แด˜แด‡แด›ส€ษชแด‹แดส€ {แด‡ษดแด…}

By _Chiraochi85

2.9K 171 30

Aroma feromon milik Arkhan seperti bau tanah kering yang bercampur dengan tetesan air hujan aromanya dapat me... More

แด˜ส€แดสŸแดษข
1. Petrikor
2. Petrikor
4. Petrikor
5. Petrikor
6. Petrikor
7. Petrikor
8. Petrikor
9. Petrikor
10. Petrikor
11. Petrikor
12. Petrikor
13. Petrikor
14. Petrikor
15. Petrikor
16. Petrikor
17. Petrikor
18. Petrikor
19. Petrikor
20. Petrikor
21. Petrikor
22. Petrikor
23. Last Chapter
24. Bonus Chapter

3. Petrikor

99 10 3
By _Chiraochi85

Reksa masih berumur sembilan belas tahun ketika melihat Arkhan mendapatkan rut pertamanya.

Hari weekend yang biasanya tenang sampai tiba-tiba rumah yang biasanya di penuhi oleh feromon manis para omega mendadak di penuhi oleh bau maskulin dari manusia yang baru saja mendapatkan gender keduanya.

Dan untungnya kediaman Alderick memiliki kamar yang memang sengaja di buat di dalam bassement kamar itu sengaja di siapkan oleh Papihnya Arkhan untuk berjaga-jaga jika Arkhan mendapatkan rut pertamanya.

Arkhan hanya menghabiskan satu botol penuh pil suppressant di dalam bassement tersebut karena saat itu Arkhan masih berumur tujuh belas tahun dan dia belum di ijinkan untuk memiliki seorang omega selama masa rut nya.

Dan omega bukan lagi sebagai objek yang dapat di gunakan untuk melampiaskan hormon para alpha di zaman seperti ini mereka lebih ingin memanusiakan manusia tanpa harus memperdulikan gender kedua.

Kecuali jika ada persetujuan di antara mereka tapi Arkhan tidak memiliki omega lain di sisinya selain Mamihnya dan Reksa namun saat itu Mamihnya Arkhan tidak mengizinkan Reksa untuk menemani Arkhan selama masa rut nya dan dia menyuruh Reksa untuk pergi sejauh mungkin dari rumah agar tidak terganggu dengan kehadiran Arkhan di sana.

Sekaligus menjadi awal dari keberadaannya yang berpindah-pindah sejak saat itu Reksa tidak lagi rutin pulang ke rumah dia lebih banyak menghabiskan waktu di apartemen miliknya.

Namun jika jadwal heat Reksa datang dia akan pulang ke rumah dan akan menginap selama seminggu penuh dan akan terus menempel dengan Mamihnya yang memiliki bau feromon yang menenangkan.

Arkhan merasa ini tidak adil bagaimana bisa Reksa terus di rawat dan di temani oleh Mamihnya sendiri sedangkan dia harus rela menahan rasa sakitnya seorang diri dan hanya di bantu oleh obat yang di beli Mamihnya.

Tapi suatu saat ketika rut nya datang dan kebetulan Reksa berada di sampingnya Arkhan tau kalau itu adalah hal yang berbahaya kalau saja Mamihnya tidak cepat menahannya mungkin Reksa sudah habis di bawah kukungannya.

Feromon Reksa yang memang pada dasarnya sudah manis terasa lebih menggoda membuatnya ingin menarik Reksa untuk terus bersamanya.

Dan hal itulah yang membuat Arkhan jadi lebih protektif dengan Reksa dan dia tidak ingin orang lain memperlakukan Reksa dengan buruk hanya karena dia seorang omega.

Arkhan berani sumpah dia tidak bermaksud untuk menyakiti hati Reksa dengan ucapannya hanya saja Arkhan juga sedikit kesulitan untuk menjelaskan maksud dari ucapannya berkata bahwa Arkhan tidak ingin Reksa di lecehkan hanya karena tatapan kelaparan dari para alpha liar yang menatapnya.

"Sorry" Ucap Arkhan begitu dirinya dan Reksa sudah duduk bersama di sebuah kursi panjang yang berada di taman belakang rumahnya.

Reksa yang masih belum paham kembali bertanya "Untuk?"

"Karena gak mikir dulu sebelum ngomong padahal maksud aku bukan gitu" Jawab Arkhan.

"Terus maksud kamu apa?" Reksa kembali bertanya.

"Aku cuma gak mau kamu terus-terusan di lirik alpha lain di luar sana" Ucap Arkhan menjelaskan kalimatnya "Kamu taukan kalau pekerjaanku bukan cuma berhubungan sama satu orang aja dan kita gak pernah tau apakah di antara mereka ada yang berniat buruk sama kamu atau enggak" Arkhan menlanjutkan ucapannya.

"Jadi?"

"Jadi, aku mau ganti manajer siapa aja asal bukan kamu"

"Memangnya menurutmu itu keputusan yang tepat?"

"Iya"

Reksa melepaskan jaket yang dia pakai dan menaruhnya di bahu Arkhan yang hanya menggunakan kaos hitam polos tanpa lengan "Aku gak yakin, memangnya ada orang yang bisa sabar buat ngadepin semua sifat burukmu itu?"

"Vellyn!" Ucap Arkhan kesal sambil menepuk sebelah paha Reksa yang ada di sampingnya. "Aku serius tau" Lanjutnya.

"Emangnya kamu pikir aku lagi bercanda? Mamih aja gak sanggup buat nemenin kamu"

Arkhan berdecak kesal dia melepaskan jaket yang tersampir di bahunya dan berniat membuangnya ke kolam renang yang berada tidak jauh dari tempatnya tapi Reksa dengan cepat menahan pergerakannya dan meraih pergelangan tangan Arkhan dengan cepat.

"Arkhan dengerin aku kamu gak perlu mikirin hal yang gak penting kayak gitu aku baik-baik aja ini bukan lagi zaman di mana para alpha berburu omega ketika mereka mendapatkan rut atau sebaliknya"Jelas Reksa.

"Dan satu-satunya alpha yang berpotensi ngebahayain aku tuh kamu" Ucap Reksa lagi.

Lagi-lagi Arkhan berdecak kesal "Berhenti memperlakukan aku kayak anak kecil"

"Bukannya kamu memang masih kecil?"

"Aku bukan anak kecil lagi umurku sudah sembilan belas tahun dan aku sudah legal untuk punya seorang omega di sampingku"

"Nah itu yang aku maksud kalau kamu alpha yang berbahaya buat aku"

"Maksudnya?"

Reksa tersenyum sebelum bangkit dari duduknya sambil masih memegang erat pergelangan tangan Arkhan sedangkan tangan yang satunya lagi bergerak untuk mengacak rambut sang alpha "Entah karena kamu yang belum paham atau karena aku yang lebih pinter dari kamu tapi perlahan kamu bakal paham maksud aku apa"

Ucapan Reksa tidak menjawab pertanyaan Arkhan tapi Arkhan tidak protes dengan sentuhan yang Reksa berikan itu membuat amarahnya mereda dan seakan menghilang begitu saja.

"Kamu malam ini tidur di sini lagi kan?"

Pertanyaan Arkhan membuat Reksa tersenyum sampai Arkhan heran melihatnya.

"Kenapa malah senyum?" Tanya Arkhan bingung

Reksa menggelengkan kepalanya lalu menjawab ucapan Arkhan "Aku masih ada urusan di kantor agensi, mungkin kalau gak sampai malem banget nanti aku tidur di sini" Jelas Reksa.

"Kalau gitu aku mau ikut" Ucap Arkhan.

Belum sempat Reksa menjawab ucapannya tapi laki-laki yang lebih tinggi darinya itu sudah lebih dulu menarik pergelangan tangannya membawa Reksa berjalan keluar dari rumah dan menyempatkan diri untuk berpamitan dengan Mamihnya yang sedang bersantai di ruang tengah.

"Aku belum jawab iya" Protes Reksa tapi dia tetap mengikuti langkah Arkhan sampai keluar rumah menuju mobil yang masih terparkir di halaman depan rumah.

"Dan kamu gak bakal bisa nolak permintaanku kan?"

Sialnya ucapan Arkhan benar, Reksa memang tidak pernah bisa tidak menuruti permintaan Arkhan dan dia juga tidak ingin bertengkar hanya karena masalah kecil.

Arkhan hampir tertidur di dalam mobil sampai tiba-tiba Reksa datang dan mengetuk jendela dari luar dan Arkhan langsung membukakan pintunya membiarkan Reksa masuk ke dalam mobil.

"Lama banget" Protes Arkhan kesal dia sudah menunggu hampir dua jam lebih karena Reksa yang tidak kunjung menyelesaikan rapatnya dengan para karyawan lain di kantor agensi.

"Siapa yang tadi bilang pengen ikut? Aku juga tadi bahas jadwal kamu untuk bulan depan, lumayan padat jadinya lama di tambah sebentar lagi juga jadwal rut kamu dan kamu gak mau kan langsung kerja setelah tersiksa selama berhari-hari" Jelas Reksa panjang lebar tapi Arkhan tidak mendengarkan penjelasannya.

"Ayo pulang, dan kamu harus tidur di rumah jangan balik ke apartemen" Perintah Arkhan yang membuat Reksa tidak memiliki pilihan lain selain menuruti keingin adik angkatnya.

Perjalanan dari kantor agensi menuju kediaman Alderick memakan waktu cukup lama alpha yang duduk di sampingnya itu mengubah posisinya menjadikan paha Reksa sebagai bantalan untuk berbaring dan kaki panjangnya yang sedikit di tekuk matanya mulai terpejam "Bangunin kalau sudah sampai" Titahnya membuat Reksa mengangguk pelan sambil sebelah tangannya terulur mengelus pelan kepala Arkhan membuat laki-laki itu mulai tertidur dengan nyaman.

Butuh waktu hampir satu jam lebih hingga mereka sampai di rumah jalanan hari ini sangat padat bahkan mereka sampai terjebak macet.

Reksa mengelus wajah Arkhan yang masih tertidur nyenyak, di pertemuan pertamanya Reksa sadar kalau adiknya ini memang tampan tapi dia tidak menyangka kalau Arkhan akan tumbuh sampai setampan ini.

Di mulai dari dahinya yang sempit, hidungnya yang mancung membuat wajahnya terlihat indah walau tidak tertutupi oleh poni dan jangan lupakan bibirnya yang tebal yang Reksa harap tidak Arkhan gunakan untuk mengucapkan hal-hal yang tidak perlu.

Dan tidak jarang pula jantung Reksa di buat berdebar oleh semua ucapan manis Arkhan membuatnya ingin melupakan fakta bahwa Arkhan adalah adiknya.

"You can kiss him" Ucap Arkhan tiba-tiba membuat Reksa terkejut karena secara tidak sadar jarinya telah menyentuh bibir Arkhan.

"Gak usah ngaco! Cepet bangun ini sudah sampai, kamu berat tau" Ucap Reksa dan Arkhan hanya menurut dia bangun dari acara tidurnya dan meregangkan tubuhnya karena terasa pegal.

Sementara itu Reksa dengan cepat keluar dari mobil menuju ke dalam rumah meninggalkan Arkhan yang tersenyum puas melihat kelakuan Reksa yang salah tingkah dibuatnya.

Malam telah tiba dan Arkhan sedang berjalan keluar dari kamarnya dia berjalan menuruni tangga dan tersenyum ketika menemukan objek yang menarik perhatiannya, Reksa sedang duduk di atas kursi meja makan dan asik menyantap mie.

Arkhan duduk di kursi samping Reksa dan langsung berucap "Aku juga mau" Pintanya dengan nada manja dan Reksa langsung menyuapi Arkhan mie yang masih tersisa.

"Kalau masih laper bikin sendiri aja ini tinggal sedikit lagi"

Ucapan Reksa membuat bibir Arkhan merengut "Buatin, aku males" Pinta Arkhan lagi.

"Aku juga capek Arkhan, pengen istirahat" Tolak Reksa.

Sedangkan Arkhan justru makin merengek "Kalau aku mati kelaparan gimana? Kamu mau tanggung jawab?" Protesnya.

Reksa memutar bola matanya malas dia menaruh mangkok kotor ke dalam tempat cucian lalu membuka lemari makan dan mengambil semangkuk sup "Tadi Mamih buat sup kesukaan kamu, makan ini aja" Ucapnya sambil menaruh semangkuk sup itu di depan Arkhan di tambah sepiring nasi.

"Badanku sakit, aku mau istirahat" Pamit Reksa berjalan lurus menaiki tangga menuju kamarnya tidak memperdulikan Arkhan yang menatapnya kesal sambil memakan sup tersebut.

Arkhan terbangun karena merasa panas di tubuhnya matanya yang setengah terbuka itu melirik pendingin ruangan yang masih menyala sebelah tangannya bergerak mencari remot untuk menaikkan suhunya tapi dia terkejut begitu menemukan Reksa yang ikut berbaring di sampingnya.

"Reksa" Panggil Arkhan dengan suara seraknya tapi Reksa tidak menjawabnya dan semakin mendekatkan tubuhnya dengan Arkhan, Arkhan menarik napasnya dan matanya langsung terbuka sempurna ketika mencium aroma feromon yang khas milik si omega aroma manis vanilla bercampur dengan bau selai stroberry yang kini memenuhi seluruh sudut ruangan.

Tubuh Reksa semakin dekat dengan Arkhan bahkan kedua tangannya melingkar memeluk Arkhan kepalanya bergerak untuk menghirup aroma feromon yang Arkhan keluarkan dia bahkan bisa merasakan kalau bibir Reksa mulai menempel di lehernya sambil memberikan ciuman lembut berulang kali.

"Shit" Umpat Arkhan begitu menyadari kalau Reksa mulai memasuki masa heatnya.













































































































Tobe Continue..........

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 371K 101
Kembali ke masa lalu, setelah di eksekusi mati dengan pedang yang dipegang suaminya, Duke Edward Lanchaster. Adryana De Ceasar anak haram Marquis Cea...
56.6K 6.7K 33
๐„๐ฎ๐ง๐ซ๐จ๐ฌ๐ž ๐š๐ซ๐ž๐š๐Ÿ“ โ—๐‘๐จ๐ฌ๐žฬ ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ญ๐ข๐๐š๐ค ๐ฆ๐ž๐ง๐ฒ๐ฎ๐ค๐š๐ข ๐ญ๐ž๐ญ๐š๐ง๐ ๐ ๐š๐ง๐ฒ๐š ๐๐š๐ง ๐›๐ž๐ซ๐ฎ๐ฌ๐š๐ก๐š ๐ฆ๐ž๐ง๐ฃ๐š๐ฎ๐ก๐ค๐š๐ง๐ง๐ฒ๐š ๏ฟฝ...
8K 1.2K 22
TAEKOOK GS STORY
179K 11.7K 29
"aku iri papa. aku ingin merasakan rasanya di peluk lalu di cium seperti abang. aku ingin makan di suapi papa,aku juga ingin tidur dengan papa. tapi...