Rebirth of evil flower

By TelorDadarID6

305 57 8

๊ง๐‘ฉ๐’๐’๐’Œ ๐’‘๐’†๐’“๐’•๐’‚๐’Ž๐’‚ ๐Ÿ ๊ง‚ ____________... ๐˜Œ๐˜ญ๐˜ฐ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฆ ๐˜”๐˜ข๐˜ช๐˜ข ๐˜๐˜ฆ๐˜ด๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ kini tau apa artinya penyes... More

SATU

Intro

171 28 2
By TelorDadarID6

𝘌𝘭𝘰𝘥𝘪𝘦 𝘔𝘢𝘪𝘢 𝘝𝘦𝘴𝘱𝘦𝘳 kini tau apa artinya penyesalan setelah melihat sendiri bagaimana pengorbanan 𝐿𝑢𝑐𝑖𝑎𝑛 𝑅𝑜𝑚𝑒𝑟𝑜 𝑃𝑎𝑛𝑑𝑜𝑟𝑎, pria berstatus sebagai suaminya yang rela menjadikan tubuhnya sebagai tameng dari timah panas yang dilakukan oleh 𝐿𝑢𝑐𝑎 𝑉𝑖𝑡𝑖𝑒𝑙𝑙𝑜.

Luca adalah pria yang selama ini Elodie cintai bahkan sampai ke tahap bulol tersebut nyatanya hanya memanfaatkan dirinya sebagai alat balas dendam pada Lucian, pria berwajah dingin dan terkenal sebagai Tirani kejam dibalik layar berita.

Elodie harus dijadikan alat pembayaran setelah Ayahnya kabur dan hilang karena terbukti mengorupsi uang ber milyar-milyar dari Pandora Company, milik pria berwajah tampan dan berkharisma kuat itu. Keduanya menikah bukan atas dasar cinta bahkan selama pernikahannya Elodie maupun Lucian tak pernah bertegur sapa.

Walaupun sekamar tapi Lucian tidak pernah terlihat tidur disebelahnya karena memilih tinggal di Vila pribadinya, Elodie juga bukan termasuk wanita cantik dan kaya raya.

Dirinya selalu terlihat kucel dan tak terawat, namun karena melihat Lucian yang tampak acuh dan tak peduli akhirnya Elodie berfikir penampilan nya tidak akan membuat Lucian keberatan bahkan saat pria itu membawanya ke pesta besar keluarga serta teman-temannya.

Ditambah Elodie tak pernah merasa diperlakukan baik dan ramah oleh anggota besar keluarga Pandora, dirinya seperti budak yang disuruh ini dan itu oleh mereka bahkan didepan Lucian sekalipun.

Dan sayangnya hanya respon dingin yang diberikan Lucian, pria itu seolah tutup mata atas semua yang dilakukan keluarganya.

Keduanya seperti orang asing bahkan jujur Elodie tidak pernah mendengar Lucian bersuara padanya dan hanya mengisyaratkan lewat tatapan tajam tersebut, hidup dalam kecanggungan tanpa ada peningkatan membuat Elodie jengah.

Hingga tepat saat itu juga Tuhan menghadirkan sosok baru dalam hidup Elodie, pria yang membuat kehangatan serta rumah bagi Elodie.

Luca Vitiello.

Suara serta tatapan teduhnya mampu membuat Elodie merasakan kebahagiaan, ia rela mematuhi juga memberikan apa yang diinginkan oleh Luca hanya lewat kata-kata mautnya.

Dan yang lebih gila, Elodi bahkan sudah memberikan hak mahkotanya yang seharusnya diberikan pada suaminya sendiri dengan iming-iming jika Luca akan membawanya pergi juga menikahinya.

Selain karena Luca, Elodie juga mendapat kan hasutan dari Juliet yang sebenarnya ingin merebut Lucian dan melenyapkan nya.

Elodie yang lugu dan polos mulai termakan ucapan sahabatnya itu, hingga akhirnya gadis itu kabur dari Mension setelah mendapatkan telfon dari Luca jika pria itu menunggunya didalam mobil dan setelah itu mereka bisa pergi dari negara ini.

Namun pergi dari negara ini tampaknya tidak lah cocok, sebab setelah bangun dari tidur akibat obat bius Elodie mendapati dirinya diikat dipohon hutan lebat nan tersembunyi.

Orang yang sangat ia percayai itu ternyata diam-diam menusuknya dari belakang, merencanakan pembunuhan ini untuk memancing munculnya Lucian datang.

Elodie pikir semuanya sia-sia, pria itu tidak akan pernah mendatanginya bahkan jika dia ditemukan tinggal tulang belulang oleh orang asing dihutan ini.

"Bodoh! Apa kalian fikir dia akan datang hanya karena aku?!" Elodie menertawai kebodohan mereka dengan tubuh masih terikat didahan pohon.

Dor!

Satu peluru menembus area perutnya hingga membuat hoodie kebesaran milik Elodie mulai memunculkan bercak darah yang mengalir, gadis itu mengerang menahan sakit.

"Tutup mulutmu bitch! Aku lelah memerankan pria bodoh yang seolah mencintaimu dan memberikanmu rasa nyaman itu, kini saatnya kau membayar semuanya dengan nyawa suamimu yang telah membuat hidup bahagia ku lenyap!" Luca kemudian tersenyum menyeringai pada Elodie yang kini membalas tatapannya dengan tajam dan lengan terkepal. "Elodie ku yang malang, kau hanyalah alat untuk ku melenyapkan pria sampahmu itu sayang ... Lagipula jangan salahkan aku, sebab semuanya tidak sepenuhnya kesalahanku karena keluguanmu yang mudah ku dapati Elodie. Bahkan aku punya rahasia mencengangkan, jika bukan aku yang menyetubuhi mu tetapi anak buahku."

Wajah Elodie memucat mendengarnya, melihat itu Luca tertawa keras.
"Oh, jangan kau pikir itu aku?! Yaampun Elodie, Ck. Aku tidak sudi menyentuh tubuhmu yang buluk ini, apalagi suamimu itu. Apa jangan-jangan kau juga menggunakan ilmu Hitam untuk menarik perhatian suamimu?"

"Bajingan sepertimu lebih baik mati terlebih dahulu," desis Elodie dengan geraman tertahan tidak memperdulikan asumsi Luca terhadapnya.

Luca menekuk satu kakinya didepan gadis itu lalu mengapit kuat rahang Elodie, ia menggeleng pelan.
"No baby, kamu seharusnya memihak ku karena sebentar lagi pria itu yang akan mati sebelum nanti giliranmu. Jadi bersabarlah anjing baik."

Satu tangannya terulur menepuk kepala Elodie, ia bisa mendengar deru nafas serta tatapan penuh permusuhan gadis itu sekarang.

Sungguh, Elodie benar-benar menyesali tindakan bodohnya yang mudah terpercaya dengan orang asing, dirinya tidak pernah merasakan apa itu kehangatan dari keluarga maupun dari sang suami sendiri, jadi begitu mendapat perhatian dan kasih sayang palsu dari Luca, Elodie langsung terpengaruh.

Cuih!

Elodie tersenyum setelah meludahi wajah tampan Luca yang langsung memalingkan wajahnya dengan wajah memerah, tidak apa-apa. Elodie puas meludahi wajah songong tersebut.

"Dan apa kau pikir dia akan datang hanya karena ancamanmu? Hahaha! Lucu sekali otak dangkal mu itu. Bagaimana dia akan mencari budak yang tidak berguna ini?" entah kenapa Luca terlihat langsung menoleh ke arahnya. "Jika kau berharap dia datang untuk menyelamatkanku dari mu seperti tokoh film, jangan harap. Dia tidak menganggapku sebagai istri yang dicintai nya jadi mohon maaf. Sepertinya rencanamu gagal Mr. Luca.

Sorot matanya tampak berubah sedikit berbeda, namun itu tak berselang lama setelah Elodie tertegun merasakan benda dingin dari ujung pistol menyusuri lehernya dan berhenti dibawah rahang.

"Lancang sekali kau meludahiku dengan mulut najis mu itu? Baiklah, setidaknya aku bisa membunuhmu sebagai pengganti hiburan ini," bisik Luca disambut senyuman mengerikan dari bawahannya.

Elodie menelan ludah kasar, mungkin ini saatnya dia untuk mati.
Kebahagiaan ku bukan disini.

"Sampai jumpa dineraka baby," Luca tersenyum smirk dengan tangan siap menekan pelatuk pistolnya, sementara Elodie mulai memejamkan mata dengan wajah mendonggak.

Ia siap jika ini adalah waktunya, tidak ada gunanya ia berharap pada siapapun, keluarga yang rela menjualnya, Ayah yang kabur, dijadikan sebagai babu, dan sikap dingin dari suaminya.

Lengan Elodie terkepal kuat dengan cairan bening yang meluncur bebas kebawah pipinya, dia bersumpah dalam hati.
Akan ku bayar semuanya perbuatan kalian, dan akan ku adukan kekejaman kau pada Tuhan!

Dor!

Nafas Elodie tercekat mendengar suara tembakan itu, namun alisnya mengernyit saat tak merasakan sakit dari tembakan itu.

Dor!

Brugh!

Akh--

Suara-suara rintihan itu membuatnya semakin takut, hingga sebuah telapak tangan dingin namun menenangkan menyentuh kedua pipinya yang mana membuat Elodie langsung membuka matanya lebar-lebar.

Sepersekian detik itu juga Elodie membelalak kaget melihat sosok pria yang ia sangka tidak akan pernah datang kini berlutut di depannya seraya menangkup wajah Elodie dengan mata sayu.

"L--lucian," gumamnya tak percaya, ia lalu melihat kebelakang dan ternyata semua bawahan Luca kini sudah tumbang di tanah. "Lucian kau yang--"

"Ssttt ... " Lucian menahan bibir tersebut agar tidak berbicara, perlahan ia melepaskan tali yang mengikat tubuh Elodie.

Elodie sendiri terus mengikuti pergerakan Lucian, baru saja terlepas tiba-tiba puluhan tembakan menyerang mereka.

Grep!

"ARRGGHH!!!"

"LUCIAN!!!"

Elodie memekik kuat begitu Lucian memeluknya dan menjadikan tubuhnya sebagai penghalang dari timah panas tersebut, lengan Elodie tremor saat telinganya menangkap jelas suara peluru yang menembus punggung Lucian disertai eragan tertahan pria itu.

Sapuan di pipinya menghapus lelehan air mata gadis itu, Elodie segera mendonggak melihat wajah Lucian yang sudah mengeluarkan darah dari mulut maupun hidung.

"Are you scary?" tanyanya dengan suara berat dan terdengar santai seolah tidak peduli luka di punggungnya.

Suara itu, suara yang mampu membuat jantung Elodie berdetak kencang. Suara yang baru didengarnya.

"Lucian ... Kenapa kau datang?! Seharusnya kau tidak datang!" tangis Elodie pecah setelah merasa tidak mendengar suara peluru itu disekitar nya.

Ia mencengkram kemeja hitam Lucian sambil terisak, pria itu tersenyum tipis.
"Istriku sedang dalam bahaya, bagaimana bisa aku tinggal diam?"

Deg!

Jantung Elodie terasa meloncat ke lambung, apa ia tidak salah dengar? Lucian mengakui kalau dirinya adalah istri pria itu?!

Pria itu tiba-tiba memuntahkan darah dari mulutnya, Elodie tersadar dan dengan panik menahan tubuhnya yang hampir limbung.
"Sekarang ayo kita kerumah sakit! Lukamu perlu diobati!"

"Tidak, bodyguard ku akan segera datang untuk membawamu pergi," Elodie menggeleng tegas dan hendak memapah Lucian untuk bangun namun ditahan pria itu. "Elodie ... Maaf telah membuatmu tidak nyaman bersamaku, maaf telah mengacuhkanmu selama ini. Aku hanya ingin mengatakan ... Jika aku diberikan kesempatan kedua, aku hanya ingin jatuh cinta padamu lagi."

Elodie tertegun mendengarnya, tiba-tiba Lucian terjatuh dipangkuan gadis itu tanpa menjelaskan apa arti ucapannya tadi.

"Lucian?! Lucian bangun?! Lucian! Kubilang bangun! Buka matamu dan katakan dengan jelas padaku! Lucian!" Elodie menggoncang tubuh yang lebih besar darinya itu dengan kuat.

Tanpa Elodie sadari, Luca yang sudah terkapar ditanah akibat tembakan Lucian kini membuka sedikit matanya dan dengan kekehan pelan.
"Berbahagialah di neraka ... "

Dor!

Kejadian itu begitu cepat tanpa Elodie katahui, Tiba-tiba saja tubuhnya langsung ambruk saat merasakan sesuatu menembus jantung dan merusak organ dalamnya.

"Mr. Lucian disana!" sayup-sayup ditengah kesadaran ia melihat bawahan pria itu datang menghampiri keduanya, Elodie menghela nafas sedikit tenang berharap mereka segera menangani keadaan Lucian, namun mereka hanya mengambil paksa tubuh Lucian dari dekapannya.

"Bagaimana dengan wanita ini? Kita harus membawanya juga."

"Seorang pengkhianat yang berselingkuh apalagi dengan musuh kita tidak pantas diselamatkan, biarkan saja perempuan ini mati disini. Kuyakin Mr. Lucian tidak akan memperdulikannya.

Benar, Elodie membenarkan semua percakapan mereka. Bawahan Lucian saja tau jika dia bukanlah wanita yang diharapkan.

Bisa Elodie lihat didetik-detik terakhirnya jika tubuh Lucian dibawa keluar dari jalan hutan sementara tubuhnya dibiarkan mati disini.

Dendam dan rasa benci Elodie memuncak, bara api dihatinya yang dulu padam kini mulai tersulut, gadis itu membatin dalam hati sebelum kegelapan menyelimuti.

Berikan aku kesempatan satu kali lagi untuk membalas semuanya Tuhan, izinkan aku memulainya kembali menjadi seorang Elodie yang baru.















/////////

Mencoba buat serius nulisin bab nya eh malah ilang🙃 yaudah kuganti sama cerita baru ini, semoga idenya tetep ada😶‍🌫️

Semoga suka sama book Barunya! 💕😘

(ᴜᴘᴅᴀᴛᴇ ɢᴀᴋ ɴᴇɴᴛᴜ)













Tokoh visual.

Elodie Maia Vesper.

Lucian Romero Pandora.

Continue Reading

You'll Also Like

201K 9.9K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
322K 24.4K 110
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
1M 87K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
53.8K 3.9K 53
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...