SOUL Horror+ (My Love In Anot...

By PrincessKhaisy

1.4M 69.5K 3.9K

( Revisi ) 1 tahun rangking 10 besar di Horror #1 - #8 2016 Dia... Sosok dalam lukisan itu.. Matanya.. Senyum... More

Senior Misterius
Wajah Dalam Lukisan
Who's The Lost?
Jiwa yang hilang
My Love in Another World
Jasadku
Im Yours
Dimulainya Takdir
Demimu!
Kado petaka
Love to Death
One Day
Cinta dan Kebencian
Kesalahan
Takdir
Jejak langkah
Time Up
Try for Strong
Soul..... (Jiwa )..
Jiwa yang hilang
Remember me..
Stay With Me (SouLmate )
All Works
Votes
Pree Order Limit
Thriller

Dimensi Lain

55.2K 3.1K 106
By PrincessKhaisy

Panas...
Malam itu Sherra menggeliat dalam tidurnya. Udara benar benar panas dan penuh tekanan. Seolah gadis itu tidak mampu bernafas.

Rubahlah takdir jika kamu bisa dan bawalah cintamu kembali. Sebagai balasannya kau akan terlempar dalam neraka selamanya!

Suara itu seolah samar terdengar. Entahlah, itu suara pria atau wanita. Yang dia rasakan hanyalah jiwanya seolah terbakar. Seakan akan tubuhnya bisa melebur karna panas.

Hingga...

Bisakah..
Takdir dirubah ?

Perlahan, mata Sherra mulai terbuka. Udara pagi seolah menyentuh kulitnya, Sherra mulai mengatur napas, keringat deras mengucur di keningnya. Dia sesak dan merasa lelah, seakan jiwanya baru saja menempuh perjalanan waktu yang panjang. Hingga...

" Dimana aku?" Sherra mendapati dirinya berada di sebuah ruangan. Gelap, pengap. Dan dia..

" Kenapa aku memakai seragam sekolah?" Gugupnya

Apakah ini mimpi?
Bukankah semalam dia tidur di kasur empuknya?
Siapa yang membawanya ke sana?

Sherra mencubit lengannya

" Aww shh."

Ini bukan mimpi..

Tapi di mana dia? Hal terakhir yang Sherra ingat hanyalah, ia tertidur di ranjangnya semalam setelah menangis seharian.

Apa ini sebuah lelucon?

Sherra masih bingung. Dia mencoba berdiri dan baru dia sadari, dia berada di gudang sekolah.

" Ah ya ampun.. siapa yang menjahiliku begini." Kesalnya.

" Tapi..." Sherra mengernyit mencium bau cat gudang yang tampak masih tercium baru. Suasa memang gelap, tapi Sherra bisa melihat dari cercahan cahaya matahari yang menembus celah celah jendela, tempat itu tersusun lebih rapi.

Jauh dalam kebingungannya, tiba tiba...

Klek

Pintu gudang dibuka,

" Apa ada seseorang di dalam?" Tanya seseorang dengan senter di tangannya.

Sherra terdiam, suara itu...
Seolah tak asing di telinganya.

" Hello, aku mendengar suara. Maaf listrik mengalami gangguan tapi sepertinya aku mendengar suara dari luar!" Ujar orang itu lagi mulai mengarahkan senternya ke wajah Sherra.

Dan...

" Kristall?" Sherra tercekat. Samar memang, tapi dia tahu itu benar benar Kristall.

" Kerren?" Kristal mengkerutkan keningnya melihat Sherra.

Kerren?
Kenapa dia memanggilku Kerren?

" Kenapa kau di dalam. Ayo ke luar!" Ajak Kristall membalikkan badan melangkah ke luar. Sherra mengikuti Langkah Kristal ke luar gudang lalu duduk di bawah pohon rindang yang berada di tengah sekolah. Anehnya, pohon itu tampak lebih hijau

Dia..
Terlihat berbeda..
Cahaya matanya, senyumnya, pancaran wajahnya...
Ada apa ini?
Kenapa aku tidak mengerti?

" Maaf, tadi aku mengira kamu adikku. kamu sangat mirip dengannya." Senyum pemuda itu manis

" Kristall kau kenapa?" Tanya Sherra gugup.

" Kenapa? Maksudnya?" Pria berwajah sempurna itu mengernyitkan keningnya bingung.

Baru saja Sherra ingin membuka mulut, seseorang tampak berlari ke arah mereka. Seseorang yang membuat mata Sherra membulat kaget.

Dia...?
Pak Edy?
Dan... masih terlihat muda?
Dengan seragam sekolahnya?

" Krish, aku mencarimu kemana mana. Rupanya kau ada di sini. Ayolah anak anak butuh penjelasanmu untuk materi yang akan diujikan besok. Mereka sudah menunggu di kelas!" Ucapnya terengah engah mengambil napas panjang

Astaga!
Ada apa ini?
Apa ini mimpi?

Sherra melihat koran yang digulung di tangan Edy.

" Maaf, apakah itu koran hari ini?" Tanya Sherra gugup. Edy mengkerutkan keningnya.

" Iya, astaga siapa dia Krish? Dia mirip sekali dengan Kerren!" Tawa Edy renyah

" A.. aku.. hmm bolehkah aku meminjam koranmu?" Sherra masih belum yakin

" Tentu! Astaga! Kamu seperti kembaran Kerren!" Seru Edy takjub menyerahkan gulungan koran di tangannya.

Sherra membuka lembaran koran itu. Mata indahnya menelisik tanggal yang tertera di bagian atas. Dan...

Deg

Napas Sherra tercekat

23 Mei, serta tahun yang menunjuk pada angka belasan tahun yang lalu.

Itu benar benar koran yang diterbitkan puluhan tahun yang lalu. Lutut Sherra melemas.

Apa ini artinya, dia terlempar ke masa lalu?
Mungkinkah ada hal yang seperti itu?
Sherra menatap ke depan, seolah ada bayangan sosok bertudung hitam yang berdiri menatapnya. Sosok yang tersenyum lalu menghilang bersama angin.

" Kau kenapa?" Tanya Kristal memegang lengannya lembut.

Hangat...
Dia sangat hangat.
Aku bisa melihat cahaya kebaikan di wajahnya.
Ah Ya Tuhan...
Aku tidak mengerti kenapa ini terjadi
Apakah ini kesempatanku untuk merubah takdir?
Apakah ini kesempatanku untuk melindunginya?
Aku tidak peduli.

Yang terpenting sekarang adalah..

Kristallku..
Masih hidup.

" Hei?" Kristall mengibaskan tangannya membuat Sherra tersadar dari lamunannya. Gadis itu mengusap air matanya yang hampir mengalir jatuh karna terharu.

" Maa..af aku murid baru di sini. Tadi aku tersesat di gudang." Jawab Sherra dengan senyum pucat.

Kristall dan Edy tersenyum padanya.

" Kalau begitu aku akan membawamu ke kelasku. Kau bisa belajar dengan teman temanku. Itu pasti menyenangkan, siapa namamu?" Tanya Kristall mengulurkan tangannya.

Sherra gemetar, ia gemetar karna akan bersalaman secara langsung dengan jasad dan tubuh asli Kristall

" Sherra... Shairani Amelia, itu namaku." Ucap Sherra terharu lalu menjabat tangan hangat Kristall lembut.

" Mari ikuti aku!" Kristall berdiri lalu mengawali langkah di depannya. Edy tersenyum membantu Sherra berdiri.

" Jangan menatapnya seperti itu, nanti kau bisa menjadi korban hatinya yang ke 51." Tawa Edy ke arah Sherra.

Sherra tersenyum menundukkan wajah.

" Korban apa?" Tanyanya sembari melangkah mengikuti Kristall dan pemuda di sisinya.

" Hampir sebagian besar gadis di sekolah ini sudah menembaknya. Yang aku hitung sih ada 50 orang yang dia tolak di sini. Jadi jangan buang waktumu. Kau tahu meskipun kau lebih cantik dari kekasihnya, dia tidak akan melirikmu." Ucap Edy santai lalu tersenyum. Mendengar itu, Sherrapun mengulas senyum.

" Kita lihat saja nanti!" Ucapnya senang

Aku berada di sini.
Akupun tidak tahu sebabnya.
Yang aku tahu hanyalah..
Keberadaanku adalah untuk merubah takdirnya.

Dia yang saat ini berdiri di depanku, jauh berbeda dengan Kristall yang aku kenal.
Dia ceria, baik, tersenyum lepas.
Dia benar benar pemuda yang baik. Aku melihatnya, dengan telaten dia mengajari teman temannya.
Kristall aku akan membuatmu jatuh cinta padaku.
Dengan begitu kau tidak akan menunggu untuk Kerren lagi.
Inilah takdir pertama yang akan aku rubah dari hidupmu.

***


Sherra POV

" Kau siapa?" Pertanyaan itu mengintimidasiku, aku tercekat. Gadis di hadapanku ini menatapku tajam.

" Ayolah Kerren.. dia temanku. Dia tidak memiliki siapapun di kota ini. Jadi aku membawanya ke mari untuk menolongnya." Ucap Kristall lembut

Benar, aku tahu Kristall sangat baik. Dia tidak mungkin tega kalau aku bilang aku tidak punya siapapun dan datang ke sekolah ini karna beasiswa. Akan sangat lucu jika aku katakan aku datang dari masa depan demi menyelamatkan jiwanya yang terus menangis selama puluhan tahun. Tidak akan ada yang percaya. Dan disinilah aku sekarang, di sebuah Villa milik Kerren Adiknya. Wanita ini sangat mirip denganku, mungkin kami akan terlihat seperti saudara kandung. Dia terlihat tidak menyukaiku sejak aku datang. Tapi tentu, aku jauh lebih modis darinya, kulitku jauh lebih terawat, karna aku sangat memperhatikan diri. Dia lebih sederhana walaupun terlihat sosialita. Mungkin karna dia berasal dari masa dulu dan aku dari masa depan. Kami mungkin sama tapi kami berbeda.

" Baiklah! Ini hanya karenamu ya Krish." Ucapnya menatap Sherra datar.

Dan sejak saat itu, aku memulai misiku.

Malam itu..
Aku lihat Kristall mengunjungi Kerren lagi. Mereka mengobrol di taman hingga larut malam. Aku bisa melihat dengan jelas, Kerren sangat menginginkan Kristal. Mereka duduk di bangku sebuah taman saat aku berusaha mendekat.

" Kris kau tahu aku sangat mencintaimu." Ucap Kerren waktu itu.

" Aku tahu.. tapi..." Wajah Kristal terlihat berat untuk mengatakan.

" Sssttt jangan mengatakan apapun jika itu hanya akan menyakitiku. Kristall bukan salah kita jika kita saling mencintai. Ini salah ayah kita yang memisahkan kita sejak kecil. Atau salahkan tuhan yang menciptakanmu begitu indah."

Sumpah demi apapun gadis itu sangat pandai merayu. Dia memegang wajah Kristall lalu membelainya mesra.

" Aku menginginkanmu Krish." Ucapnya mendekati wajah Kristall. Sebagai mantan bad girl aku tahu pasti apa yang ingin dia lakukan pada pria polos itu. Maka aku langsung berlari ke arah mereka.

" Ekhm maaf.. apa aku mengganggu?" Teriakku agak keras berhasil membuyarkan aksi Kerren yang bersungut sungut dengan wajah memerah. Dia melirik kesal ke arahku.

" Ada apa Sherra?" Tanya Kristall lembut. Ah ya ampun tatapannya saja bisa bikin aku merasa akwwwrrddd

" Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu Kristall."  Senyumku kikuk mencari alasan.

" Katakan saja di sini!" Tegas Kerren.

" Hanya berdua dengannya." Balasku penuh penekanan. Sumpah rasanya aku ingin mencekik wanita ini. Dia menoleh ke arah Kristall lalu berdiri dan beranjak ke arahku.

" Awas saja kalau kau berani mendekatinya kau akan menanggung akibatnya!" Ancamnya di telingaku sebelum beranjak pergi. Jujur, bulu kudukku berdiri, seumur umur baru kali ini aku diancam orang.
Whatever lah, yang penting aku berdua dengan Kristall saat ini.

" Ada apa Sher?"

Mikir Sherra... ayo mikiiirr..

" Kau dan Kerren bersaudara kan? Maaf tapi sepertinya aku melihat tadi dia akan..."

" Itu bukan urusanmu Sherra!" Potongnya. Ekspresinya langsung berubah 180 derajat ke arahku.
Ekspresi yang sama dengan Kristall hantu yang aku kenal. Dan aku sudah kebal.

" Aku tahu hubungan kalian. Kristall, dia adik kandungmu kan?" Ucapku memulai. Bodo amat dia bakalan marah atau gak. Yang jelas dia harus jauh dari si cewek barbar tadi

" Tolong, kalau cuma ini yang mau kau katakan.. kembalilah ke kamarmu!" Ucapnya penuh penekanan.

" Kristall, aku hanya ingin menolongmu."

" Kau bukan siapa siapa jadi jangan sampai sikap baikku berubah padamu Sherra. Kau bisa pergi jika kau mau. Jangan campuri urusanku!" Tegasnya lagi

" Kristal aku tidak akan membiarkanmu..."

" Kau tidak dengar? Abaikan saja dan jangan campuri urusanku, apa hakmu!" Dia mulai membentakku, oke fix, aku bisa melihat, dia benar benar mencintai Kerren. Kalau seorang pemuda sesabar dia bisa marah karna seorang gadis, artinya gadis itu adalah segalanya bukan?

" Ada, ada hubungannya denganku. Karna cinta ini akan membawa penderitaan panjang bagimu. Kau akan menderita selamanya. Dengarkan aku Kristall, aku mohon!" Aku melipat tanganku memohon saat itu.

" Kenapa aku harus mendengarkanmu?"

" Karna aku mencintaimu, aku hanya ingin kebahagiaanmu, itu saja. Aku tidak akan meminta cinta darimu aku hanya ingin kau tidak tersesat." Jawabku dengan mata berkaca kaca. Sial, emosinya mempengaruhi pikiranku

Aku tidak mau takdir keji itu merenggutmu Kristall.
Aku berharap dia mengerti.
Dia terlihat berpikir saat aku beranjak pergi. Aku meninggalkannya seorang diri di taman malam itu. Rasa malu akan pengungkapanku tadi dan rasa marahku menjadi satu. Aku tahu, mungkin setelah ini dia akan membenciku. Tapi aku berharap... sedikit saja dia mau mendengarkan aku, sedikit saja.

Dan benar,
Pagi itu di sekolah, dia menatapku dingin. Bahkan tidak menjawab sapaanku. Beginikah akhir dari para gadis yang menyatakan cinta padanya?

" Apa kau membuatnya marah?" Tanya Pak Edy kali itu membuyarkan lamunanku. Aku tersenyum kecut ke arahnya, agak risih melihat Pak Edy masih semuda ini. Bagaimanapun dia guruku kan?

Dia duduk di sisiku.

" Sebenarnya kamu ini dari mana?" Tanyanya sukses membuatku pucat

" Kenapa kau menanyakan itu?"

Dia tersenyum ke arahku.

" Mungkin aku tidak sepintar Kristall, tapi aku lebih teliti darinya." Ujarnya sukses membuat dadaku berdebar debar.

" Maksudmu?" Aku menatapnya bingung. Dia melihat ke dalam mataku lalu menunjuk seragamku.

" Saat pertama bertemu denganmu, aku melihat identitas ini!" Tunjuknya pada pundak kiriku.

Astaga...
Benar,
Disetiap seragam sekolah pasti ada identitas tahun pengangkatan.
Apa ini artinya...
Dia harus tau tentangku?

" SMU 56 tahun angkatan di bahumu, itu sangat aneh bagiku, tahun di bahumu itu benar benar menggangguku. Aku pikir, mungkin ada salah cetak di sana. Tapi saat aku bertanya pada adik kelas yang seharusnya mengenalmu, mereka bilang tidak ada nama Shairani Amelia ataupun Sherra. Lalu aku bertanya Kepala Sekolah dan jawabannya sama. Aku juga mendengar cerira Kristall tentang permintaanmu padanya semalam. Siapa kamu sebenarnya Sherra?" Ujarnya seolah olah mengintimidasi diriku. Aku benar benar sulit menggerakkan bibirku.

Aku pucat, apa yang harus aku jawab?
Pak Edy.. ternyata dari sejak muda dia memang sangat teliti dalam menyelidiki sesuatu.

" Kau bilang pada Kristall cintanya akan membuatnya menderita selama bertahun tahun. Apa maksudmu? Dari mana kamu? Siapa kamu sebenarnya?" Tanyanya beruntun. Dia terlihat tenang. Tapi aku, aku benar benar gugup. Bagaimana ini?
Aku bisa disangka mengada ada dan kesempatanku untuk menolong Kristall akan semakin jauh.
Lebih parahnya lagi, aku bisa disangka kurang waras.
Apa yang harus aku jawab?

Jauh dalam kebingunganku...

" Edy.. sedang apa kau di sini?" Seseorang hadir di antara kami. Syukurlah suasananya menjadi lebih tenang.

" Aku sedang duduk bersama adik kelas kita, itu... yang aku ceritakan semalam." Tawa Edy pada wanita cantik berambut gelap sebahu yang kini berdiri di hadapanku.

" Oh jadi ini yang namanya Sherra. Kau memang sangat mirip dengan Kerren. Tapi kau lebih cantik dan... sexi sih." Senyumnya ramah mengulurkan tangan. Membuatku tersipu atas pujiannya.

" Perkenalkan, aku Selvi.. Selvi Ananta sahabat Edy dan Kristall. Senang bisa bertemu denganmu." Ujarnya memperkenalkan diri.

Apa?
Apa barusan katanya?
Jangan bilang kalau gadis cantik ini adalah...
Mrs. Selvi kepala sekolahku..
Ah ya ampun!!!

" Sherra." Jawabku menjabat tangannya. Dia tersenyum manis ke arahku.

" Oiya Edy, di mana si ganteng?" Tanya Selvi. Ah ternyata dulunya Mrs. Selvi orangnya lucu juga.

" Dia baru saja masuk ke kelas. Sana gih susul!" Jawab Edy masih duduk santai di sisiku.

" Oh baiklah, aku juga butuh bantuannya untuk menyelesaikan tugas. Oiya Sherra, hati hati dengan pria di sampingmu itu. tidak banyak yang tahu, tapi dia kadang suka mengigit." Tawa Selvi renyah lalu berlari dari hadapan kami setelah dilempar koran oleh pak Edy.

Suasana kembali mencekam saat kami kembali berdua.

" Sherra, aku masih menunggu penjelasanmu." Ucapnya lagi.

Aku mengambil napas panjang lalu memberanikan diri menatap wajahnya yang lumayan cute dengan kacamata minus itu. Berani jamin, jika aku masih Sherra yang dulu aku pasti sudah merayunya.

" Aku hanya bisa memberi tahumu sedikit tentang ini, ada banyak hal yang tidak bisa aku jelaskan. Aku datang hanya untuk menyelamatkan dan melindungi Kristal." Jawabku.
Dia tampak memicingkan mata, seolah berusaha mencerna kata kataku. Dan aku tahu pasti jawabanku agak sedikit aneh baginya.

" Melindungi? Maksudnya?"

Dia benar benar sosok yang observation. Benar benar teliti dan sangat detail. Sosok yang membuatku menarik napas panjang lalu menyeka keringat yang tiba tiba berdemo di keningku.

" Aku akan menceritakan semuanya padamu, karna aku tahu kau adalah sahabat Kristall sejak dia masih kecil. Dan kau adalah orang yang akan sangat terluka jika sesuatu yang buruk menimpanya kan. Jadi..." Aku kembali menarik napas dalam. Ini benar benar lebih menegangkan dari pada naik Rollercoaster sekalipun

Aku tahu dia akan menganggapku apa, tapi mungkin dengan menceritakan semuanya..
Setidaknya akan ada yang membantuku.
Jika aku bisa membuatnya percaya padaku. Kali ini saja.

Akupun mulai menceritakan semuanya padanya. Semuanya tanpa terkecuali. Dengan mata berkaca kaca, aku menceritakan hal buruk apa yang akan menimpa Kristall. Aku berharap dia mengerti dengan melihat air mataku. Tapi...

" Hahaha apa kamu sedang mengarang cerita? Jadi, kamu datang dari masa depan dan menceritakan bahwa Kristall akan menjadi hantu penunggu sekolah selama 18 tahun? Kamu pikir aku akan percaya? Jangan bilang kamu menggunakan trick ini untuk mendekati Kristall." Dia tertawa. Eeperti dugaanku, dia mentertawakanku. Dia akan menganggapku gila.
Tapi bukan Sherra namaku jika aku menyerah.

" 29 juni dan 20 agustus itu tanggal lahirmu dan Kristall. Dia ditinggalkan ibunya beberapa jam setelah dilahirkan. Kalian besar di panti asuhan yang sama. Dia berusaha mengejar impiannya menjadi orang sukses demi bertemu ibunya. Dan di tubuhnya ada banyak bekas luka yang tersembunyi karna sering terjatuh. Dan satu lagi, ada tanda lahir berbentuk bulan sabit di bahu kanannya." Ucapku membuat tawanya langsung terhenti.

" Ya tuhan apa kamu tau semua ini dari Kristall? Atau jangan jangan kamu pernah melihatnya telanjang?" Tanyanya tak percaya, bagaimana caraku menjelaskan semuanya?

" Tidak, aku tahu semuanya darimu sendiri!" Jawabku tersenyum ke arahnya

" Aku?" Tatapannya mulai berubah

" Ya.. kamu! Di masa depan kau akan terus meratap karna kepergian Kristall. Kau akan terluka selama bertahun tahun dan mengabdi di sekolah ini sebagai guru senior. Pak Edy, tolong percayalah padaku! Hanya anda yang bisa menolongku." Aku memegang tangannya lembut. Dia menatapku sangat lama, seolah mencari tahu kebenaran dari balik mataku yang berkaca kaca.

" Ceritakan! Ceritakan semua padaku! Aku ingin mendengarnya!" Ucapnya getir. Aku merasakan tangannya gemetar.

Bersambung.

Continue Reading

You'll Also Like

10.2K 1.2K 24
This is about Love, Ego, and also little bit Brothership
56.3K 8.4K 45
#54 in Short Story [11012019] #180 in Short Story [09112018] #192 in Short Story [06112018] Lee Taeyong, yang notabene-nya cowok keren dan playboy...
46.8K 3K 38
Mataku bukanlah mataku. Iblis-iblis itu menginginkan apa yang jadi milik mereka dikembalikan. Dengan tambahan bonus: jiwaku. Aku terkena kutukan...
17.8K 366 8
"Virus sialan" Mungkin itu kata yang sering diucapkan banyak orang. -Kisah tentang RC selama pandemi-