Double up! Senin author ga update dlu ya
Sebelumnya author mau ucapin terima kasih sama klen yang udah baca, follow, vote dan komen di cerita author 🙏😊
Selamat membaca!
_______________________
Alexander bersama pasukannya menyusuri gelapnya malam untuk mencari keberadaan sang Duchess. Alexander masih bertanya pada dirinya sendiri, kenapa wanita itu begitu ceroboh pergi dari kediaman tanpa memberitahu kepada siapapun kemana ia pergi. Alexander berdecak kesal, tidak habis pikir dengan istrinya
Tiba-tiba beberapa prajurit berkuda yang berada di depannya berhenti, keningnya mengerut begitu melihat sosok yang ia kenal
"Apa yang kau lakukan malam hari disini, Viscount Christof?" Tanya Alexander
Christof bersama dengan ajudannya memberi hormat sejenak kemudian menjawab,"Saya baru kembali dari Brilla untuk urusan pekerjaan, Duke. Duke Alexander sendiri sedang apa ditengah malam seperti ini?"
"Aku mencari Duchess Verona"
"Duchess Verona?"
Alexander mengangguk,"Ia belum kembali ke kediaman sejak pergi pagi tadi"
"Tadi pagi saya berpapasan dengannya" bohong Christof
Alexander lekas turun dari kereta kudanya dan menghampiri Christof
"Dimana?..."
"Saya sempat bertemu dengan Duchess di Brilla. Saat itu, Duchess mengatakan akan pergi ke salah satu rumah milik Marquees Felix"
"Marquess Felix?" Alexander bertanya memastikan
Christof mengangguk, ia ingin kembali membuka mulutnya untuk memberi tahu letak rumah tersebut, namun Alexander segera pergi dari hadapannya dengan memacu kuda hitamnya kemudian diikuti oleh pasukannya, sebelum itu Howard sudah mengucapkan terimakasih kepada Christof. Bagaimanapun tanpa pria itu, mereka tidak akan tahu dimana sang Duchess berada
Dalam pacuannya, dada Alexander berdebar. Serentetan pertanyaan muncul di kepalanya, ada hubungan apa Verona dengan Felix? Apa hanya dirinya yang baru tahu jika keduanya memiliki urusan atau keduanya dekat?. Jika berurusan dengan pekerjaan mana mungkin Verona sampai tidak kembali ke Mansion dan pikiran buruk pun mulai menghampiri nya, Alexander menggeleng untuk menepis segala kemungkinan
Setelah menempuh perjalanan dengan keringat yang sudah bercucur membasahi kemeja putih nya, Alexander turun dari kudanya begitu pagar berwarna silver itu berada di depannya. Alasannya langsung pergi ketika Viscount Christof memberi tahunya jika Verona pergi ke salah satu rumah milik Felix, ia segera memacu kudanya kemari karena ia tahu betul keberadaan salah satu aset Felix yang satu ini.
Kereta kuda dengan lambang kediamannya terparkir sempurna di samping pagar besi tersebut. Beberapa prajurit mengecek kedalam kereta dan menemukan sang kusir dan Emma yang tengah terlelap
Alexander sendiri memilih masuk kedalam, langkahnya ia bawa masuk kedalam rumah dengan kondisi pintu tidak terkunci. Alexander berteriak memanggil Verona, namun tidak ada tanda-tanda wanita itu menjawab
Langkahnya ia bawa semakin masuk dan melihat sisa makanan dan minuman diatas meja pada ruang tamu, hal itu semakin menguatkannya jika memang benar Verona berada di sini
"Verona...!!!" Teriak Alexander sembari membuka seluruh pintu yang ada di dalam rumah tersebut
"Dimana keberadaan mereka?" Gumam Alexander
Howard dan Hagrid yang berada di belakangnya turun mengikuti apa yang Alexander lakukan
Hingga satu pintu yang berada tidak jauh dari ruang utama menarik atensi pria itu. Langkahnya dengan tergesa ia bawa, tangannya meraih gagang pintu tersebut kemudian mendorong nya
Kedua insan berbeda jenis itu segera menjauh dari ranjang ketika bunyi pintu terbuka. Verona berusaha menutupi tubuh bagian atasnya karena gaun bagian atasnya sudah melorot, sedangkan sang pria hanya berdiri terdiam dengan tubuh toples nya
Alexander berdiri dengan wajah kakunya, tangannya yang masih bertengger pada gagang pintu ia cengkram dengan kuat hingga membuatnya rusak. Amarah sudah berada di ubun-ubun, tenggorokannya mendadak kering ketika melihat istrinya berbuat hal tak senonoh dengan mantan sahabatnya itu
"Alex..." Lirih Verona begitu melihat wajah tak bersahabat suaminya
Dadanya bergemuruh begitu tatapan Alexander menajam kepadanya, keringat dingin membasahi dahinya, tubuhnya semakin bergetar begitu mendengar ucapan Alexander
"Kemari kau, sialan!" Desis Alexander
Alexander bahkan tidak berinisiatif untuk membantu Verona yang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Wanita itu menangis tersedu, Hagrid hendak menghampiri majikannya karena tidak tega melihat kondisi Verona namun dihadang dengan tatapan mematikan Alexander
Verona berjalan pelan menghampiri suaminya, rasa takut membuat langkah Verona memberat. Otak Verona sudah tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padanya setelah ini.
Merasa Verona terlalu mengulur waktu, Alexander dengan tidak berperasaan menarik tangan Verona kasar kemudian menghempaskannya kepada Hagrid.
Alexander pun kemudian masuk kedalam kamar tersebut lalu memberikan pukulan bertubi-tubi kepada Felix yang sejak awal tak membuka mulutnya sama sekali untuk melakukan pembelaan, meski Alexander tidak bertanya kepada mereka, Alexander berpikir keduanya memiliki inisiatif untuk langsung menjelaskannya. Namun sekarang percuma, api kemarahannya tidak bisa mendengar apapun saat ini selain hasratnya ingin menghabisi bajingan yang berada di hadapannya
Alexander menunduk, menatap lawannya yang sudah terkapar tak berdaya
"Kau sama sekali tidak berubah. Kau tetap seorang bajingan! Apa hobi mu itu masih menyukai apa yang aku miliki heh?"
Alexander kembali melayang pukulan pada perut Felix,"Jangan harap kau bisa merebutnya dari ku. Apa yang menjadi milikku akan tetap menjadi milikku"
Setelah mengatakan itu, Alexander berbalik pergi meninggalkan Felix dengan sekujur tubuh yang sudah lebam, tak terkecuali wajahnya yang tidak luput menjadi samsak untuk Alexander.
.............................................
Setibanya di kediaman, Alexander menyuruh semua yang berada di kediaman nya untuk tidak keluar dari kamar mereka
Alexander menyeret Verona yang tertatih karena mengikuti langkah lebar pria itu, dirinya bahkan tersandung beberapa kali hingga membuat kakinya sakit
Alexander menulikan pendengaran nya ketika mendengar rintihan yang keluar dari mulut Verona. Fokusnya saat ini adalah bagaimana ia akan menyiksa wanita itu setelah apa yang ia lakukan
"Alexander lepaskan!... Ini sakit" Verona masih mencoba melepaskan cengkraman Alexander pada lengannya, justru karena ulahnya Alexander semakin mengencangkan cengkeraman nya sehingga Verona bisa merasakan jika aliran darahnya seolah terhambat
Alexander membuka pintu kamarnya dengan kasar, menutup nya dengan kaki kemudian menghempaskan tubuh Verona pada ranjang
Verona meringis karena punggungnya menabrak kayu yang menjadi kepala ranjang tersebut, ia menangis karena perlakuan kasar Alexander
"Untuk apa kau menangis terus menerus?" Suara itu mengalun berat, membuat Verona takut karena mendengar nya
"Menangis karena ku pergoki berselingkuh atau karena aku memukuli selingkuhan mu itu?"
Verona menggeleng cepat,"Aku tidak berselingkuh Alex, aku dan Felix hanya-"
"Cukup jalang! Jangan sekali-kali kau sebut nama lelaki itu dihadapan ku"
Alexander mendekat kemudian mencengkram sisi wajah Verona,"Sebenarnya apa yang kau cari padanya hah? Apa diriku masih kurang untuk mu Verona hingga kau berselingkuh dengannya?"
Verona kembali menggeleng di sela isakannya, pipinya terasa remuk karena cengkraman Alexander,"Demi tuhan aku tidak berselingkuh! Ku mohon percaya padaku!" Mohon Verona
"Jangan berani-berani membawa nama tuhan atas tindakan tak bermoral mu! Jika kau tidak berselingkuh lalu apa? Apa kau diperkosa olehnya? Jika iya kenapa aku tidak mendengar suara mu berteriak minta tolong?" Cecar Alexander
Verona menangis, entah ia harus mengatakan apalagi kepada Alexander agar mempercayainya. Melihat keterdiaman Verona, Alexander menghempaskan wajah itu kemudian memijit pelipisnya
Verona tidak tahu apa yang terjadi padanya. Tahu-tahu ketika ia bangun ia sudah berada satu ranjang dengan Felix, segala spekulasi muncul di kepalanya, hingga belum selesai keterkejutannya Alexander sudah mendobrak pintu tersebut
Kini ia sudah tidak tahu cara meyakinkan Alexander, melihat Alexander menatapnya benci membuat hatinya teriris. Apa pria itu sama sekali tidak mempercayainya? Bahkan sedikitpun? Jika benar, berarti Alexander tidak memiliki perasaan yang sama seperti apa yang ia rasakan kepada pria itu.
Alexander kembali menatap Verona. Hanya tersisa tatapan marah dimatanya, sebelum ia meledak terlalu jauh dan membahayakan wanita itu dirinya segera memanggil tangan kanannya
"Bawa dia ke ruang bawah tanah. Dan jangan beri pengkhianat ini makan!" Titahnya mutlak
Howard sempat ragu ketika ingin membawa Verona pergi, namun melihat tatap Alexander kepadanya membuatnya mau tak mau pergi membawa Verona
Di sepanjang jalan menuju ruang bawah tanah, Verona terus menangis ketika mengingat segala hinaan yang dilontarkan Alexander kepadanya. Hatinya begitu sakit, bahkan Verona tidak pernah membayangkan rasa sakit seperti yang ia rasakan saat ini, sungguh ini membuatnya sesak.
Verona masuk kedalam jeruji besi itu, ia segera meringsut sembari menenggelamkan wajahnya diatas lututnya
Howard menyuruh sang penjaga segera menguncinya, kemudian disana ia ditinggalkan dalam keheningan, kegelapan dan rasa sakit yang dirasakannya
Sedangkan disisi lain, Lucius dan Lily hingga fajar menjemput tak kunjung menutup matanya karena rasa khawatir yang semakin besar kepada ibu mereka. Hati keduanya tak karuan jika mereka tertidur sedangkan sampai saat ini keduanya belum mendapatkan kabar mengenai keberadaan ibu mereka
"Kakak, Lily takut ibu kenapa-kenapa hikss..."
"Tenanglah, ibu wanita yang kuat. Tidak akan terjadi apa-apa padanya, terlebih ada ayah yang akan melindunginya" ucap Lucius menenangkan adiknya
Sedangkan Maria yang sudah tahu keadaan Verona dari Hagrid kini menangis diam-diam lantaran mendengar ucapan si kembar tentang ibu mereka. Maria ingin mengatakan jika ibu mereka telah kembali namun, ia dalam keadaan tidak baik-baik saja. Mereka tidak tahu jika ibu mereka tengah terkurung dibalik jeruji besi yang dingin dan gelap itu karena hukuman dari ayah mereka.
Maria tentu tidak percaya dengan apa yang ia dengar dari Hagrid. Ia tahu Verona itu wanita seperti apa, ia adalah wanita terhormat dan menjunjung tinggi martabat nya, jadi mana mungkin Duchess melakukan hal tak bermoral itu. Maria yakin jika Verona telah dijebak oleh seseorang yang membencinya dan tentu Maria dapat menebak siapa pelaku yang sebenarnya.
.........................................
Alexander dalam keadaan awur-awuran keluar dari kamarnya. Lingkar hitam dimatanya terlihat jelas serta bau beer tercium jelas di indra penciuman.
Alexander pagi-pagi sudah mengumpulkan semua orang yang berada di kediamannya. Tanpa terkecuali. Dirinya berdiri sembari bersandar pada salah satu pilar di ruangan itu
"Kalian semua dengarkan aku baik-baik!"
Alexander dengan kepala pening berusaha mengangkat wajahnya untuk menatap semua orang yang berada dihadapannya
"Siapapun yang tahu, mendengar tentang apa yang terjadi semalam kemudian membeberkannya ke khalayak umum maka orang itu akan langsung berurusan dengan ku"
Alexander memijat sekilas pelipisnya,"Jika aku tahu siapa orangnya, yang menyebarkannya akan ku potong lidahnya kemudian ku panggang tubuhnya. Dan yang mendengarnya atau mendapat informasi tersebut akan ku potong kedua telinganya lalu ku gantung tubuhnya dipohon hingga membusuk", Alexander menjeda sejenak,"Ini berlaku untuk semuanya, tanpa terkecuali" akhir Alexander sembari matanya tertuju pada Rosella yang berada tak jauh darinya
Wanita itu hanya membalas dengan senyum singkat sembari mencengkram lengan Leonard yang berada di sampingnya
Sedangkan untuk Lucius dan Lily, keduanya tidak diizinkan untuk keluar dari kamar mereka seharian ini. Keduanya bingung, sebenarnya apa yang tengah terjadi. Lucius sendiri telah mendapatkan firasat buruk, ia harus mencari cara agar bisa keluar dari kamarnya kemudian mencari tahu apa yang terjadi. Terutama tentang ibunya.
________________________
.
.
.
Kolom untuk mencurahkan isi hati kalian sama Duke Alexander 👉
Kalau kata author mending Verona kabur aja yuk, ntar makan ati terus sama Duke tampan itu 🙂
Ga deh bercanda, gaboleh main kabur-kaburan gitu
Author jadi kepikiran sama Lucius &Lily 😔, gimana reaksinya ya kalo tahu emaknya dikurung sama bapaknya?
And, makasih udah mampir 🙆