Mafia Kejam Dan Gadis Yang Di...

Von putrimaharani_96

577K 19.5K 170

"Jika kita bertemu lagi... Mungkin itu bisa terhitung takdir..." (Follow dulu sebelum baca yahhh!!!!) Ana dij... Mehr

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
pengumuman
27
28
29
30
31
32
33
34
36
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
Extra part 2
Extra part 3
Extra part 4
Extra part 5 (Selesai)
35
37
38

Extra part 1

8.1K 188 0
Von putrimaharani_96


Ana dan Alcyone akhirnya tiba di Turki. Dimana mereka sudah disambut oleh beberapa bodyguard Alcyone yang lantas membungkuk hormat menyapanya. Mereka saling berjalan.

"Kamu sempat mabuk perjalanan tadi?" tanya Alcyone.

"Ah tidak mas.... Aku hanya takut... Maryam juga takut kayaknya..." ucap Ana seraya menggendong Maryam.
Alcyone tersenyum. "Syukurlah dia mampu menyesuaikan diri." ujar Alcyone.

"Mas.... Disini mau tinggal sama siapa?" tanya Ana.

"Hanya kita bertiga. Kita mengasingkan diri untuk sementara." ujar Alcyone.

"Aku harap disini kamu tidak lagi dikejar oleh mereka." ujar Ana.

"Ya... Aku berjanji akan terus menjaga diriku. Terima kasih karena telah mencoba mengerti dan menyesuaikan dengan posisiku." ujar Alcyone tersenyum. Ana ikut tersenyum.

"Lalu bagaimana dengan ayah dan ibumu? Apakah mereka masih tinggal disana?" tanya Ana.

"Tetap tinggal disana, mungkin entah nanti akan bermain menjenguk kemari. Aku tidak tahu apa yang akan mereka rencanakan didepan." ujar Alcyone.

Mereka pun akhirnya berhenti dihadapan sebuah mobil kepemilikan Alcyone, dimana para anak buahnya sudah menyediakan semua itu sedari tadi. Ana masuk ke tengah mobil duduk bersebelahan dengan Alcyone.

Mobil pun dinyalakan dan segera beranjak dari sana. Jujur ini pertama kalinya Ana pergi ke Turki, tidak disangka pemandangan yang indah sudah tersajikan didepan matanya. Pemandangan yang tidak ia temukan di Indonesia.

Bahkan beberapa kali ia membuka kaca jendelanya lalu memfotonya. Sangat menyenangkan. Alcyone tersenyum melihatnya seperti itu.

"Kamu tampaknya cukup senang dengan pemandangannya, apa kamu mau kuajak ke suatu tempat?" tanya Alcyone.

"Eh? Apa tidak apa apa? Bagaimana kalau ada orang jahat yang mengancam nyawamu?" tanya Ana.

"Hanya tinggal dihajar saja kan dan tinggal pergi?" ujar Alcyone membuat Ana sedikit heran tentangnya. Dia mengatakan seperti itu seolah seperti sudah terbiasa saja dengan semua hal buruk yang terjadi padanya belakangan. Tidak dimengerti.

Mobil pun kini menepi ke depan didepan sebuah taman yang sangat menarik sejauh mata memandang, pepohonan rindang, kolam, bunga-bunga tulip yang berwarna warni,  berbagai macam jenis spesies bunga dan berbagai macam tanaman lainnya yang sangat indah dipandang. Suasana yang juga mengibaratkan surga dunia, tak disangka ternyata ada pemandangan seindah ini.

Ana maupun Maryam sangat senang dengan semua pemandangan ini. "Aaa mas, kamu memang yang terbaik. Kamu tahu banget aku suka bunga. Makasih yaa.." ucap Ana. Alcyone tersenyum ikut senang atas hal itu.

Mereka sering berfoto saat itu, Ana merasa sangat nyaman dengan suasana disana. Apalagi disana sedang musim semi sekarang, musimnya bunga banyak yang bermekaran.

"Oh iya mas, kamu bisa bahasa sini?" tanya Ana.

"Tidak, tapi mengetahui kalau kita akan lama disini, aku akan mencoba untuk belajar."

"Aku juga mau mas belajar." ucap Ana mengekeh, Alcyone tersenyum.

"Maryam sekolahnya tapi gimana ya mas?" tanya Ana lagi.

"Tidak masalah bersekolah disini. Belajar bahasa sini juga tidak masalah." ucap Alcyone.

"Hihi Mary, sebentar lagi kamu akan jadi orang turki nih. Ciyee... jadi buleeee... hehehe." tawa Ana.

Mereka terus dilihat beberapa orang sana bahkan jadi pusat perhatian disana. Mungkin karena dirinya yang terlihat seperti orang baru disana atau orang luar.

Atau entah karena mungkin... Alcyone lah yang menarik perhatian para wanita itu?

Dia memang selalu juara dalam urusan hal semacam ini.

"Sekarang kita mau makan apa? Masih mau jalan-jalan atau kita ke tempat makan dulu?" tanya Alcyone.

"Maryam kamu laper ya nak? Kita makan ya?" tanya Ana bertanya pada Maryam yang saat itu selututnya. Maryam diam saja, masih melihat orang-orang sekitar yang saling memusatkan perhatiannya padanya.

"Maryam kayaknya masih belum terbiasa sama suasana disini mas." ucap Ana.

"Iya. Apa mau sekarang pergi makannya?" tanya Alcyone.

"Aku sedikit lelah tapinya mas, apakah tidak apa-apa berdiam diri disini untuk sementara?" tanya Ana.

"Baiklah, setelah ini mungkin kita akan langsung pulang..." ujar Alcyone.

"Boleh."

Sembari itu Ana menyibukkan waktunya untuk melihat ponsel, mengabari Reno kalau dirinya sudah sampai di Turki.

Mengirimnya juga foto-foto barusan termasuk mengirim pada Hilma. Tiba-tiba dari kejauhan sana muncul seorang pria yang tak lain adalah anak buah dari mafia terkenal daerah sana. Geng mafia Lost.

Pria itu langsung memfoto mereka dari kejauhan lalu kirim ke ke nomor temannya.

Ana menyadari kalau ia sedang difoto oleh seseorang barusan, ia langsung menarik baju Alcyone. "Mas... Aku ngerasa ada yang mengintai kita." ucap Ana.

"Hm? Mana?" tanya Alcyone yang langsung melihat ke sekeliling. Tapi sayangnya orang itu sudah pergi dari sana. "Orang itu sudah pergi mas. Aku rasa dia polisi atau entah siapa... masih orang sini." ucap Ana.

"Tidak mungkin polisi, anak buahku tentu akan langsung tahu kalau ada mereka. Mungkin saja orang biasa sini."

"Aku takut..."

"Tidak perlu cemas, kita akan baik baik saja." ucap Alcyone mengusap bahunya. Mencoba meyakinkan dirinya kalau semua akan baik-baik saja.

Mereka akhirnya tiba dirumah yang telah Alcyone beli belum lama ini. Rumah yang tak jauh dari jalan besar dan tidak terlalu jauh juga dari pepohonan. Dikelilingi oleh bunga dan cukup luas halaman serta rumahnya.

Tidak disangka ternyata Alcyone telah menyiapkan itu semua untuk keluarga kecil mereka.

Maryam sangat menyukai bunga-bunganya. Lain hal dengan yang tadi, bunga ini aman dipetik karena itu rumah mereka. "Aku petik ya mas biar dia seneng." ucap Ana, Alcyone mengangguk, tersenyum.

Ana memberikan bunga itu pada Maryam. "Ini nak... Cium deh, wangi loh... hmmm harumm." ucap Ana memperagakan mencium bunganya, sang anak pun mengikutinya untuk menciumnya dan tertawa melihatnya.
Ana kembali merasa jika dirinya terus diperhatikan oleh seseorang dari kejauhan, Ana merasa cemas.

Lain hal dengan Alcyone yang tak menyadari tentang hal itu.

Mereka pun masuk ke dalam rumah itu, disana Ana sudah disuguhkan oleh isi rumah yang sangat indah, tampilan interiornya yang begitu menawan dan khas keeropaan campur gaya rumah Turki pada umumnya.      

Ana juga tak menyangka jika rumah itu akan menjadi tempat yang akan mereka tinggali dalam waktu yang cukup lama ke depan. Mereka akhirnya sampai ke kamarnya.

Ana menaruh tasnya disana dan membiarkan Maryam duduk di kasur sambil bermain-main.

Lain hal dengan Alcyone yang masih terus menatap ponselnya, berbalas chat. Ana terlihat cemas saat itu teringat dengan kejadian tadi.

"Mereka sebenarnya siapa ya? Aku bahkan merasa kalau mereka ada dimana-mana. Apa mungkin dia musuh mas Alcyone? Aku takut... Mereka bahkan tahu rumah ini..." batin Ana cemas. Tapi sedikitpun Ana tidak memberitahu soal kekhawatirannya ini pada suaminya itu.        

"Tapi aku khawatirnya ini hanya perasaanku saja." batin Ana lagi.
Disaat yang sama Reno baru saja membuka hapenya dan tersentak saat melihat ada chat dari sang adik.

"Dasar, dia udah nyampe Turki ternyata. Gue jadi ngiri...Ah syukurlah dia udah seneng lagi sekarang, beda dari beberapa waktu lalu. Gue ikut seneng liat dia begini." ucap Reno.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintunya, Reno cukup heran, siapa juga yang datang sore-sore begini. Reno membuka pintunya dan ternyata itu Dimas membuat Reno tersentak tak percaya.

"Lo-- ah maksud saya... Anda?" tanya Reno.

"Ah perkenalkan nama saya Dimas, saya dari kepolisian. Boleh minta waktunya sebentar?" tanya Dimas membuat Reno menduga hal ini pasti ada sesuatu yang akan dirinya tanyakan tentang Ana dan Alcyone.

Reno mempersilakan untuk dirinya masuk dan duduk.

"Silakan masuk." ucap Reno melihat ke depan sebentar memastikan adakah orang lain selainnya saat itu, ternyata hanya ada mobil polisi disana, mungkin saja ia pergi kesana juga bersama dengan temannya.

"Bapak datang kesini sendirian?" tanya Reno.

"Saya datang bersama dua teman polisi saya."

"Kenapa enggak diajak kesini juga pak? Kasihan jadi nunggu." ucap Reno.

"Ah saya hanya sebentar kesini, setelah ini saya akan kembali ke Jakarta." ucap Dimas. 

"Saya buatkan minuman dulu pak." ucap Reno, Dimas menghalaunya.

"Jangan pak, saya benar-benar hanya sebentar saja disini. Tidak perlu repot-repot." ucap Dimas.

Reno pun berkata. "Udah jauh-jauh kan pak, yaudah kalau itu mau bapak saya nurut aja." ucap Reno tertawa. Dimas terkekeh.

Mereka pun memulai pembicaraan itu. Dimas mengawalinya.

"Kedatangan saya kesini mau menanyakan sesuatu, tapi sebelum itu kalau boleh tahu saya enggak liat mbak Ana, mbak Ana kerja ya?" tanya Dimas.

"Enggak, Ana pindah." ucap Reno, Dimas tersentak. "Heh? Pindah kemana?" tanya Dimas.

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

17M 754K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
21.2K 794 35
[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA AGAR GAK KETINGGALAN PART SELANJUTNYA] [DAN BUDAYAKAN VOMEN (VOTE DAN COMEN) AGAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT NULISNYA]...
2M 9.5K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
28.2K 276 4
[WHEN THE STARS FALL] "Katanya buat permintaan saat bintang jatuh, bisa cepat terkabul." ______________________________________________ [JIMIN FANFIC...