J!E "story"

Galing kay Deyhalsya

157K 20.5K 5.7K

"Bukan inginku lahir di dunia ini, kalau aku bisa memilih aku juga tidak ingin di lahirkan!!" Teriak seorang... Higit pa

PROLOG
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62
Part 63
Part 64
Part 65 end
Info

Part 42

2.1K 311 55
Galing kay Deyhalsya








••







•••













   Karena klien donghae terus menelpon jadi donghae terpaksa memilih untuk pergi dulu, dia akan berusaha membujuk jisung nanti, sedangkan jisung kini tengah di panti asuhan bersama kedua hyung nya dan haechan.

Jeno dan jaemin benar benar khawatir akan kesehatan jisung, lihat saja wajah jisung terlihat sangat pucat sekarang, suhu badannya bahkan terasa hangat meskipun mereka hanya berdekatan bahkan tidak bersentuhan.

"Jie kau yakin tidak apa apa? Wajahmu sudah sangat pucat saeng, kita lanjut besok saja ya" bujuk jaemin

Jisung menepis tangan jaemin, dia memegang kepala nya sendiri, sungguh rasa pusing nya semakin sakit, rasanya dunia juga ikut berputar sekarang.

"Jie, kau tidak sehat sebaiknya kau istirhat saja oke" ucap haechan

"Tidak hyung, aku baik baik saja, ayo lanjutkan membagikan barang barang ini kepada mereka" jawab jisung

"Kau yakin?" Tanya haechan

Jisung mengangguk.

Jeno terus memperhatikan jisung, mereka sekarang tengah membagian pakaian yang baru dan ada yang bekas juga tapi masih layak dan bagus untuk di gunakan.

"jeno, sebaiknya kita cepat selesaikan ini semua agar jisung bisa cepat istirahat" ucap jaemin pada jeno

Jeno mengangguk.

Tugas jeno dan jaemin adalah membawa persediaan sebako dari mobil ke dalam panti.

"Oppa, kenapa wajah oppa pucat sekali, apa oppa sakit?" Tanya anak perempuan pada jisung

Jisung tersenyum "tidak, oppa tidak sakit kok, oppa hanya tidak kuat berdiri lama, apakah oppa boleh meminta kursi?" Tanya jisung

"Boleh oppa, aku akan ambilkan kursi pink ku untuk oppa" ucap anak kecil itu masuk ke dalam dan kembali membawa kursi kecil untuk anak anak berwarna pink untuk jisung.

Jisung tersenyum "terimakasih" ucap jisung

"Sama sama oppa" jawab anak kecil itu.

Jisung berkali kali memijat pelipisnya sendiri, dia bahka sedikit tidak fokus membagikan baju baju itu.

"Hyung, ini baju untuk perempuan, aku mana bisa memakai ini" protes anak laki laji tersebut.

"Ah mianhe, aku tidak fokus, sepertinya aku harus ke kamar mandi dulu, apa kau tau dimana kamar mandi disini?" Tanya jisung

"Tentu saja aku tau hyung, aku kan tinggal di sini" jawab anak itu

Jisung tersenyum.

"Kamar mandinya ada di sana hyung tapi yang umum airnya sedang mati, hyung bisa pakai kamar mandi di dalam penyimpanan barang saja, disana ada kamar mandi juga, tapi lampu saklarnya mati jadi hyung harus bawa lilin" ucap anak laki laki itu

"Baiklah, dimana aku bisa mendapatkan lilin itu?" Tanya jisung

"Aku akan mengambilkannya untuk hyung, hyung tunggu sebentar ya" ucapnya

Jisung mengangguk, tak lama anak itu kembali dengan membawa lilin dan korek.

"Ini hyung lilinya, apa perlu aku temani? Disana sangat gelap, meskipun ini siang tapi tetap gelap karena jendela nya tertutup lemari lemari" ucap anak laki laki itu.

"Tidak perlu, aku tidak penakut kok, oh ya bisakan bantu aku sekali lagi" ucap jisung

"Apa itu?" Tanya anak itu

"Bisa gantikan aku dulu bagikan ini, tapi kau harus jujur, jika kau jujur hyung akan berikan ice cream special untukmu, kau mau" ucap jisung

"Mau mau" antusias anak itu

"Baiklah terimakasih eee..."

"Wonbin, namaku wonbin hyung" jawab anak laki laki itu

"Terimaksih wonbin, aku akan pergi dulu oke" ucap jisung

Wonbin pun mengangguk.

Fyi: Wonbin berusia 10 tahun ya guys.







S








K








E








E








P









    Renjun dan mark tengah di perjalanan menujuk panti asuhan yang dekat dengan fakultas mereka.

"Aku harap kau bisa menghibur jisung nanti ya mark" ucap renjun

"Iya renjun kau tenang saja, aku akan memberi jisung pengertian" jawab mark

"Oh iya kau tau jalan menuju pantinya kemana kan?" Tanya renjun

"Iya aku tau, haechan yang memilih panti itu, panti itu sering kami datangi kok" jelas mark

"Ooohh" angguk renjun

"Nah itu disana, setelah belokan ini ini kita akan sampai" kata mark dan renjun kembali mengangguk.

"Aku harap jisung baik baik saja mark, aku juga berharap jaemin dan jeno tidak lupa memberi jisung obat, demamnya masih tinggi saat pagi tadi, jisung memaksa ingin mengerjakan tugas ini karena kesal pada appa" tutur renjun sedih

"Jadi karena ini kau mengajakku buru buru kemari? Kau sangat khawatir pada adikmu renjun" ucap mark

"Tentu mark, dia adikku aku sangat khawatir padanya, dia pergi dengan keadaan marah, aku takut dia tidak memperhatikan kesehatannya sendiri karena sedang kesal" jawab renjun

"Aku senang kau benar benar berubah renjun, aku harap jisung juga bisa segera menerima mu dan yang lain, jisung berhak bahagia dia hanya perlu waktu yang banyak dengan kalian, karena selama ini kalian sudah melinggalkan banyak waktu dengannya, mungkin karena itu lah dia kesal pada appamu" jelas mark

"Ya, mark kau benar" ucap renjun

"Ah sudah sampai, ayo kita ke dalam aku sudah tidak sabar bertemu adik kita" ajak mark turun dari mobilnya.

Renjun mengangguk dan ikut turun.

Sementara itu jisung yang baru selesai dari kamar mandi mengambil kembali lilinnya, baru juga satu langkah jisung melangkah tapi kepalanya kembali berdenyut sakit.

"Arghhh ssshhhh" ringis jisung

Jisung berusaha menahan sakitnya "tahan jisung, tahan... kau pasti bisa, kau itu hanya demam jisung jangan lemah" gumam jisung

Jisung mengatur nafasnya sendiri, dia mulai berjalan lagi tapi rasanya dunia ini berputar, padahal jisung yang sudah berjalan sempoyongan karena saking pusingnya.

BRUK!! jisung terjatuh begitu saja, bahkan lilinnya juga lepas dari genggamannya dan menggelinding  entah kemana dengan keadaan masih menyala.

"Arghhh sshhhh" jisung kembali meringis saat kepalanya benar benar pusing.

"Ssshhh ini sakit sekali arghhh" jisung meremat kepalanya saking sakitnya.

Kebakaran!!

Kebakaran!!

Teriakan itu membuat jisung membuka matanya dan betapa terkejutnya dia saat sekitar dia sudah terbakar oleh api.

"A api ssshhhh" jisung berusaha bangun dan segera lari, tapi rasa sakit di kepalanya benar benar membuatnya lemas.

Kebakaran!!

Kebakaran!!!

"Haechan" panggil mark

"Mark hyung, kau ada di sini?" Heran haechan yang melihat mark dan renjun datang.

"iya aku ingin melihat adikku" jawab mark

"hah, tumben kau so romantis padaku, pakai segala ingin melihatku, di rumah kan bisa" kata haechan

"adikku jisung yang ku maksud bukan kau haechan" tukas mark

Jeno dan jaemin mengulum senyum mereka "hmmmftt"

"jeno, jaemin dimana jisung?" tanya renjun yang melihat tidak ada jisung di tempat ini.

"loh iya, tadi jisung di sini kok, chan jisung kemana?" tanya jeno karena yang tugasnya bersama jisung itu haechan.

"lah aku tidak tau, tadi dia di situ kok" jawab haechan

"anak-anak ada yang melihat jisung hyung atau oppa jie?" tanya jaemin

"jisung hyung tadi ke kam. . ." baru wonbin ingin menjawab tapi ada anak anak berlarian ke arah mereka hendak pelapor ke pemilik pondok.

Kebakaran..

Kebakaran...

"kebakaran? Kebakaran diamana?" bingung jeno

"ibuuuu"

"ibuuuu ada kebakarannn"

Ibu panti langsung keluar "kebakaran, kebarakan dimana? Anton ada kebakaran dimana?" tanya ibu panti

"ruang penyimpanan barang bu, kita melihat ada asap yang keluar dari sana, lalu tiba tiba ada api juga yang mulai membesar" jelas anton

"iya bu, sohee juga melihatnya" timpal sohee

"astaga, robyyyyy telepon pemadammmmm" teriak ibu panti.

"aku juga akan menelpon pemadam" ucap mark

"di ruang penyimpanan barang? Ibu!! Jisung hyung ada di sana! Jisung hyung tadi ke kamar mandi sana bu!!" pekik wonbin

"APA!!" kaget para hyung jisung.

"jisungggg" jeno langsung segera berlari menuju ke sana.

Jaemin, renjun, dan mark juga ikut menyusul.

"bu tolong amankan anak anak dulu, jauhkan dari jangkauan api" kata haechan sebelum menyusul yang lain.

Wiu.. wiu.. wiu..

Pemadam sudah datang dengan cepat, mereka segera menyemprotkan air untuk memadamkan api

"JISUNGGG!!! jisung kau di dalam?! JISUNGGGG" teriak jeno


"hyung, hyung api nya sangat besar hyung, bagaimana jika benar jisung di dalam hyung hiks, hyung ayo selamatkan jisung hyung ayok!" ajak jaemin panik

"JISUNGGG!!" teriak jeno langsung masuk ke dalam.

"JENO!!" teriak renjun.

"jeno!! Hiks hiks hyung bagaimana ini hiks pak! Cepat padamkan apinya hiks saudara saudara saja di dalam semua pak hiks hiks" isak jaemin semakin panik

"ini kenapa pemadamnya hanya dua orang sih pak? Mana yang lain?!" kesal haechan

"mobil mereka cukup besar, sangat susah untuk menjangkau kemari, jadi mereka harus berputar arah sedikit jauh" jelas pemadam tersebut.

"UHUK!! UHUK!!" jisung masih berusaha bangun dan ingin keluar tapi tubuhnya benar benar lemah sekali.

"apa sekarang waktunya jie bertemu eomma? Uhukk uhukk!" lirih jisung.

"eomma hiks, jie belum puas rasain kasih sayang appa hiks jie juga belum tau bagaimana rasanya di cintai keluarga hiks, jie masih ingin tau eomma hiks jangan bawa jie dulu hiks, setidaknya biarkan jie tau rasanya bagaimana hiks hiks" tangis jisung

Kretak kretak!

Jisung membulatkan matanya saat kayu dari atasnya mulai rapuh dan akan jatuh tepat di atas jisung.

"eomma" gumam jisung

Krek!!

"ARRGGHHHHHHHHH" teriak jisung saat bongkahan kayu itu jatuh mengarah ke arahnya.
































Jangan lupa vote dan comment 🥰

See you 👋

Thank you 💚🙏

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

18.9K 4.4K 45
Kehidupannya berubah drastis setelah ia mencoba untuk masuk dan menyamar sebagai ketua gang. Ia bukan lagi di kenal dengan sebutan si kutu buku. Ket...
720K 26.4K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
159K 24.1K 37
Di antara luasnya langit, Dirga hanya berharap bahwa kehangatan akan selalu memeluk rumahnya.
51.4K 4.6K 60
Setiap orang punya alur nya dengan proporsinya masing masing. Tapi, Jisung rasa alurnya terlalu berat untuk ia lalui sejak belia. Tuhan tidak salah m...