Dream || UN1TY

By Arhamunnisa

5.4K 737 337

Terkadang mimpi itu datang layak nya seperti kenyataan namun saat akan terbangun baru tersadar kalau itu hany... More

chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
Chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
Chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 24
chapter 25
chapter 26
Chapter 27
chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
chapter 32
chapter 33, end

chapter 23

189 23 18
By Arhamunnisa

~Author

Matahari sudah mulai terbit dari arah timur, memancarkan cahaya indah nya dan menghangatkan seluruh penghuni bumi.

Fajri sudah siap untuk ke sekolah begitupun dengan Fenly yang mendampinginya, sebelum pergi mereka menyempatkan diri untuk sarapan terlebih dahulu di rumah sebab Shandy sudah siap memasak sarapan pagi.

Shandy sudah tau kalau kedua adiknya akan pergi ke sekolah pada pagi ini, maka dari itu ia bersedia bangun subuh untuk menggantikan tugas Fenly masak dan berberes rumah, agar Fenly pun dapat pergi tanpa rasa kecapean. Meskipun Shandy sendiri juga harus masuk kerja tapi gak apa ini demi kedua adiknya. Ia seneng mendengar bahwasanya Fenly bersedia pergi ke sekolah Fajri tanpa paksaan dari siapapun. Semoga setelah ini keduanya bisa akur dan saling membantu satu sama lain.

Tapi di sela-sela sarapan paginya bersama kedua adiknya, Shandy masih teringat dengan pertanyaan nya semalam yang tak di beri jawaban oleh Fenly, sebab Fenly beralasan kecapean dan mau istirahat. ia akan berusaha menanyakannya lagi sekarang. Karna keduanya pun sekarang sudah hampir selesai sarapan.

"Fen, jadi sekarang gue mau nanya soal semalam. Kenapa cermin yang ada di kamar Lo itu ada coretan? Apa itu berhubungan dengan teror? Plis kali ini tolong kasih gue jawaban yang bener, gue gak mau kalian beralasan lagi, gue tau pasti Aji juga tau soal ini kan? Jadi tolong jujur sama kak Shan"
Ucap Shandy dengan lemah lembut dan langsung to the point tanpa berbasa-basi lagi.

Fenly dan Fajri saling bertatapan kemudian Fajri menganggukkan kepalanya pertanda ia menyuruh Fenly untuk jujur saja, karena cepat atau lambat pasti Shandy bakalan tau juga nantinya.

"Sebenernya,,,,,, sebenarnya,,,, kita harus ke sekolah sekarang, ya ke sekolah sekarang, sebelum terlambat, yakan Ji?" Ucap Fenly lalu kemudian menarik pergelangan tangan Fajri untuk langsung keluar bersama nya, agar terhindar dari pertanyaan itu.

"Eh-eh-eh, Bang Sen Assalamualaikum" ucap Fajri di sela terus di tarik tangannya oleh Fenly. Ia juga heran dengan kakak nya ini kenapa gak sebaiknya jujur saja, kenapa harus terus menghindar padahal bang Sen juga berhak tau tentang teror yang belakangan ini sering mereka terima.

"Yah, kenapa sih gak sebaiknya jujur aja, giliran di tanya slalu ber alasan" dengus Shandy heran dengan kedua adiknya yang telah pergi meninggalkan nya sendirian di meja makan.

"Syukur lah kak Shan gak ngejar sampai sini" ucap Fenly sesampai di bagasi sambil menghela nafasnya.

"Kenapa sih Fen gak coba jujur aja, kasian Bang Sen kalau kita nya ngehindar terus, kalau sampai dia tau sendiri nanti gimana? Apa yang harus Lo katakan ha!, Apa harus ngeles lagi?" Ucap Fajri tegas

"Ji, gue kan udah bilang gua akan selidiki ini dulu, mending Langsung berangkat ke sekolah aja dari pada kak Shan nyusul ke sini, ayok cepat pakek motor Lo aja dulu, motor gue lupa gue isiin bensin" ucap Fenly, Fajri pun hanya berpasrah saja mengikuti kemauan kakak nya ini.

******

Zweitson dan Fiki sudah berada di kantin sekolah, mereka mengetahui kalau Fajri akan ke sekolah hari ini untuk menemui kepala sekolah, maka dari itu mereka memutuskan untuk menunggu kedatangan Fajri di kantin. Hubungan ketiganya sudah kembali membaik selepas Shandy siuman dari komanya dan menjelaskan bahwasanya bukan Fajri lah pelaku penembakan itu.

Keduanya sempet berfikir kalau Shandy pasti berucap seperti itu bukan lain hanya untuk semata-mata membela posisi Fajri yang tersudut. Tapi ternyata Shandy mampu menyakinkan semua orang untuk percaya dengan ucapan nya dan akhirnya mereka berdua kembali menerima Fajri sebagai sahabat mereka.

"Fik, akhirnya Fajri yang sebenarnya kembali sekolah di sini ya, gue gak nyangka pertemanan kita di uji sebegini nya dari yang Aji meninggal Karna jatuh ke sungai, kemudian muncul sosok yang mirip dengan nya tapi dengan latar belakang yang berbeda dan pada akhirnya Fajri yang kita kenal kini telah kembali lagi dengan wujud yang sama" ucap Zweitson meratapi kenyataan.

"Iya Son, gue juga masih belum menyangka seolah semesta selalu mempermainkan kita. Tapi gue seneng kalau Aji hari ini beneran masuk sekolah, nah lusa kan kita akan melaksanakan UN. Semoga kita bertiga bisa lulus bareng ya" ucap Fiki sambil mengaduk-aduk jus yang mereka pesen tadi.

"Amiin, lagian kan kita masuk bareng-bareng ya pasti kita meninggalkan sekolah ini juga bareng- bareng, gue yakin kok Aji bakalan bisa ngejar materi yang ketinggalan, secara dia kan emang murid yang berprestasi gak hanya di bidang olahraga doang tapi di bidang lain dia juga mampu dikuasai" ucap Zweitson menyebutkan fakta.

"Iya lah tu. Btw Lo coba hubungi Aji deh udah nyampe mana ya mereka? Lo sih tadi pakek acara gak mau berangkat bareng-bareng lagi, kan jadi nunggu lama nih kita" ucap Fiki lantang.

"Iya-iya gue telpon deh" ucap Zweitson sambil mengontak ngantik handphone nya mencari kontak Fajri.

"Eh gak usah-gak usah" ucap Fiki sambil kemudian berdiri celingak-celinguk ke arah belakang Zweitson.

"Apaan sih Fik, tadi Lo yang sewot nyuruh gue buat telponin dia, sekarang Lo juga yang tiba-tiba ngelarang gue buat telpon, gimana sih?" Ucap Zweitson mata nya tetap terfokus pada layar Handphone nya.

"Makannya Lo jangan terlalu fokus sama tu Handphone, Lo nengok tuh ke arah belakang" ucap Fiki sambil menunjuk ke arah belakang Zweitson.

Zweitson pun coba menoleh ke belakang, seperti halnya yang di suruh oleh Fiki.

"Itu beneran Aji ma Fenly? Akhirnya kelihatan hilalnya juga tuh orang. Yok Kita langsung temuin mereka" ucap Zweitson dan Fiki pun menyetujui ajakan zweitson, mereka pun menghampiri Fajri dan Fenly.

"Hay Ji Fen, akhirnya Lo balik sekolah lagi nih, kita kangen sama Lo" ucap Fiki yang langsung memeluk tubuh Fajri begitu pun dengan Zweitson dan di terima hangat oleh sang empu.

"Gue seneng juga bisa ketemu kalian lagi di setiap pagi sampai siang.
Oh ya tadi gue habis keluar dari ruang kepala sekolah katanya dua hari lagi kita UN nih, wah gue belum siap deh kayaknya" ucap Fajri, memang mereka sesampai di sekolah langsung keruang kepala sekolah terlebih dahulu, baru habis itu mereka langsung menemui Fiki dan zweitson di kantin.

"Ji jangan ngomong gitu, kita harus lulus bareng gue gak mau tau" ucap Zweitson

"Ya tapi gimana dengan ketertinggalan gue? gue masuk-masuk langsung UN nih, apa gak pelangak pelongok gue nanti" ucap Fajri kepada kedua sahabatnya. Fenly hanya menyimak obrolan mereka saja.

"Ji Lo harus bisa ngejar ketertinggalan Lo, oke gue dan Fiki nanti akan sering main ke rumah Lo, kita akan ajarin materi-mareri penting yang mengarah ke soal UN, Lo tenang aja gue yakin Lo cepet nangkap nya kok, percaya sama kita" ucap Zweitson menyakinkan Fajri agar ia tidak merasa putus asa atas ketertinggalan nya.

"Makasih ya Lo berdua masih nganggap gue jadi sahabat kalian, gue bersyukur banget bisa kenal kalian berdua. Gue janji akan belajar sekeras nya agar kita bisa lulus bareng" ucap Fajri sambil mengukir senyum manisnya.

Fenly yang sedari tadi menyimak pun kini coba angkat bicara.

"Ji ayoo pulang, besok lagi lepas kangen nya" ajak Fenly

"Loh kok pulang? Kan belum bunyi bel pulang sekolah, gak belajar dulu Ji?" Tanya Fiki heran

"Emang siapa yang bilang Aji bakalan belajar dulu? hari ini kita cuman nyamperin kepala sekolah doang, besok nya baru masuk sekolah kayak biasanya" ucap Fenly, setelah itu ia langsung menarik tangan Fajri agar mereka segera pergi dari situ yang meninggalkan Zweitson dan Fiki.

Sesampai nya di parkiran Fenly langsung menghidupi motor nya.

"Sekarang gantian gue yang bonceng, ayok naik cepet"

"Iya iya, awas jangan ngebut-ngebut, gue gak mau patah tulang" ucap Fajri dan langsung naik di belakang Fenly.

"Udah tenang kan gue adik nya Marquez udah jago soal balap-balapan mah" ucap Fenly nyeleneh.

Mereka pun langsung melajukan motornya, namun di perjalanan mereka seperti ada mobil berwarna hitam yang mengikuti mereka dari belakang, bahkan gerak gerik mobil itu sangat mencurigakan seolah berniat tidak baik terhadap keduanya.

Fenly menyadari akan mobil itu yang sekarang seolah ingin menyelakai mereka dengan cara berusaha menyerempet motor mereka. Namun hal itu tidak akan di biarkan Fenly.

"Ji pegangan yang erat, gue mau ngebut" teriak Fenly

"Fen hati-hati Fen, gue belum siap mati dulu Karna belum lulus sekolah"

"Ah bacot, cepetan anjrit. Gue mau ngehindar dari bahaya ini"

"Ha! Bahaya, oke hati-hati" Fajri pun memeluk tubuh Fenly dari belakang dengan sangat erat dan Fenly pun langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Tidak sia-sia dengan usaha Fenly ternyata mobil itu kehilangan jejak mereka. Fenly pun kembali memelankan laju motor nya.

"Nahkan apa kata gue, sama adik Marquez di lawan, hahahaha ketinggalan kan Lo" ucap Fenly kesenengan Karna mampu mengelabui penjahat.

"Lo keren juga Fen, hahaha rasain tuh penjahat"

"Gue seneng Ji, Karna berada di Deket Lo bisa buat gue ngerasa aman dan nyama" batin Fenly di balik helem yang menutupi wajahnya ia mengukir senyum tipis.

Mereka pun kembali melajukan motornya dengan tenang tanpa rasa was-was lagi.

🌸🌸🌸🌸

Jangan lupa vote dan komen
Supaya Author bisa makin semangat buat ngelanjutin cerita ini, thanks for reading N1T 💜💙

Continue Reading

You'll Also Like

406K 2.4K 4
Akurnya pas urusan Kontol sama Memek doang..
SCH2 By xwayyyy

General Fiction

134K 18.4K 48
hanya fiksi! baca aja kalo mau
3.9M 87.3K 54
"Kamu milikku tapi aku tidak ingin ada status terikat diantara kita berdua." Argio _______ Berawal dari menawarkan dirinya pada seorang pria kaya ray...
629K 59.2K 46
Demi menghindari sebuah aib, Gus Afkar terpaksa dinikahkan dengan ustadzah Fiza, perempuan yang lebih dewasa darinya. Gus Afkar tidak menyukai Fiza...