PRINCE OF DARKNESS
•
•
•
—🦋🐊—
Helikopter berwarna hitam mendarat dengan mulus di aspal yang di buat khusus sebagai landasan. Pintu terbuka menampilkan seorang lelaki berjalan keluar melewati empat undakan tangga yang di desain secara khusus.
Yang mana langsung di sambut oleh para bodyguard yang berjejer dari pintu helikopter dan menunduk sambil mengucapkan selamat datang.
Lelaki berjaket kulit hitam dan jangan lupakan kalung berbandul kepala harimau itu hanya mengangguk singkat.
Tungkainya berjalan mendekat ke arah pintu yang tertutup rapat dengan seekor anjing hitam sebagai penjaga.
Pintu itu seketika terbuka secara otomatis ketika cowok itu menjentikkan jarinya.
Baru saja masuk sudah di suguhi suara nyaring dari kedua benda tajam yang menusuk indera pendengarannya. Netra coklat terang itu menatap kedua kedua lelaki minim ekspresi yang saat ini tengah bertarung di dalam ring dengan katana dan samurai di tangan masing-masing.
Bibirnya tersenyum menyeringai, merogoh saku celananya, mengeluarkan revolver berjenis colt yang tentunya bisa mematikan objeknya dalam hitungan detik.
Lelaki itu mengangkat revolver miliknya tinggi-tinggi, lalu menarik pelatuknya dan di lepaskan ke udara sehingga suara ledakan terdengar keras membuat kedua orang yang sedang bertarung itu berhenti dan menoleh dengan pandangan terkejut.
"Are you doing to kill me?" Suara bariton itu sedikit menggeram saat sebuah revolver menyentuh tepat pada dada kirinya.
"Yeah. I think so!"
Lelaki bermarga Chandrawana itu berdecih sinis. "I'll kill you first, Mr.Shankara."
Sial.
———
Mobil Lamborghini Aventador Roadster berwarna hitam metalik memasuki pekarangan mansion setelah lima belas menit lamanya di perjalanan.
Mansion bergaya bangunan kuno dengan beberapa ukiran abstrak berwarna white and gold. Bangunan dengan pilar-pilar tinggi yang menjulang menopang bangunan kokoh itu terlihat sangat mewah. Kakinya melangkah masuk, namun...
Sebuah belati mengkilat melesat cepat ke arah Mulut cowok itu, membuatnya langsung menghindar sehingga belati itu terbentur tembok dan jatuh ke lantai.
"Arghhh, Damn it!" desis lelaki itu saat seekor harimau jantan putih besar menerjang tubuhnya hingga membuat ia terjatuh terlentang di lantai marmer.
"What the hell are you doing, Arsenal?"
"Menyambut putra Papa."
"Fuck!"
Lelaki itu menggeram frustasi saat dirinya kalah kuat, ia tahu seberapa liar dan bringasnya Jeffrey— Harimau putih milik sang Papa yang hanya akan tunduk pada tuannya.
Pria yang masih memakai kemeja putih dengan kancing atasnya terbuka, lengan kekarnya terlihat jelas saat ia menggulung lengan kemejanya sampai siku dan mendekati Jeffrey.
"Stop it, Jeff. Go back to your cage now!" titah Arsen— Jayendra Arsenal Shankara.
Arsen tertawa seraya mengulurkan tangannya pada sang putra untuk berdiri saat harimau itu sudah melompat tinggi ke arah luar.
"Ada yang sakit, hm?" tanya Arsen, lalu mengecup kening putra semata wayangnya singkat.
"Papa," desisnya tajam. Arsen terkekeh kecil, putranya memang anti sama yang beginian.
"Maaf. Mampir kemana dulu? Mama sampe ketiduran nungguin kamu."
"Markas."
Arsen mengangguk, lalu menatap intens putranya. "Do you still want her?”
"No!"
"Sure? You love her or not?" Bibir milik Arsen tersenyum menyeringai, ia tahu putranya kembali ke Indonesia ada tujuan tertentu.
Lelaki pemilik wajah bak malaikat itu menatap Arsen, bibirnya menyungging senyum smirk. "It's impossible not to love her!"
"Perjuangin sampe dapet, Papa selalu dukung kamu."
Arsen mengeluarkan revolver dessert eagle-nya, lalu menyerahkan pada sang putra. "Jaga-jaga kalo ada yang rebut."
"She's Fucking mine, Dad!"
—🐊🦋—
See you cmiww♡
R•O•M•B•A•K!