Serba-Serbi Menjadi Idol

By ellendmy

33 6 0

Semua orang bisa kok jadi Idol - Eca note : semua gambar yang ada di cerita ini aku dapet dari google yaa~ More

Bisa Karena Terbiasa
Audisi Idol
Masa Training
Perilaku > Skill
Mulailah dari Langkah Kecil

Coba Aja Dulu

5 1 0
By ellendmy

Untuk kesekian kalinya Eca merasa kecewa setelah membaca naskah teater yang akan ditampilkannya. Bagaimana tidak, sudah setahun lamanya ia selalu aktif berkumpul namun tidak ada sedikitpun peningkatan yang ia rasakan. Setiap kali tampil ia hanya mendapatkan peran figuran saja atau penari latar biasa, ia tidak pernah diberi kesempatan untuk menjadi pemeran yang lebih baik apalagi pemeran utama. Dan kali ini ia termasuk ke dalam kelompok yang berkarakter pantomim. Pantomim ialah suatu pertunjukan teater akan isyarat, dalam bentuk mimik wajah atau gerak tubuh sebagai dialog.

"Yang mendapatkan kelompok pantomim semuanya berkumpul di sebelah kiri ya. Kita latihan gerakan pantomim, nah selama pertunjukan nanti kalian hanya akan melakukan gerakan ala pantomim saja ya tidak akan ada dialog. Jadi kalian tidak perlu menghafal dialog apapun. Kalian tau kan Chaplin? Kurang lebih seperti itu ya anak-anak." Ujar pelatih teater membuat semua anggota pantomim berkumpul dan langsung diarahkan untuk membuat barisan.

"Terus aku di mana coach?" Tanya Queen yang dipilih menjadi pemeran utama.

"Yaa seperti biasa pemeran utama di depan, sini sini." Jawab pelatih teater.

"Enak ya jadi orang cantik atau gaul pasti selalu jadi pemeran utama. Kita mah boro-boro, kemaren kemaren aja jadi kurcaci, jadi zombie, terus sekarang jadi pantomim. Besok-besok kayanya jadi tuyul deh." Bisik Ika kepada membuat Eca tertawa miris.

"Makanya lu skincare-an biar cakep kek dia tuh kan enak diliatnya glowing shining shimmering splendid." Jawab Eca.

"Skincare mahal cuk, dia kan duitnya banyak lah gua buat jajan murah aja masih harus mikir berjuta kali." Balas Ika.

"Sutt ah udah fokus latihan." Tegur Eca.

Mereka pun latihan mengikuti gerakan yang dicontohkan oleh pelatih teater. Gerakan yang mereka lakukan cukup mudah, namun mereka harus mengulangnya terus dikarenakan Queen selalu lupa akan dialognya. Bahkan Eca saja yang mendengar dialognya berkali-kali hafal tapi Queen masih saja lupa akan dialognya sendiri.

"Ya ampun lupa mulu, harusnya tuh dia yang jadi pantomim biar gausa ngomong." Bisik Ika gemas yang hanya dibalas Eca dengan menempelkan jari telunjuknya kepada mulut nya itu.

Sebulan berlalu dan mereka pun menyelesaikan pertunjukan dengan lancar. Usai pertunjukkan mereka langsung berfoto bersama untuk mengabadikan momen tersebut, terkecuali Ika yang langsung pergi begitu saja. Eca yang mengetahui hal tersebut segera menarik Ika untuk berfoto bersama.

"Gamau ah malu gua jelek banget." Bantah Ika berusaha melepas tarikan Eca.

"Yaelah foto doang kenapasi, gimana pun kita kan satu kelompok harus kompak." Ucap Eca sambil berusaha menarik Ika."

"Ya kalo gua pemeran utama yang di make up cantik kaya Queen juga gua gaakan nolak buat foto Ca."

"Udahlah Ka jangan ngebandingin diri lu sama dia karena gaakan ada abisnya." Eca pun berhasil membawa Ika dan dengan terpaksa mereka berfoto bersama.

Keesokan harinya, Eca memperlihatkan video teater serta foto-foto kemarin pada teman sebangkunya yaitu Ara. Melihat itu Ara tertawa, apalagi setelah mendengar keluh kesah yang dirasakan Eca selama aktif mengikuti eskul teater.

"Udahlah Ca, mending lu keluar aja dari teater daripada cape-cape di sana tapi diperlakukan ga adil gitu." Saran Ara.

"Gua juga pengen keluar sih, tapi kalo keluar teater gua ga punya eskul lagi dong." Jawab Eca.

"Ya udah lu masuk ekskul Jepang aja bareng gua, gua jamin lu bakalan betah." Ajak Ara dengan semangat.

"Tapi gua malu jadi anggota baru, gaada yang kenal juga." Keluh Eca.

"Kan ada gua Ca, udah lu coba aja dulu." Ucap Ara gemas.

"Ya maksud gua tuh gaada yang gua kenal lagi selain elu." Jawab Eca.

"Ya kan bisa kenalan, udah deh gini aja. Lu coba aja dulu ikut kumpul seminggu. Abis itu terserah deh mau lanjut apa kagak. Gimana?" Tawar Ara.

"T-tapi."

"Udah gausah kebanyakan tapi, dulu kan gua ikutan OSIS karena lu maksa kan, sekarang gantian dong." Potong Ara.

"Tapi akhirnya lu keluar di OSIS karena ga betah kan." Sangkal Eca.

"Ya kalo lu ga betah juga kan bisa keluar Eca sayang. Udahlah Ca coba aja dulu siapa tau betah. Yayaya?" Bujuk Ara sambil mengedipkan matanya.

"Hmm yauda deh."

Eca pun akhirnya mengikuti saran teman sebangkunya itu dan ikut berkumpul dengan ekskul Jepang bersama Ara. Ekskul tersebut bernama Daiichi no Kurabu atau biasa disebut Daiku. Tanpa disangka di hari pertamanya ia disambut dengan sangat baik oleh semua anggota, senior, alumni, maupun pelatih daiku yang hadir pada saat itu.

"Wah ada yang baru bergabung nih." Sambut sensei dengan ceria. Semua anggota yang ada pun satu persatu mengajaknya berkenalan.

"Coba dong jikoshoukai dulu di depan biar semuanya kenal." Ujar Sensei. Eca yang tidak mengerti pun langsung menatap Ara.

"Itu artinya perkenalan diri dalam bahasa Jepang. Nih baca aja." Jawab Ara sambil menyodorkan contekan pada Eca yang langsung ke depan.

"Hajimemashite Watashi no Namae wa sebut nama, eh Eca desu. Yoroshiku onegaishimasu." Ucap Eca sambil membaca lalu sedikit membungkukan badannya.

"Yoroshiku onegaishimasu." Seru semua anggota Daiku dengan semangat.

"Jadi namanya Eca ya bukan sebut nama haha, Ara lain kali ngasih contekan yang bener. Coba Ara kasih tau tadi artinya apa." Ucap Sensei.

"Jadi Hajimemashite tuh artinya salam kenal. Watashi no namae wa Udin, artinya nama saya Udin. Yoroshiku onegaishimasu itu artinya mohon bimbingannya atau bantuannya." Jawab Ara membuat Eca mengangguk.

"Nah berhubung semuanya sudah kenal Eca, sekarang kita akan belajar bagaimana cara membuat sushi. Kalian sudah bawa kan bahan-bahan yang kemarin Sensei tulis di grup?" Tanya Sensei yang langsung dijawab dengan antusias. Eca yang tidak membawa apapun langsung menatap Ara lagi.

"Udah gapapa, ikutin aja." Jawab Ara santai.

"Sini Eca ayo kita buat sushi bareng, ini aku bawa bahan banyak kok. Kamu tau sushi kan?" Tanya Salsa, salah satu anggota Daiku. Eca pun mengangguk, ia tahu sedikit mengenai Jepang dari anime yang dia tonton.

"Btw kamu kelas 10 Mipa 2 ya?" Tanya Salsa.

"Iya, sebangku sama Ara." Jawab Eca masih sedikit canggung.

Seperti dugaan nya sushi ialah makanan khas Jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama lauk berupa makanan laut, daging, sayuran mentah maupun yang sudah dimasak. Eca pun mengikuti Sensei maupun senior yang sudah memberinya contoh. Awalnya ia merasa kesulitan untuk menggulung dan memotong nasi beserta lauknya yang dibalut nori (lembaran rumput laut yang dikeringkan), namun setelah percobaan ketiga kalinya ia bisa melakukannya dengan rapi. Selain itu, makanan khas Jepang ini juga menjadi makanan favoritnya karena selain bentuknya yang unik rasanya pun enak. Setelah pertemuan pertama tersebut, Eca dengan pasti memutuskan untuk keluar dari teater dan mulai aktif bergabung dengan eskul Daiku.

***

Pada pertemuan kedua, semua anggota Daiku mendiskusikan siapa saja yang akan mengikuti perlombaan akademik maupun non akademik yang diadakan oleh Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) . Ada berbagai perlombaan akademik seperti lomba rodoku, speech, kana, shuuji, dan character design. Selain itu adapula perlombaan non akademik seperti lomba cover song, cosplay, cosplay walk, dan juga cover dance.

"Siapa nih yang mau ikut lomba rodoku?" Tanya Sensei namun tidak ada yang mengajukan diri. Lalu Sensei pun menunjuk Ara dan Eca untuk mengikuti lomba tersebut.

"Ara sama Eca ya yang ikut lomba rodoku." Tunjuk Sensei.

"Kan Ara udah pernah ikut lomba rodoku tahun lalu, Ara mau coba lomba cosplay Sensei." Jawab Ara.

"Emang Ara mau cosplay apa?" Tanya Sensei.

"Ara mau cosplay Chaplin, Sensei." Celetuk Evan sambil tertawa.

"Gak dong enak aja, ga cocok. Lebih cocok lu kali." Balas Ara sambil ikut tertawa, ia jadi teringat saat Eca tampil pantomim. Eca yang mendengarnya pun mencubit Ara hingga ia meringis kesakitan.

"Yaudah kalau gitu Ara cosplay aja ya. Eca tetep ikut rodoku." Ucap Sensei menengahi.

"Sensei, lomba rodoku itu apa ya?" Tanya Eca.

"Itu lomba membaca teks bahasa Jepang, jadi nanti Ara akan dilatih oleh para senpai disini untuk belajar membaca huruf hiragana, katakana, dan juga kanji." Jelas Sensei.

"Kalau kalah gimana Sensei? Aku belum pernah belajar bahasa Jepang soalnya Sensei." Ucap Eca ragu.

"Ya gapapa Ara juga tahun lalu kalah gapapa kan Ra?" Jawab Sensei.

"Iya ca, cobain aja dulu. Kalo kalah ya berarti ga menang hahaha." Seru Ara sambil tertawa.

Lalu selama sebulan itu pun Eca memaksimalkan waktunya untuk belajar bahasa Jepang, terutama hiragana katakana dengan bimbingan serta dukungan dari para senpai (senior). Namun ternyata ia tidak menang, tapi hal itu tidak menurunkan semangatnya. Ia menjadi tertarik belajar bahasa Jepang dan terus mencoba lomba rodoku setiap ada kesempatan. Meskipun pada akhirnya ia tidak pernah menang dikarenakan ia masih cukup baru dan saingannya cukup banyak, tapi ia merasa lama-kelamaan kemampuan bahasanya mulai meningkat dan itu tetap membuatnya bangga.

Tak hanya itu, pada saat kelas 12 akan menggelar acara perpisahan ia juga diajak untuk tampil sebagai perwakilan eskul bersama anggota perempuan yang lainnya. Mereka berencana untuk menampilkan tarian khas Jepang yang bernama Sakura Odori. Sesuai namanya Sakura Odori ini merupakan tarian yang menggunakan kipas untuk membentuk bunga yang sangat terkenal di Jepang yaitu bunga Sakura. Tarian ini dimainkan oleh perempuan dengan memakai yukata (baju khas Jepang) dan diiringi lagu khas Jepang pula.

"Dikarenakan waktu yang diberikan pihak Sekolah cukup singkat, kalian keberatan tidak jika latihan setiap hari setelah pulang Sekolah? Setengah jam saja cukup sih asal rutin, supaya penampilannya bagus dan rapi." Tanya Sensei.

"Setuju Sensei!" Jawab anggota Daiku dengan semangat.

Mereka pun sepakat untuk berlatih setiap hari usai pulang sekolah. Selama sesi latihan Eca dapat dengan lihai memainkan kipasnya dikarenakan ia pernah berlatih menggunakan tongkat pada saat tampil bersama sekelompok preman dalam salah satu pertunjukkan teater yang pernah dilakukannya.

"Ini gimana sih cara muterin kipasnya. Ajarin dong Ca!" Pinta Ara yang sedang kesulitan.

"Ya ikutin aja tangan Senpai tuh." Jawab Eca membuat Ara menghelan napas.

"Daritadi juga udah gua ikutin. Kok lu bisa sih? Yang lain aja masih susah." Heran Ara.

"Dulu gua pernah tampil teater jadi salah satu dari sekelompok preman yang mainin tongkat gitu deh. Gua sampe pernah ga sengaja mukul guru yang lewat pas latihan mainin tongkatnya tau ga hahaha." Jawab Eca bernostalgia.

"Oh iyaiya gua inget, lu pernah cerita. Lucu sih itu hahaha." Mereka tertawa bersama membuat senpai yang mendengarnya berdehem mengisyaratkan mereka untuk fokus. Eca pun segera melatih Ara dengan menggerakan dan mengarahkan jari jemari Ara untuk memutarkan kipasnya.

Setelah persiapan yang cukup panjang akhirnya acara tersebut pun berlangsung dengan meriah. Eca sangat senang karena untuk pertama kalinya ia dapat tampil bukan hanya sebagai figuran saja. Selain itu ia juga tampil dengan sangat cantik dan anggun dengan mengenakan yukata (baju khas Jepang).

Continue Reading

You'll Also Like

ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.1M 241K 30
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.6M 222K 67
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
292K 35.1K 29
Cashel, pemuda manis yang tengah duduk di bangku kelas tiga SMA itu seringkali di sebut sebagai jenius gila. dengan ingatan fotografis dan IQ di atas...
715K 73.9K 43
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...