Midnight Love

By AloisiaTherin

9.1M 565K 333K

"Yang gue suka itu adiknya, tapi kenapa yang nikahin gue malah abangnya?!" - Nacia Kanaya. *** Harusnya hid... More

Prolog
ML - 01
ML - 03
ML - 04
ML - 05
ML - 06
ML - 07
ML - 08
ML - 09
ML - 10
ML - 11
ML - 12
ML - 13
ML - 14
ML - 15
ML - 16
ML - 17
ML - 18
ML - 19
ML - 20
ML - 21
ML - 22
ML - 23
ML - 24
ML -25
ML - 26
ML - 27
ML - 28
ML - 29
ML - 30
ML - 31
ML - 32
ML - 33
ML - 34
ML - 35
ML - 36
ML - Additional Part 34 (2)
ML - 37
ML - 38
ML - 39
ML - 40
ML - 41
ML - 42
ML - 43
ML - 44
ML - 45
ML - Additional Part 45
ML - 46
ML - 47
ML - 48
ML - 49
ML - 50
ML - 51
ML - Additional Part 51
ML - 52
ML - 53
ML - 54
ML - 55
ML - Additional Part 51 (2) CUMA 3.000 😍
ML - 56
ML - 57
ML - 58
ML - 59
ML - 60 (END)
Extra Part 1
Extra Part 2

ML - 02

283K 15.6K 4.9K
By AloisiaTherin

Kangen tidaaaa? Hehehe?

Follow ig @aloisiatherin yuk! Biar dapet info hehe! Kalau mau baca cerita ini sampai end, follow Wattpad ini juga ya!

Part ini 1K vote dan 1K komen bisa gak? Hehe 🫶🏻💋

Kasih semangat donk bwat Jaleo 🤣🤣 biar semangat meluluhkan Nacia

Tandai typo dan kalimat rancu!

Jaleo memicing, menatap Nacia sinis, saat istrinya itu langsung ngacir, masuk ke dalam rumah milik Jaleo. Rumah minimalis dengan dua lantai yang bernuansa ornamen kayu.

Jaleo membuka bagasi mobilnya, menatap lima koper besar milik Nacia dan satu koper kecil miliknya.

Akhirnya, setelah dua hari dia tinggal di rumah Nacia setelah acara resepsi pernikahan, sekarang Jaleo dan Nacia akan tinggal berdua di rumah Jaleo. Dan lihat, tidak kah istri kecil kurang ajarnya itu sadar? Kalau barang bawaannya sebanyak dan seberat ini?!

Ya setidaknya tunggu suaminya menurunkan koper koper itu, lalu Nacia menghapus semua keringat yang mengalir di kening Jaleo sembari mengucapkan kata semangat seperti, "semangat ya Mas suami.."

Boro boro ngusap keringat, inget suaminya masih di mobil aja enggak. Nasib, nasib.. Apes.. tapi tidak apa apa, Nacia tidak seburuk itu. Ya, gadis itu terlihat cantik dan menggemaskan dengan mata hazelnya. Nacia ada garis keturunan Spanyol dari sang nenek, yang membuat mata dan warna kulitnya sedikit berbeda dengan orang Indonesia pada umumnya.

"Om! Pintunya masih dikunci!" Pekik Nacia tepat di depan pintu rumah Jaleo.

Jaleo mendengkus. Sia-sia dia memuji Nacia cantik. Karena kelakuannya minus seratus.

"Gue bukan Om lo, Cia. Gue suami lo. Panggil Mas dong!" Tegur Jaleo, tak terima.
Gaby saja memanggil Kiel dengan sebutan Mas. Ya kali dirinya dipanggil Om?

Nacia memberenggut. Perempuan itu menuruni undakan tangga dan menghampiri Jaleo yang menurunkan koper koper besar Nacia dengan satu tangan dari bagasi mobil.

Nacia dengan boneka beruang di pelukannya bertutur, "ya tapi Om Jaleo sama gue kan bedanya jauh? Hampir sepuluh tahun?"

Haduh tolong jangan diperjelas. Sungguh deh, Jaleo merasa tua sekali. Sialan, padahal ketika duduk di bangku sekolah dulu, dia adalah primadona. Bahkan ketika kuliah, ponselnya sudah mirip asrama wanita. Tapi kenapa bisa-bisanya dia nikah paling terakhir? Sama jodoh adiknya lagi.

Jaleo menurunkan satu koper terakhir. Pria itu menatap Nacia dengan senyuman hangat yang dulu bisa memabukkan setiap wanita, tapi sayangnya kali ini gagal untuk Nacia.

"Panggil Mas Jaleo dulu." Jaleo memberi penawaran.

"Om Jaleo."

"Mas Jaleo."

"Om Jaleo."

"Ayah Jaleo, deh?"

"Aduh, pengantin baru.. Belum apa apa udah panggil ayah bunda aja." Seorang ibu ibu yang Jaleo kenal merupakan tetangga mepet dindingnya itu mengintip dari balik gerbang, sebelum berceletuk.

Jaleo dan Nacia menoleh bersamaan. Nacia merona malu, sedangkan Jaleo mengumpat dalam hati yang kesekian kalinya.

"Mas Jaleo nikahannya dadakan banget ya. Aduh, mana istrinya kecil gemesin gitu.." ibu ibu itu terkekeh, sembari menopangkan dagunya diatas pagar. Jadi hanya kepalanya saja yang nongol di atas pagar.

Jaleo hanya bisa memberi senyum, "misi bu, saya masuk dulu ya." Tutur Jaleo dengan sopannya.

Jaleo kemudian menuntun koper milik Nacia masuk sembari satu tangannya yang lain merangkul lengan Nacia dari samping, membawanya untuk berjalan di sampingnya.

"Tunggu sini, gue ambil koper yang lain dulu." Perintahnya, yang langsung di sahut oleh Nacia.

"Cepet!"

"Iya.."

"Panas ini! Gue keringatan, Om."

"Iya Nacia.."

Setelah menjawab Nacia, Jaleo langsung berlari ke arah mobilnya yang masih terparkir di pinggir jalan. Jaleo bolak balik dari tempat mobilnya terparkir sampai ke teras depan sebanyak dua kali, membawa koper koper besar milik Nacia.

Jaleo mengambil kunci rumah di saku celananya, lalu membuka pintu rumah. Jaleo mempersilahkan Nacia masuk ke dalam rumahnya yang nampak terang karena banyaknya cahaya matahari yang masuk, mengingat Jaleo membangun rumah ini dengan konsep alam. Ia membuat banyak lubang untuk masuknya cahaya matahari di rumahnya. Atau lebih tepatnya menghemat listrik, mengingat Jaleo jarang sekali pulang ke rumah karena ia punya apartemen.

"Woaahhh, lebih besar daripada rumah Cia, ya?" Gumam Nacia. Perempuan itu berlari kesana kemari melihat satu persatu sudut rumah Jaleo.

Sednagkan Jaleo di pusingkan dengan mendorong satu satu koper Nacia masuk ke dalam rumah.

"Sumpah malam ini kalo gue di ajak malam pertama gue tolak dulu." Gerutu Jaleo dengan percaya dirinya.

Jangan diajak malam pertama, Nacia saja lebih sering meliriknya dengan tatapan sinis, daripada tatapan biasa saja. Seolah olah Jaleo bernafas saja sudah salah.

Entahlah, sumpah apa yang pernah dilayangkan oleh salah satu mantan Jaleo, sampai dia dapat istri modelan begitu. Haruskan Jaleo meminta maaf satu persatu pada semua mantannya?

"Om, kamar gue yang mana?" Tanya Nacia lagi, dengan kencang, kali ini sembari berlari ke arah Jaleo dengan nafas ngos-ngosan.

Apa perempuan itu mengitari seluruh rumahnya? Batin Jaleo keheranan.

"Ada di atas," jawab Jaleo singkat.

"Di kunci nggak?" Tanya Nacia lagi.

Jaleo menggelengkan kepalanya.

"Cia ke atas ya! Dadahhh!" Nacia langsung ngacir lagi, pergi menjauhi Jaleo yang melongo. Jadi, dia ditinggalkan bersama lima koper sialan ini?!

Jaleo menelan salivanya, menatap undakan tangga yang dilangkahi oleh Nacia. "Semangat Jaleo. Lima koper itu nggak banyak kok. Lo cuma perlu seret sampai ke lantai dua doang." Gumam Jaleo dengan nafas panjangnya.

Sedangkan Nacia dengan riang gembira naik ke lantai atas. Dia dibuat takjub dengan lantai dua yang lebih mengandalkan banyak kaca sebagai atapnya. Membuat Nacia bisa melihat dengan jelas awan dan silaunya cahaya matahari di atasnya saat ini.

Dinding putih dengan lantai kayu menjadi pemandangan yang begitu memanjakan mata Nacia. Banyak tumbuhan yang di tanam di belakang, dan beberapa pohonnya sudah setinggi lantai dua rumah Jaleo, membuat Nacia bisa melihat ujung pohon dari sini. Lalu ada tanaman di pot kecil yang di tanam di beberapa sudut rumah.

"Wah, ada jaring jaring juga!" Seru Nacia dengan penuh kekaguman dengan segala isi yang ada di rumah Jaleo.

Nacia kemudian berlari menuju satu pintu yang dia duga sebagai kamarnya. Dengan semangat dia membuka pintu kamar itu. Aroma musk langsung memenuhi indera penciumannya. Aroma tubuh Jaleo.

Lagi lagi Nacia dibuat terpesona. Sepertinya Jaleo memang begitu mencintai alam. Terlihat dari isi kamarnya. Hampir yang ada di dalam kamar pria itu terbuat dari kayu. Lalu ada kaca besar yang berhadapan dengan ranjang membuat cahaya matahari bisa masuk sempurna ke dalam. Di balkon lebar itu juga ada beberapa tanaman kecil yang di taruh ke dalam pot.

"Ini kayak kamar bapak bapak banget sih, tapi?" Gumam Nacia dan mulai menutup salah satu korden agar tidak terlalu silau.

Nacia kemudian mengintip kamar mandi yang tidak ada pintunya. Baiklah, setelah ini Nacia harus memasang kain atau memanggil tukang untuk memasang pintu di kamar mandi milik Jaleo.

Nacia keluar dari kamar, lalu berputar, mengitari seisi rumah Jaleo, tidak peduli pada Jaleo yang bolak balik naik tangga untuk mengangkat kopernya.

"Nacia," panggil Jaleo, setelah semua barang selesai ia taruh kamarnya.

Nacia yang sedang melihat lihat pemandangan di lantai satu dari lantai dua pun menoleh. Dia berlari menghampiri Jaleo yang nampak berkeringat.

"Panas ya? Sorry, AC nya baru gue nyalain." Jaleo menunjuk kedua AC yang baru menyala dengan suhu paling rendah.

"Kata Mama lo nggak tahan panas kan? Ini gue ada kipas kecil." Jaleo menyodorkan satu kipas kecil yang dapat menyala dengan baterai kepada Nacia.

Pria itu menyalakan kipasnya di angin paling kencang, sebelum membiarkan Nacia memegangnya, mengarahkan ke seluruh wajahnya.

Jaleo membawa satu tisu wajah di tangan kanannya, ia mengulurkan tangannya ke wajah Nacia yang penuh oleh keringat.

"Sorry, gue lap keringet lo dulu, biar nggak risih." Jaleo dengan perlahan mengusapkan tisu lembut itu ke dahi, pipi, hidung Nacia, ke semua sudut wajah yang terdapat keringat.

Nacia hanya bisa membeku seraya memegang kipas yang sedikit berisik itu. Matanya terpaku pada Jaleo yang mengusap keringatnya dengan telaten dan lembut, disaat pria itu sendiri berkeringat deras di wajahnya sampai bajunya menjiplak bekas keringat.

MAK MAU JALEO SATU 😭😭😭

AKU YANG NGETIK AKU YG BAPER SYALANNN 😭😭😭😭

Siapa yang kaget Jaleo bisa semanis ini?! Astaga Tuhan 😭😭 geter hati ku Bang Jal..

Nacia, suami mu semangat ku 😍😍

Spam komen kalo lebih dari 1K siapa tau aku lebih cepet updatenya! Wkwk

Ketik 1 kalo pengen jadi Nacia!!!

Kecapekan angkat Koper besar Nacia 🤣

Continue Reading

You'll Also Like

4.8M 178K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
1.1M 16.2K 36
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
5.8M 634K 47
"Kamu kenapa belum nidurin saya?!" "Maksud bapak apa ya?!" "Ma-maf, maksudnya nidurin anak saya." **** Anya memilih kabur dari rumah daripada di jod...
5.3M 285K 55
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...