Jenderal Dan Semesta [✔]

By mrktermelown16

1.7K 303 49

"Kamu harus melupakan kisah ini atau rasanya akan sangat....menyakitkan." - Jenderal dan semesta. ••••• Seme... More

000
01. Jenderal Dan Musik
02. Alana
03. Mundur, Jenderal!
04. Lelah?
05. Buktikan, Bukan Sekedar Omongan.
06. Bulan Sabit
07. Happy Ending?
08. Halte Bus
09. Di Bawah Gerimis Kecil
10. Tentang Kita
11. Kenangan Akhir Pekan
12. About Tonight
13. Walk you home
14. Reano Aldebaran
15. Brithday Girl
16. Seperti Gerimis Kala itu
17. Miracle
18. Where He's?
19. Handwritten
20. Hope
21.Langit Merah Jambu
22. Maple
23. Autumn
24. Sketsa
25. Part Absurd
26. You Never Walk Alone
27. Graduation
28. Diary Halaman 27
29. Get Well Soon, Jenderal
30. Malam Purnama Penuh
31. The Bridge
33. Perhitungan
34. Cicak Salto
35. Sunset
36. A Long Day
37. Jarak
38. You Know l Love You So
39. Kamu Yang Berharga
40. Dream's Come True
41. Hujan

32. Perasaan Menuntut

35 7 1
By mrktermelown16

Happy reading~












"Ngapain sih hari minggu gini masih ke perpustakan?"

"Itu urusan aku. Lagian ngapain kamu ngintilin aku mulu?"

"Bukannya setiap weekend kita ngehabisin waktu berdua, ya? Kenapa kamu masih nanya, lagian tumbenan amat kamu rajin belajar ke perpustakaan." Jenderal memicingkan kedua matanya.

Terdengar helaan napas pelan yang keluar dari bibir Lana meski tipis-tipis. "Itu dulu, sekarang aku punya kesibukan sendiri."

"Emangnya ngabisin waktu berdua sama aku bukannya kesibukan yang kamu sukai, ya."

Langkah kaki Lana praktis berhenti dilorong rak buku yang berada paling belakang. "Aku gak mau jadi cewek bodoh yang sia-sia ngabisin waktunya buat orang yang suatu saat bakal ninggalin aku dan kembaliin aku ke sahabat kecil aku."

"Masih aja bahas itu,"

"Aku juga gak mau bahas itu tapi kamu yang mancing!"

Jenderal menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sejujurnya dia sudah hampir menyerah untuk membujuk Lana tapi dalam hatinya yang paling dalam dia tak akan pernah rela untuk melepaskan Lana dan kehilangan wanita itu. Maka, sampai ke ujung dunia sekali pun dia akan terus berlari mengejar cintanya yang nyaris menghilang.

"Pulang sana, gak usah gangguin aku terus. Aku mau belajar." usir Lana.

"Belajar terus gak bosen?"

"Enggaklah. Ini untuk masa depan aku yang harus aku kejar."

"Gak usah dikejar, capek tau lari."

Lana langsung menatap tajam Jenderal ketika mendengar kalimat laki-laki itu.

"Ngapain dikejar, kan' masa depan kamu udah ada didepan mata kamu sendiri." sambung Jenderal membuat satu alis Lana terangkat keatas.

"Masa depan kamu kan aku." lanjut Jenderal dengan PD-nya.

Alih-alih merespons, Lana justru pergi dari hadapan Jenderal membuat laki-laki bertubuh jakung itu berdecak pelan.

"Kok aku malah ditinggalin sih?!" seru Jenderal lalu laki-laki itu mencengkram pelan pergelangan tangan yang kurus milik Lana.

"Apa lagi sih Jen? Aku tuh capek digangguin sama kamu terus!"

"bisa ga——"

"Gimana lagi sih supaya buat kamu tuh ngerti Jen? Kalo gini terus——"

Lana langsung bungkam ketika Jenderal tiba-tiba mengecup singkat bibir manisnya. Masih dalam jarak yang sangat dekat bahkan Lana dapat mencium dengan jelas aroma napas mint dari laki-laki itu. Lantas Jenderal berujar.

"Aku merindukan kamu setengah mati Lana." gumamnya pelan yang praktis membuat jantung Lana berdebar kencang dan seakan dalam perutnya ada beribu kupu-kupu yang berterbangan.

Lana semakin berdebar, kedua pipinya merah merona seperti tomat dan wajahnya memanas kala Jenderal kembali mendaratkan sebuah ciuman hangat yang lembut tapi terkesan menuntut sebab dalam ciuman itu tersimpan kerinduan yang selama ini terpenjara hingga pada akhirnya bebas lewat perasaan menuntut itu.

*****

"Eunghhh!!"

Dia meringkuk, menarik selimut tebal yang berada diujung kaki hingga menutupi seluruh tubuhnya yang mengigil hebat, dia raba dahi hingga sekitar area leher semuanya panas. Badannya panas tapi dia merasa seluruh tubuhnya mengigil kedinginan.

"Pusing. Kepala gue pusing." erangnya.

Kedua mata yang sayu itu mengerjap dua kali mencoba mencari sebuah kotak yang berisi obat-obatan yang dia yakin bahwa tadi kotak itu berada diatas nakas disamping ranjang tidurnya, namun, sialnya kini dia sudah tidak melihat keberadaan kotak tersebut. Salah liat, salah ingat atau mungkin salah meletakkannya kembali?

Dia pasrah. Di raba-nya kembali dahinya yang semakin panas ia rasakan, mungkinkah demamnya semakin tinggi, pikirnya. Dan firasatnya semakin kuat ketika dia merasakan sesuatu yang begitu lancar lolos keluar dari lubang hidungnya.

Dia menyeka cairan merah pekat kental itu kemudian tangannya mengambil ponsel yang berada diatas nakas lalu mengirimin sebuah pesan ke seseorang.

Alana 🌻

|Lana dirumah aku nggak ada orang, kamu bisa kesini?
|Aku sakit, tolong.

Deliverid. 09.42

****

"Buruan keluar, gue udah didepan fakultas lo!"

"Sabar ege!"

"Buru napa?! Panas ini."

"Ini gue otw kebawah, anying!"

"Lari. Buruan."

Tut...

Sambungan dimatikan sepihak membuat Lana berdecak pelan. Dia baru saja sampai didepan fakultas tempat Lula berkuliah di Surabaya. Setelah lulus SMA Lula memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya dan melanjutkan pendidikannya disana.

"LANA!!"

Atensi Lana langsung tertuju ke arah barat tepat dimana sesosok gadis cantik dengan tubuh semampai dan surai blonde sebahu, melambaikan tangannya ke arah Lana dan dengan begitu saja sebuah senyuman manis terukir di wajah gadis itu.

Itu Lula. Yang datang langsung memeluk tubuh sahabatnya itu.

"Gue kangen lu, bego!" ungkapnya.

Lana sudah ingin mengumpat tapi sang sahabatnya itu telah lebih dulu menyela.

"Mang nya lu gak kangen gue apa Lan?" tanyannya.

"Buat apa gue jauh-jauh dari Jakarta ke sini kalo bukan buat lo bego?! Gue juga kangen ini, tapi gue gengsi hahaha."

"Dih lu! Gengsi mulu digedein!" Lula sewot. "Urat malu lu noh putusin napa?!"

"Dih ogah! Emangnya lo urat malu udah putus, pantesan kerjaannya malu-maluin mulu!"

Lula mendengus keras, dia sudah ingin membalas perkataan Lana namun temannya itu telah lebih dulu merangkul pundak gadis bersurai blonde itu.

"Udah napa ngoceh mulu lo! Laper nih gue. Ajak gue makan kek!" kata Lana.

"Makan mulu. Ayokla, gue traktir lu di kafetaria kampus gue tapi inget ye gak bole banyak-banyak, gue lagi miskin ini!"

"Dih?! Pelit amat jadi temen!"

"Bukan pelit anjirr, ntar kalo gue miskin gimana? Lu mau nafkahin gue?"

"Ogah!"

"Yaudah kalo gitu nurut napa?!"

Lana mengangguk pelan, mengiyakan saja ocehan temannya itu lagipula dia malas berdebat, perutnya sudah terlalu keroncongan.

"Iya deh, gue makan dua sendok aja!" finalnya. Kemudian dua gadis itu perlahan melangkah kaki—— meninggalkan area depan fakultas itu. Dalam perjalan menuju tempat makan ponsel Lana berdenting, sebuah notifikasi pesan masuk, gadis itu merogoh ponselnya yang berada di tas lalu mengecek isi pesan dari seseorang itu.

Jenderal:

|Lana dirumah aku nggak ada orang, kamu bisa kesini?
|Aku sakit, tolong.
09.42

Lana membaca sekilas isi pesan itu. Kini strategi apalagi yang digunakan Jenderal untuk kembali mendekati dirinya? Mungkin berbohong adalah salah satu dari beribu strategi yang digunakan Jenderal kali ini dan hal itu cukup membuat Lana muak.















Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

28.1K 981 8
Story Code : [IAUBK] "Apakah ini waktu terakhirku bersama hyungdeul?" -sehunnie . "Kau akan tetap disini sehunnie" -Luhan . "Kau tetap "URI MAKNAE" k...
Fantasia By neela

Fanfiction

1.7M 5.2K 9
⚠️ dirty and frontal words 🔞 Be wise please ALL ABOUT YOUR FANTASIES Every universe has their own story.
19.3K 2.1K 69
(UPDATE SETIAP HARI) Season 1 : Chapter 1-53 ( Season pertama hanya bagian perkenalan karakter dan hubungan antara kakak beradik ) Season 2 : Chapte...
41.3K 4.4K 31
Mereka yang satu namun tak dipersatukan oleh takdir. Mereka yang seharusnya bersama namun tak dibiarkan bersama oleh waktu. Dan mereka yang berbahagi...