DI PENGHUJUNG SENJA (yunsang)

By rosemaryworld2

1.2K 116 18

[ ⚠️⚠️⚠️boyslove🚫🚫follow sebelum baca🚫🚫] Kenyataannya cerita tahun 1997 yang lalu bukanlah akhir dari kis... More

Prakata
bagian dalam cerita
Pembukaan (1997)
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas

Satu

71 5 0
By rosemaryworld2


Kedatangan Langit di kota ini bukanlah semata-mata ia ingin meninggalkan kehidupannya di ibukota. Akan tetapi ia ingin merasakan bagaimana hidup di lingkungan yang baru. Di tempat ini ia akan tinggal dan menghabiskan masa remajanya sebelum beban orang tua dipindahkan ke pundaknya. Sebagai pewaris resmi Vihokra Grup. Ditemani sang paman dan sahabat karibnya ia akan menjalani hari-hari penuh tantangan ini.

"Gimana Lang? Kamu suka sama suasananya," tanya pamannya, Abiyasa Damar Sadewa. Sade atau Damar adalah adik ayahnya Tirta. Yang dimana sekarang Sade lebih memilih mengendalikan cabang daripada bekerja di pusat.

"Bagus om," jawab Langit secara singkat. Sade hanya terkekeh melihat kelakuan keponakannya yang suasana hatinya tidak bisa di tebak. Walau sebenarnya ia tahu jika Langit sedang senang. Buktinya mata hitam itu berbinar-binar melihat bangunan-bangunan khas kota ini.

"Menurutmu gimana Ka?" tanya Sade pada Alaska, sahabat karib Langit yang tengah menikmati camilan kentangnya.

"Luar biasa om. Om tahu nggak kalau ini pertama kalinya Alaska ke sini. Sayangnya kalau daddy sedang cuti Laska selalu di ajak ke Bali atau lebih memilih ke luar negeri," jawab Alaska.

"Bukannya lo juga suka di Bali?" tanya Langit.

"Ya suka tapi bosan."

"Heleh kaga percaya gue. Buktinya lo hampir setiap saat selalu ngirim foto cewek seksi ke gue pas waktu di Bali," ucap Langit yang membuat Alaska ingin menimpuk sahabatnya itu.

"Ye. Lo juga suka kan gue kirimin," sahut Alaska.

"Darimana lo tahu kalau gue suka," ucap Langit dengan nada datarnya.

"Lo nggak suka?" tanya Alaska setengah cengo. Mana ada cowok tidak suka foto wanita seksi kalau bukan homo.

"Anjir. Lo homo," teriak Alaska sambil meletakkan tangannya berbentuk silang di depan dada.

"Kalaupun gue homo, kaga bakalan gue suka sama lo," jawab Langit.

"Beneran lo homo?" tanya Alaska.

"Ya enggaklah. Gue cuma gak suka sama cewek yang berpakaian seksi. Gue lebih suka kaya mama. Anggun dan cantik," jawab Langit.

"Hari Senin nanti kalian harus masuk sekolah ke sekolah om yang dulu. Ya sekolah papamu juga Lang," ucap Sade dan dijawab anggukan antusias Alaska dan Langit.

Langit kemudian menatap jalanan yang semakin ramai. Ia tersenyum sedikit dan segera memotret pemandangan langka seperti ini. Ini adalah kota yang ia inginkan. Walau bukan ibukota akan tetapi di kota ini ia yakin dapat menjalani hidup tentram tanpa adanya kekangan sang ayah. Di sekolahnya dulu ia selalu di temani bodyguard yang membuat ia diremehkan oleh teman-temannya.

Ia membuka handphone miliknya dan memutar lagu dari sana. Ia memejamkan matanya dan berusaha untuk meyakinkan jika esok dan hari-hari ke depan akan menyenangkan. Mempunyai banyak teman dan dapat kenangan terindah akan cinta.

°°°

"Bi. Ada yang sakit?" tanya Cinta pada Samudera. Ah seperti sinetron yang sedang naik-naiknya. Tapi memang nama mereka seperti itu. Jika di ingat-ingat memang konyol.

"Gak papa yang. Cuma luka lecet," jawab Samudera dengan kekehannya.

"Lo itu masih aja belagu Sam-Sam," cibir Bayu sembari meminum es teh yang baru saja ia beli di warung depan.

"Iya dek. Kamu luka kaya gini nanti bakal dimarahin sama om Gun," jelas Bumi pada Samudera.

"Lagipula ngapain kamu harus berantem sama mereka?" tanya Cinta.

"Mereka hina orang tua gue. Gue capek kaya gini terus kalau kalian pengen tahu," ucap Samudera dengan tatapan kilatnya.

Walau ia tahu jika ia sendiri membenci orang tuanya. Akan tetapi mengapa saat orang-orang itu mulai menghina orang tuanya ia naik pitam? Ia pun tak tahu apa itu alasannya. Ia capek terus berada pada tekanan batin.

"Emangnya orang tuamu kenapa sih Sam?" tanya Cinta yang memang tidak mengetahui apa yang terjadi dengan orang tua Samudera.

"Bukan apa-apa kok yang?" jawab Samudera sambil bersandar di bahu Cinta.

"Bang pulang yuk," ajak Bayu pada Bumi abangnya.

Mereka sekarang sedang berada di kost milik Samudera yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah. Dan Cinta memang sering ke sini. Wajar karena mereka sudah resmi pacaran.

"Aku anterin pulang sekalian ya yang. Aku mau istirahat. Kasihan nanti kamu gak ada temen ngobrol," saran Samudera.

"Gak usah bi, aku naik ojek online aja. Kamu mending istirahat aja," suruh Cinta. Samudera hanya mengangguk dan tersenyum manis padanya.

"Yaudah aku sama bang Bumi pulang dulu Sam," pamit Bayu.

"Hati-hati sob," jawab Samudera.

Setelah mengantar Cinta sampai depan kosan ia kembali ke kamarnya dan merebahkan dirinya di kasur. Jika kalian ingin tahu Samudera itu bagai kembang api. Sekali di sulut ia akan langsung meledak. Dan sudah dipastikan wajahnya nanti bakal terpampang nyata di base SMA SEMESTA lusa pagi.

Drtt drttt

'PAPA'

Melihatnya saja ia sudah muak. Ia mematikan handphonenya dan berusaha untuk tidur terlebih dahulu sebelum tenaganya benar-benar terkuras

°°°

"Nah kita sudah sampai di apartemen kalian," ucap Sade sambil memberikan dua kunci apartemen.

"Makasih om," kata Langit dan Alaska.

"Oh iya kulkas belum om isi. Nanti om belikan kalau tidak repot. Kalau kalian lapar dan ingin makan kalian tinggal telepon om Krist asisten om," jelas Sade.

"Gak usah om. Nanti Langit beli sendiri saja. Ya nggak Ka?" ucap Langit.

"Iya om gak usah. Laska bisa masak kok tenang saja," jawab Alaska. Padahal ia hanya bisa tahu cara memasak mi instan. Dasar pengibul.

Drrrt drrtt

"Bentar," pamit Sade menjauh dari mereka. "Kalian udah boleh masuk kok!" teriak Sade.

"Iya halo Krist," jawab Sade.

"Iya aku akan ke sana sekarang," lanjutnya.

Sade masuk ke dalam apartemen dan segera pamit kembali ke kantor. Mereka berdua akhirnya memilih untuk membereskan barang bawaan dan merapikan kamar masing-masing.

Mentari telah pulang keperaduannya tiga jam yang lalu. Dan sekarang Langitpun bingung dimana keberadaan Alaska kali ini. Sungguh lelaki hyperaktif itu selalu merepotkannya. Sekarang ia entah kemana perginya. Mungkin ke bar dekat sini ataupun ke kafe. Dan Langit juga yakin jika Alaska sedang mencari cewek untuk di ajak kencan. Bukan kencan satu malam seperti yang kalian pikirkan. Kencan yang dimaksud adalah kencan di tempat-tempat banyak makanan. Alias Alaska memang suka memburu makanan apapun. Istilahnya kulineran.

Krruuukkkk

Suara dari perut Langit membuat ia mengurungkan niat untuk tidur. Lagipula ini masih sore baginya. Ia kemudian memakai jaket denimnya dan meraih kunci motor milik Sadewo yang memang diberikan padanya.

"Oh iya handphone," ingatnya.

Langit juga masih butuh google maps untuk hari ini. Jalanan ramai itu menyapanya ketika ia sudah sampai di angkringan yang tak jauh dari apartemennya. Yah hanya melewati tiga lampu lalu lintas. Ia menyunggingkan senyumnya tatkala melihat beberapa sundukan yang tersaji di depannya. Ia sangat mengidam-idamkan hal ini.

"Sundukkannya satu berapaan mas?" tanya Langit. Ia memang tidak tahu berapa harganya. Sayangnya ketika di rumah dulu ia hanya makan makanan yang di sajikan oleh chef milik keluarganya. Meskipun ia bersahabat dengan Alaska yang notabenya penikmat kuliner jalanan ia tidak bisa mencoba makanan itu. Kata mamanya kehiegenisan makanan di rumah lebih terjaga. Apalagi ada bodyguardnya yang sangat menaati peraturan itu.

"Harganya mulai dari seribuan mas," jawab pedagangnya. Ia tersenyum sumringah mendapati beberapa sundukan yang sangat menggiurkan. Ia mengambil sekitar 20 sundukan beraneka jenis. Mungkin sudah cukup bagi perutnya.

"Beli 20 kalau gitu mas sama 4 nasi kucingnya," pesan Langit.

"Iya mas," jawab pedagangnya.

"Totalnya tiga puluh dua ribu mas," ucap pedagangnya.

Ia mengeluarkan satu lembar uang lima puluh ribuan dan segera memberikan pada pedagangnya. Ia kemudian beranjak dari angkringan dan menuju minimarket di sebelahnya.

"Kembaliannya mas!" teriak pedagangnya.

"Ambil aja mas. Hari ini saya lagi bahagia," ucap Langit.

Pedagang itu berterimakasih pada Langit. Ia kemudian masuk ke minimarket untuk membeli minuman dingin dan membeli beberapa keperluan esok pagi.

"Sorry aku duluan yang ambil," ucap lelaki di sebelahnya tatkala tangan mereka saling menyentuh satu wadah sosis.

"Oh. Sorry gak lihat tadi," jawab Langit.

"Lo ngejek gue pendek," ucap lelaki itu dengan mata tajamnya. Seharusnya lelaki itu sadar jika tingginya hanya setelinga Langit.

"Bukannya memang pendek," jawab Langit yang membuat lelaki di sebelahnya ingin mengambil ancang-ancang untuk menampar mulutnya.

"Apa lo bilang!" geram lelaki itu.

"Lo pendek," ucap Langit penuh penekanan. Entah mengapa wajah lelaki ini sungguh menyebalkan baginya.

"Terserahlah. Yang penting sosis ini sekarang di tangan gue," jawab lelaki itu.

"Gak bisa gitu dong," bantah Langit.

"Bisa," ucap Samudera kemudian buru-buru ke kasir.

Langit hanya menggeram kesal dengan lelaki pendek itu. Awas saja kalau ketemu lagi. Langit pasti akan membuat perhitungan dengannya.

Setelahnya Langit menunju motor miliknya. Dengan beberapa barang mungkin sedikit repot. Ia melirik lelaki tadi yang masih duduk di depan minimarket sembari menikmati sosisnya. Dasar lelaki pendek.

Ia memakai helm miliknya dan menghidupkan mesin motornya. Tiba-tiba lelaki itu duduk di belakangnya.

"Eh. Ngapain lo? Turun!" suruh Langit.

"Bentar doang," jawabnya.

Sebenarnya lelaki bernama Samudera itu tengah menghindari papanya yang berada di seberang sana. Sial mengapa ia harus bertemu papanya?

"Turun!" suruh Langit sambil menggoyang-goyangkan motornya agar Samudera turun.

"Sial. Jalan!" suruh Samudera. Namun Langit tidak mengiyakannya dan membuat Samudera memilih untuk pindah ke depan Langit dan mengendarai motor itu meski tanpa helm sekalipun. Persetan jika nanti ada razia lalu lintas. Oh iya diakan paham jalan tikus di sekitar sini.

"Woy jangan ngebut," teriak Langit. Seumur hidupnya baru kali ini ia dibonceng oleh dengan kecepatan tinggi. Mana lelaki yang memboncengnya lebih pendek dan sudah dipastikan angin itu menerpa wajah tampannya dengan kencang.

"Gue gak mau mati dulu woy. Gue belum ngerasain jatuh cinta!" teriak Langit kembali.

(Langit dan Samudera)

Continue Reading

You'll Also Like

86.8K 9.8K 41
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
1.4K 131 5
shinyu youngjae oneshot collection - shin junghwan x choi youngjae - shinyu x youngjae - bxb mlm ©burgwine2024
1M 61.7K 36
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
63.7K 6K 49
[OPEN PRE-ORDER TANGGAL 1-7 SETIAP BULANNYA ] Dia tidak mengerti mengapa kehidupannya berbeda. Ada luka yang terus berulang tanpa tahu dengan apa ia...