The Tyrant's Wife

By firza532

1.7M 174K 21.1K

Skripsi. Alasan Levia meninggal dunia. Alasan menyedihkan sekaligus paling konyol disepanjang sejarah. Lebih... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Bacaa
Chapter 39
Chapter 40 [END]
Info

Chapter 14

42.2K 4.4K 195
By firza532

Btw, covernya aku ganti ya. Bagus 'kan? ≧▽≦

Jgn sampe lupa xixi

Vote sebelum baca 🌟

Hari ini, Iris bermain bersama Dylan di luar kediaman. Lebih tepatnya dipaksa.

Tanpa sengaja, mereka bertemu di depan pintu masuk salah satu restoran dengan Sylvia dan putra mahkota.

Sylvia mengajaknya makan bersama dengan penuh semangat.

Alhasil, di sinilah Iris berada sekarang. Di dalam restoran bersama kumpulan bangsawan paling berpengaruh di Kekaisaran Barat.

Diam-diam Iris melirik bangsawan berkuasa di sekelilingnya. Sylvia, Samuel, dan Dylan.

Visual para pemeran utama sangatlah bersinar dan sempurna sehingga membuat Iris menciut. Merasa insecure berada di tengah-tengah mereka.

Sylvia, si putri bungsu Duke tampak sangat cantik dan imut layaknya sebuah boneka.

Samuel, putra mahkota tampak mencolok dengan rambut peraknya. Aura positif, senyuman cerah, dan wajah tampannya mampu menenangkan hati siapapun yang melihatnya.

Dylan, grand duke juga tampak mempesona meskipun sangat mengintimidasi. Ketampanan dan aura dinginnya menjadi daya tarik tersendiri.

Pakaian, aksesoris, dan aura mereka begitu mahal. Sangat berbeda jauh dengan Iris yang biasa-biasa saja.

Berada di antara mereka, Iris merasa menjadi seonggok sampah, perusak pemandangan.

"Kau kenapa, Iris?" Celetuk Sylvia. Menyadari raut wajah rumit Iris. Sementara itu, Iris meringis melihat kepekaan Sylvia.

"Aku merasa tidak seharusnya berada di sini. Apakah aku boleh pergi, Vi?"

Pertanyaan Iris sontak mencuri pandangan Dylan dan Samuel.

"Kau lupa? Kau itu sahabatku, Iris. Kau harus berada disisiku." Omel Sylvia. Sadar bahwa kepercayaan diri Iris menurun meski ia tidak mengetahui penyebabnya.

"Sampai kapanpun? Tolong dikoreksi Nona Sylvia! Iris tidak harus selalu berada di sisi nona karena suatu saat nanti, Iris harus hidup bersamaku. Iris akan selalu berada disisiku." Bantah Dylan sedikit kesal.

"Maaf, Grand Duke. Maksudku, Iris harus berada di sisiku sampai Iris menikah dengan grand Duke." Koreksi Sylvia cepat sehingga Dylan tersenyum puas.

"Tenang saja, Vi. Aku akan selalu berada di sisimu meskipun aku sudah menikah dengan Yang Mulia." Timpal Iris bersemangat. Menghadirkan pelototan kaget Dylan.

"Tidak boleh! Sebagai suamimu, aku melarangmu berada di sisinya. Kau harus selalu berada di sisiku! Ingatlah itu, Iris!" Protes Dylan.

"Yang Mulia menyebalkan." Renggut Iris.

Samuel tertawa kecil melihat interaksi manis antara Iris, Dylan, dan Sylvia.

"Ternyata Nona Iris sangat menyenangkan. Wajar saja Sylvia selalu menceritakan semua hal tentang nona saat bersamaku."

Iris tercengang melihat betapa berkilaunya Samuel saat tersenyum. Matanya silau oleh senyuman manis tersebut.

"Kaca mata hitam! Aku butuh kaca mata hitam!" Gumam Iris seraya menutup matanya lebay.

Dylan memicingkan mata kesal melihat tingkah Iris. Meski tidak tahu apa yang digumamkan Iris, ia merasa Iris sedang terpesona melihat ketampanan dan senyuman Samuel.

Pria itu memeluk pinggang Iris posesif hingga Iris menatapnya. "Kau tidak boleh mengagumi pria lain. Kau hanya boleh mengagumiku!" Bisiknya tepat di telinga Iris. Membuat Iris menelan saliva kasar.

"Tenang saja, Dylan. Aku tidak akan merebut Nona Iris darimu karena aku sudah memiliki Sylvia," ujar Samuel gemas melihat keposesifan adik tirinya.

"Aku tahu." Sahut Dylan singkat tapi tetap memeluk Iris posesif. Enggan membiarkan Iris lepas dari pelukannya.

Baru kali ini Samuel melihat Dylan begitu bersemangat dan hangat di hadapannya.

Biasanya, Dylan selalu bersikap dingin, ketus, dan acuh tak acuh.

Berulang kali Samuel berusaha merangkul Dylan. Memberikan dukungan sebagai kakak tapi Dylan selalu menjauh dan bersikap dingin. Jika berbicara, pasti hanya seperlunya saja.

Padahal Samuel sangat ingin membantu Dylan karena tidak tega melihat Dylan selalu diremehkan, dihina, dan direndahkan para bangsawan.

Sayangnya, Samuel kehabisan akal mendekati Dylan yang selalu membangun tembok tinggi di sekelilingnya.

"Oh iya, kapan kalian akan menikah?" Tanya Samuel berusaha mengakrabkan diri lagi.

"Setelah kau menikah, kak."

Sudut bibir Samuel sedikit tertarik mendengar panggilan Dylan untuk dirinya. Rupanya Dylan masih mengingat permintaan sederhananya.

"Baiklah. Jangan sungkan meminta tolong kepadaku jika membutuhkan bantuan untuk pesta pernikahanmu."

"Terima kasih."

Suasana kembali hening karena Dylan tidak tertarik memperpanjang pembicaraan. Bertepatan dengan itu, makanan pesanan mereka pun datang.

Mereka mulai makan siang dengan tenang dan anggun. Kecuali Iris yang berusaha menahan tubuhnya agar tidak bergoyang merasakan betapa lezatnya makanan di restoran.

Sebenarnya Iris mempunyai sedikit kebiasaan kecil di dunia aslinya.

Iris suka menggoyangkan tubuhnya kalau makanannya sangat enak.

"Cobalah ini. Kau pasti suka." Dylan meletakkan salah satu menu makanan pedas di piring Iris.

"Yang Mulia juga cobalah ini. Yang Mulia pasti suka." Tandas Iris begitu bersemangat membagi makanan kesukaannya. Mampu membuat jantung Dylan berdebar kencang.

"Kalian terlihat sangat serasi dan manis." Tutur Samuel sedangkan Iris salah tingkah.

Bukan salah tingkah akibat ucapan Samuel, tapi salah tingkah melihat senyuman manis Samuel. Senyuman yang menggetarkan jiwa raganya.

Sial! Samuel lebih tampan, menggoda, dan green flag daripada Dylan.

Kenapa di dalam novel Sylvia malah jatuh cinta ke Dylan?!

Dimanakah mata Sylvia hingga menyukai Dylan yang tidak ada apa-apanya jika dibandingkan pangeran mahkota?!

Jika dihadapkan antara dua pilihan. Menikahi Dylan atau menikahi Samuel. Sudah pasti Iris akan memilih menikahi Samuel.

Bisakah targetnya diubah saja?

1/9/23

Kuy spam komen sebanyak-banyaknya, biar aku makin semangat nulisnya🌹❤️

firza532

Continue Reading

You'll Also Like

775K 63.3K 54
FOLLOW DULU YUK SEBELUM BACA🥰 karna tak kenal maka tak sayang ehe >< WARNING : KALAU GASUKA JANGAN DIBACA Sinopsis: Chloe, Seorang putri Kerajaan Gr...
814K 61.1K 57
"Werewolf lemah! Tak berguna! Kau seharusnya tidak lahir ke dunia ini!" Aku sering mendengar kalimat itu tertuju untukku. Menyakitkan memang, tapi it...
2.3M 331K 63
Jiwa Anaya tak sengaja terlempar ke zaman kuno akibat dikhianati oleh rekan kerja yang merangkap sebagai sahabatnya. Terlahir kembali di tubuh seoran...
Back to the Past? By Xzvy

Historical Fiction

3.2M 259K 79
⚠️WARNING TYPO BERTEBARAN!! DIPERHATIKAN DALAM MEMBACA!⚠️ Evlleca Amoure Blean. Putri seorang Kaisar yang balik kemasa lalu untuk mengubah seluruh ki...