Benefit 21+

Par absurd22

5.5M 73.7K 22.5K

Konten Dewasa 21+ BOCIL DILARANG MENDEKAT!! DOSA TANGGUNG SENDIRI KALO MASIH MAU NYEKROL SAMPE BAWAH :D Hubu... Plus

01. Mendapatkan target
02. Penawaran
03. Pertama kalinya ++
04. Lagi ++
05. Berendam di Bath up ++
Coba baca
07. Patah hati satu kampus
08. Don't Crying bitch ++
09. Kepergok ++
10. Perkara kamar mandi
Cast
11. We are stranger
12. Panggilan tengah malam ++
13. Swimming pool +
14. Ketegangan yang tak terselesaikan ++
15. Budak ya?
16. Sedikit filosofi hujan
17. Merasa kehilangan
18. Clingy
19. Katanya sakit ++
20. Daily chat Helena dan Gabriel
21. Menghilang
22. Hilang Kendali
23. Sakitnya sampai sini
24. Kebimbangan Boy.
25. Gabriel Plin plan ++
26. Daily chat with two girl
27. Akan indah kan?
28. Menyusul
29. Nyoblos di Rumah sakit ++
30. Pantai Parangtritis
31. Ketemuan di Mall
32. Taruhan
33. Sang Penyelamat
34. Sisi lain Gabriel.
Baca Private Chapter Karyakarsa
35. Sayapnya Runtuh
36. Ingin pergi
37. Saudara Sedarah?
38. Lambe Kecokot Universitas
39. Mendapatkan Penolakan
40. Hancur lebur ++
41. Bangunan itu runtuh
42. Minta tanggung jawab
43. Terbongkar ++
Hai
44. Histeris
Hello

06. Sugar Dady ++

292K 1.4K 42
Par absurd22

Hollaaa guysss
Welcome back in my stories

Selama dua tiga hari mungkin ya, akhirnya gue balik lage
Bacanya di nikmati aja, pelan-pelan biar tau alurnya bagemane.

Happy Reading
Jangan lupa votenya 😘

***

"Mulai sekarang lo bakalan tinggal di apartemen gue," tegas Gabriel sembari mematut dirinya di depan pantulan kaca.

Kayra hendak protes, namun perintah bernada tegas Gabriel mambuat nyali Kayra ciut lagi seketika, "Gue gak nerima penolakan ya."

"Tapi, kak..."

"Apanya yang tapi?" cowok itu membalikkan badan menghadap Kayra yang terduduk di atas ranjang. Langkah jenjang laki-laki itu melangkah mendekati Kayra.

"Tapi apa?" tanyanya sekali lagi. Namun, yang Kayra lakukan malah memilin keduanya tangannya yang tremor tiba-tiba.

"Kalau orang nanya itu dijawab! Bukannya malah diem aja, goblok!" suara keras dari bentakan Gabriel semakin menciutkan nyali Kayra yang ingin mengutarakan pendapat nya.

"Bisu ya lo?" sarkas Gabriel.

Berhasil.

Kini kepala Kayra terangkat dan memandang Gabriel dengan pandangan yang sulit di artikan. Jujur, sikap dan watak laki-laki itu berubah menjadi kasar jika keduanya tidak sedang melakukan hubungan intim.

Bentakan kasar, dan suara-suara yang selama 3 hari ini merendahkan Kayra seharusnya bisa membuat mata Kayra terbuka bahwasannya laki-laki di hadapannya itu hanya membutuhkan tubuhnya. Hanya untuk keuntungan yang Kayra tahu sebagai pelampiasan nafsu syahwatnya saja.

"Apaan lo liat-liat?!" bentaknya kembali.

Kayra hanya kesal saja, makannya ia memberanikan diri untuk menatap Gabriel. "Tapi, kak aku gak bakalan pindah kosan ya? Takut nanti temen-temen aku curiga. Dan aku tetep kok tinggal disini sama kak Gabriel." jeda Kayra. "Dan plis. Tolong rahasiain pekerjaan aku sekarang dari orang-orang." pinta Kayra lesu.

Gabriel mendengus, "Jalang tetep aja jadi jalang. Sok-sokan suci aja. Padahal udah untung bisa tidur sama gue, dapet duit gede pula."

Pembahasan akan permintaan Kayra sepertinya hanya di anggap angin lalu saja oleh Gabriel. Lagian apa yang harus di harapkan Kayra pada Gabriel? Kebaikannya? Sepertinya itu tidak akan terjadi pada diri Kayra.

"O-yaudah. Tapi, kak nanti aku tidur dimana di apartemen kak Gabriel?"

Ketahuilah bahwa di apartemen laki-laki itu hanya ada satu kamar. Itupun kamar milik Gabriel. Masa iya, Kayra harus tidur selama satu tahun ke depan bersama laki-laki tersebut? Sudah berani main jauh-jauh. Tidur juga satu ranjang, dan tinggal satu atap tapi hubungan yang sah saja tidak ada. Jangankan memikirkan pernikahan, hubungan keduanya adalah sama-sama mengambil keuntungan semata untuk diri masing-masing.

"Di belakang ada gudang kosong. Lo tidur disana. Bersihin dulu tapi. Itusih kalo mau lo bersihin, kalo gak ya gapapa. Selamat aja lo bakalan tidur sama curut atau gak kecoa yang terbang-terbang."

Benarkan? Seharusnya Kayra tidak usah berharap lebih bawah laki-laki itu akan mengajaknya tidur bersama di satu ranjang.

"O-oke. Nanti sehabis pulang ngampus, aku bersihin ruangannya."

Tidak ada pilihan lainkan selain Kayra harus menurut pada permintaan Gabriel?

Bunyi dering di handphone Gabriel mengalihkan perhatian laki-laki itu. Ia melihat nama siapa yang tertera di hapenya karna menelpon pagi-pegi begini.

Helena.

Senyum tulus tanpa sadar Gabriel perlihatkan saat kekasih nya menelfon dirinya. Di geser nya tombol hijau untuk mengangkat panggilan.

"Hallo sayang? Ada apa nelpon pagi-pagi, hm?"

Ah, Kayra saja sempat sedikit kaget melihat sikap lembut Gabriel sekarang. Kemana perginya laki-laki kasar tadi?

"Iih, sayang! Masa aku gak boleh nelpon pacar aku sendiri sih?"

Gabriel lantas tertawa. Suaranya mengalun indah dan menyapa gendang telinga Kayra yang masih duduk di ranjang mendengar percakapan sepasang kekasih tersebut.

"Jangan cemberut ah, yang. Pasti ini bibirnya lagi maju, ngerucut kaya bebek. Minta di kiss ya?"

"Tauk ah, sebel."

Lagi-lagi Gabriel tertawa. Namun, tawa kali ini lebih terdengar pelan, "Kamu mau apa, hm? Mau tas? Mau handphone? Sepatu? Atau baju?"

Pacar Gabriel terkekeh pelan di seberang sana, "Ihh, ayang tau aja deh, aku lagi pengen."

"Tau dong. Namanya juga pacar yang peka. Bilang aja mau apa, nanti aku beliin,"

"Aku mau tas hermest keluaran baru, yang. Kalo gak salah harganya 65 juta ituloh,"

Kayra sampai dibuat terkaget-kaget melihat kekasih Gabriel yang meminta dibelikan barang mahal seperti meminta di belikan permen seharga seribu saja.

Cewek matre ya? Batin Kayra, mungkin.

"Ada yang di pengenin lagi?"

"Mau parfum juga, tapi yang dari dior."

Gabriel terkekeh pelan, "Besok barangnya dateng ke rumah kamu sayang."

"Aaaa~ pacar aku emang paling baik. Muachh."

"Baik dong. Yaudah aku tutup ya? Mau berangkat ngampus ini. Kamu mau aku jemput?"

"Gak usah sayang. Aku bisa berangkat sendiri kok. Yaudah aku matiin telpon nya ya?"

"Iya. Seeyuu sampai nanti di kampus.

Tut

Panggilan terputus. Sesaat Gabriel menatap Kayra yang masih diam duduk diatas ranjang.

"Lo berangkat sendiri. Gue ada urusan penting,"

Setelah mengatakan itu Gabriel pergi. Kayra dibuat menganga tak percaya. Ayolah tadinya laki-laki itu yang menahan dirinya untuk berangkat bersama menuju kampus. Sampai-sampai Kayra harus menunggu Gabriel yang berdandan untuk memilih outfit yang cocok pergi ke kampus selama satu jam lamanya. Belum lagi, saat ia mematut dirinya di depan cermin tadi, Hell! Itu telah menyita waktu banyak Kayra.

Gadis itu menatap jam di dinding. Sudah jam 10 pagi. Padahal kelas Kayra dimulai tiga puluh menit lagi. Ah, Kayra tidak tahu apakah ia akan datang tepat waktu jika perjalanan dari apartemen Gabriel ke kampus saja membutuhkan waktu sekitar satu jam lamanya.

***

"Kamu masuk kelas jam berapa, by?" Juna tengah fokus menyetir. Ia tidak bisa melihat Helena yang cekikikan membaca grup di whatsapp nya.

"By?" tanya Juna lagi, kembali Helena malah mengacuhkan nya. Masih belum ada sahutan. Ya karna memang telinga gadis itu di sumpal oleh Airpods dengan volume kencang.

"Sayang!" panggil Juna lebih keras. Sedikit membentak karan gadis yang duduk di samping nya tidak menghiraukan ucapan laki-laki itu.

Helena yang sadar pun segera melepas salah satu airpodsnya dan menatap Juna. Pria itu terlihat sedikit menahan kesal.

"Jangan cuekin aku!" tekan Juna tidak ingin dibantah. Aura pria itu terlihat sedikit menyeramkan sekarang.

Glek.

Helena yang melihat nya dibuat sedikit takut. Ia sampai menelam salivanya susah.

"Maaf, dad. Tadi temen-temen aku pada bahas mau nge-mall pulang dari kampus," jelas Helena. Tangannya bergelayut manja pada tangan Juna yang sedang memegang kemudi stir.

"Dad~~" rengeknya manja saat Juna berganti mengacuhkan nya. "Ih, akunya jangan di diemin dong."

Bibir Helena mengerucut sebal. Hal itu mampu membuat Juna tertawa melirik nya. Menggemaskan sekali Sugar baby nya ini.

"Jangan ngerucut kaya gitu bibirnya. Minta dicium sampai gak bisa nafas?"

Lontaran kalimat Juna mengingatkan Helena pada sepatah kalimat dari Gabriel saat dirinya menelponnya tadi pagi. Terdengar mirip. Hanya karena Helena mengerucut kan bibirnya, dua laki-laki itu langsung saja ingin menciumnya gemas.

Memang pesona seorang Helena Bertathy tidak bisa di hiraukan. Batin gadis itu sombong.

"Cium aja sampai gak bisa nafas. Aku nantangin nih, dad."

Dan tanpa persetujuan lagi, Helena pun lantas pindah dari duduk nya dan meletakkan bokong gadis itu diatas pangkuan Juna.

Helena menggerakkan bokongnya sambil menggesek-gesekkan pada benda keras dibawah sana. Kedua tangannya pun lantas melingkar sempurna di leher jenjang Juna. Tanpa aba-aba lagi, Helena segera mencium bibir Juna rakus.

Juna tak menolak. Ia terima saja semua permainan dari seseorang yang telah menjadi wanitanya sekarang. Sebenarnya Juna sudah punya istri satu dirumah dan dua orang anak. Hanya saja istrinya tidak pernah membuat Juna merasakan puas jika berhubungan dengannya. Maka dari itu ia lebih memilih jajan diluar dan mendapatkan Helena sekarang yang sudah menjadi Sugar baby nya selama satu tahun.

Permainan wanita itu selalu membuat Juna merasa speechless. Helena mampu bertahan di bawah gempuran Juna berjam-jam lamanya dan memberikan pelayanan yang memuaskan. Untuk itulah Juna tidak pernah menyewa jalang lain lagi sekarang.

Dirasa pasokan oksigen Helena terasa menipis, ia pun melepas pagutan keduanya dan ingin mengambil nafas sejenak. Namun, baru saja satu kali hirup, tangan Juna segera menarik kembali tengkuk leher Helena dan kembali menyatukan kedua bibir orang tersebut.

Lidah Juna bermain lihai di dalam mulut Helena. Keduanya saling bertukar saliva, mencecap rasa manis mulut masing-masing dan beradu lidah dengan mempesona nya.
Tangan Juna yang satu tak tinggal diam. Segera saja ia menggerayangi tubuh Helena dari mengelus punggung gadis itu sensual, hingga meremas-remas bokong Helena yang sintal.

Mobil yang dikendarai Juna berhenti di pinggir jalan. Tidak mungkin juga kan, disaat dirinya sedang dilanda hawa nafsu tinggi dari permainan keduanya harus tetap menjalankan kendaraan? Bisa mati tertabrak keduanya jika tidak fokus.

"Dadh... Aaah.." Helena melenguh saat kedua gundukan besar yang berlapis kaos miliknya tersebut di remas-remas Juna kencang.

Juna melepas pagutan nya saat tangan Helena tak berhenti-hentinya memukuli dada pria itu. Ditatap nya mata Helena dengan pandangan sayu. Tangan Juna pun bergerak mengelus pipi putih Helena lembut.

"Jangan salahin Dady kalo mau main di mobil sama kamu sekarang. Kamu yang mancing Dady, Hele."

Suara berat dan pandangan sayu dari Juna membangkitkan juga gairah Helena. Wanita itu mengangguk setuju dan berujar yang mampu membuat gairah Juna tersulut tinggi.

"I wanna it, dad. Eeunghh." Helena tak tinggal diam, ia terus bergerak diatas pangkuan Juna dengan menggesek-gesekkan bokongnya pada milik pria itu yang sudah terasa mengganjal menyentuh paha Helena.

"Of course, baby."

Segera saja ciuman panas itu kembali terjadi, suara decapan dari mulut keduanya terdengar jelas memenuhi kubik ruang mobil. Sampai ciuman panas dari Juna turun ke leher jenjang Helena. Tangan wanita itu pun meremas rambut Juna sebagai pelampiasan atas rasa bahagianya.

Dan tanpa aba-aba saja blus yang di kenakan Helena sudah terbuka semua kancing nya dan menampakkan pemandangan favorit Juna yang dengan sigap, tangan laki-laki itu segera melepas pengait bra Helena dan melepas satu lapis pakaian itu yang masih menghalangi pemandangan dua gundukan yang terlihat besar dan berisi. Hasil kerja Juna juga selama setahun ini membuat payudra Helena yang sudah membengkak seperti sekarang.

"Akh... Eumm, enak banget dad."

Helena terus menggesek-gesekkan bokongnya disaat benda milik Juna sudah sepenuhnya menegang dan berdiri tegak dibawah sana.

Juna asik mengulum dan menciumi gundukan milik Helena. Sesekali meremas-remas nya kencang. Menggigit puting coklat wanita itu gemas dan membuat banyak kismark disana.

"Dad.. Ahh! Masukin kontol kamu, eumhh." Helena tidak kuat, ia ingin segera saja diterobos masuk menggunakan pusaka milik Juna. Walau nanti rasanya akan sakit karena milik Helena masih belum mengeluarkan cairan apapun, belum basah. Namun, disitulah kenikmatan permainan dari Helena dan Juna. Wanita itu akan merasakan ngilu-ngilu perih tapi nikmat di bagian intimnya yang membuat Helena merasa ketagihan.

"By.. Kita jalanin mobilnya pelan-pelan ya? Biar kamu gak telat nanti masuk kampus," beritahu Juna.

"Tapi, masukin kontol kamu ke memek aku, dad~~" rengeknya manja.

Helena semakin bergerak liar menggoyangkan bokongnya. Membuat Juna mendesis merasakan penisnya yang sudah sepenuhnya menegang. Ia menggeram saat merasa tangan Helena berhasil melepas kemeja kantor nya dan menelusup masuk pada kaos pria itu. Diremasnya puting kecil milik Juna dan dan mengelus-ngelusnya sensual.

Sial! Semua perlakuan Helena membuat Juna merasa gila sekarang. Pria itu menggeram. Kepala nya ia sandarkan pada jok belakang. Lemas.

"Ayo, dad. Masukin. Udah gatel ini."

Pandangan sexy dari raut wajah Helena, semakin membuat Juna berambisi memakan gadis itu sekarang. Namun, Juna masih sadar disini tempat umum dan mereka sedang berada di dalam mobil. Kan gak etik banget semisal kan orang-orang melihat mobil milik nya bergoyang-goyang karena permainan bercinta Juna dengan Helana.

Jadinya nafsu yang membumbung tinggi itu masih berusaha Juna tahan agar tidak kebablasan.

"Kamu bener-bener ya, by?"

"Apa?" tanya Helena dengan suara menggoda. Tangan gadis itu sudah melingkar saja di leher jenjang Juna.

"Awas aja nanti malem. Aku gempur habis-habisan kamu." Juna menyatukan dahinya pada dahi Helena.

"Kenapa gak di gempur sekarang aja, dad~"

"Aku masih waras sayang. Takut ada yang liat nanti. Kamu gak maukan ke grebek orang-orang?"

"Sebel, ih. Memek aku udah gatel ini." cemberut nya yang langsung saja bibir mungil wanita itu dilumat pelan oleh Juna.

"Aku masukin, tapi aku sambil nyetir ya? Kamu jangan liar-liar geraknya. Bisa-bisa bukan sampai ke kampus, kita terbang ke akhirat nanti."

Helena terkikik senang mendengar penuturan dari Juna. "Siap Bosqyu!" hormat Helena patuh. Juna tersenyum senang melihatnya.

Tangan Juna pun menyingkap rok yang dikenakan Helena. Gerakan nya menggeser cd yang di gunakan wanita itu. Mengelus vagina Helena sensual, wanita itu dibuat mendesis nikmat atas perlakuan Juna padanya. Buru-buru saja Helena segera menarik resleting celana Juna, menarik cd yang digunakan pria itu, dan membuat beda panjang yang berdiri tegang itu keluar.

Ah, pemandangan yang menggoda bagi Helena. Wanita itu menatap ke bawah pada pusaka milik Juna.

"Aku masukin ya, dad?"

Juna mengangguk memberi izin.

Diurut nya penis Juna menggunakan tangan Helena sebelum itu. Lantas sigap saja, bokong wanita itu sedikit terangkat dan mengarahkan penis Juna untuk masuk ke dalam vaginanya penuh.

"Akh!"

"Aarghh!"

Desis kesakitan dan erangan kenikmatan keduanya berbaur jadi satu di udara. Helena yang tak tahanpun bergerak-gerak tidak menentu merasakan kejantanan gagah itu menyumpal penuh vaginanya.

Dan Juna pun dibuat menggeram akan gerakan liar Helena yang semakin meremas nikmat penis pria itu.

"Kontol kamu enak banget ahhh.. Dad," tak tahan pada gejolak gairah ditubuhnya, tangan Helena pun menarik kepala pria itu untuk menghadap pada payudaranya. Disuruhnya Juna untuk meremas, mencium bahkan memainkan apapun sesuka hati Juna pada dua gundukan milik Helena.

Wanita itu mendesis panjang. Ah, sungguh.. ini nikmat sekali!

"By... Aku jalanin ya mobilnya? Udah jam 10 ini takut kamu telat ke kampus nanti,"

Helena semakin bergerak gelisah saat merasakan gerakan menyodok yang dilakukan oleh Juna. "Iyaah.. Eumm, dad. Akh!"

Tak kuat menahan kenikmatan yang memenuhi perutnya yang terbang bak kupu-kupu. Kepala Helena pun jatuh pada pundak kekar milik Juna. Penyatuan mereka masih berlangsung. Sesekali Juna menyodok ke atas pada vagina Helena dan membuat wanita itu mendesah nikmat.

"Ahh.. Bisa gila gue! Padahal tadi malem udah dady, gempur habis-habisan sampe pagi. Dan sekarang? Ketagihan lagi kan dad memek aku sama kontol punya dady." ucapan frontal milik Helena membuat Juna yang mendengar nya hanya bisa terkekeh pelan.

"Kamu sih enak, banget. Gak tahan jadinya dady buat makan kamu setiap hari."

"Aahhh..." Helena kembali mendesah saat Juna kembali menyodok nya. Tangan satu pria itupun ia gunakan untuk meremas-remas gundukan besar milik Helena.

"Nanti malem, kita ke hotel. Kita bercinta sampai puas. Di apartemen aku gak bisa karena ada sepupu aku nginep disana. Oke by?"

Helena mendesis nikmat. Dia mah mengangguk saja tidak akan menolak. Lagian siapa yang akan menolak pesona pria dewasa macam Juna?

Hell! Helena jelas tidak akan menolaknya. Sudah nikmat dia mendapatkan sex setiap harinya, dan uang jajan dari Juna berjuta-juta pun terus masuk ke dalam rekening milik Helena.

Haha. Jika kalian mengatakan mengenai Gabriel? Helena hanya memanfaatkan kekayaan laki-laki itu saja. Lagian mana mau jika Gabriel melakukan itu dengan Helena? Yang Gabriel tahu, ia harus menjaga kekasih nya agar tidak rusak dan tetap terjaga untuk nya.

Tidak tahu saja, bahwa Helena sudah menjadi Sugar Baby Juna selama satu tahun sekarang?

Sudah jelas Helena rusak bukan kawan-kawan?

***

Sorry guyss
Ga bisa double up.
Gue ngedrop abis tugas 2 hari kemarin. Ini aja gue paksain nulis buat nepatin janji ke kalian.

Maaf yaa klo typo bertebaran dimana-mana.
Seeyuu guyssss

Jangan lupa votenya 😘

Jakarta, 09 Oktober 2023.

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

161K 743 21
21+ SEXY ADULT ROMANCE. Dengan sadar aku baru saja menerima untuk bekerja di kediaman multimiliuner yang tampan dan berbahaya sebagai pelayan. Aku ti...
6.5M 124K 31
[19++] Gue memiliki tubuh yang pas. Tinggi. Putih. Hidung mancung. Mata yang indah. Intinya gue itu sexy. Banyak cowo yang tertarik sama gue. Tinggal...
1.7M 15.9K 24
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
14.8K 69 14
Extra part is available on karyakarsa Make sure you are 21+