Selamat membaca 🙇🏻
-
-
-
-
"Yang bener dong nyapunya, bagian dibawah meja masih kotor"
"Ini kenapa Lego nya masih berantakan?"
"Bisa nyapu gak sih? Liat masih berdebu gini"
"Heejin Heejun kalian beresin legonya. Bu Chika balik harus udah rapi"
Ara dan Si Kembar menghela nafasnya. Pagi ini mereka sudah dihukum oleh Sang Ratu di rumah itu. Tiba-tiba saja setelah sarapan Chika memerintah mereka bertiga untuk gotong royong membersihkan rumah.
Chika menghukum mereka karena masih tidak terima dengan kejadian semalam saat di Konser. Ara dan anak-anaknya kompak membuat dirinya kesal dan menahan rasa cemburunya. Maka dari itu dia menghukum Ibu dan anak itu.
"Bu Chika galak" ucap Heejin
"Ssttt, kakak jangan bicara seperti itu. Nanti Bu Chika dengar" ucap Heejun menutup mulut kakaknya
"Kerjain aja, ikutin apa kata Bu Chika" ucap Ara
"Semangat kita!" Ucap Heejun
Heejin mengangguk lesuh lalu melanjutkan membereskan mainannya ke dalam kotak. Ara juga dengan teliti menyapu bagian bawah meja hingga tidak tersisa debu satu pun.
Sementara itu Chika sedang asik menonton televisi di ruang tamu. Ia duduk di sofa sembari memangku setoples kue coklat kacang buatannya sendiri ditemani dengan orange juice.
"Nikmat banget hidup gue" ucap Chika
Chika tersenyum melirik Ara dan Si Kembar yang sedang bekerja. Salah sendiri semalam mencari masalah dengannya. Ia kembali melanjutkan acara menonton televisinya membiarkan Ibu dan anak itu melaksanakan hukumannya.
Ara yang sedang menyapu beberapa terlihat menyeka keringatnya. Jujur saja dia masih merasa lelah, ia ingin melanjutkan tidurnya tapi jika dia tidur sudah dipastikan pujaan hatinya akan tambah marah. Tadi saja Ara sudah menjadi sasaran cubitan dan pukulan Chika. Jadi kali ini dia harus patuh.
"Ibu belum selesai?" Tanya Heejun
"Belum, sisa bagian dapur sama teras" jawab Ara
"Oh, kalau kakak sama adik sudah selesai" ucap Heejun dengan nada sombongnya
"Kok cepet?" Tanya Ara
"Karena kami bekerja secara gotong royong, kalo ibu kan sendirian" jawab Heejin
"Enak banget udah selesai" ucap Ara
"Semangat ya Ibu, semoga tidak dimarahi Bu Chika lagi" ucap Heejin terkekeh
"Kalian juga dimarahin ya" balas Ara
"Tidak apa-apa, yang penting hukuman kami berdua selesai lebih cepat" balas Heejun
"ITU YANG LAGI PEGANG SAPU MAU NGOBROL ATAU NYAPU?" Teriak Chika
"IYA IYA NYAPU NIH NYAPU!" Balas Ara
"NYAPU YANG BENER, YANG KERJA TUH TANGAN BUKAN MULUT"
Heejin dan Heejun tertawa kecil mendengar suara teriakan Chika pada Ibunya. Mereka bisa melihat bagaimana wajah Ibunya yang sekarang sedang menahan rasa kesal. Akhirnya mereka berdua memilih untuk ikut menonton televisi bersama dengan Chika.
••
Ara baru saja memasuki kamarnya. Tangannya memijat-mijat lehernya yang terasa pegal. Bagaimana tidak pegal, tiba-tiba setelah selesai menyapu dan mengepel sang pujaan hati menyuruhnya agar membersihkan plafon rumah dari jaring laba-laba. Belum lagi punggungnya juga terasa pegal, tulang-tulangnya terasa remuk.
Chika yang sedang duduk di pinggir kasur menoleh saat mendengar suara kretekan tulang yang tentunya berasal dari pacarnya yang baru saja selesai menjadi pembantu di rumah ini. Namun Chika memilih cuek saja ia kembali melanjutkan kegiatan bermain ponselnya.
"Chika bisa kretekin punggung gak? Punggung aku pegel banget pengen di kretek" ucap Ara
"Gak bisa" jawab Chika tanpa menoleh pada Ara
Ara menghela nafasnya dan berjalan menuju kasur. Ia langsung membaringkan badannya karena Ara butuh rebahan telentang untuk meluruskan punggungnya. Ia mendesah pelan saat merasakan punggungnya sedikit nyeri karena menyesuaikan dengan permukaan kasur yang rata.
Chika yang tega akhirnya mengambil krim untuk pegal-pegal di laci nakas, "Tengkurap, biar aku pijitin" ucap Chika
"Kamu bisa mijet?" Tanya Ara
"Ya udah kalo gak mau!" Ucap Chika
"Ehh mau mau mau, hehe ayo dong pijetin. Badan aku remuk banget sumpah" ucap Ara menahan tangan Chika
"Ya udah buka dulu bajunya" ucap Chika
Ara menurut, ia membuka baju bagian atasnya dan langsung tengkurap. Perlahan Chika mulai mengolesi krim pegal-pegal itu di punggung Ara dan memberinya sedikit pijatan disana.
"Jago mijet euy" ucap Ara
"Iyalah, aku mah jago apa aja" balas Chika
"Cocok jadi istri" ucap Ara
"Udah cocok kenapa gak dinikahin?" Tanya Chika
"Sabar, biaya nikah mahal" jawab Ara
"Sabar-sabar mulu, mending aku aja yang nikahin kamu" ucap Chika
"Boleh, ayo lamar aku" balas Ara terkekeh
Chika menonjok punggung Ara membuat Ara memekik, "Makanya gak usah ngeselin!" Ucap Chika
"Sini deh bentar" ucap Ara menginstruksikan Chika agar mendekat
"Kenapa?" Tanya Chika yang posisinya sudah lebih dekat dengan Ara
Ara tersenyum saat melihat wajah Chika berada di sampingnya. Chika menatap bingung pada Ara karena pacarnya itu hanya tersenyum. Tiba-tiba netranya membulat saat melihat sebuah kotak kecil muncul didepan wajahnya.
"Ayo nikah" ajak Ara
"Ra i-ini serius?" Tanya Chika
Ara menganggukkan kepalanya. Ia duduk bersila dengan hanya memakai sport bra nya saja. Ara membuka kotak kecil itu dan menunjukkannya pada Chika. Disana terlihat ada sepasang cincin emas putih.
"Gimana kalo aku ngajak kamu nikah dengan cara aku sendiri? Kamu tau kan hubungan kita di negara ini kaya gimana. Jadi aku mau mengikat kamu dengan tali pernikahan menggunakan cara aku sendiri. Tukar cincin, saling memiliki satu sama lain, dan berkomitmen. Nanti kalo ada waktunya, kita bisa resmikan pernikahan ini secara formalitas di Belanda" ucap Ara
"Chika, kamu mau kan jadi pendamping hidup aku dan anak-anak?" Tanya Ara
Chika langsung menganggukkan kepalanya. Ia senang dengan gebrakan tiba-tiba yang pacarnya lakukan. Dari dulu Ara memang tidak bisa ditebak, orangnya suka tiba-tiba. Tiba-tiba pergi, tiba-tiba datang, tiba-tiba confess, tiba-tiba ngajak pacaran, dan sekarang tiba-tiba ngajak nikah.
"Sini aku pakein cincinnya" ucap Ara
Ara memasangkan cincin di jari manis Chika. Setelah itu Chika juga memasangkan cincin di jari manis Ara. Keduanya tersenyum menatap tangannya masing-masing. Sudah ada cincin sebagai simbolis untuk mengikat hubungan mereka seterusnya.
"Ayo lanjutin pijetnya" ucap Ara
"Minimal pelukan dulu kek atau cium gitu!" Ucap Chika
Ara terkekeh mendengar ucapan Chika. Ia pun memeluk pacarnya dengan senang. Chika langsung membalas pelukan Ara. Ia tidak peduli dengan aroma krim pegal-pegal yang kini menempel di kulit Ara.
"Makasih ya udah nerima kehadiran aku lagi" ucap Ara
"Sama-sama, kita harus ngejalanin hidup bareng terus sama anak-anak" ucap Chika
"Pasti, harus bareng-bareng" balas Ara
"Janji ya Ra?" Tanya Chika
"Janji" jawab Ara tersenyum sembari menautkan jari kelingking mereka
Perlahan jarak wajah mereka semakin terkikis. Keduanya sama-sama memejamkan matanya dan menyatukan bibir mereka. Keduanya berciuman dengan irama yang teratur. Tidak cepat dan tidak lambat. Ciuman yang terkesan lembut agar masing-masing dari mereka bisa merasakan cinta disetiap kecupan yang tercipta.
"Kak, sepertinya kita harus pergi dari sini"
"Sudah kakak bilang untuk tutup mata! Kita tidak boleh melihat Ibu dan Bu Chika berciuman!"
"Tapi kakak tidak tutup mata"
"Kamu masih kecil, kakak sudah besar"
"Kita hanya berbeda 15 menit saja kak"
Ara dan Chika menyudahi ciumannya karena mendengar suara kedua anaknya tengah berdebat. Mereka sama-sama mengusap bibirnya yang basah.
"Kayanya mereka lihat kita ciuman deh" ucap Chika
"Gak salah lagi" ucap Ara
Terlihat 2 anak bogel sedang berdebat di balik pintu kamar mereka yang sedikit terbuka. Tapi sepertinya 2 anak bogel kembar itu tidak menyadari jika kini kedua orangtuanya sudah memperhatikannya.
"Heejin Heejun, sini masuk kenapa berdiri didepan pintu" panggil Ara
"Kita ketahuan!" Ucap Heejin
"Gara-gara kakak, suara kakak keras sekali" balas Heejun
"Ssttt diem, ayo kita masuk biar Ibu dan Bu Chika tidak marah" ucap Heejin
Kedua anak kembar itu masuk ke dalam kamar orangtuanya. Chika menyuruh mereka untuk ikut naik ke atas kasur, Ara juga sudah memakai kembali kaosnya.
"Kenapa cuma berdiri didepan, hm?" Tanya Chika
"Tadi kita mau minta bantuan Ibu" jawab Heejin
"Minta bantuan apa?" Tanya Ara
"Kakak dan adik ada tugas membuat video bernyanyi" jawab Heejin
"Kapan tugasnya dikumpulin?" Tanya Ara
"Hari Selasa"
"Masih lama, besok aja ya pas malem" ucap Ara
Chika menjitak kepala Ara, "Gak usah bawa-bawa kebiasaan males kamu pas sekolah ke anak-anak. Kerjain sekarang!" Ucap Chika
"Kan masih lama sayang, besok aja pagi deh atau gak sore" balas Ara
"Sekarang! Sana bawa anak-anak ke studio kamu" ucap Chika
"Biar besok saja Bu Chika, Heejin masih mau tidur siang, hehe"
"Iya, Heejun juga mengantuk"
"Ya udah kalo gitu, tidur disini aja yuk sama Bu Chika. Kasurnya masih luas" ucap Chika
"Mau mau mau, Heejun mau tidur sambil memeluk Bu Chika"
"Kakak juga mau memeluk Bu Chika"
"Ibu juga mau" ucap Ara
"Ibu sudah sering memeluk Bu Chika, sekarang biar kami berdua yang memeluk Bu Chika" ucap Heejin
"Ngalah aja Ra, kamu bisa tidur di sofa" ucap Chika
"Hah gimana Chik?" Tanya Ara
"Tidur di sofa, aku mau tidur siang sama anak-anak" jawab Chika
"Kan masih muat, kenapa harus di sofa?" Tanya Ara
"Aku mau bertiga doang sama anak-anak" ucap Chika
Ara hendak melayangkan protes tapi Chika dan kedua anaknya sudah berbaring dengan posisi Chika diapit oleh kedua anaknya.
"Ibu tidak usah sedih, kami hanya meminjam pacar ibu di siang hari" ucap Heejun
Ara mendengus kesal, ia pun memilih pergi dari kamar, "Besok-besok anak-anak gue titip aja lah ke Kak Anin sama Rey" gumam Ara
Ara pergi ke ruang tamu. Ia merebahkan badannya di sofa sembari menyalakan televisi. Saatnya untuk bermalas-malasan.
~≈Ω≈~
Santai dulu ga sih??
Kalo kata gue mah yuk cari oshi baru, yuk tetep di ngejeketi gak boleh pergi meskipun kuncinya ilang😁
memberikan kebahagiaan lewat gummy smile ku, one spirit one love!
CHIKARA JAYA JAYA JAYA !!!
-
-
-
-
Terimakasih banyak atas apresiasinya:)
Jangan lupa untuk vote dan komen ya!