The Prince is My Wife

By SenoSoni

3.8K 269 20

Alexander Claremont Diaz, putra sulung dari Presiden Amerika yang berniat mencari pasangan hidup yang bisa di... More

INTRO
BAB 1 - Ketidak Sengajaan
BAB 3 - Cafe, Coffe, dan Kita

BAB 2 - Full Day

737 62 3
By SenoSoni

Satu hari semenjak kejadian itu, seluruh media dan liputan televisi dari dua negara tersebut terus membicarakan insiden kekanak-kanakan ini.

"Kegaduhan antara Alexander Claremont Diaz dengan Sang Pangeran pewaris tahta kerajaan Inggris berakhir dengan ciuman konyol yang tidak di sengaja."

"Pernikahan mewah hari itu malah menjadi ajang lelucon bagi para tamu yang menonton adegan tak terduga dari orang penting di dua negara ini."

Begitulah kira kira isi liputan berita yang kini tengah ramai di bicarakan oleh seluruh media.

Tak lupa pula mereka menampilkan potret Sang Pangeran dan anak presiden yang terjatuh dan saling berciuman secara tak sengaja di acara tersebut. Serta cuplikan rekaman CCTV lainnya yang berhasil di retas oleh media.





Zahra yang tengah duduk menonton berita berita tersebut, kini hanya mendenguskan nafas nya kasar.

"Huffhh... apakah kau tau kalo itu begitu memalukan, Alex?" gumam Zahra merasa geram sambil memijat pelipis nya pelan.

Alex yang duduk disebelah Zahra sedari tadi hanya diam tidak menjawab. ia hanya mengacak acak rambut nya frustasi. dalam hati kecil nya, Alex tidak menyangka bahwa kejadian sepele ini malah merembet sampai ke penghujung negri.

"Andai saja kemarin kau tak membuat malu di istana mewah tersebut, mungkin nama baik negara kita tidak tercemar dengan hal konyol ini." Gumam Zahra lagi yang langsung di potong cepat oleh Alex

"Arrghh!!! salahkan Pangeran sialan itu yang begitu keras kepala. kau tahu Zahra? dugaanku tentang nya benar. ternyata dulu dan sekarang ia sama sekali tidak berubah. mulut angkuhnya itu sangat ringan merendahk-." Ujaran panjang lebar Alex terpotong ketika sang ibu tiba tiba membuka kasar pintu di ruangan itu.

CKLEKK

Pintu ruangan itu terbuka. memperlihatkan Presiden Ellen, ibu dari Alex yang kini sudah berdiri di depan pintu sambil memegang surat koran dengan wajah penuh geram.

Mengangkat surat kabar tersebut dengan dengan satu tangan lagi di letak di pinggang. Mata nya menatap dalam pada Alex.

"Sayang, kau sering membuat hal bodoh tetapi kali ini terlalu..."

"Terlalu kocak mom?" Potong Alex dengan wajah polos tak berdosa. membuat Zahra spontan melemparkan bantal sofa di pangkuan nya ke kepala Alex

"Aduh!" ringis Alex menatap wajah Zahra kesal

"Dengar, kemarin aku mengirimmu ke istana untuk mewakiliku tetapi tidak adakah berita baik yang bisa ku dengar selain insiden kekanak-kanakan ini?." ujar Presiden Ellen melemparkan koran itu secara kasar ke arah meja.

"Tapi dia yang memulai nya mom!" Protes Alex tak terima

"Ok nanti malam persiapkan barang barang mu. Mommy akan menerbangkan mu lagi ke London besok pagi."

"Tapi mom... "

"Tidak ada alasan, kau harus bertanggung jawab atas tindakan gegabah mu. Ingat, besok adalah jadwal liputan kerjasama persahabatan antara negara kita dengan kerajaan. ku harap kau tidak melakukan hal bodoh itu lagi Alex."

Presiden Ellen meninggalkan ruangan itu dengan wajah yang bodoamat. Membuat Alex mendenguskan nafas nya kasar. Sementara Zahra sudah merutuki kebodohan Alex.





"Tuh dengar, besok saat penerbangan ke London kau harus bertanggung jawab menjelaskan kesalahan fahaman ini kepada media. Jika tidak, itu akan menghambat negosiasi kita."

"Bagimana caraku menjelaskan nya Zahra? aku tidak salah disini."

"Berhenti membela diri atau bantal ini akan melayang lagi ke kuping mu." tukas Zahra merasa muak mendengar Alex yang terus membela kesalahannya.

"Ck semoga besok tidak menjadi hari yang menyebalkan." Gumam Alex frustasi

Ia mau tak mau harus bertanggung jawab menjalankan misi ibu nya, apapun itu ia akan lakukan demi kerjasama dan negosiasi antara negara nya dan Inggris berjalan dengan baik. Menutupi insiden konyol itu agar segera menghilang pekan depan.

"Tenang, aku akan menghubungi Nora agar pergi bersamamu ke London." Zahra mengambil ponsel nya dan segera menghubungi Nora.











Pesawat pribadi milik keluarga Diaz telah berangkat pagi ini. di dalam sudah ada Nora, dua bodyguard, dan Alex yang sibuk menghafal naskah identitas keluarga Fox untuk liputan wawancara nanti.

"Sini biar ku tes" tawar Nora kepada Alex yang tampak sedang fokus menghafal

"Oke cepat"

"Hmm... Menurut tuan Alex, bagaimana ciri khas pangeran Henry yang kau ketahui selama ini." tanya Nora dengan lagak bicara seolah olah seorang wartawan.

"British, blonde, dan putih." Jawab Alex dengan santai

"Oke next pertanyaan, apakah kau tau siapa nama anjing kesayangan pangeran Henry?."

"David, dia adalah anjing pirang yang selalu setia menggeliat di karpet pintu istana untuk menunggu tuan nya pulang. " jawab Alex secara spontan

"Huffhh oke oke sudah, sepertinya hampir semua jawaban ini telah terekam di kepala mu." Ujar Nora

"Hahaha karena aku menghafal ini semalaman."

"Ok baiklah sekarang dengar aku Alex. Nanti ketika sampai di istana Keshington, tunjukkan kepada media bahwa kau menyukai dan menghargai Pangeran Henry. Kau harus pintar berpura pura untuk saat ini, meskipun aku sudah tau bahwa kau sangat membenci pangeran tampan itu." Peringat Nora panjang lebar di sertai simirk tipis di bibirnya.

"Oh tenang saja, semua aman terkendali. Pokoknya setelah misi hari ini usai, aku bisa bebas dari pertemuan sialan ini." balas Alex yang langsung merenggangkan badan nya untuk rebahan di kursi empuk pesawat.









11.05 Inggris

Pintu mobil mewah itu terbuka memperlihatkan Alex dengan dua bodyguard nya yang kini telah sampai di depan gerbang Istana Keshington.

Para pelayan istana segera menundukkan badan tegap nya dengan hormat menyambut kedatangan putra presiden itu. Termasuk Shaan, pelayan pribadi kesayangan Pangeran yang merupakan mix keturunan British dan India.

"Halo, selamat siang tuan Alexander Claremont Diaz." sapa Shaan dengan sopan

"Oh Halo bro ahahaha senang bertemu dengan mu." balas Alex sambil memberikan tos kepada Shaan.

"Nice to meet you too Tuan Alex."

Shaan menuntun Alex memasuki halaman luas Istana untuk bertemu dengan Pangeran. Di ikuti dengan kameramen dan peliput media lainnya yang sudah siap siaga memotret agenda dua tokoh tersebut.

"Hm ngomong ngomong, apakah kau ketua pelayan disini?." Tanya Alex berbasa basi

"Iya tuan, lebih tepatnya aku adalah pelayan pribadi Pangeran Henry."

"Oh begitu..."









"Siang Alex, senang bertemu denganmu lagi." Ntah angin dari mana, Pangeran Henry muncul secara tiba tiba, membuat Alex dan beberapa bodyguard disana terlonjak kaget.

Shaan yang sudah mengerti dan di tugas kan untuk mengatur semua agenda, segera menarik Alex untuk berfoto dengan Pangeran Henry

"Fotografer kami akan memotret yang mulia menyambutmu, tuan."

"Eh eh eh, tunggu dulu aku belum ganti baju." Tolak Alex mengingat diri nya baru saja sampai dan belum ada persiapan.

"Maaf tuan Alex. tapi kita tidak punya banyak waktu, Ayo." Shaan langsung menarik Alex untuk berdiri di samping Henry.

Alex hanya pasrah mengikuti instruksi dari pelayan pribadi yang sudah di tugaskan tersebut.

"Ok sekarang, kalian berjabat tangan selama 10 detik, jangan lupa senyum." Perintah fotografer kepada Alex dan Henry.

Karena Alex terlihat kaku dan masih loading, Henry langsung spontan mengambil paksa tangan Alex untuk dia jabat di depan kamera.

Ckrekk

Ckrekk

Ckrekk

"Sepertinya tinggi mu tidak sampai 1.90 yang mulia, jangan berlagak sombong." Bisik Alex dengan sangat pelan kepada Henry di sampingnya

"Oh begitu ya, mungkin karena aku tidak memakai sepatu hak sepertimu tuan." Balas Henry dengan berbisik pelan juga.

"Cih sialan" Gumam Alex

Ckrekk

Ckrekk

"Ok sudah selesai? Yok lanjut agenda kedua." Perintah Henry kepada seluruh pelayan dan fotografer mereka. Alex hanya mendenguskan nafas nya malas.











Misi agenda kedua, bagian sesi tanya jawab sudah berjalan dengan lancar. Disana mereka berdua sudah menjelaskan kesalahan fahaman atas insiden pesta kemarin kepada seluruh media. Yang nanti nya akan siap di luncurkan di televisi.

Serta tanya jawab lain yang bersifat konyol pun juga di bahas. Seperti : apakah Henry bisa bernyanyi? Joget apakah yang Alex suka? Lalu masih banyak lagi pertanyaan konyol yang di ajukan untuk Putra Presiden dan Pangeran blonde itu.

Kini, mereka melanjutkan misi ketiga yaitu mengunjungi panti asuhan terbesar di kota tersebut.

Disana Alex dan Henry memberikan pengarahan dan hiburan kepada anak anak panti yang kini sedang duduk berjejer mendengarkan cerita dongeng dari sang Pangeran.

Sementara itu Alex memegang boneka, menirukan adegan dari dongeng yang di ceritakan Henry. Membuat anak anak disana terhibur dan tertawa oleh candaan renyah mereka berdua.

"Nah begitulah cerita nya... Tamat..." Henry menutup lembaran terakhir dari buku dongeng tersebut, membuat anak anak disana bertepuk tangan dengan riang.













"Apa yang akan kita lakukan selanjutnya Henry?." tanya Alex

Mereka berdua sudah keluar dari ruangan tersebut, dan berjalan melewati koridor.

"Hm sepertinya tidak ada, mungkin tinggal pengambilan foto jabat tangan perpisahan, lalu selesai." jawab  Henry

Karena tidak terasa sudah seharian mereka menghabiskan waktu untuk menyelesaikan misi misi pertemuan kerjasama ini.

mulai dari mereka harus berpura pura berteman akrab di depan media, klasifikasi perihal insiden kemarin, lalu kunjungan ke panti, dan itu sangat amat melelahkan.












"Prince Prince Prince!!!" tiba tiba terdengar panggilan dari ruangan kamar yang baru saja mereka lewati tersebut. Membuat Alex dan Henry menghentikan langkahnya.

Ternyata di dalam kamar itu ada seorang gadis kecil berusia 5 tahun, pengidap kanker otak yang sangat ingin memeluk Henry.

Dia adalah gadis kecil istimewa yang tidak bisa bergabung dengan anak anak panti lain yang tadi asyik mendengar dongeng dari sang pangeran. Itu semua terhalang oleh kanker yang di derita nya. Membuat gadis malang itu hanya bisa berbaring di tempat tidur.

"Kau tunggu disini saja Alex, aku akan masuk menemui nya." ujar Henry yang langsung di angguki oleh Alex

Saat Henry masuk, gadis kecil itu berbinar bahagia melihat kedatangan Henry, ia berusaha untuk duduk tapi tidak bisa.

"Hello Little angel, apa kabar?" tanya Henry menyunggingkan senyum manis nya.

"Aku baik baik saja pangeran hihi"

"Kau sudah makan? atau ingin apa hm?." tanya Henry dengan nada lembut.

Alex yang mengintip dari balik jendela hanya diam memperhatikan

"Aku tidak ingin apa apa pangeran, aku hanya ingin peluk~" Gadis kecil itu merentangkan tangannya pada Henry.

Selama ini ia hanya melihat Henry melalui layar televisi yang terpampang di depan nya. saat mendengar kabar dari bibi asuh bahwa pangeran ingin mengunjungi panti, ia merasa bahagia dan begitu exited.

Henry dengan senang hati menjangkau gadis kecil itu ke dalam gendongan nya. yang langsung mendapat kecupan singkat di pipinya.

Cup

"Hihihi maaf" Ujar gadis kecil itu setelah mencuri kecupan di pipi mulus Henry.

Tanpa di sadari, Alex yang memperhatikan mereka sedari tadi kini ikut merasa tertegun. ia merasakan hangat dan damai di hatinya saat melihat bagaimana lembut nya Henry pada anak itu.

"Pangeran yang ku kenal angkuh selama ini, ternyata punya sisi penyayang juga ya. sangat menggemaskan." Gumam Alex tanpa sadar











Sore menjelang malam

Kini mereka berdua sudah keluar dari panti tersebut. di ikuti oleh beberapa bodyguard dan kameramen yang sudah stanbay di depan halaman.

Semua bersiap memotret adegan jabat tangan antara putra presiden dengan pangeran atas kunjungan nya ke panti asuhan itu.

"Terakhir, ayo perankan formalitas ini dengan sebaik mungkin." Ujar Henry pada Alex dengan nada berbisik

"Baiklah, setelah ini kita akan bebas."

Alex langsung mengambil posisi di sebelah kanan Henry, keduanya berjabat tangan seolah olah Alex ingin pamit ke negara nya. Terdengar lucu tetapi ini demi formalitas yang akan di tampilkan oleh media nantinya.

Ckrekk

Ckrekk

Ckrekk

"OKE MISI KITA SELESAI" teriak para fotografer bersamaan.

Alex dan Henry langsung bernafas lega, rasanya sebagian dari beban di pundaknya telah lenyap menjadi awan.

"Huffhh akhirnya..." Ujar mereka serentak.












"Jadi kapan kau akan kembali ke Amerika?" tanya Henry berjalan disamping Alex. sementara itu para staff dan fotografer sibuk membereskan semua nya. Karena liputan dari pertemuan antara perwakilan dua negara ini akan di luncurkan besok.

"Hm sepertinya besok pagi"

"Oh baguslah..."

"Ngomong ngomong, kau tidak ingin mengajakku ngopi gitu? kita sudah seharian menghabiskan waktu melelahkan ini." Ujar Alex dengan badan yang sudah tak bersemangat. rasanya hari ini adalah hari yang melelahkan

"Boleh, kau ingin caffe yang mana? biar aku booking sekarang." Tawar Henry cepat

"Terserah, tapi alangkah baiknya cafe langganan kau saja."

"Ok tapi akan menghabiskan waktu 40 menit dari sini." Ujar Henry karena mengingat hari sudah mulai gelap

"Tidak apa apa, kita nongkrong disana malam ini." Potong Alex

"Baiklah."

Akhirnya mereka berdua bergegas memasuki mobil, sementara yang lain sudah di perintahkan Henry untuk pulang. Kini di dalam mobil hanya ada Alex, Henry, Supir, dan dua bodyguard yang duduk di kursi belakang.

Mobil mewah itupun segera melaju menuju cafe tujuan yang telah di instruksi kan oleh Pangeran Henry.














Bersambung...

Terimakasih buat yang sudah Vote dan Komen❤

Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

212K 15.6K 42
Nara, seorang gadis biasa yang begitu menyukai novel. Namun, setelah kelelahan akibat sakit yang dideritanya, Nara terbangun sebagai Daisy dalam dun...
583K 53.1K 54
⚠️ BL LOKAL Awalnya Doni cuma mau beli kulkas diskonan dari Bu Wati, tapi siapa sangka dia malah ketemu sama Arya, si Mas Ganteng yang kalau ngomong...
1.7M 56K 69
Cinta atau Obsesi? Siapa sangka, Kebaikan dan ketulusan hati, ternyata malah mengantarkannya pada gerbang kesengsaraan, dan harus terjebak Di dalam n...
2.2M 100K 46
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...