Mafia Kejam Dan Gadis Yang Di...

By putrimaharani_96

577K 19.6K 170

"Jika kita bertemu lagi... Mungkin itu bisa terhitung takdir..." (Follow dulu sebelum baca yahhh!!!!) Ana dij... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
pengumuman
27
28
29
30
31
32
33
34
36
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
Extra part 1
Extra part 2
Extra part 3
Extra part 4
35
37
38

Extra part 5 (Selesai)

11.6K 279 15
By putrimaharani_96

"Ayolah, kalau tidak kau tidak akan pernah bisa melihat senyuman terukir manis dari wajah istrimu ini." ujar Ronald.

"Serahkan dia segera."

"Tidak mungkin semudah itu." ujar Ronald.

"Tidak mungkin aku melakukan hal sebodoh itu!" tandas Alcyone.

"Hmm maukah kau sedikit bermain-main dengan kami?" tanya Ronald tersenyum menyeringai. Alcyone mengernyit.

Ronald menepuk tangannya, memberi isyarat pada teman pengawalnya segera menghampirinya. Dua pengawalnya menghadap. Ronald berkata.

"Tolong kau taruh sebuah apel diatas kepala wanita ini. Lalu tembakkan apel itu." ujar Ronald, tentu Alcyone dibuat meradang meski masih cukup kesabarannya meladeninya.

"Apa kau gila?" tanya Alcyone heran.

"Lakukan dari sekarang." ucap Ronald langsung menyuruh dua pengawalnya untuk melakukan penembakan. Ana merasa sangat ketakutan dari balik bekapan plester dimulutnya ia merasa sangat ingin menangis, air matanya sudah terjun lebih dulu dibanding suaranya, ia benar-benar menangis sedih saat itu.

"Mas aku takut..." ujar Ana dari bekapan mulutnya tapi sayangnya tangisnya itu hanya membuat Alcyone tak bergerak sedikitpun dari tempatnya, dengan wajah menunduk.

Pistol mulai ditarik pelatuknya. "Tembak!" pekik Ronald, pistol mereka mulai membidik ke arah apel diatas kepala Ana, baru akan ditembak, Alcyone langsung melempar pistol miliknya kepada mereka.

"Saya serahkan diri saya, tapi jangan sakiti istri saya!" pekik Alcyone. Membuat Ronald dan Renald tertawa membahak saat itu.

Ronald mengambil pistolnya dan pegang kerah baju Alcyone, pukul buatnya tersungkur ke bawah kakinya. Ia injak paha Alcyone saat itu. Bahkan Renald langsung suruh para pengawalnya untuk segera mengeroyok Alcyone.

"Keroyok dia dan buat wajahnya tak lagi sama." ujar Ronald tersenyum menyeringai.

Para pengawal pun mematuhi perintahnya dan langsung menyerang Alcyone dari berbagai arah, menendang perutnya, meninju, pukul, hantam dan segala macam hingga tubuh besar Alcyone yang semula kokoh kini layu.

Ia dibuat tak berkutik oleh mereka, Ana tampak menangis ketika melihat Alcyone dibuat kesakitan seperti itu.

Ana mencoba melindungi Alcyone saat itu meski dengan tangan dan kaki terikat meski mirisnya mereka tak memperdulikan, mereka terus memukulnya.

Ana ketakutan melihat Alcyone dibuat parah seperti itu. Alcyone samar-samar melihat wajah Ana yang berada tak jauh darinya, ia sentuh pipinya, air mata yang berjatuhan, mengusapnya. Meski setelahnya ia langsung jatuh tak berdaya, tergeletak dihadapannya.
Ana menangis.

"Mas.... Mas bangun mas... Jangan tinggalin aku mas..." ucap Ana berkali-kali memanggilnya meski sayangnya Alcyone tak lagi bergerak, ia tak sadarkan diri, tidak sampai disitu saja, Alcyone masih terus dipukul, dihantam dan ditendang sekalipun dalam keadaan yang parah seperti itu. Ana memekik dalam bekapan plester di mulutnya.

"Sudah cukup! Cukup!" pekik Ana, hingga akhirnya Renald pun berdiri dihadapan Alcyone yang tergeletak. Ia injak kepala Alcyone saat itu juga dan lantas berkata disebelah telinganya.

"Ini adalah hukuman bagi orang yang sombong lagi congkak sepertimu." ujar Renald yang langsung menginjak-injaknya sesuka hatinya.

Ana menangis parau mencoba untuk menyudahi perlakuannya saat itu, memohon-mohon meski mirisnya tidak didengar. Ana bahkan ditendang olehnya hingga menjatuh.

Alcyone setengah sadar melihat Ana menjatuh, membuat Alcyone yang dibuat parah kembali bersemangat untuk meraih pistol yang tergeletak dihadapannya, sedikit demi sedikit tangannya diulurkan dan dapatkan pistol itu ketika mereka semua sedang dibuat lengah, merayakan kemenangannya atas kekalahan
Alcyone saat itu.

Tertawa membahak. Tapi mirisnya ketika sedikit lagi dirinya mengambil pistol itu tiba-tiba Renald menyadarinya dan langsung menginjak tangan yang coba meraih pistolnya itu.

Semakin kencang dan makin kencang lagi hingga ia berteriak keras menahan sakitnya, ia dorong sekuat tenaga kakinya yang terus menginjak tangannya dengan tangan satunya lagi hingga membuat Renald hilang keseimbangan dan menjatuh dikarenakan dorongan yang kuat dari kedua tangan Alcyone.

Alcyone langsung ambil pistol itu dan tembakkan ke udara berkali-kali, secara serta merta muncul banyak anak buah Alcyone yang berduyun-duyun datang dan menghajar mereka semua yang ada disana.

Menyerang dan membuat mereka semua bertekuk lutut dibawah kakinya. Hingga adu tembak saat itu, dimenangkan oleh anak buah Alcyone.

Reza menghampiri Alcyone dan Ana, ia segera lepaskan ikatan tangan di dan kaki Ana saat itu. Ana menghampiri Alcyone dan berkata.

"Mas, kamu bertahan ya, kita akan mengantar kamu ke rumah sakit sekarang." ujar Ana mencoba tetap menyadarkan Alcyone saat itu. Meski dirinya terkulai lemas saat itu. Pingsan pada akhirnya. "Mas!"

Alcyone dilarikan ke rumah sakit, mendapatkan penanganan khusus oleh dokter terbaik disana. Ana berharap sangat Alcyone bisa tertangani dengan baik, terlepas dari siapa Alcyone di mata mereka.

Ana berhari-hari terus setia menunggu Alcyone di ruang rawatnya dalam keadaan masih tak sadarkan diri, ia menunggu masa dimana dirinya akan disambut oleh senyum sang suami yang sudah lama ia tidak lihat, ia rindukan.

Ana sering menghabiskan waktunya diruang rawat bersama Maryam.

Maryam sering mengoceh hal yang Ana ajarkan selagi iseng mengisi waktu luang disana, menyelingi waktu dengan mengajar dirinya berbicara, membaca doa, bernyanyi hingga tertawa bersama dengan Ana, mengajaknya bercanda.

Ini sudah hari ke 3 Alcyone masih belum sadarkan diri. Ia masih betah untuk tertidur seusai kejadian menyakitkan yang terjadi beberapa waktu lalu.

Ana sangat berharap Alcyone bisa segera membuka kedua matanya, menyambut mereka.

Maryam berkata. "Mama, kenapa papa enggak bangun-bangun?" tanyanya terbata.

"Hehe papa lagi betah tiduran nak... Kamu kangen ya sama papa?"

"Kangen banget."

"Hehe sabar ya, oh iya besok kan ulang tahun kamu. Kamu doanya yang giat dong supaya papamu cepet bangun. Supaya papa ngasih kamu kado, kamu mau kan dikasih kado sama papa?" ucap Ana membuat Maryam mengangguk cepat.

"Mauuu!" ucapnya girang. "Iya makanya yang rajin doanya." ucap Ana tersenyum.

Loki tiba-tiba menghampiri mereka.

"Selamat siang nona. Apakah nona sudah makan? Ini saya membawakan makanan untuk anda dan anak anda sarapan." ujar Loki.

"Terima kasih ya. Kamu juga udah makan belum?"

"Saya sudah barusan. Bagaimana keadaan tuan Alcyone nona. Apakah sudah sadar?" tanya Loki.

"Belum. Dia sepertinya masih betah berlama-lama seperti ini. Aku hanya berharap dia bisa segera pulih."
Tiba-tiba jemari Alcyone tergerak, tentu Loki kaget ketika melihatnya dan langsung berkata.

"Nona, tangannya...!" seru Loki membuat Ana otomatis melihat ke arah yang ditunjuknya. Tangan Alcyone seperti meraba, mencari tangannya. Ana langsung menangkap tangannya dan usap.

"Mas Alcyone..." ujar Ana merasa sangat senang. "Makasih ya Allah... Mas...Syukurlah mas..."

Alcyone mulai membuka kedua matanya. Ana terus mengusap tangannya.

"Mas... Mas Alcyone ini aku mas..." ucap Ana. Maryam juga terlihat senang saat itu. Ia langsung diajak Ana untuk memeluk Alcyone. Lelaki itu pun membuka kedua matanya perlahan dan dilihatnya Ana bersama Maryam berada dihadapannya. "Ana... Maryam..."

"Ah syukurlah mas, kamu sudah sadar sepenuhnya. Terima kasih ya Allah..." ucap Ana lega.

"Loki?"

"Tuan.."

"Sudah berapa lama aku tidak sadarkan diri?" tanya Alcyone.

"Sudah 3 hari mas." ujar Ana. "Kamu menungguku selama itu?" tanya Alcyone. Ana mengangguk dan terkekeh.

"Maryam sampai doain kamu loh mas tiap waktu... Katanya kangen sama kamu... Tidur disamping kamu, usap-usap kening kamu sama cium pipi kamu." ujar Ana.

Alcyone tersenyum dan mengusap kepala Maryam saat itu lalu mencium keningnya. Alcyone terlihat agak lebih baik sekarang.

"Terima kasih kalian semua... Loki, Ana, Maryam kecilku.... Terima kasih karena telah menunggu..." ujar Alcyone tersenyum dan lantas memeluk mereka berdua.

Loki tersenyum melihat keluarga itu tampak bahagia kembali.
Alcyone berkata padanya.

"Bagaimana dengan dua bedebah itu?" tanya Alcyone.

"Mereka sudah kami serahkan ke polisi setempat. Kebetulan kami memang sudah bekerja sama dengan para polisi sana untuk menyerahkan mereka berdua ke polisi, karena mereka sudah memberikan dampak buruk untuk negara itu."

"Syukurlah... Aku benar-benar tak rela jika harus melihat mereka berkeliaran lagi melakukan hal buruk kepada keluargaku... Mereka memang harus diberi pelajaran." ujar Alcyone.

"Tenang saja tuan, mereka sudah dipenjara sekarang." ujar Loki.
Beberapa waktu kemudian, selepas keadaannya sudah agak pulih, Alcyone pun diperkenankan untuk pulang ke rumahnya.

Alcyone berdiri dihadapan para anak buahnya lalu berkata. "Saya ingin kalian menyampaikan soal ini pada seluruh jajaran polisi, para mafia entah didalam maupun diluar negeri. Saya Alcyone, mengumumkan untuk menyudahi menjabat sebagai pimpinan ketua geng mafia nomor satu terkuat di masa ini.

Alcyone yang sekarang bukanlah orang yang perlu mereka takuti. Alcyone yang sekarang bukanlah musuh mereka semua.

Alcyone yang sekarang telah menyerahkan singgasana tertingginya bagi siapapun yang ingin merebutnya. Silahkan ambil, apa yang telah saya serahkan, dan jangan pernah serahkan itu kembali karena saya sudah tak mau berurusan lagi dengan bisnis haram ini. Saya akan mengubah bisnis saya lebih kepada bisnis normal saya. Terima kasih atas dukungan kalian selama ini, silahkan jika ada dari kalian yang ingin menyudahi masanya bersama saya dan berpindah ke organisasi mafia lainnya. Saya menghormati keputusan kalian."

Para anak buah Alcyone saling melihat satu sama lain, bergumul dengan persepsi masing-masing, bertanya-tanya dengan temannya yang lain. Dibuat bingung dan saling menyayangkan keputusannya. Salah satu dari mereka bertanya.

"Apa tuan yakin dengan keputusan tuan? Bagaimana jika ada orang yang hendak berlaku buruk terhadap keluarga kalian?" tanya salah satu anak buahnya. "Saya sudah memutuskan hal ini sudah lama. Saya tidak akan memutuskan sesuatu hal dengan singkat, semua sudah saya pertimbangkan hal baik dan buruk termasuk apapun yang akan saya lakukan dikemudian hari." ujar Alcyone.

"Tapi tuan, kami masih tidak percaya dengan keputusan anda. Kami berharap tuan memikirkan kembali perkataan tuan." ujar salah satu dari mereka dan lantas disetujui oleh banyak orang dari mereka.

"Saya sudah lelah berurusan terus dengan mereka. Saya tidak ingin keluarga kecil saya terlibat lebih jauh dengan mereka. Saya berjanji akan menghilang setelah ini meski masih tetap berada di negara ini. Saya harap kalian mengerti keputusan saya ini."

Di kemudian hari berita itu sudah tersebar ke berbagai penjuru, entah kalangan media, polisi maupun mafia lainnya, mereka saling tak percaya dengan keputusan Alcyone itu.

Ternyata benar-benar menepati janjinya. Entah dimana keberadaannya sekarang, banyak yang mencarinya termasuk polisi indonesia juga. Alcyone menutup diri dan menjauh dari mereka semua.

Satu tahun kemudian.

Alcyone dan Ana kini sedang berada ditepian pantai, dimana terlihat keindahan lautnya yang sangat indah dan sejuk udaranya, sekalipun cuacanya cukup terik. Ana memakai topi, bersama Maryam yang ada di gendongannya. "Indah sekali mas..." ujar Ana.

"Kamu ada kabar mengenai Reno dan Hilma?"

"Oh iya aku lupa, mereka kan bilang pengen kesini!" ujar Ana lantas merogoh ponsel di kantungnya dan lihat banyak chat maupun misscall darinya.

"Haduuhhh udah ada dibandara mas! Kita harus segera kesana!" ujar Ana.

"Bertemu disini enggak bisa?" tanya Alcyone.

"Mana ngerti, mereka kan baru pertama kali kesini." ujar Ana.

"Yasudah nanti akan kusuruh anak buahku untuk membawa mereka." ujar Alcyone langsung memanggil anak buahnya menitahnya seperti yang diutarakan Ana.

Mereka masih menunggu disana. "Aku takut mereka marah..."

"Ini demi kebaikan kita Ana. Penjagaan disana terlalu ketat, khawatir ada yang mengenali kita disana. Tenang saja, mereka pasti akan memakluminya." ujar Alcyone.

"Mas, aku mau tanya sesuatu sama kamu."

"Tanyakan saja."

"Kamu benar-benar rela meninggalkan semua gelarmu selama ini?"

"Aku tidak pernah menyesalinya, toh ini semua juga karena keinginanmu."

"Terima kasih karena telah mengerti mas..."

"Tidak masalah istriku..." Alcyone tersenyum.

Continue Reading

You'll Also Like

6.6M 339K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
1.6M 124K 44
"Gue dimana sih? Kamar siapa lagi ini? Kalau kamar gue bukan kayak gini" "Ini lagi pada kenapa sama tubuh gue, mana nyeri lagi, kepala gue juga penin...
21.2K 794 35
[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA AGAR GAK KETINGGALAN PART SELANJUTNYA] [DAN BUDAYAKAN VOMEN (VOTE DAN COMEN) AGAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT NULISNYA]...
67.1K 3.5K 45
Rank #1 bias 09/07/2019 Rank #3 fangirl 09/07/2019 Rank #28 fiksi penggemar 09/07/2019 ..... ✅Fangirl ✅Army?Read this! ✅Update?Sesuai respon kalian d...