BAB 2 - Full Day

620 56 3
                                    

Satu hari semenjak kejadian itu, seluruh media dan liputan televisi dari dua negara tersebut terus membicarakan insiden kekanak-kanakan ini.

"Kegaduhan antara Alexander Claremont Diaz dengan Sang Pangeran pewaris tahta kerajaan Inggris berakhir dengan ciuman konyol yang tidak di sengaja."

"Pernikahan mewah hari itu malah menjadi ajang lelucon bagi para tamu yang menonton adegan tak terduga dari orang penting di dua negara ini."

Begitulah kira kira isi liputan berita yang kini tengah ramai di bicarakan oleh seluruh media.

Tak lupa pula mereka menampilkan potret Sang Pangeran dan anak presiden yang terjatuh dan saling berciuman secara tak sengaja di acara tersebut. Serta cuplikan rekaman CCTV lainnya yang berhasil di retas oleh media.





Zahra yang tengah duduk menonton berita berita tersebut, kini hanya mendenguskan nafas nya kasar.

"Huffhh... apakah kau tau kalo itu begitu memalukan, Alex?" gumam Zahra merasa geram sambil memijat pelipis nya pelan.

Alex yang duduk disebelah Zahra sedari tadi hanya diam tidak menjawab. ia hanya mengacak acak rambut nya frustasi. dalam hati kecil nya, Alex tidak menyangka bahwa kejadian sepele ini malah merembet sampai ke penghujung negri.

"Andai saja kemarin kau tak membuat malu di istana mewah tersebut, mungkin nama baik negara kita tidak tercemar dengan hal konyol ini." Gumam Zahra lagi yang langsung di potong cepat oleh Alex

"Arrghh!!! salahkan Pangeran sialan itu yang begitu keras kepala. kau tahu Zahra? dugaanku tentang nya benar. ternyata dulu dan sekarang ia sama sekali tidak berubah. mulut angkuhnya itu sangat ringan merendahk-." Ujaran panjang lebar Alex terpotong ketika sang ibu tiba tiba membuka kasar pintu di ruangan itu.

CKLEKK

Pintu ruangan itu terbuka. memperlihatkan Presiden Ellen, ibu dari Alex yang kini sudah berdiri di depan pintu sambil memegang surat koran dengan wajah penuh geram.

Mengangkat surat kabar tersebut dengan dengan satu tangan lagi di letak di pinggang. Mata nya menatap dalam pada Alex.

"Sayang, kau sering membuat hal bodoh tetapi kali ini terlalu..."

"Terlalu kocak mom?" Potong Alex dengan wajah polos tak berdosa. membuat Zahra spontan melemparkan bantal sofa di pangkuan nya ke kepala Alex

"Aduh!" ringis Alex menatap wajah Zahra kesal

"Dengar, kemarin aku mengirimmu ke istana untuk mewakiliku tetapi tidak adakah berita baik yang bisa ku dengar selain insiden kekanak-kanakan ini?." ujar Presiden Ellen melemparkan koran itu secara kasar ke arah meja.

"Tapi dia yang memulai nya mom!" Protes Alex tak terima

"Ok nanti malam persiapkan barang barang mu. Mommy akan menerbangkan mu lagi ke London besok pagi."

"Tapi mom... "

"Tidak ada alasan, kau harus bertanggung jawab atas tindakan gegabah mu. Ingat, besok adalah jadwal liputan kerjasama persahabatan antara negara kita dengan kerajaan. ku harap kau tidak melakukan hal bodoh itu lagi Alex."

Presiden Ellen meninggalkan ruangan itu dengan wajah yang bodoamat. Membuat Alex mendenguskan nafas nya kasar. Sementara Zahra sudah merutuki kebodohan Alex.





"Tuh dengar, besok saat penerbangan ke London kau harus bertanggung jawab menjelaskan kesalahan fahaman ini kepada media. Jika tidak, itu akan menghambat negosiasi kita."

"Bagimana caraku menjelaskan nya Zahra? aku tidak salah disini."

"Berhenti membela diri atau bantal ini akan melayang lagi ke kuping mu." tukas Zahra merasa muak mendengar Alex yang terus membela kesalahannya.

The Prince is My Wife Where stories live. Discover now