New Soul

By wiwichan5050

104K 11.4K 820

Seorang juru masak dan YouTuber yang populer dengan 10 juta fens lebih, pria ramah walau sedikit pendiam dan... More

BAB 1 > new soul .
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
bab 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29 (Revisi)
BAB 30
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 34
BAB 35
BAB 36 > End Season 1
BAB 37 > New Season

BAB 25

1.7K 208 17
By wiwichan5050

Angin berhembus dari jendela , menerpa rambut perak yang selembut kapas .

Leon menatap ke luar jendela dengan tatapan kosong . Asik melamun , tiba tiba saja orang tak di undang mengusiknya .

" Leon~ ,aku membawakan mu sarapan~." Leon mendesah malas ketika mendengar suara menganggu itu lagi .

Indria tersenyum manis sambil meletakan nampan di atas nakas ,lalu duduk di kursi yang terletak di samping brangkar Leon .

" Terimakasih." Ucap Leon setengah hati .

" Sama sama ~."

" ...... ."

" ...... ."

Leon menaikan sebelah alisnya ." kenapa masih di sini ?,aku ingin istirahat."

Seolah mengabaikan ucapan Leon ,Indria masih saja di tempat yang sama sambil tersenyum lebar ,hingga mungkin bibirnya akan robek jika terus tersenyum seperti itu .

" .... Leon,jika kamu mati sekarang, berapa banyak orang yang akan curiga pada ku ? ." Gumam Indria dengan suara yang amat kecil .

" Apa kau bilang ?." Tanya Leon dengan mulut yang di penuhi makanan .

" Tidak.Makan lah sampai kenyang ,aku pergi dulu." Ucap Indria sambil melangkah kan kaki ke luar kamar .

" Orang aneh ."

" Ah ngomong ngomong bagaimana dengan tiga berandalan itu , apakah mereka sudah di penjara?." Setelah insiden penusukan beberapa hari yang lalu ,Leon tak sadarkan diri cukup lama .

Dia tak tau apa yang terjadi dengan ketiga anak itu setelah dia jatuh pingsan .

Dengan rasa penasaran nya itu ,Leon meraih ponselnya untuk melihat keadaan mereka . Tidak mungkin berita tentang mereka tidak ada .

Leon mulai berselancar dalam dunia maya , semua artikel dan berita mengenai Golden fam dan Eder dia baca semuanya ,tanpa terkecuali.

" Penjara seumur hidup ? ,Dia beneran di penjara selama itu ? ." Gumam Leon setelah membaca semua berita tentang Eder .

Dia tak berharap Eder akan mendapatkan hukuman seberat itu, dia hanya ingin Eder dan teman teman nya menyesali perbuatan mereka lalu menjalani kehidupan yang lebih baik dengan menjadi orang bijak. Leon tak ingin Eder mendekam selamanya di tempat dingin itu, bagaimana pun Eder masih sangat muda dia mungkin masih sangat naif ,juga rentan terjerumus.

Walaupun kesalahan Eder sangat besar hingga tak mungkin di maafkan,Eder masihlah remaja yang baru menetas.

sekarang Leon membenci alur yang tak sesuai dengan keinginan nya .

" Aku harus menemui Tristan ,dia mungkin bisa meringankan hukuman Eder ." Entah kenapa setelah mengetahui hukuman yang di bebankan pada Eder ,Leon merasa janggal seolah dia sangat tidak menginginkan itu .

Dengan masih memakai baju pasien ,Anak itu berjalan tertatih tatih menuju pintu .

Namun sebelum dia berhasil meraih kenop pintu , seseorang tiba tiba saja membuka nya .

" Apa yang sedang kau lakukan?. " dua Tatapan tajam menghunus ke arah Leon .

" Minggir,aku ada urusan." Ucap Leon tanpa merasa takut sedikitpun .

" Kembali ke tempat mu!!." Bentak Ian dengan mata melotot marah .

" Minggir ." Tanpa mendengar kan Ian ,Leon berusaha menggeser tubuh yang dua kali lebih berat dari tubuhnya .

" Kau gila!?, Tidak bisakah kau menurut saja !!." Kini Deyan yang mengeluarkan suara .

Namun sayangnya amarah mereka tak di acuhkan samasekali oleh sang adik.

Leon menatap mata mereka semua dengan berani seolah memerintahkan mereka untuk minggir dan membiarkan nya lewat .

" Aku ,harus menemui se- seseorang - egh. " Deyan dan Ian secara bersamaan menangkap tubuh adik mereka yang terlihat akan jatuh detik itu juga .

Leon menggelengkan kepalanya berusaha menahan rasa sakit di kepalanya . Tangan nya menggenggam erat baju Ian .

" Aku harus pergi." Gumam Leon lirih .

" Gila , bajingan ini gila ." serkas Deyan.

Sedangkan Ian dia langsung mengangkat tubuh Leon lalu membaringkan nya di brangkar.

Leon hanya diam sambil menutup matanya , namun nafas dan keringat nya berlomba lomba untuk keluar dengan tubuh yang amat panas .

Anggota tubuhnya bahkan ada yang sampai pucat seperti mayat dan terlihat sangat mengkhawatirkan.

" Bukan kah sovi bilang dia sudah hampir sembuh ." Geram Ian lalu menekankan Call Nurse .

" Yah kami dengan -."

" Cepat ke ruangan V1 sekarang!! , Adik ku terlihat sangat pucat."

" T tolong deskripsi kan keadaan pasien agar kami dapat membawa alat yang di perlukan-."

" CEPAT LAH BRENGSEK,ADIKU SEKARAT!! ." Teriak Ian ketika melihat Leon yang terlihat sangat kesakitan.

Kedua nya di buat bingung dan panik di waktu bersamaan, mereka belum pernah berada di situasi seperti ini sebelumnya.

berbeda dengan mereka ,Leon masih berusaha terbiasa dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Hal yang pertama yang dia lakukan ketika tubuhnya menunjukan tanda tanda sakit .

" Aku tidak bisa terbiasa,ini sakit sekali." Batin Leon dengan nafas tersengal.

Tak berselang lama dokter dan beberapa perawat memasuki ruangan sambil membawa berbagai alat medis .

" Apa yang kalian lakukan !. Jangan sentuh adik ku!! ." Dengan cepat Deyan memukul dokter yang ingin melepaskan infus Leon .

Keadaan semakin kacau dengan tingkah impulsif Deyan .

" Dimana sovi sialan itu !! ." Bentak Deyan ,dia takut keadaan adiknya hanya akan semakin parah di tangan orang orang yang tidak profesional.

" Dokter Sovi s sudah dalam perjalanan tuan. Namun kami harus segera memberikan pertolongan pertama untuk pasien,tolong mengerti lah tuan ." Ucap dokter itu dengan kaki bergetar hebat .

" Leon harus cepat di tangan ni ,jangan melakukan apapun lagi ." Ucap Ian menarik Deyan ,menjauh dari dokter dan perawat yang sudah mulai sibuk menangani Leon yang terlihat tidak baik baik saja.

" Bagaimana jika mereka melakukan sesuatu pada adik ku ,kak!!."

" Tidak mungkin! , sekarang berhenti lah berteriak!."

Jengah dengan dua kakak beradik yang samasekali tak membantu,salah satu perawat datang menghampiri keduanya.

" Tolong beri kami ruang untuk merawat pasien ." Dalam artian kedua pemuda itu harus keluar agar mereka semua bisa bekerja.

Deyan menatap tajam sang perawat lalu meraih kerah baju nya " Kau ingin melakukan sesuatu pada adik ku kan ! ,Jangan macam macam! ." Ucap Deyan tak masuk akal .

Kini Ian benar benar di buat pusing oleh tingkah Deyan .dan tanpa berperasaan menyeret Deyan ,hingga wajah pemuda itu hampir menabrak lantai.

Setelah sampai di luar ruangan,Ian menjatuhkan tubuh Deyan dengan cukup keras .

Deyan bukan nya meringis sakit atau membentak dia malah mengigit kukunya sambil menatap cemas ke arah pintu.

" Kak bagaimana jika mereka melakukan sesuatu pada adik ku kak ." Ucap Deyan dengan suara bergetar . Ekspresi nya sangat berbeda dengan ekspresi yang selalu Deyan perlihatkan,itu terlihat sangat asing .

Terakhir kali Ian melihat Deyan menunjukan sikap seperti ini, adalah saat ibu mereka sekarat .

" mereka semua profesional. Leon akan baik baik saja." Membawa Deyan kedalam pelukannya lalu mengusap lembut kepala Deyan .

" Tenangkan dirimu ." Ian cemas dengan Leon ,namun tingkah Deyan semakin membuat nya cemas .

Deyan memiliki sedikit gangguan pada mentalnya saat merasa dia akan kehilangan seseorang, mungkin itu di sebut thantophobia dalam dunia medis .

Hal yang membuat Ian takut ,Deyan akan seperti dulu lagi .

Sehari setelah ibu mereka di makamkan,Deyan selama dua bulan tak pernah keluar dari kamarnya , tak mau makan ,mandi dan bahkan berprilaku implusif saat pelayan mendekatinya. Deyan juga pernah melakukan hal seperti percobaan bunuh diri lima kali dalam sebulan .

Itu sangat mengkhawatirkan .apa lagi ,Deyan di masa itu masih berusia enam tahun .

Sangat sulit untuk membuat Deyan kembali normal pada usia itu . Dan walaupun sekarang tanda tanda traumatis nya berkurang, Deyan masih menunjukan prilaku agresif untuk orang asing bahkan pada Indria 7 tahun yang lalu .

" Hah ... ." Ian menghelah nafas lelah .

Sambil terus memeluk tubuh Deyan, Dia meraih ponselnya dan menghubungi Deo .

" Halo kak ,ada apa ? ."

" Ke rumah sakit sekarang,Deyan kambuh ."

" Kambuh ?.itu berarti-."

" Yah ,anak itu kritis . Entah apa yang terjadi pada nya , padahal sebelumnya dia baik baik saja ." Ucap Ian dengan nada datar ,namun matanya tetap menyorot cemas ke arah pintu .

" Aku akan kesana !."

Tut..

Tut..

Ian menaruh kembali ponselnya.

" Deyan ?." Ucap Ian saat Deyan melepaskan pelukannya.

" Aku baik baik saja , terimakasih." Deyan bangkit ,lalu duduk di kursi dengan wajah gusar .

" Jangan mati Leon ,jangan mati." Batin Deyan saat pikiran negatif hinggap.

_______

> Penjara remaja .

Penjara anak , mungkin adalah neraka untuk para berandalan . Disana tidak ada Vidio game ,tidak ada ponsel , ruangan yang sempit ,makanan tidak layak ,dan orang tua yang bisa memanjakan mereka .

Dan jika di penjara orang dewasa uang dan karir adalah penentu kekuasaan.

Di sini , kekuatan fisik adalah penentu segalanya . Tidak mungkin untuk para anak anak bau kencur yang hanya mengerti bermain untuk mengerti hal semacam power uang .

" Anak baru ya , sangat bagus ." Remaja laki laki yang sangat gendut ,namun memiliki banyak otot di tubuhnya .dia bernama Eli .

Eli adalah raja di ruangan 34 .karna tubuhnya yang se keras batu dan bisa menghajar orang sampai pingsan ,anak anak lain tak berani menyinggung nya .

" Kau mungkin tidak tau ,tapi kami punya aturan khusus sebelum anak baru masuk ke ruangan kami ." Ucap Eli sambil menepuk pundak anak itu .

Anak itu,Eder .

Eder menatap tajam Eli , tatapan nya berhasil membuat anak gendut itu bergidik.

" BERANINYA KAU MENATAP KU SEPERTI ITU .KURANG AJAR !." Eli menaikan tinggi tinggi tangan tebalnya ,bersiap untuk mendaratkan nya di pipi Eder sekeras mungkin.

Namun sebelum itu bisa terjadi, Eder sudah menendangnya hingga terpental .

" Uhk! ." Eli memegangi perutnya, dia merasakan lambung nya akan pecah hanya dengan satu tendangan si anak baru .

Eder berjongkok meletakan semua perlengkapan nya di lantai . Lalu berjalan menuju Eli.

" B berhenti disana !."

Semakin Eder mendekat ,detak jantung Eli semakin bertambah .dimana arogansi nya yang tadi?.

Eder menginjak cuping telinga Eli dengan keras ,mempu membuat Eli menjerit sakit.

" AGGGG! LEPASKAN SIALAN !."

Setelah 6 menit ,Eder menyingkirkan kakinya . Berbisik pada Eli yang sedang memegangi kuping nya yang berdarah.

" Jangan menganggu." Melanjutkan langkahnya,lalu duduk di sudut ruangan dengan diam .

Setelah semua itu ,Mereka semua diam tak terkecuali empat remaja yang lain . Mereka takut menganggu monster baru yang muncul .

" kenapa susah sekali menemukan toilet di sini ." Aigen memasuki Ruangan 34 ,juga sebagai tahanan.

Aigen menatap jijik Eli yang meringkuk kesakitan di lantai . " Orang pinggiran menjijikan ,iuh ."

Tatapan Aigen beralih pada keadaan dalam ruangan .

Bau busuk menyengat karna toilet yang hanya di tutupi dua lapis kain , lantai yang lengket karna jarang di bersihkan,belum lagi orang orang di dalam nya sama menjijikan nya .

Semenit saja dia tak mampu bertahan dengan kondisi seperti ini ,apa lagi untuk 25 tahun kedepan.

" Aaghgg kenapa aku harus merasakan ini semua!!!." Membanting barang yang dia bawa.

Bagi seorang anak pejabat ,yang hidup dengan kehormatan di kepala nya . Tidak mungkin dia tidak merasa terusik .

" HAKIM SIALAN ,ORANG ORANG SIALAN .AGGGGH!!." Teriakan Aigen sangat nyaring sampai membuat empat anak lain menutup telinga mereka .

" Shut up." Merasakan punggung nya terasa panas. Aigen menoleh mendapati sang bos menatap nya tajam .

" ... Maaf bos ." Eder berdecis , lalu kembali sibuk membuat gelang dengan benang dan manik manik .

" Leon ,apakah dia menyukai ini?. Tidak! ,Kenapa aku masih memikirkan Pikachu itu!." Batin Eder , mempercepat gerakan tangan nya.

" Bos... ." Menatap seduh bosnya. Dia sungguh kasian melihat Bosnya yang biasanya tampil dengan pakaian mewah dan super duper keren sekarang memakai baju tahanan berwarna biru tua.

Terkutuk lah untuk anak sialan yang membuat mereka seperti ini .

_______

" M maaf tuan saya tidak sengaja ." Ucap orang lewat yang tak sengaja menabrak Deyan .

Deyan tanpa babibu langsung mendorong kasar orang tersebut . " Bajingan ,matamu kau tinggalkan dimana ha!. Pergi!."

Orang tak bersalah itu langsung saja pergi dengan buru buru dengan trauma ringan di hatinya.

" Tenang lah Deyan ." Deo memijat dahinya .pusing melihat kembaran nya yang tak bisa diam ,kalau bukan menghancurkan sesuatu dia pasti memarahi orang tanpa sebab .

Deyan berbalik ,menatap tajam kakak kembarnya. " Katakan padaku bagaimana aku bisa tenang ,saat mereka belum keluar bahkan setelah 5 jam!! ."

Deo balik menatap tajam ." Kau pikir Semuanya akan berubah ketika kau marah ! . Ini salahmu karna tidak bisa menjaga Leon dengan baik ,apa susahnya untuk diam sebenar saja !."

" Aku?,ini salahku?! . Lalu dimana saja kau ,kenapa tidak disini hah! ."

Mereka berdua berdebat dan tak ingin mengalah satu sama lain ,bahkan Deo yang biasanya sangat tenang pun terlihat sangat gusar .

" Diam ." Robert datang bersama Riko di samping nya .

" Maaf ayah ." Ucap kedua nya sambil memalingkan muka .

Beralih pada anak sulung nya . "Bagaimana dengan Leon? ."

Ian menggeleng. " Sovi belum keluar ayah.... Ini sudah 5 jam."

Robert termenung. Jika sampai lima jam itu berarti kondisi Leon sangat jauh dari kata baik,namun kenapa ? . Dia melihat sendiri perkembangan kesehatan Leon ,tidak mungkin penglihatan nya salah .

Setelah satu jam berlalu,Sovi baru keluar dengan wajah yang terlihat lelah . Tak beda jauh dari beberapa perawat yang juga ikut keluar.

Sovi menatap keluarga itu dengan putus asa . Apa lagi dengan semua tatapan tajam yang berfokus pada nya.

" Leon terkena racun herva ." Ucapan sovi sukses membuat mereka terkejut.

" Darimana datangnya racun itu!,jangan bercanda ."

" Tidak . Mungkin ada yang diam diam memberikan makanan yang sudah tercampur dengan racun ,racun jenis ini sangat mudah tercampur dengan makanan, tidak berbau ataupun mengubah rasa dan warna makanan . Namun sangat mematikan."

" Racun ini akan cepat menyebar di pembuluh darah dan membukakan pembuluh darah . Ini juga akan membuat rasa sakit yang luar biasa pada Leon , kematian bukan hal yang mustahil." Jelas Sovi .

" Apa yang bisa kau lakukan untuk menyelamatkan nya? ." Ucap Robert dengan nada dingin .

" Tidak banyak ,namun aku akan berusaha . kamu harus menerima jika kabar buruk tiba." Ucap Sovi kembali ke dalam ruangan Leon . Dia keluar hanya untuk memberitahu keluarga yang nampak sangat khawatir itu.

" Leon di racuni ?." Ian bertanya tanya dalam hati tentang siapa pelaku yang mungkin akan melakukan hal itu pada Leon . Yang lebih aneh ,dia tak melihat Indria sepanjang hari.

" Deyan , kau mau kemana ?." Tanya ian , melihat Deyan yang pergi tanpa mengucapkan apapun.

" Ck anak itu.... ."

" Riko ,cek CCTV di ruangan Leon." Ucap Robert setelah sekian lama diam.

" Baik Tuan ."

>>> Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

73.1K 3.9K 46
A woman that rules men got transmigrated to a Duchess who is a slave of a mere man. Language used: Tagalog and English Status: Ongoing Date Started:...
20.9M 766K 74
◤ SEMIDEUS SAGA #01 ◢ Semideus - demigod, a half-immortal child of a God or Goddess. Abigail Young is a student recently expelled from her previo...
6.7M 814K 64
Zara Christhie Aldebaran gadis barbar yang harus mengalami Transmigrasi kedalam tubuh seorang gadis bernama Arashya Cristy Abraham. Gadis yang memil...
10.4M 1.7M 71
Cakrawala Agnibrata, dia selalu menebar senyum ke semua orang meskipun dunianya sedang hancur berantakan. Sampai pada akhirnya kepura-puraannya untuk...