SCANDAL CONTRACT

ThIsGiRlAw

6.9K 154 20

[COMPLETED] Sepuluh tahun yang lalu, Gwenn mengira hubungannya dengan Akiro benar-benar sudah selesai. --- Se... Еще

-PROLOG-
1. Dendam Masa Lampau
2. Akiro's Life
3. Gwenn's Life
4. Finding Soulmate
5. Finding Soulmate pt.2
6. How Are You?
7. Flashback
8. Taruhan
9. Taruhan pt.2
10. Musuh kehidupan glamor
11. Hari yang berat
12. Tarik Ulur
13. Hutang Dendam
14. Panggilan Misterius
15. Eric
16. Bisikan Dibelakang
17. Celah Pertama
18. Drama di Pesta
19. Obrolan Panas
20. Prinsip Hidup Gwenn
21. Konsekuensi Yang Harus Ditanggung
22. Nomor Teleponmu?
23. Penjilat handal
24. Pesona Tak Terduga
25. Trending
26. Akun Anonim
27. Scandal Contract
28. Mrs.Fratt
29. Perbuatan Si Iblis
30. Konferensi Pers
31. Berkencan
32. Berkencan pt.2
33. Kemenangan
34. Pemimpin Baru
35. Dingin kemudian Panas
36. Janji
37. Penolakan
38. Calon Mertua
40. Double Date?
41. Sensasi Aneh
42. Sabrinna Spencer
43. Sejarah Masa Lalu
44.Paket Misterius
45. Video Singkat
46. Kesempatan Penembusan Dosa
47. Berapa Peluru yang kau Punya?
48. Puncak Acara
49. Peluru Terakhir
50. Titik Balik
51. Rumah Sakit
52. Perang Dimulai
53. Plester untuk hari yang kacau
54. Kembali Padaku
Epilog

39. Pertanyaan Intens

76 0 0
ThIsGiRlAw

Gwenn langsung menyenggol kaki Akiro untuk memperingati pria itu namun tampaknya Akiro pura-pura tidak menyadari peringatan darinya itu atau kebih tepatnya menghindar.

"Bagus, aku suka dengannya Gwenn. Kau memilih pasangan yang tepat," lanjut Jacob yang langsung disambut dengan wajah pucat Gwenn, dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa lagi selain mengeluarkan senyum paksanya.

"Daddy, lalu bagaimana dengan perjodohan yang kau bicarakan kemarin?" berusaha mengalihkan pembicaraan mereka, Gwenn berusaha membahas topik lain.

Alis Jacob menggerut sembari menampilkan raut bingungnya, ia berujar, "Perjodohan apa? Oh, itu aku hanya berbohong agar kau lebih cepat menunjukkan pacarmu saja," dengan nada tak bersalahnya, Jacob mengutarakan rencananya secara terang-terangan.

"Daddy..." Gwenn tidak tahu harus membalas apa lagi, fakta ini terdengar mengejutkan baginya. Sebab jika dipikir-pikir lagi, karena perjodohan itu membuat Gwenn melewati batasan dalam dirinya untuk pergi ke kelab malam yang membawa semua petaka ini.

"Dan rupanya caraku berhasil kan?"

Gwenn menghembuskan napas kasarnya, tampak tak percaya dengan kalimat yang baru saja ia dengar itu. Anehnya, semua kekhawatiran Gwenn di awal tampak tidak terjadi. Terlihat dari bagaimana Jacob yang mengobrol secara nyaman dan tidak ada kecanggungan yang menyergap di tengah-tengah orboaln mereka. Entah apa yang mereka bicarakan karena Gwenn berakhir diabaikan dan memutuskan untuk bangkit dari sana. Gwenn memilih untuk bergabung dengan Grace yang tampak menikmati cupcake-nya di meja makan.

"Kau tidak merasa ada yang aneh?" Tanya Gwenn begitu menarik kursi dan duduk tepat diseberang Grace.

Sembari pipinya menggembul dan sibuk mengunyah, alis Grace bertaut sejenak, "Memangnya apa yang aneh? Maksudnya, sikap ayahmu?"

Gwenn refleks menangguk setuju, akhirnya ada yang sepemikiran dengannya.

"Apa pendapatmu tentang itu?" Tanya Gwenn lagi sembari mengarahkan arah pandang Grace dengan dagunya ke ruangan tamu dimana Jacob dan Akiro masih tampak mengobrol, bahkan topik mereka sudah semakin luas, mulai dari jenis tanaman hingga buku bacaan kesukaan mereka.

"Menurutku, mungkin kau memang memilih orang yang tepat," ujar Grace sebelum berhenti saat mendapat tatapan melotot dari Gwenn. Grace bahkan takut bola mata wanita itu akan keluar dan menggelinding hingga ke arahnya.

"Maksudku, kau bisa saja memilih orang yang tepat. Coba saja jika kau menolak tawaran kontrak dari Akiro dan menyewa pacar bohongan dari aplikasi kencan, maka ayahmu pasti sedang melakukan siding interogasinya sekarang," jelas Grace dengan hati-hati agar Gwenn bisa menerimanya.

Sembari merenungi kalimat Grace, Gwenn menatap interaksi keduanya di ruangan tamu.

"Tapi kenapa mereka sangat cepat akrab?" Gwenn masih terheran-heran.

"Aku tahu," Grace berujar dengan nada semangatnya membuat Gwenn menoleh cepat ke arahnya dengan tatapan penuh harapnya.

"Mungkin karena dia tampan."

Oke, daripada sebuah umpatan dilayangkan kepadanya, Gwenn lebih memilih untuk berdoa agar wanita itu segera mendapatkan jodoh tampannya itu.

"Grace, aku serius."

Melihat dari bagaimana sifat ambisius Gwenn yang diturunkan dari ayahnya, terbukti dari kemiripan sifat mereka saat menghadapi pekerjaan. Mereka berdua sama-sama suka bekerja dan selalu ingin yang terbaik untuk segala hal yang telah mereka mulai. Tetapi Gwenn tahu betul,Jacob lebih keras dulu saat bekerja. Suatu hari saat Gwenn kecil mengantarkan makan siang untuknya, ia melihat Jacob tampak marah dengan asistennya yang melakukan salah pengetikan. Melainkan memberitahu letak kesalahannya, Jacob malah menyuruhnya untuk memeriksa file dengan belasan halaman itu dan menunjukkannya sendiri. Akhirnya pegawai itu pergi dari ruangan sembari menangis sebelum lembur untuk menemukan letak kesalahannya. Huruf a yang serupa dengan o merupakan malapetaka bagi pegawai itu.

"Tanyakan saja kepada Akiro nanti, apa jurusnya untuk melalui mata tajam ayahmu itu," ujar Grace sembari mengulum senyumnya.

Tak terasa, detik berganti menit, Gwenn sudah menunggu mereka sudah hampir satu jam lamanya. Bahkan belakangan ini, Gwenn jarang berbicara dengan Jacob hingga selama ini. Gwenn melebarkan matanya saat melihat Akiro bangkit dari duduknya, menandakan obrolan mereka sudah selesai dan tampaknya pria itu ingin pamit pulang.

"Berkunjunglah lagi lain kali," ujar Jacob kepada Akiro disusul dengan Gwenn yang segera menghampiri mereka berdua.

Akiro menangguk dan berterima kasih kepada Jacob atas waktunya sebelum beralih menatap Gwenn yang berdiri disampingnya. Akiro menunduk sedikit dan tanpa bisa Gwenn prediksi, pria itu mendaratkan sebuah kecupan singkat pada pipi kanannya. Bahu Gwenn mematung untuk sesaat, otaknya masih berusaha mencerna saat Akiro sibuk tersenyum seolah menikmati raut keterkejutan Gwenn itu.

"Aku pulang dulu," bisik Akiro sebelum berjalan keluar dan diantar oleh Grace.

Gwenn berusaha mengembalikan kesadarannya yang menguap hilang secara mendadak itu dengan menggeleng beberapa kali. Tenang Gwenn, itu hanya sebuah kecupan biasa. Akiro melakukannya hanya untuk menyakinkan Jacob, itu hanya sebatas sandiwara. Gwenn terus menancapkan asumsi itu dalam benaknya saat Jacob meraih pot siraman air di sudut ruangan.

Gwenn segera mengikuti Jacob dari belakang, "Daddy, kenapa kalian bisa seakrab itu?" Tanya Gwenn dengan pertanyaan yang sudah ingin ia tanyakan kepada Jacob sejak satu jam yang lalu.

"Memangnya kita sedekat itu?" Tanya Jacob seolah merasa pertanyaan Gwenn itu sedikit ngawur. Tanpa merasa terganggu oleh kehadiran Gwenn yang terus mengikuti kemana ia melangkah, Jacob hanya fokus menyirami tanamannya.

Gwenn menangguk antusias, "Sangat, aku memperhatikan kalian berdua sedari tadi dengan Grace disana. Ceritakan kepadaku, apa saja yang kalian bicarakan sedari tadi?" tuntut Gwenn tidak sabar.

"Banyak hal," melainkan memberikan jawaban yang Gwenn mau, Jacob hanya memberi jawaban singkatnya.

"Apa yang banyak itu?" Tanya Gwenn lagi sembari terus memperhatikan Jacob yang membuka pintu balkon apartemen mereka dari samping.

"Kebanyakan tentangmu."

Kedua alis Gwenn naik secara refleks, rasa penasaran itu kian tumbuh dalam dirinya. Gwenn tak dapat menahan senyumnya saat Jacob akhirnya memberikan jawaban yang ia mau.

"Memangnya Akiro bilang apa saja tentang aku?"

Jacob menghentikan gerakan tangannya membuat pot siraman air yang berada dalam genggamannya berhenti mengeluarkan tetes-tetes airnya. Jacob melirik ke arah Gwenn sembari menyipitkan kedua matanya, berniat menggoda putrinya itu.

"Lihat, siapa yang sedang salah tingkah sekarang."

"Daddy..."

"Dia bilang kau sudah benar-benar jatuh cinta kepadanya dan tidak bisa hidup tanpanya. Dia juga menyuruh daddy untuk menyetujui hubungan kalian saja kalau tidak ingin melihat kau bersedih..."

Sebelum Jacob sempat melanjutkan kalimatnya hingga selesai, Gwenn tiba-tiba mengangkat telapak tangannya ke atas pertanda menyuruh pria itu untuk menghentikan kalimatnya.

"Apa? Siapa yang jatuh cinta dan menangis? Aku tidak selemah itu," protes Gwenn, terlebih lagi semua yang dikatakan Akiro kepada Jacob benar-benar sangat menggelikan dan memalukan. Gwenn tidak bisa membayangkan bagaimana ekspresi Akiro saat mengatakannya.

"Jadi kau tidak mencintainya? Kurasa hubungan kalian tidak sedekat itu, daddy bisa menyuruhnya menjauh kalau kau mau..."

"Bukan begitu," sela Gwenn langsung saat Jacob menyimpulkan kalimatnya dengan sangat cepat.

Sembari tersenyum lebar guna menyakinkan ayahnya, Gwenn akhirnya berujar, "Aku menyukainya. Tapi belum sampai tahap sangat dan tergila-gila seperti itu. Kita masih di tahap awal sebuah hubungan."

Jacob hanya menangguk sekali sebelum kembali melanjutkan aktivitasnya.

"Aku serius daddy," ujar Gwenn ketika melihat ekspresi Jacob yang tampak susah untuk ia baca itu. Gwenn hanya berharap Jacob tidak curiga dengan hubungan palsu mereka.

"Iya, daddy percaya. Tapi sebenarnya ada satu kalimat darinya yang membuatku berpikir lama sebelum dapat menyambutnya dengan baik," ujar Jacob dan setelah Gwenn melihat raut pria itu yang berubah serius, rasa waspada Gwenn segera bangkit.

Hening beberapa saat sebelum Jacob meletakkan siraman potnya ke lantai sebelum menatap tanaman yang sudah selesai ia siram itu dan berujar, "Dia berkata, ingin menghancurkan Richard."

Gwenn terkesiap dengan pernyataan Jacob yang terasa tak masuk akal baginya. Setahu Gwenn, Akiro bekerja di agensi model milik Richard.

"Kita satu tujuan Gwenn," lanjut Jacob dengan nada pelannya.

Gwenn masih dilanda kebingungan saat tahu-tahu Jacob sudah berbalik dan duduk kembali di sofa sembari meraih buku bacaannya. Mendadak Gwenn menjadi teringat dengan data nama karyawan yang disimpan ayahnya itu di dalam gudang. Walaupun mereka sudah tidak bekerja di bawah Jacob lagi atau barangkali sudah pension lama, tetapi mereka adalah orang-orang yang pernah berjasa dalam membangun perusahaan yang Jacob impikan dari dulu itu, jadi Jacob tidak pernah membuang data mereka. Namun setelah Gwenn mengeceknya, baik nama Mrs. Fratt dan nama wanita itu ada disana.

"Daddy, aku ingin bertanta sesuatu," ujar Gwenn yang hanya dijawab deheman singkat oleh Jacob.

"Kau kenal dengan seseorang yang bernama Lily?"

Gerakan tangan Jacob yang hendak membalikkan halaman bukunya terhenti diikuti renanya yang bergetar untuk sejenak. Ia tidak pernah mengira kalau Gwenn akan melontarkan pertanyaan itu kepadanya.

Jacob tersudut, ia tidak bisa menjawab maupun menghindarinya lagi.


Продолжить чтение

Вам также понравится

Between The Devil and The Deep Blue Sea svr

Подростковая литература

209K 26.8K 37
SELESAI ✔️ "Kalau aku hamil?" Arandra memandang Orlando dengan ragu. Orlando tersenyum menenangkan. "Aku bakalan tanggung jawab." copyright, 2021.
Hold Me Closer bella

Любовные романы

2.4M 126K 33
Aku cuma perempuan biasa yang gak begitu terburu-buru dengan masalah cinta. Sampai akhirnya atau lebih tepat sialnya aku bertemu dengan Devan. Pria y...
Menghitung Bintang Jessica Boru Nababan

Подростковая литература

13.3K 967 37
"Lo sebegitunya gak mau gue suka sama lo, ya?" tanya Elsa dengan wajah penuh kecewa. "Gue gak nyangka lo bisa setega ini sama gue, Steve". Steven ing...
My Love Lucifer (END) SyarahMuzillah

Любовные романы

1.7M 104K 50
Amandine Gillard, seorang putri dari Perdana Mentri Belgia sangat mencintai tunangannya Jordan De Vos seorang pemilik kerajaan Cokelat terbesar didun...