KayZie [Brothership]

By xxnkfnazil

253K 16.7K 331

Kaylen sangat ingin mempunyai adik, hingga ia meminta adik kepada gurunya. "emm sorry Miss. But, did you sel... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

15

6.3K 452 9
By xxnkfnazil

Setelah pulang dari restoran tadi, Kaylen benar-benar menacak-mencak tidak jelas.

"Pah, Kaylen udah biang kan? Kay enggak mau dijodohin! " Ucap Kaylen yang kesekian kalinya.

"Yaudah si, lagian Papa enggak tau kalo akan ada perjodohan" Jawab Vander dengan santai, ia asik mengelus kepala sang anak bungsu yang tiduran di pahanya.

"Umur segini pacaran enggak Papa kali" Tambah Vander.

"Apa? orang Kaylen enggak minat pacaran. Papa aja tuh, cari pasangan lagi cepet! Entar keburu tua terus enggak ada yang mau baru tau rasa! " Ucap Kaylen kesal.

"Emang udah tua, sudah enggak ada yang mau sama Papa" Ucap Vander, tentu saja itu hanya alasan saja.

Emangnya siapa yang tak mau dengan duda tampan dan kaya raya seperti Vander? Ia saja yang memang tidak minat cari istri lagi dan memilih hidup bahagia dan serba kecukupan bersama kedua anaknya.

"Alesan Papa aja itu mah"

"Emang kamu mau punya ibu lagi?" Tanya Vander.

"Enggak lah! Adek mau?" Kaylen menjawab dengan cepat dan juga bertanya kepada sang adik.

"Enggwak mauw" Jawab Fazie yang tidak jelas karena sedang makan donat.

"Jelas kan? Papa tidak perlu dan tidak akan menikah lagi!" Ucap Vander mutlak.

"Yaudah sih. Eh kok jadi bahas ini! Pokoknya Kay enggak mau dijodoh-jodohin lagi!" Ucap Kaylen saat mengingat pembahasan awal.

"Iya, Papa tau! Tapi kalo Papa tidak tau kayak yang kemarin, ya Papa bisa apa?"

"Ya udah kali ini dah yang terahir" Ucap Kaylen sebagai akhir dari permasalahan tersebut.

Kaylen mengangkat tubuh Fazie yang sedang berbaring itu menjadi duduk di pangkuannya dengan posisi menyamping.

Cup

Hal yang wajib Kaylen lakukan setiap saat adalah mengecup pipi gembul milik sang adik.

"Minta dong donatnya, Aaa" Fazie langsung menguapkan donat rasa keju yang ada di tangannya dan kemudian kembali menyuapkan ke mulutnya sendiri.

"Kamu sudah makan berapa donat, Fazie?" Tanya Vander.

"Empat ini" Jawab Fazie sambil memperlihatkan donat di tangannya yang masih tersisa sedikit.

"Udah ya Nak? Nanti masih makan malam juga, kamu keburu kenyang nanti, terus tidak mau makan malam" Ucap Vander sambil mengambil kotak donat dan menjauhkan dari jangkauan anak bungsunya.

"Eung? Lagi Papa, Fazie masih mau~" Rengek Fazie dengan lucunya, donatnya sungguh enak hingga Fazie ingin terus memakannya.

"No! Udah, oke?"

"Satu lagi~"

"Enggak, Nak"

Bukannya Vander pelit atau bagaimana, ia hanya tak mau Fazie kekenyangan makan donat terus tidak mau makan nasi nanti malam.

Fazie menjilati sisa-sisa krim donat yang ada di jari-jarinya dan ia juga memasang ekspresi sedih karena dilarang makan donat lagi oleh sang Papa.

Kaylen kasihan tapi gemas sekali adeknya itu. Ia pun berinisiatif mengambilkan segelas air putih untuk sang adik.

"Udah adek, nih minum dulu" Kaylen menjauhkan tangan sang adik dari mulutnya dan memberikan segelas air itu.

Setelah Fazie minum, Kaylen mengambil tisu basah dan mengambil tangan sang adik, ia dengan telaten membersihkan tangan kecil itu hingga bersih.


"Ael ganti bajunya dimanakah?" Tanya Fazie kapada Rafael yang sedang mengubek-ubek tasnya untuk mencari celana olahraga.

"Disini lah"

"Kan ada perempuan?" Tanya Fazie.

"Yang cewe nanti keluar" Jawab Rafael masih sambil mencari-cari celananya.

"Ish, Ael lagi apa sih?"

"Celana gua ketinggalan" Ucap Rafael saat celananya benar-benar tidak ada di tasnya.

"Kok bisa?". Rafael mengangkat bahunya pertanda tidak tau.

"Dah yok ganti dulu" Akhirnya mereka berdua mulai berganti baju olahraga. Karena tidak membawa celana, akhirnya Rafael hanya ganti kaosnya saja dan tetap memakai celana OSIS.

Kelas mereka jadwalnya adalah olahraga selama tiga jam pelajaran ke depan.

Setelah semuanya selesai berganti pakaian, kini mereka bersama-sama berjalan menuju lapangan.

"Celanamu itu loh" Komentar Rafael sambil menarik sedikit ujung celana training milik Fazie yang terlihat kependekan, panjangnya hanya setengah paha. Sehingga kaki putih nan mulus milik Fazie terlihat.

"Ish, ya jangan ditarik, mlorot" Ucap Fazie sambil menepis tangan Rafael.

"Enggak punya yang laen?"

"Engga tau, kan yang ambilin Bibi" Jawab Fazie.

Karena kebetulan seragam olahraganya belum jadi, jadinya mereka memakai celana training dan kaos dulu.

"Guys, guys, kebetulan Pak Danu lagi ada tamu. Kita disuruh olahraga sendiri katanya" Ucap Lufy sang ketua kelas.

Mereka semua bersorak bahagia. Para anak laki-laki langsung mengambil bola dan menguasai lapangan, sedangkan anak perempuan pada duduk-duduk ditepi lapangan sambil ngobrol-ngobrol.

"Raf, Zie, ikut kagak?" Teriak salah satu anak yang tengah bermain bola.

"Sana Ael ikut" Ucap Fazie.

"Elu?"

"Fazie disini aja, enggak mau ikut, males" Fazie adalah tipe anak yang sangat membenci olahraga apapun itu, bahkan olahraga lari saja ia malas.

"Sendiri?" Tanya Rafael, lagi.

"Iya lah, sana ikut"

"Enggak ikut" Ucap Rafael.

"Loh kenapa?"

"Takut celananya sobek" Ucap Rafael. Alasan aja sih, sebenarnya ia mau menemani teman kecilnya ini. Kasihan kan kalo 3 jam cuma sendirian dan diem aja.

"Ael" Panggil Fazie.

"Rafa" Ralat Rafael.

"Ish, Ael!"

"Hmm?"

"Kamu bawa sepeda kan?" Tanya Fazie yang diangguki oleh Rafael.

"Ayok sepedaan, kayak mereka" Fazie menunjuk dimana terdapat dua anak laki-laki yang sekelas dengannya sedang bersepeda mengelilingi lapangan.

"Ayok, lu tunggu sini" Rafael pun bangun dan berjalan menuju parkiran sepeda.

Setelah mengambil sepeda, Rafael pun menghampiri Fazie.

"Ayok" Fazie pun menaiki sepeda Rafael. Karena sepedanya tidak ada boncengannya jadi fazie berdiri di pijakan yang ada di kanan kiri ban belakang.

"Pegangan" Fazie meletakkan kedua tangannya pada pundak temannya itu. Setelah dirasa Fazie sudah berpegangan, Rafael pun mulai mengayuh sepedanya.

Mereka bedua memutari lapangan beberapa kali, Fazie merasa senang dan sesekali tertawa ketika Rafael dengan sengaja mengolengkan sepedanya kekanan dan kekiri.

Mendengar tawa dari Fazie yang terdengar bahagia membuat Rafael tak merasa capek dan dengan semangat tetap mengayuh sepedanya.

"Fazie pegangan!" Tegur Rafael saat tangan Fazie terlepas dari pundaknya.

"Hahaha iyaa" Ucap Fazie masih dengan tertawa.

"WOYYY MINGIRR" Tiba-tiba ada seorang siswa yang berlari kearah mereka berdua.

BRUK

Siswa tadi tidak bisa mengendalikan larinya dan akhirnya menabrak sepeda Rafael. Sepedanya ambruk dan Fazie terjatuh.

"Woy lu gimana sih, Bang?!" Rafael buru-buru berdiri dan menatap tajam pelaku yang menabrak tadi, dia Ghazi.

"Maap, maap, buset itu temenlu luka kagak?. Gua duluan Raf, gawat!" Ghazi bicara dengan cepat dan langsung kembali berlari. Rafael hendak protes pada Ghazi, tapi terhenti ketika melihat guru tua yang membawa penggaris panjang.

"Kamu lihat Ghazi?" Tanya guru tua itu.

"Kesana" Jawab Rafael singkat sambil menunjuk arah kemana Ghazi berlari tadi.

Setelah guru tersebut berlalu, Rafael langsung menghampiri Fazie dan berjongkok  didepannya. Fazie tengah meniup-niup sikunya.

"Ada yang luka?" Tanya Rafael dengan nada yang sedikit khawatir.

"Sakit~" Bibi Fazie mengerucut sambil memperlihatkan sikunya yang tergores, untung tidak berdarah.

Rafael membersihkan debu yang ada di siku temannya itu dan meniupnya sebentar. Emang tergores sih, tapi sedikit. Untung enggak nangis nih bocah, batin Rafael

"Dah enggak papa cuma dikit, jangan cemberut gitu" Ucap Rafael saat melihat ekspresi Fazie yang masih cemberut.

"Sakit tapinya"

"Terus gimana, diobatin mau? Pake betadine?"

"Enggaa"

"Nah yaudah, sepedaan lagi?"

Fazie menggeleng pertanda menolak tawaran dari Rafael, sudah tidak mood dia tuh.

"Mau susu dingin" Ucap Fazie.

"Oke,lu kesono dulu bareng yang lainnya, gua balikin sepeda terus beliin lu susu dingin. Sana" Titah Rafael.

Fazie menurut saja dan bergabung bersama teman-teman sekelasnya yang tengah duduk-duduk di pinggir lapangan.

Rafael langsung saja pergi ke kantin. Karena belum jam istirahat, kantin sepi sekali. Tanpa menunggu lama, Rafael langsung mengambil dua kotak susu dingin dan beberapa jajanan untuk tamannya itu dan untuk dirinya sendiri.

"Nih" Rafael menyodorkan se kotak susu dingin kepada Fazie. Anak itu langsung tersenyum lebar dan menerima susunya dengan senang hati.

"Terimakasih Ael~" Ucap Fazie masih dengan senyuman manisnya.

"Hmm, Sama-sama" Jawab Rafael, lalu ia duduk di samping Fazie dan membuka kantung plastik yang berisi jajanan, ia mengambil sebuah risol.

"Mau?" Tanya Rafael saat Fazie melirik risol nya.

"Itu risol sayur yaa?" Tanya Fazie, ia pengen tapi tidak suka kentang.

"Bukan, ayam" Rafael memperlihatkan isi risol yang sudah ia gigit.

"Wah, mau!" Mata Fazie terlihat berbinar.

"Nih" Rafael memberikan risol yang masih utuh kepada Fazie.

"Makasih~"

Mereka berdua asik menikmati risol ayam yang dibeli oleh Rafael, tanpa menghiraukan teman-temannya yang mencibir mereka berdua.

"Yee malah jajan lo berdua, orang jam olahraga belum abis"

"Ke kantin kagak ngajak-ngajak"

"Masa enggak bagi-bagi, Rafa mah baiknya sama Fazie doang"

"Mau juga dong, laper"

"Aduh! Pelit lu Raf, Fazie aja minta dua lu kasih, gua mau dikit aja kagak boleh" Ucap Dafid, ia mau minta sedikit saja tangannya langsung di geplak sama Rafael.


°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Selamat hari libur, semoga bahagia.

Btw Chapternya sudah kembali urut seperti semula, seneng banget 🤗🤗

Continue Reading

You'll Also Like

5.9K 425 54
⚠️🔞 Bromance + BxB + MPreg Dipinggir jalan, ada seorang Bocah Kumal 10 Tahun Yang sedang Selonjoran dipinggir Jalan. ia lelah Mencari Makan dan Men...
2.9M 278K 41
just Brothership, Not BL / Homo Alvian namanya, bocah 15 tahun yang tiba-tiba terbangun di tubuh bocah 10 tahun, si kecil dengan mulut pedas nya yang...
803K 79.8K 31
Tentang ia yang hanya bayangan di keluarga nya, tentang ia yang harus di paksa kuat oleh keadaan, dan tentang ia yang harus bisa tegar di saat semua...
616K 45K 24
[ Bromance, Brothership ] Angkasa tumbuh dalam ke-posessive an gila mereka. [ GUE UDH INGETIN KALO INI CERITA MERESAHKAN BANGSAT! BACA DULU KEK DESKR...