri Flora. Gadis itu duduk di samping Flora.

"Maafin Adel ya Zee, udah ngusir kamu." Ujar Flora karena ia tahu bahwa adiknya baru saja mengusir Zee.

"Enggak papa kok Kak, Zee tau kalau qdel sedang emosi."Jelas Zee.

"Mau sampek kapan temenmu itu bertahan sama Gracia? Kakak akan tetap ngelarang Adel buat ngejauhi Gracia." Ujar Flora.

"Apa tidak sebaiknya kita biarkan saja kak? Adel udah bucin banget sama Kak Gre!"

"Kalau di biarkan akan terjadi seperti ini lagi Zee! Dan kakak enggak mau hal itu terjadi."

"Zee kasian melihat Adel terlihat frustasi karena ucapan kakak tadi. Zee takut Adel bakal ngelakuin sesuatu yang membahayakan nyawanya."

"Enggak akan, kita sama-sama tau Adel. Dia enggak ngelakuin hal yang akan membahayakan dirinya."

"Zee ngikut kakak aja, yang penting Adel baik-baik aja udah cukup."

"Kamu jadi tidur sini?" Tanya Flora. Zee menganggukan kepalanya dengan menatap Flora.

"Udah makan? Kalau belum tuh ada makanan."

"Iya kak."

"Kakak mau ke ruang kerja dulu, mau nyelesaiin pekerjaan." Pamit Flora.

Flora beranjak dari duduknya dan mengacak-acak rambut Zee. Lalu tersenyum kepada Zee.

"Ihh kak Flora, rambut Zee jadi berantakan kan!" Keluh Zee.

"Halahhh bentar lagi juga tidur, pasti berantakan." Ujar Flora.

"Enggak ya, rambut Zee enggak berantakan kalau lagi tidur!" Bela Zee.

Flora hanya tertawa menanggapi apa yang Zee katakan. Setelahnya wanita itu beranjak menjauh dari Zee. Menaiki anak tangga satu persatu.

Zee masih di meja makan, gadis itu memikirkan Adel untuk saat ini. Ia tak bisa membayangkan bagaimana nantinya jika Adel harus berpisah dengan Gracia. Sedikit ada rasa kasihan namun, ini untuk kebaikan Adel juga.

"Maafin gue Del, gue belum jadi sahabat yang baik buat lo." Lirih Zee

Setelah cukup larut, Zee memutuskan untuk masuk ke kamar Adel. Berniat untuk tidur di kasur namun ia tak ingin mengusik Adel. Memutuskan untuk tidur di sofa saja. Adel yang terlihat tertidur pulas. Matanya terlihat sedikit bengkak karena habis nangis. Ia juga tak percaya akan di larang oleh sang Kakak untuk menjauhi Gracia.

Saat Adel tertidur sangat pulas, Flora mulai memasuki kamar Adel. Ia juga melihat Zee sedang tertidur di sofa. Padahal kasur Adel sangat luas, tapi Zee tak ingin menganggu Adel. Ia hanya ingin menjaga Adel dari jauh.

Flora membenarkan selimut Zee yang turun. Ia juga mengusap rambut Zee dengan lembut. Tak lupa Flora juga mengecup kening Zee. Membagi sudah biasa wanita itu mengecup kening Zee, apa lagi dengan Fiony. Gadis itu juga sering Flora kecup keningnya.

Lalu Flora berjalan menuju tempat Adel. Flora duduk di pinggiran kasur. Melihat wajah pucat Adel. Menyingkirkan rambut Adel yang menutupi wajahnya ke belakang telinga.

"Kakak cuma pengen yang terbaik buat adik kakak. Jadi maafin kakak kalau kamu tidak nyaman. Kakak enggak mau kamu kenapa-napa. Kakak cuma mau kamu fokus sama karir kamu." Ujar Flora lirih.

Bibirnya terlihat tersenyum manis kepada Adel. Meski Adel tak melihat itu, cukup senang Flora bisa melihat wajah damai Adel. Adik kecilnya sekarang sudah dewasa. Apa lagi sudah mulai mengenal cinta. Mungkin kalau bisa bertiga akan lebih indah rasanya. Sayangnya Aura sudah gak bersamanya lagi.

"Kamu semakin besar ya Del! Kakak salut sama kamu, bisa menghadapi ini semua dengan sabar. Kakak minta maaf , kalau belum bisa menjadi kakak yang baik." Ujar Flora lagi.

Setelah cukup lama memandangi wajah Adel. Air mata Flora tiba-tiba menetas. Ia tak bisa menahan tangisnya melihat Adel. Flora mencoba menahan isakannya. Namun tak bisa ia tahan.

Satu tetes menyentuh tangan Adel, sampai gadis itu merasa dingin di tangannya. Kelopak matanya terlihat beberapa kali bergerak. Flora yang tau Adel akan bangun ia segera berdiri dan berjalan keluar kamar Adel.

Adel juga mengetahui Flora baru saja keluar. Adel mengerutkan keningnya. Kenapa Kak Flora menangis, apa karena dirinya. Pikir Adel mungkin. Ia segera menyibak selimut dan berusaha turun dari ranjang. Ia ingin menghampiri Flora, berniat untuk menanyakan kenapa dengan Flora.

Adel berjalan keluar mengikuti Flora. Meski tubuhnya terlihat sangat lemah. Ia cukup sempoyongan untuk berjalan.

Adel melihat Flora berada di ruang tamu. Ia sedang tertunduk menahan tangis dan isakannya. Bahkan punggungnya bergetar hebat. Adel bisa tau seberapa sedihnya Flora.

"Kak!" Panggil Adel saat sudah turun dari tangga.

Flora menoleh ke arah Adel, saya melihat Adel ia segera mengusap air matanya. Lalu segera menghampri Adel. Membantu Adel berjalan dan duduk di sofa.

"Kamu kenapa turun?" Tanya Flora cukup khawatir dengan Adel. Mengusap rambut Adel dan bersimpuh di depan Adel.

"Kak, jangan gitu dong. Sini duduk di samping Adel!" Ujar Adel dengan menyentuh lengan Flora.

"Enggak, Kakak mau di sini aja."

"Kak, aku enggak mau ngomong kalau kakak masih di situ." Ancam Adel.

Flora langsung duduk di samping Adel. Ia menatap Adel dengan insten."Kamu kenapa turun? Kamu lapar?" Tanya Flora.

Adel menggeleng dan melihat Flora dengan senyum. Lalu Adel memeluk Flora, menenggelangakan kepalanya di dada Flora. Mencari posisi yang nyaman. Flora juga membalas pelukan Adel. Terasa di tubuh Flora saat menyentuh kulit Adel begitu panas.

Tangan Flora menyentuh rambut Adel, mengusap begitu lembut. Tak lupa Flora mengecup puncak kepala Adel. Cukup lama dan sangat pasti.

"Maafin kakak ya, udah egois sama kamu." Ujar Flora lirih.

"Kak, Adel cuma pengen meluk kakak aja."

"Del, Kakak sayang sama kamu. Kakak enggak mau kamu kenapa-napa. Kalau sampek ada yang nyakitin kamu, Kakak akan begitu marah dan kakak merasa tidak bisa menjaga kamu." Ujar Flora lagi.

Adel makin mengeratkan pelukannya dan semakin mencari posisi yang nyaman. Tubuh Flora yang dingin terasa sangat hangat karena menyentuh kulit Adel.

"Del ke kamar aja yuk. Tidur di kamar." Ujar Flora. Adel menggelengkan kepalanya.

"Adel bakal menjauhi kak Gre, tapi beri Adel satu kesempatan untuk memperbaiki ini ya kak!" Lirih Adel.

"Kalau perpisahan ini membuat kamu sakit, jangan di lakukan Del. Kakak enggak mau menjadi penyebab kamu sakit hati." Ujar Flora.

"Enggak kak! Mungkin ini yang terbaik buat Adel sama Kak Gre. Meski cukup sakit bagi Adel, tapi Adel mau melakukan itu. Mungkin perpisahan yang ada untuk saat ini." Jelas Adel. Nadanya cukup lemah.

"Del, Kakak sayang sama kamu. Kakak ingin yang terbaik buat adik kakak. Kakak enggak mau kehilangan adik lagi Del."

Adel melepas pelukannya lalu menatap Flora. Mata Flora sudah berlinang air mata. Adel mengusap pipi Flora yang basah karena air mata.

"Jangan nangis kak, maafin Adel udah bikin kakak nangis." Ujar Adel dengan mengusap pipi Flora.

Flora mengecup kening Adel lalu memeluknya lagi. Mengusap kepala Adel dengan lembut.

"Kamu enggak salah Del, Kakak yang salah udah nyuruh kamu ngehuin cinta kamu."

"Adel sayang kak Flora, Adel tetap akan ngejauhin kak Gre." Ujar Adel.

Mereka berdua saling berpelukan. Setelahnya kepala Adel ia taruh di pangkuan Flora. Sedangkan Flora mengusap lembut kepala Adel. Dan menepuk beberapa kali lengan Adel. Agar gadis itu tertidur kembali. Sofa yang cukup besar itu cukup untuk Flora dan Adel tidur.

"Maafin Adel yang enggak bisa nepatin janji ya Ra. Adel minta maaf udah bikin kak Flora nangis." Batin Adel.

***

Continue Reading

You'll Also Like

22.5K 461 10
What if Josh Chen's gorgeous colleague fell for Bridget Von Ascheberg's charming bodyguard?
1.1M 31.7K 47
Alexandra "Alex" Doherty is the girl everyone envies. She's well liked, is the captain of the soccer team, has a great group of friends, her boyfrien...
32.6K 2.3K 20
|ongoing| Ivana grew up alone. She was alone since the day she was born and she was sure she would also die alone. Without anyone by her side she str...
170K 3.9K 17
lucent (adj); softly bright or radiant โœฟ โœฟ โœฟ My brother's hand traces the cut on my right cheek for some minutes. I have no idea how a cut can b...