ᴘᴇᴛʀɪᴋᴏʀ {ᴇɴᴅ}

Por _Chiraochi85

1.4K 126 22

Aroma feromon milik Arkhan seperti bau tanah kering yang bercampur dengan tetesan air hujan aromanya dapat me... Más

ᴘʀᴏʟᴏɢ
2. Petrikor
3. Petrikor
4. Petrikor
5. Petrikor
6. Petrikor
7. Petrikor
8. Petrikor
9. Petrikor
10. Petrikor
11. Petrikor
12. Petrikor
13. Petrikor
14. Petrikor
15. Petrikor
16. Petrikor
17. Petrikor
18. Petrikor
19. Petrikor
20. Petrikor
21. Petrikor
22. Petrikor
23. Last Chapter
24. Bonus Chapter

1. Petrikor

184 7 0
Por _Chiraochi85

Kilat lampu tidak berhenti menyorot di dalam ruangan tersebut membuat siapa saja akan sakit mata jika terus melihatnya tapi tidak bagi Arkhan remaja yang baru saja menginjak umur sembilan belas tahun tersebut terlihat biasa saja sambil sesekali mengeluarkan pose terbaiknya karena ini pertama kalinya dia bekerja sama dengan merek luar negeri dan dia tidak ingin mengecewakan siapapun termasuk dirinya sendiri.

Dan Reksa hanya diam menatapnya sambil kedua tangannya di lipat di dada sudah hampir enam tahun dia menemani Arkhan memperhatikan perkembangan anak dari keluarga yang membiayai semua kehidupannya sejak Reksa menginjakkan kakinya di Indonesia dan memutuskan untuk merantau.

Tepat setelah fotografer memberi tanda bahwa pemotretan telah selesai Arkhan langsung berjalan menghampiri Reksa dan Reksa langsung memberikan jaket milik Arkhan dan laki-laki tersebut langsung memakainya.

Mereka berdua berjalan berdampingan dan Reksa mengode kepada Arkhan untuk berjabat tangan dengan beberapa orang di sana memberikan salam dan tanda terimakasih karena telah memilih Arkhan untuk menjadi model dari produk mereka.

"Reksa" Panggil Arkhan memanggil nama gadis tersebut.

"Ya?" Jawab Reksa yang sudah duduk di samping Arkhan dan pandangannya fokus dengan iPadnya mengecek beberapa jadwal Arkhan.

"Tau gak? tadi di sana banyak banget orang yang mau deketin kamu"

"Ya, aku tau"

"Kok kamu bisa tau? bukannya cuma insting alpha yang bisa nangkap radar jelek"

Reksa tersenyum pasalnya belum genap tiga tahun gender kedua Arkhan terungkap tapi rasanya anak itu sudah seperti ingin menguasai dunia saja.

"Kamu gak mau istirahat? Besok pagi ada acara syuting jam delapan" Ucap Reksa berusaha mengalihkan topik karena kurang nyaman dengan topik yang Arkhan bicarakan.

Arkhan menggelengkan kepalanya dia malah menutup jendela yang sejak tadi terbuka dan menyalakan pendingin mobil "Jangan ngeluarin feromon kamu sekarang" Tegur Reksa yang sudah paham dengan gerak-gerik Arkhan.

"Kenapa, kamu gak suka? Bukannya dulu kamu bilang kalau bau feromonku enak? Baunya bikin kamu tidur nyenyak" Balas Arkhan tubuhnya bergerak semakin dekat dengan tubuh Reksa yang masih fokus dengan iPadnya.

"Kamu mau aku tidur sekarang? Aku belum selesai mengecek jadwal kamu buat besok ini penting" Jawab Reksa kesal sambil mendorong tubuh Arkhan yang semakin dekat dengan tubuhnya.

"Kamu mau tidur sama aku hm?"

Supir di depan yang mendengarnya refleks menginjak rem dengan kuat membuat Arkhan dan Reksa terkejut.

"Gak usah ngomong yang aneh-aneh kalau lagi di dalem mobil liat gara-gara kamu pak Yohan sampe kaget" Ucap Reksa kesal sambil menekankan beberapa kata yang dia ucapkan agar Arkhan paham kalau kelakuannya barusan itu salah.

Arkhan hanya mengangkat bahunya acuh sebelum keluar dari mobil tidak peduli dengan Reksa yang sudah mengomel akibat kelakuan buruknya dan baru saja lima detik Arkhan menutup pintu mobilnya tapi dia kembali membukanya dan bertanya pada Reksa yang masih berada di dalam mobil.

"Sa, kamu tidur disini kan?" Tanya Arkhan dan di balas anggukan dengan Reksa.

"Loh Reksa juga ikut? Bukannya jadwal heat kamu masih lama?"Tanya Mamihnya Arkhan begitu melihat Reksa ikut masuk ke dalam rumah mengikuti Arkhan, Reksa menggelengkan kepalanya sebelum berjalan lurus ke arah wanita paruh baya yang telah mengurusnya selama bertahun-tahun memeluk hangat sosok yang selama ini sudah dia anggap sebagai Ibunya.

"Soalnya besok Arkhan ada jadwal syuting pagi jadi Reksa males kalau harus pulang pergi ke apartemen" Jawab Reksa setelah melepaskan pelukannya.

"Bohong, Reksa sebenernya kangen sama aku Mih, cuma gak mau ngaku aja" Ledek Arkhan dan langsung di hadiahi dua pukulan kasih sayang di lengannya dari kedua orang di depannya.

"Mamih masih gak paham sama kamu kenapa kamu lebih milih buat ngurusin dia kenapa kamu gak coba buat cari kerjaan lain di luar daripada ngurusin dia"

Reksa mengulum senyumnya mengurus Arkhan juga bukanlah pekerjaan yang mudah tapi menurutnya itu lebih baik daripada harus bekerja di luaran sana dengan orang lain yang tidak dirinya kenal sama sekali lagipula Arkhan memang sudah dewasa namun tetap saja menurutnya laki-laki itu masih butuh bimbingan.

Dan Reksa masih ingat betul tentang Arkhan yang takut kalau gender keduanya bukanlah seorang alpha dan Arkhan yang sempat menangis ketika Reksa berkata kalau Arkhan tidak memiliki aura alpha sama sekali.

"Aku yakin gender kedua aku alpha dan aku bakal lindungin kak Vellyn sama Mamih" Ucap Arkhan yang masih berumur lima belas tahun dan berakhir dengan Mamih yang mengomeli Reksa habis-habisan karena terus-terusan meledek anak semata wayangnya.

Reksa yang berumur tujuh belas tahun hanya tertawa menjadikan Arkhan sebagai objek hiburan di tengah kesibukannya adalah sumber kebahagiaan tersendiri untuknya dan baru lima tahun Reksa berada di antara keluarga mereka tapi Reksa seperti merasa jika dia sudah ada sejak lama.

Kisah mereka di mulai saat Mamihnya Arkhan tidak sengaja bertemu dengan Reksa di taman omega yang baru saja mengalami heat pertama itu tidak memiliki siapapun untuk mengurusnya kedua orangtuanya telah meninggal dan Reksa juga bukan asli orang Indonesia.

Reksa yang memutuskan untuk pergi merantau ke Indonesia setelah kepergian kedua orangtuanya dia pergi dari China untuk merantau ke Indonesia mencari pekerjaan.

Dan masih dia ingat dengan jelas bagaimana sentuhan tangan Mamihnya Arkhan di kepalanya dapat membuat rasa sakitnya perlahan menghilang dan di gantikan dengan rasa nyaman.

Pertemuan pertama yang menuntun keluarga Alderick memutuskan untuk merawat Reksa sebagai bagian dari keluarga mereka karena Papihnya Arkhan yang sibuk di luar kota membuatnya menjadi jarang pulang dan Mamihnya Arkhan cukup kesepian apalagi putra semata wayangnya juga yang mulai sibuk dengan dunia entertainment maka dari itu Mamihnya Arkhan memutuskan untuk merawat Reksa agar dirinya tidak merasa kesepian karena ada Reksa yang menemaninya.

"Reksa" Ucap Arkhan setelah mengetuk pintu kamar Reksa yang biasa gadis itu tempati saat menginap di rumahnya.

Reksa memang tidak tinggal bersama lagi dengan mereka dia sudah memiliki apartemennya sendiri karena katanya tidak enak jika terus mengganggu Mamihnya Arkhan, pekerjaannya saat ini tidak mudah di mulai dari mengurus jadwal harian Arkhan, berurusan dengan karyawan agensi, dan dia juga membantu mengurus perusahaan Papihnya Arkhan yang berada di Indonesia.

Dan dia juga merasa harus mengurus itu semua karena tidak mungkin menyuruh Arkhan melepaskan karirnya sebagai seorang aktor karena itu adalah impian Arkhan sejak kecil.

"Ya" Jawab Reksa yang tetap fokus dengan iPadnya dia harus kembali mengecek jadwal Arkhan untuk besok agar tidak salah.

Pintu tersebut terbuka menampilkan sosok Arkhan yang sudah memakai kaos putih polos dengan lengan pendek dan celana hitam pendek sebatas lutut "Katanya kamu mau istirahat kalau mau kerja harusnya kamu jangan kesini" Omel Arkhan sambil melipat kedua lengannya di dada.

Reksa melepaskan kacamata yang dia pakai, jari tangannya masih asik menggeser layar iPadnya tidak memperdulikan Arkhan yang mulai berjalan ke arahnya.

"Reksa" Ucap Arkhan dengan suara beratnya.

"Jangan sekarang Arkhan aku masih banyak perkejaan, jadwal kamu buat besok masih belum jelas"

"Apa?"

"Apanya yang apa?"

"Apanya yang jangan sekarang? Emangnya aku ngapain?" Tanya Arkhan lagi masih dengan suara rendahnya yang mulai mendominasi ruangan kamar Reksa.

Indra penciuman Reksa mulai mencium aroma yang khas, aroma tanah kering yang terkena tetesan air hujan bercampur dengan aroma wood yang hangat dan menenangkan.

"Don't scenting me Arkhan." Ucap Reksa menekankan kalimatnya ketika lengan Arkhan mulai bergerak di atas kepalanya.

"Why?"

"Baumu bikin aku ngantuk tau!"

Arkhan tertawa "Kalau ngantuk ya kamu tinggal tidur apa susahnya"

Reksa langsung menaruh iPadnya dan langsung berdiri tepat di hadapan Arkhan "Kid you better sleep before midnight" Ucap Reksa berusaha membuat Arkhan kembali ke kamarnya dan tidak mengganggunya.

"Kalau kamu lupa aku sudah bukan anak kecil lagi umurku udah sembilan belas tahun dan akan menginjak dua puluh tahun" Jawab Arkhan tersenyum smrik sambil kembali melipat kedua lengannya di dada.

"Ohh atau kamu takut kalau serigala yang selama ini bersembunyi di tubuhku bakal keluar secara tiba-tiba terus nyerang kamu yang kebetulan ada di sini?"

Reksa diam, lima tahun rasanya tidak berpengaruh apa-apa bagi mereka berdua, aura alpha yang di miliki Arkhan terlalu kuat, Mamihnya berkata bahwa hal baik itu menurun dari gen Papihnya.

Hal baik macam apa itu Reksa bahkan harus tersiksa selama tiga tahun belakangan ini karena Arkhan yang tidak berhenti menjadikannya sebagai bahan percobaan.

Contohnya saja malam ini walaupun bau feromon Arkhan akan berkurang saat pagi datang tapi tetap saja Reksa muak karena semalaman harus menghirup aroma itu meski Arkhan tidak ada di sampingnya.

"Rawr" Arkhan berpura-pura mengaum sambil kedua tangannya yang terangkat membuat Reksa tertawa dengan kelakuan Arkhan yang terkadang menggemaskan meskipun laki-laki itu sudah berumur sembilan belas tahun namun jika berada di sampingnya dia akan sesekali bertingkah menggemaskan.

"Kembali ke kamarmu lalu tidur, kata Mamih kalau gak tidur wifinya bakal di putus selamanya"

Arkhan pun berjalan keluar dari kamar Reksa tapi sebelum dia menutup pintu kamar tersebut Arkhan mengucapkan kata-kata selamat malam untuk Reksa.

"Good Night Reksa"

Dan terakhir sebelum Arkhan benar-benar menutup pintu kamar Reksa dia melempar flying kiss untuk Reksa membuat si pemilik kamar berjengit kesal, Arkhan memang menarik untuk penggemarnya tapi tidak bagi Reksa di matanya laki-laki tersebut hanya sebagai adiknya yang masih memiliki sifat yang labil.










































Tobe Continue...........

Seguir leyendo

También te gustarán

37.9K 1.4K 23
Sebuah cerita tentang kebinalan sosok Bian. Remaja awal SMA yang berparas tampan dan imut berkulit putih mulus yang selalu dapat menangkap mangsa par...
32.1K 2.6K 14
Di ceritakan seorang pemuda yang bernama lio kabur dari rumah di karenakan adik tirinya yg menfitnahnya sedang ada di bar dan mencium seseorang di sa...
28.7K 1.5K 11
BUDIDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA!!! [bijak dalam berkomentar, tidak menerima hujatan, kalo nggak suka dengan cerita aku, skip aja nggak usah dibaca...
394K 23.1K 35
"mungkin ini takdir, hidup bersama malvin" -Haikal Samudra "menjadikanmu sebagai pendamping hidup adalah keputusan yang tepat" -Malvin Abriandra kisa...