Ardi kini tengah menemani Rama.. anak itu sendari kemarin hanya diam saja,membuat Ardi menjadi sedih..
"Rama makan ya nak?" Tawar Ardi sembari menyuapkan bubur kepada Rama, sementara anak itu hanya diam sembari menatap kosong ke depan..
"Sedikit saja ya.. mau?" Tawar Ardi lagi.anak itu menggeleng ia membelakangi Ardi sembari menutup matanya,air matanya menetes tiba tiba..
"Adek mau apa nak?" Tanya Ardi sembari mengelus punggung anaknya
"Papah~"jawabnya lirih, Rama belum bertemu dengan Varezz sendari tadi pagi.. papanya itu tak ada kabar sama sekali..
Ardi menghela nafas ia tersenyum kemudian menyelimuti anaknya sebatas dada...
"Ayah telpon papa mau hm? tapi adek makan dulu ya.." bujuknya. Rama membalikkan tubuhnya wajahnya sudah penuh dengan air mata yang sudah membasahi pipinya..
"Hiks~ayah.." pecah sudah tangisannya ia menangis'dengan kencang beruntung ruangannya ialah kedap suara..
"Sudah sudah sayang... Papa nanti kemari.. sudah ya cup cup ." Ardi menggendong Rama anak itu juga menduselkan wajahnya di dada Ardi..
"Hiks hiks puk-puk papa" Ardi tersenyum akhirnya anaknya ingin berbicara lagi.ia kemudian membaringkan tubuhnya juga Rama di ranjang...
Lengannya di jadikan bantalan oleh Rama,anak itu memainkan tangan mungilnya di dada sang ayah..
"Sttt bobok ya nak... Cepet sembuh sayang nya papa.." tepukan Ardi di paha Rama seperti mantra ajaib. Lama kelamaan Rama menguap ia kemudian tertidur..
Ardi mengelus surai anaknya pelan,meneliti lebih lama lagi pahatan wajah sang buah hati ..
"Mirip sekali dengan mu sayang..." Ardi mencium kening Rama. Sekarang ia punya obat rindu jika merindukan sang istri.. ..
Setelah memastikan bahwa sang anak benar benar tidur, Ardi dengan pelan menarik tangannya. Kemudian menempatkan Rama dengan nyaman..
Ceklek
"Papa.." Reynal dan Kenan baru saja sampai. Mereka mendekat ke arah Rama yang masih tertidur nyenyak..
"Adek kapan pulang?" Tanya Reynal sembari melonggarkan dasinya..
"Tidak tahu.tanya varezz" ucap Ardi ia menyiapkan makanan untuk Reynal dan Kenan..
"Makan dulu ayah nitip adek sebentar" mereka mengangguk kemudian melanjutkan makan dengan tenang...
:
:
:
:
Ardi kini berdiri di atap.rooftop rumah sakit..
Ia menghisap dengan nikmat batang nikotin yang tengah di apit ke dua jarinya. Pikiran nya buyar ke berbagai masalah...
Seseorang di belakang Ardi menyodorkan permen karet kepadanya.
"Jangan mendekati anak ku dengan bau nikotin sialan itu Ardi." Ucap Varezz penuh penekanan membuat Ardi terkekeh geli,mana mungkin ia mendekati bungsunya dengan bau rokok seperti ini?
"Seharusnya dirimu. Jangan mendekati anak ku Varezz." Balas Ardi sembari membuang putung rokonya...
"Huh~ temui Rama. anak ku mencari ayahnya sendari tadi.." Ardi tersenyum geli saat memanggil Varezz dengan sebutan "Ayah" membuat Varezz terdiam sesaat. Ia masih belum bisa percaya dengan Ardi 100%
"Iya nanti." Varezz mengunyah permen karetnya lalu meniup nya beberapa kali..
"Anak anak itu bagaimana?" Tanya varezz..
"Aku taruh mereka di panti asuhan bawahan ku. Ku rasa diriku harus membuang jauh jauh rasa kasian ini.
" Varezz menggeleng ia kemudian meninju pelan bahu Ardi
"Baru sadar bodoh?" Setelah mengucapkan itu ia berlari terbirit-birit karena Ardi yang membuat ancang ancang ingin memukul nya balik..
"Aku akan membuang egoku.putra kecil kita akan baik baik saja sayang..."
:
:
:
Saat ini Rama tengah di gendong oleh Varezz,anak itu tak mau lepas dengan dirinya.bahkan Varezz kini hanya menggunakan kaos oblong serta celana dokternya...
"Nak, sebentar ya ayah'mau pipis boleh?" Rama yang tengah asyik mengemut jempolnya mendongak menatap wajah Varezz yang tengah menahan sesuatu. Anak itu menggeleng kuat sembari membuka mulutnya menerima suapan nasi oleh Ardi..
"Ardi~"panggil Varezz pada temannya. Ardi acuh,ia malah mengejek varezz..
"Sayang~ sama papa dulu ya? Nanti ayah mengompol bagaimana?" Rama mengangguk ia kemudian beralih gendong an ke Ardi..
Setelah terlepas Varezz segera berlari menuju kamar mandi..
"Papa~ Rama mau foto,mau di pajang seperti foto yang besar di rumah itu boleh?" Tanya Rama sembari memiringkan kepalanya gemas..
"Tentu boleh sayang.. setelah sembuh ya.. nanti foto.." bukan Ardi. Yang menjawab ialah Varezz..
"Asik! Foto..." Mereka semua tertawa gemas melihat tingkah laku Rama..
:
:
Pukul 00.00
Ruangan Rama kini tengah ricuh, anak itu sempat mengeluh sakit di sekitar dadanya..
Hingga puncaknya,anak itu memuntahkan darah yang membuat mereka tertegun..
"Pa, adek baik baik aja kan pa?" Ardi tak menjawab ia melamun sembari melihat tangannya yang penuh darah..
Ceklek
Ruangan terbuka, tampak lah Varezz yang menghampiri mereka dengan sempoyongan lemas. Ardi segera menangkap Varezz yang hendak limbung..
"Rez bagaimana keadaan Rama rez!" Ardi menggoncang tubuh lemas Varezz berharap mendapatkan jawaban..
"Ar. maaf kita telat. hati Rama yang satu telah rusak,untuk operasi ku rasa tak akan berhasil.. maaf Ar hiks maaf." Tubuh Ardi limbung seketika. Ia memandang kedua putranya yang sama hancurnya dengan dirinya..
"Dokter! Pasien sadar ia ingin bertemu dengan keluarganya " Varezz mengangguk,mereka segera masuk ke dalam ruangan Rama..
Anak itu menangis lirih dengan masker oksigen yang menutupi wajahnya.
"Sayang~ kuat ya nak ya.." Ardi tersenyum dengan air mata yang terus mengalir...
"Adek.. nanti kita ke pantai ya? Sama Abang kembar ya dek" Reynal mengelus tangan kurus adiknya begitu pula dengan Kenan..
Rama tersenyum, ia memandang mereka satu persatu mengingat bagaimana wajah yang sudah merawatnya selama ini...
Tatapan teralih pada varezz yang berdiri di pojok ruangan. tangan mungilnya bergerak menyuruh varezz mendekat..
"A-ayah.." Ardi melihat ke belakang, mengisyaratkan agar Varezz mendekat kepada putranya..
Setelah semuanya berada di hadapan Rama,anak itu tersenyum ia memegang tangan mereka,menumpukan tangan mereka di dadanya..
"S-sakit. D-dada adek pah.. " Ardi mengangguk ia mengelus dada itu dengan tangan satunya..
"P-perut juga sakit yah.. s-sakit sekalih.." Rama menarik nafasnya lagi.begitu sulit dan menyakitkan..
" Ma-maaf ya -pah.. A-ayah,kalau R-rama nakalh.."
Mereka semua menangis... Tidak rela bila si kecil ini pergi..
"M-mamah s-sudah menungguh A-adek.. R-rama pamit y-yah.. R-rama sayang-h k-kalianh.." setarikan nafas,anak itu menutup matanya. Netra sebiru samudra itu tertutup sempurna..
Mesin EKG menunjukkan garis lurusnya...
"Anak hiks p-papah. Sudah tidak sakit ya nak? maaf kan papa ya.. maaf sayang maaf.."
"Nak ,baru kali ini om ngerasain jadi Ayah buat Rama.. sudah tidak sakit ya? terimakasih sudah mewarnai hidup ayah'ya nak.."
Reynal dan Kenan sudah tidak bisa berkata kata lagi.terlalu banyak omong kosong yang belum mereka tepati pada adiknya..
Satu persatu dari mereka menyematkan kecupan kepada si kecil..
Tamat
Rama telah pulang,dengan beribu riby kebahagiaan.
Rama telah menemani mama seperti yang ia inginkan...
Rama telah membuat Varezz menjadi seorang ayah walau hanya sebentar
Rama membuat papa menyesalli semua waktu.
Rama membuat Reynal dan Kenan menjadi Kaka terburuk.
:
:
Maaf semua bila tidak sebaik cerita yan lain nya. Rama sudah selesai sampai di sini. Anak kecil yang menanggung beban ya telah pergi ke pangkuan ibunda nya
"Kakak semua! Terimakasih sudah menemani Rama.. Jaga diri ya.. Rama sudah tidak bisa menemani lagi.."
Semuanya maaf bila cerita ini kurang bagus...
Terimakasih!
Lope sakebonnn 💚🍄🍄💚💚🍄🍄💚💚🍄🍄💚🍄💚