Hidden Couple

By ssaellya

3.6K 1.7K 250

Yang orang lain tahu, Noa dan Esha adalah musuh bebuyutan. Atau kalau kata Lizard boy, mereka adalah dua boci... More

Introducing
000 || P R O L O G
000 || Lizard Boy
001 || Musuh Bebuyutan
002 || Perusuh Kelas
003 || Introgasi
004 || Kangen
005 || Terciduk
006 || Cemburu
007 || Vespa Biru Legend
008 || Dapat Rezeki
009 || Agan Ngambek
010 || Membujuk Agan
011 || Kecup
012 || Perhatian Kecil
013 || Bukti Kedua
014 || Telur Gulung
015 || Cooking Date
016 || Panik
017 || Akhirnya Terjawab
018 || Bazar dan Luka
019 || Tentangnya
020 || Merawat Noa
021 || Terciduk Part 2
023 || Marah
024 || Berakhir
025 || Kembali
026 || Meminta Izin
027 || Ungkapan Rasa Sayang

022 || Jawaban

81 49 9
By ssaellya

“Kenapa lo semua?” tanya Esha menatap aneh teman sekelasnya yang hari ini tidak pernah lepas menatapnya.

Esha menunduk, mencari sesuatu yang mungkin menempel di tubuhnya. Tidak ada, tidak ada apa pun yang menempel di bahu bahkan punggungnya, tapi teman-temannya ini masih tetap menatapnya. Aneh, tidak biasanya mereka seperti ini.

“Na, mereka kenapa dah?” akhirnya Esha memilih bertanya kepada Anna yang berdiri di samping kursi tempatnya duduk.

“Lo yang kenapa, Sha?” tanya Anna balik, gadis itu bahkan sudah melipat kedua tangannya di depan dada menatap penuh selidik ke arah Esha.

“Hah? Gue emang kenapa?” Esha menunjuk dirinya sendiri dengan bingung. Sungguh, Esha benar-benar tidak tahu ada apa dengan teman-temannya hari ini.

“Lo ada hubungan apa sama Noa?” tepat setelah pertanyaan Anna meluncur, Noa tiba dengan blazer biru yang tersampir di bahunya. Agan dan Saka juga bersama Noa, kedua orang itu menahan tawa melihat ekspresi serius teman-temannya.

Setelah insiden pembuatan grup dadakan yang Erin buat dua hari kemarin, mereka semua berspekulasi bahwa Noa dan Esha ini memiliki hubungan, katanya interaksi mereka terlihat tidak wajar bagi seorang teman. Apalagi Anna yang juga baru tersadar bahwa interaksi Esha dan Noa memang terbilang aneh, ia bahkan pernah melihat Noa membantu Esha mengikat rambutnya saat jam olahraga. Dulu, Anna pikir itu hanya pure Noa yang membantu, tapi sekarang pikirannya itu terganti dengan pikiran aneh yang mulai menghantuinya sejak ia melihat wallpaper ponsel Noa adalah foto Esha, di tambah foto yang Erin kirim di grup obrolan baru tanpa Noa dan Esha.

“Oh, itu. Noa cowok gue, emang kenapa?” balas Esha seadanya.

Tapi entah teman-temannya yang hiperbolis atau apa karena kalimat sederhana itu malah membuat teman-temannya tersedak berjamaah. Benar-benar tersedak berjamaah, mereka juga terbatuk saling bersahutan.

“Lo semua kenapa, dah?” Esha menggaruk pelipisnya yang tak gatal, saling melempar tatapan bingung dengan Noa. Noa mengangkat bahunya membalas tatapan Esha, ia juga bingung dengan kelakuan teman-temannya.

“Lo, sejak kapan sama Noa?” Erin adalah yang pertama kali sembuh dari tersedak berjamaah itu menyerukan pertanyaan yang mungkin bisa mewakili teman-temannya juga.

“Satu tahun lalu, emang kenapa sih? Kenapa nanya-nanya soal gue sama Noa?” dan setelah itu mereka tersedak berjamaah lagi. Esha semakin bingung. Ini teman-temannya kenapa sih? Tumben sekali menanyakan perihal hubungannya dan Noa.

“SATU TAHUN?” Alika menjerit heboh, bahkan gadis yang memiliki mata sipit itu sudah melebarkan matanya menatap Noa dan Esha bergantian. Kedua insan yang menjadi perhatian itu mengangguk mengiyakan.

“Kok bisa?” timpal Anna, menatap Esha yang di sampingnya meminta penjelasan lebih.

“Ya, bisa lah. Kenapa sih? Lo semua aneh tau, tiba-tiba banget nanya gini.” Noa diam saja, membiarkan Esha yang membalas semua tingkah aneh teman-temannya itu.

“Lo, anjir, Sha. Kok bisa sama Noa? Mana udah satu tahun!” kali ini Kiran yang berseru, gadis dengan rambut bergaya wolfcut itu bahkan menunjuk Esha dan Noa bergantian dengan pandangan bingung.

Backstreet lo berdua?” pertanyaan yang sama seperti Haraz keluar dari mulut Bayu yang berdiri bersisian dengan Wahyu.

Noa dan Esha dengan kompak menggeleng.

“Terus kok bisa, lo berdua kasih tau sekarang?” Adrian juga ikut andil dalam menyerukan pertanyaan. Pantas saja ia merasa aneh dengan Esha yang sering sekali menariknya agar bertukar tempat dulu.

“Memangnya lo semua penting?” pertanyaan yang terdengar polos itu keluar dari mulut Noa.

Wahyu berdecak kesal. “YA, JELAS PENTING!!” teriaknya lantang.

“Terus kenapa backstreet?” lagi-lagi pertanyaan yang sama seperti Haraz saat itu keluar dari Bayu. Noa jadi curiga Haraz memilik ikatan batin dengan Bayu. Karena pertanyaan mereka berdua benar-benar persis.

Noa mendengkus, melangkah ke tempatnya duduk. “Enggak backstreet, lo semua aja yang bego.” Balasnya singkat.

“Kenapa lo gak bilang sama gue, Sha?”

“Lo gak nanya,” balasan Esha sama seperti waktu itu.

Masih ingat dengan prinsip couple itu bukan. Tidak akan menjawab apabila tidak ada yang bertanya.

Anna mencebikkan bibir, ia memang tahu soal prinsip Esha yang ini. Anna menatap Esha, lihat saja nanti jika ada keanehan tentang Esha ia akan buru-buru bertanya, tak perlu berkutat dengan pikirannya sendiri.

“Eh, cerita dong kenapa lo bisa sama Noa akhirnya?” tanya Dewi penasaran. Gadis itu bahkan tiba-tiba saja datang bersama dengan teman-teman cewek yang lain, mengerubungi meja Esha.

Esha mendengkus, sedikit menyesal karena ia kira respons mereka tidak akan seheboh ini. Apalagi pertanyaan menyebalkan yang Dewi layangkan barusan. Esha rasa ia tak perlu menceritakan detail bagaimana ia bisa bersama dengan Noa kepada mereka semua. Bagaimana pun itu privasinya dan Noa bukan? Teman-temannya tidak harus tahu semua tentangnya dan Noa.

“Aduh, lo semua apaan sih? Itu kan privasi mereka. Yang penting kita udah tau perihal hubungan mereka aja cukup!” Anna mengibaskan tangannya mengusir teman-temannya yang lain setelah sadar bahwa Esha tidak nyaman dengan pertanyaan yang terbilang cukup privasi itu.

Esha tersenyum menatap Anna setelah semua teman-temannya kembali ke meja masing-masing. “Thanks, Na.”

Anna mengangguk. “Lo juga gak perlu cerita sama gue kalau emang lo gak mau.”

Esha menggeleng, dia menepuk pelan punggung tangan Anna yang tersimpan di atas meja. “Lo berhak tahu, karena lo sahabat gue. Nanti ke apartemen gue aja.”

“NOA TRAKTIRANNYA DONG! BERHUBUNG JADIANNYA UDAH SATU TAHUN LALU, KITA RAYAIN AJA ANNIVNYA!!” teriak Agan keras, ia dan Saka akan memanfaatkan momen ini untuk melanjutkan rencana mereka yang tidak jadi waktu itu. Meminta traktiran.

Senyum Esha luntur setelah teriakan Agan terdengar. Ia melirik sinis ke arah meja Noa. “Urusan lo, bukan gue!”

Semua orang berteriak heboh, bahkan mereka berteriak saling bersahutan menyarankan tempat untuk acara traktir dadakan itu.

Melihat tatapan kesal Esha, Noa mendengkus. Tekor sudah, ia pasti akan melarat setelah ini. Belum lagi Agan nanti pasti akan menghasut teman-temannya gengnya juga. “Lo paling jago emang kalau menghasut orang!” Noa melirik Agan sinis.

“Yaelah, bakso di kantin juga cukup kali,” timpal Saka kala mendengar ucapan Noa.

“Yaudah, di kantin aja. Jangan ada yang protes apalagi minta tambah, gue bukan anak tunggal, duit gue gak banyak, gue juga anak rantau!!” Noa bukan pelit, ia hanya senang berhemat. Tetapi sepertinya acara berhematnya untuk bulan ini harus tekor karena mulut busuk Agan yang berhasil menghasut teman-temannya agar meminta traktir kepadanya.

🌻🌻🌻

“Dia emang begitu ya, Sha?” tanya Anna melirik Noa yang tidak tahu malunya tidur di sofa apartemen Esha dengan kaki yang sengaja di simpan di atas paha Esha.

Sesuai permintaan Esha tadi pagi di kelas, Anna datang ke apartemen Esha hanya untuk mendengar kronologis bagaimana caranya Esha dan Noa bisa bersama akhirnya. Tidak lengkap memang, Esha hanya menceritakan garis besarnya saja. Dan untungnya Anna tidak banyak protes, gadis berambut sebahu itu paham dengan privasi Esha dan Noa.

Hingga selang satu jam Noa datang, untuk minta makan. Awalnya Anna sempat terkejut dan hendak memilih pulang juga. Tapi Esha melarangnya, katanya Esha ingin menghabiskan banyak waktu dengan Anna. Karena Esha sadar akhir-akhir ini ia jarang sekali bertukar cerita dengan Anna, bahkan bermain bersama seperti hari ini.

Bukan karena ia terlalu sibuk dengan Noa, ia rasa Anna juga mempunyai kesibukan sendiri jadi Esha terkadang merasa tak enak bila ingin mengajak Anna bermain.

“Hm, udah kebal gue.” Balas Esha melirik sekilas Noa yang bermain ponsel seolah tidak menganggap keberadaan Esha dan Anna di sana.

“Keren banget lo, Sha. Bisa tahan sama makhluk aneh kek dia,” cibiran Anna membuat tangan Noa yang sedang mengetikkan balasan di grup obrolan gengnya terhenti.

“Apa kata lo? Makhluk aneh? Siapa yang lo bilang aneh?” Noa menyimpan ponselnya, berganti menatap kesal Anna yang dengan wajah tanpa dosanya malah semakin membuat raut wajah seolah mengejek Noa.

“Yang tahu-tahu aja,” balas Anna seraya memutar bola matanya malas.

Noa tidak terima. Cowok yang memakai setelan rumahan itu bangun dari posisi berbaringnya, semakin menatap kesal ke arah Anna yang duduk di single sofa di sebelah Esha. “Eh, lo kalau nyebelin balik aja sono, dah!”

Esha dan Anna kompak melotot garang. Hingga pukulan keras akhirnya melayangkan di bahu Noa dari Esha, begitu pun Anna yang melemparkan bantal sofa.

“Lo yang balik, ganggu kita aja!” Balas Anna tak kalah keras dari suara Noa.

“Lo yang ganggu. Udah sono balik aja, lagian kan uda-,” kalimat Noa terpotong berganti menjadi erangan kesakitan saat Esha menjewer telinganya tanpa ampun. “Sha, buset sakit, anying. Lepasin, woi!!”

“Makanya jangan nyebelin. Lagian biasanya juga lagi sama geng abal-abal lo itu, kenapa pula pulang cepat?!” kata Esha setelah melepaskan tangannya dari telinga Noa.

Noa kicep, dia diam setelah di semprot Esha. Benar-benar tidak bisa membalas lagi, hingga pada akhirnya dia memilih beranjak dari sana. Bukan untuk pulang ke apartemennya, melainkan ke balkon untuk menyesap nikotin yang sejak beberapa minggu terakhir sudah jarang di sentuhnya.

Esha melihatnya, tatapannya berubah khawatir. Karena Esha tahu jika Noa mulai kembali menyesap nikotin, artinya Noa sedang tidak baik-baik saja.

Tatapan Esha beralih pada Anna yang juga sempat melirik Noa. “Dia sering ngerokok depan lo?”

Esha menggeleng, “enggak pernah.”

“Terus itu?” tunjuk Anna dengan dagunya.

“Kalau gue minta lo pulang sekarang gak papa, Na?” bukannya menjawab Esha malah bertanya hati-hati dengan Anna. Ia takut pertanyaannya ini malah Anna tangkap sebelah mata, Esha takut Anna malah menganggapnya mengusir.

Anna sempat terdiam, sekali lagi melirik sekilas Noa yang masih menyesap rokoknya di balkon sana. “Gak papa. Yaudah gue duluan, urus dulu tuh cowok lo.”

“Makasih, Na. Maaf juga, gue malah terkesan mengusir lo.” Esha menggigit bibir dalamnya merasa tak enak.

“Santai aja, Sha. Lain kali gue bakalan main lagi ke sini.” Anna tersenyum menenangkan, ia sepertinya paham dengan keadaan Esha dan Noa hari ini. Anna tahu Esha khawatir tentang Noa, jadi ia tak perlu mengambil hati perihal Esha yang memintanya pulang. “Yaudah, kalau gitu gue duluan.”

Esha tersenyum tipis, masih merasa tak enak tapi tetap mengantarkan Anna hingga pintu apartemen. “Hati-hati di jalan, Na.”

Dan Anna membalasnya dengan acungan jempol.

🌻🌻🌻

Hai, guys!!

Udah malam senin lagi nih, so HIDDEN COUPLE update lagi guys!!

Udah chapter 22 aja, gak kerasa banget. Padahal rasanya kayak baru kemarin aku publish ni cerita. Dan berhubung ceritanya udah chapter 22, jadii konflik soon guys!!

But, tenang aja konfliknya gak berat kok. So, tunggu chapter-chapter selanjutnya okay!!

Jangan lupa mengetuk tombol bintangnya juga, and thank you sudah berkenan membaca ceritaku. See you guys!!

Salam dari aku pacar Lee Heeseung

Sa

Continue Reading

You'll Also Like

673K 78.5K 10
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
4.5M 265K 62
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
2.4M 143K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
322K 587 28
Putri harus melanjutkan kuliahnya di kota, dia memutuskan untuk pergi ke rumah sepupunya. awalnya berjalan baik hingga saat setelah Putri menitipkan...