Your Side

By mystarsonyou

1.1K 84 13

Dia yang tak pernah kubayangkan sebelumnya berakhir di sisiku -Oktober2023 Warn : cerita ini hanya fiksi, tid... More

Harap Dibaca!!
Cast
The Story of Kelaya
Sensi
Sorry Natha
Cantik
Penyelamat
Antar
Pameran Lukisan (1)
Cincin
Dufan

Bertemu

111 7 0
By mystarsonyou

Hari menunjukkan pukul 11 siang, menandakan jam makan siang kantor sebentar lagi tiba. Banyak dari karyawan bahkan sudah memikirkan mau pesan makan online apa atau mau pesan menu apa di kantin kantor. Intinya suasana kantor saat itu sudah tidak sefokus tadi lagi, semua karyawan sudah ingin cepat cepat istirahat.

Namun berbeda dengan seseorang di ruang kerjanya kini. Entah apa yang sebenarnya ia lakukan, sedang merencanakan apa, masih saja ia terlihat sibuk. Wajahnya pun tidak secerah saat ia berangkat tadi pagi. Semenjak dipanggil ke ruang direktur utama wajahnya terlihat sangat gusar, sepertinya ia habis di kritik oleh atasan yang tak lain ayahnya sendiri. Ya seorang itu adalah Reynald, chief of marketing dari Aditama's Group.

Siapa sih yang tidak tau tentang salah satu perusahaan besar ini. Perusahaan turun temurun yang dimiliki oleh keluarga besar Reynald dan bergerak di berbagai bidang. Dari mulai bidang properti dan juga real estate bahkan makanan dan juga yayasan kemanusiaan.

Untuk sekarang perusahaan dipimpin oleh oleh ayah Reynald, Andreas Aditama. Jabatan Reynald yang sekarang pun juga karna perintah dari sang ayah. Katanya supaya Reynald belajar dulu tentang perusahaan, juga agar ia bisa berbaur dengan semua karyawan. Ibaratnya dimulai dari bawah dulu, tahu seluk beluk perusahaan dulu baru setelah dirasa sudah cukup mumpuni, tongkat kepemimpinan baru diserahkan olehnya.

Sebenarnya Reynald bukan anak pertama dari keluarga Andreas. Ia memiliki kakak perempuan yang tidak mau ikut campur mengenai perusahaan. Ia lebih senang menggeluti dunia kesehatan. Alih alih menjadi CEO, dia justru lebih memilih menjadi dokter spesialis Saraf di rumah sakit daerah. Suaminya pun rekan sebaya dokter di rumah sakit yang sama. Maka dari itu mau tidak mau Reynald lah yang akan meneruskan perusahaan.

"Oy, gue liat liat melamun baek lo Rey dari tadi. Kenapa sih elaahh sini deh cerita ma gue, kalo lo galau siap nih kupingku mendengarkan" ucap Hendrick sambil berjalan ke arah meja kerja Reynald.

"Apaan sih Hen, lanjut aja kerjaan lo, gak usah ikut campur!" Sengit Reynald dengan tatapan tak suka.

"Eeiitt santai dong bro, jelek banget deh kalo mukanya ditekuk gitu, iya deeh maaf nanti pulang gue bonceng lo"

"Apa hubungannya lo bonceng gue sama gue marah Hen, udah deh balik aja sana. Mau gue korting gaji lo 3 bulan kedepan?" Ancam Rey.

"Sumpah ya bapak ketua satu ini memang galaknya melebihi ayam betelor. Kali aja kalo gue bonceng lo sampe rumah kan lo bisa dapet hiburan dari gue gitu, gratis lagi. Secara nih ya gue tu pembawa suasana ceria, tanya aja sono sama anak anak lain. Ini nih coba tanya Nindy" ucap Rey sambil panggil Nindy yang hendak ke pantry kantor.

"Apaan sih Hen panggil panggil gak jelas lu" jawab Nindy dengan malas

"Ck., tanya doang Nindy cantiik sensi amat. Jujur deh lo ma gue, gue tuh pembawa suasana ceria kan di divisi ini?" Tanya Hendrick dengan semangat.

"Engga, yang ada Lo jadi beban gue selama ini Hen. Jauh jauh lo sana. Oh iya temen gue nggak mau ya sama elo udah gue bilangin masih aja lo ngeyel Hen Hen, katanya tunggu kamu dompetnya setebel dompet ketua marketing kita dulu baru dia mau ma kamu. Nama aja Setia lo tapi nyatanya semua elo deketin ampe mampus" sindir Nindy penuh penekanan.

"Yeuy temen lo mata duitan banget Nin ngeri gue jadinya. Yaudah deh gak jadi sama temen lo tapi sama lo nya aja gimana? Kiw kiw abang akan dengan senang hati dek 24/7 ada buat adek" ucap Hendrick dengan mata genit dan finger lovenya.

"Huweeekk Hendrickk jijay gue lama lama ama lo dah gue pergi aja lah, awas lo nyariin gue lagi gue timpuk ni pake high heels gue yg tingginya kayak harapan orang tua" timpal Nindy dengan wajah gedegnya dan berlalu meninggalkan Hendrick.

"Dasar emang cewek, gayanya aja sok begitu. Nanti pas diboncengin cowok trs cowoknya nurunin injekan kaki belaga dia kesenengan act of service lah. Tau gue dah khatam tipe tipe cewek begitu Rey" ucap Hendrick beralih ke Reynald yang masih saja berkutat dengan kesibukannya.

Tanpa membalas apapun Reynald tetap fokus pada berkas berkas yang ada didepannya. Ya, ia baru saja di tegur oleh sang ayah. Ide marketing yang Reynald sampaikan di rapat besar kemarin terbilang sangat beresiko. Banyak dari para pemegang saham tidak menyukai usulan Reynald itu. Kinerjanya cukup dipertanyakan.

Saat masih berkutat dengan banyak file, tiba tiba saja handphone nya berdering. Ada panggilan masuk dari wanita yang sangat ia sayangi setelah ibunya.

"Hey Rey, how are you?" Sapa wanita itu dari telfon

"Halo kak, honestly not in a good situation. Kenapa tiba tiba kakak telfon, ada masalah di rumah sakit?"

"Hahaha kenapa si ada masalah apa nih di kantor, karna papa ya? Nanti aku marahin papa deh karna udah ngebentak kamu"

Rey tersenyum, kakaknya ini memang selalu ada di pihaknya "gimana kak, ada perlu apa telfon aku?"

"Oh iya gini Rey, hari ini kakak ada jadwal operasi mendadak. Sammy kebetulan ada seminar di univ, terus Pak Sapto juga kemarin izin engga masuk katanya dateng ke wisuda anaknya. Jadi deh ini Cloe nggak ada yang jemput dari sekolah, kamu tau sendiri kan dia takut sama sopir di rumah Papa, nah jadi aku mau minta tolong kamu buat jemput dia bisa nggak? Ada jadwal meeting gak Rey?"

"Jam berapa emang kak dia pulang?"

"Sekitar jam 12 an Rey, nanti kamu pulangin aja, di rumah ada mbak Sarmi"

"Oke kak nanti aku jemput Cloe"

"Hah syukurlah, oke deh kalo gitu thank you Rey. Aku tutup ya buru makan jangan sama kertas kertas di depanmu terus"

"Ckk iya kak, lancar operasinya"

Sambungan telepon di akhiri oleh Reynald. Kini ia beralih, Hendrick masih dengan santainya disini. Tidak ada rasa bersalah memang dia meninggalkan pekerjaan.

"Kerja Hen, ngapain masih disini?" Tatapnya pada Hendrick yang kini tersenyum.

"Syukur deh kakak tersayangku bisa bikin kamu senyum Rey. Iya iya ini mau balik, bentar lagi juga istirahat keles. Oy tapi tetep jadi lhoh ya gue bonceng lo gue kangen ama mamah Tif aku tercinta" Ucap Hendrick sambil berlalu menuju ke tempatnya

"Bilang aja mau numpang makan Lo"

Yah beginilah Hendrick, untung stok sabar Rey masih banyak.

Di sisi lain tempat mengajar Kelaya saat ini. Harus ia akui suasana sekolah ini sangat berbeda dengan saat kecilnya dulu. Tidak ada kegiatan pinjam meminjam alat tulis, semua anak anak di sini memiliki perlengkapan tulis dan gambar yang sangat komplit. Pewarna lukisnya saja sangat mahal. Dulu waktu kuliah, untuk bisa beli dia dan teman temannya harus patungan dulu. Lhah ini si anak dapat gratis. Antar jemputnya pun tidak ada yang beroda dua, semua beroda empat. Memang beginilah konsekuensi mengajar di sekolah internasional, banyak hal baru yang buat Kelaya kaget.

"Hello everyone, nice to see you all kids. Perkenalkan di sini Miss Kelaya, anak anak semua bisa panggil Miss, Miss Kelly yah. Miss yang akan pandu anak anak melukis dan menggambar mulai sekarang!"

Riuh sorakan memenuhi kelas, anak anak di sini sangat ceria, aktif dan tentunya heboh. Banyak dari mereka yang langsung nih sksd. "Miss nya cantik banget, kalo gede aku bakal secantik itu" kata salah satu murid perempuan.

Pelajaran saat itu adalah menggambar, semua murid menggambar bebas dengan tema keluarga. Namun saat semua asyik dengan tugasnya, di sebelah pojok ruang kelas terlihat seorang anak yang diam. Ia terlihat sedih dan murung.

"Hello Chika, what happen with you? Perlu Miss bantu?" Tanya kelaya mendekat pada murid ber nametag Chika itu. Tapi bukannya menjawab si anak justru menangis. Kelaya memeluk anak itu dan diajaknya keluar, memberi space anak itu untuk tenang dan agar tidak mengganggu anak anak yang lain. Setelah semua baik-baik saja, Kelaya memberanikan diri untuk bertanya. "Chika kenapa nangis? Sulit ya tugasnya, hmm?"

"Chika bingung mau gambar apa Miss, kata papa, mama Chika udah pergi jauh. Chika pengen gambar papa aja tapi semua temen Chika gambar mamanya juga" astaga, hati Kelaya mencelos mendengarnya. Ternyata ada yang lebih menyedihkan dari pada hidupnya, anak sekecil ini sudah merasakan ditinggalkan. Hati Kelaya sangat sakit, rasanya ia juga ingin menangis saat itu juga, tapi ia harus profesional.

"Cup-cup, maafin Miss ya Chika. Sekarang Chika jangan nangis lagi yuk, gimana kalo di gambar Chika nanti ada Miss, kan Miss mama Chika di sekolah"

"Beneran Miss? Aku gambar Miss Kelly ya kalau gitu?"

"Boleh dong, nah sekarang yuk kita ke kelas, Chika selesaiin gambarnya ya!" Syukurlah, Kelaya lega akhirnya bisa menghibur muridnya ini.

Keadaan di kelas mulai kondusif lagi, banyak dari murid murid yang membanggakan gambarannya. Tak sabar ingin pulang katanya, supaya bisa melihatkan gambarnya kepada orangtua. Tak lain juga dengan Chika sekarang, kalau dipikir pikir lucu juga dia bisa satu frame di gambaran ini bareng murid dan ayahnya. Tapi tak apa, supaya Chika tidak merasa berbeda dengan teman lainnya.

"Makasih ya Miss Kelly, nanti aku lihatin gambar aku ke papa pasti papa suka" wajah Chika sekarang sangat bahagia.

"Hehe, sama sama cantik. Gambar Chika bagus banget, pasti papanya suka" balas Kelaya dengan bangga.

Kelas menggambar hari ini pun berakhir, waktunya semua murid untuk pulang. Hari ini Kelaya mengajar di 2 kelas. Kelas pertama kelas Chika dan syukurlah di kelas kedua ini tidak ada lagi kejadian seperti tadi. Sudah menjadi tanggung jawab guru terakhir untuk menunggu dan mengantar murid muridnya pulang bertemu penjemput.

Satu persatu murid telah di jemput, namanya juga anak TK, kelaya merasakan drama lagi di sini. Murid laki laki yang bernama Joe berebut mainan dengan Kenan, jadilah keduanya menangis kencang dan tidak ada yang mau mengalah. Fokus Kelaya terpecah menjadi dua, menjadikannya tidak sadar kalau ada salah satu muridnya yang keluar kelas tanpa pamit. Setelah urusan Joe dan Kenan sudah selesai, munculah drama lainnya yang justru lebih berat.

"Permisi Miss, Cloe di mana ya biasanya lihat saya datang dia langsung keluar?" Tanya seorang laki laki, masih muda dan tentunya tampan. Awalnya Kelaya tertegun dengan parasnya. Laki-laki itu kelihatan masih muda, tapi kenapa sudah memiliki anak sebesar ini batinnya. Yah siapa sih cewek yang enggak kepincut dengan cowok tampan, kalau ada dia gangguan kayaknya. Namun setelah itu atensinya berubah ketika mendengar pertanyaan dari laki laki itu.

Lhoh di mana Cloe, ingat dia tadi Cloe masih asyik dengan gambarannya di sana. Tapi kenapa sekarang tidak ada. Kelaya panik, guru guru lain pun tidak ada yang tahu karena mereka sibuk mengurusi muridnya masing-masing.

Miss Rani partner Kelaya di kelas ini tadi sempat izin keluar karena dipanggil kepala sekolah, jadilah Kelaya sendiri yang menghandle kelas. Kelaya kebingungan, ia menitipkan murid-muridnya yang belum dijemput kepada Miss Rani yang kini telah kembali. Ia mengelilingi setiap sudut sekolah mencari keberadaan Cloe. Namun nihil Cloe masih belum ketemu.

Penjemput laki-laki tadi pun ikut panik. Tidak pernah ada kejadian seperti ini sebelumnya, kenapa guru ini bisa teledor. Ia akhirnya juga ikut berkeliling mencari keberadaan Cloe.

Saat tengah kebingungan mencari, pandangan Kelaya tertuju pada salah satu pintu rak bawah meja yang terbuka di kelas musik. Kelaya datang dan menghampirinya, ia tengok apakah ada orang di balik pintu rak itu. Dan syukurlah saat ia mendekat, ternyata Cloe ada di sini. Ia sedang melihat lihat miniatur piano yang disimpan Miss di rak itu.

"Hah, syukurlah.. haii Cloe what are you doing here? Cloe sudah dijemput papa lho, kenapa tadi enggak bilang Miss kalau mau mainan ini hmm?" Tanyanya pelan pada murid di depannya itu.

"Hello Miss cantik, iam sorry Miss, tadi aku mau lihatin pianonya ke mama supaya aku dibeliin. Tapi pianonya malah rusak" ucapnya sedih

"Its okey Cloe, nanti Miss bantu bilang ke papa ya tentang pianonya. Yuk kita keluar, Cloe udah ditunggu papa ini. Miss bantu bawakan pianonya ya"

Kedua perempuan itu akhirnya keluar untuk menemui si penjemput. Mereka berpapasan di koridor sekolah dan dengan wajahnya yang panik laki-laki tadi langsung memeluk Cloe.

"Cloe habis dari mana, hmm? Jangan main jauh jauh sayang" ucapnya sambil mengelus surai anak itu

"P-permisi pak, mohon maaf sebelumnya atas keteledoran saya hari ini. Tadi Cloe ada di ruang musik, dia tertarik dengan piano ini, katanya-" belum sempat melanjutkan perkataannya, laki laki tadi menyela Kelaya berbicara.

"Saya maafkan untuk hari ini, tapi jika terulang lagi saya tidak segan segan untuk melaporkan anda ke kepala sekolah"

"Maafkan saya pak, kebetulan saya juga guru baru di sini, tadi juga sempat ada masalah kecil lainnya sampai tidak sadar kalau Cloe pergi meninggalkan kelas"

"Guru baru bukan alasan anda untuk tidak bertanggung jawab, saya pamit dulu, permisi"

"T-tapi pak maaf-" belum sempat melanjutkan perkataannya laki laki yang tak lain adalah Reynald itu pun pergi meninggalkan Kelaya. Hah masalah apalagi ini Tuhan, baru juga hari pertama mengajar kenapa sudah serumit ini. Bisa bisanya ia teledor.

"Gimana Miss Kel, udah ketemu Cloe nya?" Tanya salah satu guru yang ikut mencari keberadaan Cloe, Miss Sarah.

"Syukur, sudah Miss. Sudah dibawa pulang juga sama papa nya"

"Eh papanya? Laki-laki yang jemput tadi?" Tanya guru itu heran

"Iya Miss, lhoh papanya kan dia?" Jawab Kelaya yang juga sama herannya.

"Bukan Miss Kelly, itu tadi om nya. Orang tua Cloe dua duanya dokter, papanya sibuk banget jarang jemput kesini"

"Oalah, makannya masih muda kok anaknya udah sebesar Cloe" terjawab sudah pertanyaan Kelaya tadi.

"Kepincut ya Miss, hehe? Ganteng ya om nya, tapi sayang agak nakutin menurut saya, tipe tipe cool gitu cowok ngomong irit" ucap Sarah menggoda.

"Aahh enggak kok Miss, malah bener itu menurut Miss, nakutin om nya" Miss Sarah tertawa mendengarnya.

"Oh iya Miss, saya jadi nggak enak, ini gimana ya saya harus ngapain?"

"Tenang Miss, nanti jelasin aja sama kepala sekolah kronologinya gimana. Sama besok kamu minta maaf ke mamanya pas jemput. Enggak 100% kamu salah kok" tenang Miss Sarah kepada Kelaya

"Oke kalau gitu, Miss. makasih ya sudah bantuin cari Cloe"

"Iya sama-sama, jangan sampai keulang lagi ya Miss" pesan Miss Sarah pada Kelaya.

Tuhan, hari ini baru hari pertama Kelaya mengajar. Kenapa sudah begini yang terjadi, ia sudah berurusan dengan wali murid. Namun siapa sangka, dari kejadian ini akan menjadi awal kisahnya nanti.





Bianca Agnes Aditama
30 tahun
Dokter Spesialis Saraf

Benjamin Sammy Permana
30 tahun
Dokter Spesialis Jantung

Continue Reading

You'll Also Like

187K 3.9K 46
"You brush past me in the hallway And you don't think I can see ya, do ya? I've been watchin' you for ages And I spend my time tryin' not to feel it"...
402K 24.3K 83
Y/N L/N is an enigma. Winner of the Ascension Project, a secret project designed by the JFU to forge the best forwards in the world. Someone who is...
1.9M 85.5K 192
"Oppa", she called. "Yes, princess", seven voices replied back. It's a book about pure sibling bond. I don't own anything except the storyline.
1M 64K 119
Kira Kokoa was a completely normal girl... At least that's what she wants you to believe. A brilliant mind-reader that's been masquerading as quirkle...