Mafia Kejam Dan Gadis Yang Di...

Von putrimaharani_96

631K 20.9K 185

"Jika kita bertemu lagi... Mungkin itu bisa terhitung takdir..." (Follow dulu sebelum baca yahhh!!!!) Ana dij... Mehr

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
pengumuman
27
28
29
31
32
33
34
36
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
Extra part 1
Extra part 2
Extra part 3
Extra part 4
Extra part 5 (Selesai)
35
37
38

30

7.4K 211 2
Von putrimaharani_96

Michele ditelepon oleh seseorang, tidak lain itu adalah Karen. "Iya ada apa?" tanya Michele. Ia terdengar seperti orang flu saat itu, dikiranya kenapa.

"Kamu sedang flu? Kok tidak ada suara?" tanya Michele.

"Anakku... Dia ditabrak seseorang hingga koma. Aku takut. Hiks." tangis Karen.

"Astaga..."

Ini pasti ulah Alcyone. Tidak disangka, dia benar-benar menepati janjinya.

"Kamu yang sabar ya. Semoga saja dia cepat tersadar." ujar Michele.

"Padahal dia sempat chat aku sebelumnya, dia bilang ada seseorang misterius yang mengikutinya, ia tampak ketakutan tadi, lalu aku suruh dia untuk pulang, tapi dia malah... hiks... aku takut... aku takut dia kenapa-napa. Bagaimana dengan perjodohan kita nanti hiks." tangis Karen.

"Sudah kau jangan bersedih. Aku yakin dia kuat, serahkanlah semuanya pada tuhan, semoga saja diberi kesembuhan dariNya." ujar Michele.

"Iya terima kasih." ucapnya.

Tiba tiba ada telepon masuk kembali, tidak lain itu adalah Alcyone. Tentu langsung membuat Michele kaget bukan kepalang. Orang yang ada dipikirannya saat ini justru meneleponnya.

"Ah aku tutup sebentar, soalnya ada anakku yang menelepon." ujar Karen menyudahinya dan mengangkat telepon anaknya.

"Sudah menerima kabar darinya? Atau perlu aku sampaikan kabar itu dari mulutku sendiri?" tanya Alcyone.

"Menjijikan. Apa kau gila hah?" tanya Michele.

"Lebih gila mana dengan wanita yang sudah diperingatkan tapi masih saja mengeyel."

"Aku tidak membenarkan apa yang kau lakukan itu! Segeralah lakukan perceraian, aku sudah bilang sejak awal kalau aku tidak mau merestui kalian berdua!"

"Tidak, aku akan tetap pada pendirianku."

"Kau yang lebih mengeyel, sudah kubilang jangan menikah dengannya, tapi tetap saja melanggar."

"Aturan itu tidak berlaku untukku. Mungkin itu akan berlaku bagi anak-anakmu lainnya."

"Sudahlah aku lelah berdebat denganmu. Aku hanya memberikan yang terbaik untukmu, apa aku salah? Kalau kau memang masih tidak menganggapku sebagai ibu. Itu terserah, tapi tolong hargai keinginanku, karena aku tidak mau kau menyesal dikemudian hari."

"Aku tidak akan menyesal atas keputusanku menikahinya. Itu saja yang aku ingin beritahu." ujar Alcyone langsung menutup teleponnya.

"Sial, dia sama saja seperti ayahnya. Sama-sama keras kepala." ujar Michele kesal.

Disaat yang sama Ana memanggil Alcyone yang saat itu tengah berada didepan pintu.

"Mas Ray..." ujarnya.

"Ada apa?" Alcyone segera mendekati Ana.

"Kamu enggak mau pulang dulu mas?" tanya Ana.

"Tidak. Saya akan terus menunggu kamu hingga pulih." ujar Alcyone.

"Yaudah..."

"Tadi kamu nelepon siapa?" tanya Ana.

"Itu ajudan saya, saya meminta bantuannya untuk mengijinkan saya disini untuk sementara waktu."

"Kamu ijin kerja hari ini?"

"Ya."

"Tapi besok kamu masuk?"

"Ya."

"Aku jadi ngerepotin."

"Tidak sama sekali."

Ana tersenyum. Meski bibirnya terlihat sedikit memutih. Ia masih terlihat seperti orang sakit. "Aku pengen kita jalan jalan lagi. Tapi aku takut juga kalau akan berakhir seperti ini lagi." ujar Ana.

"Tenang saja, hal seperti ini tidak akan terjadi lagi." ujar Alcyone.

"Kenapa kamu seyakin itu?"

Tiba tiba Hilma datang mengetuk pintu terlebih dahulu. Membuat Ana dan Alcyone tersentak. "Mbak Hil? Sendirian?" tanya Ana.

"Iya, Reno kejebak macet." ujar Hilma.

"Kenapa enggak naik motor berdua sih?" tanya Ana.

"Hehe, enggak. Malu kali dia bawa bawa sapi." ujar Hilma.

"Ngatain diri sendiri sapi. Dasar." Ana tertawa geli berbarengan dengan mereka berdua.

"Eh lo gimana keadaannya?" tanya Hilma.

"Alhamdulillah, tapi masih pusing sih."

"Ditidurin aja dulu An..."

"Udah tadi. Mas Rayyan enggak enak enggak ada yang ngajak ngobrol."

"Hehe ada ada aja lo."

"Gue bawa buah-buahan nih buat lo. Dimakan ya." ujar Hilma memberikan buah itu.

"Iya makasih."

"Kejadian jelasnya kayak gimana sih kok kalian bisa jatuh gitu?"

Ana pun menceritakan semuanya pada Hilma. Hingga tak sadar Reno muncul mengetuk pintu.

"Si Hilma udah nyampe aje, pake jet kali ya motor lu. Naek motor udah kayak pembalep." ujar Reno.

"Maklum, anak geng motor dulu." ujar Hilma.

Reno tersenyum pada Alcyone, menyapanya.

"Kalian kenapa sih enggak naik motor berdua aja? Barangkali kan, setelah naik motor berdua langsung naik pelaminan." ujar Ana menggoda. Tentu membuat Reno dan Hilma tertawa.

"Bisa aje ade lo Ren... jangan-jangan lo yang ngajarin lagi." bisik Hilma.

"Belajar sendiri dia. Otodidak kali." ujar Reno.

Mendadak sesuatu seperti terpintas ketika melihat Alcyone. Ana mengingat kembali kenangannya bersama seorang pria, ketika sedang berada di China, menikmati musim dingin berdua dengannya, mengelilingi kota Beijing, mengunjungi kuil langit, berkeliling di taman bermain lalu meminum coklat panas dengannya, ia diberikan syal olehnya hingga saat Ana berdiri diantara tembok besar China. Semua kenangan itu apakah ia lalui bersama suaminya dulu?

"Ana kamu kenapa?" tanya Alcyone cemas melihat Ana tampak sangat pusing hingga terlihat meremas kepalanya. "Aku pusing." ucap Ana.

"Kamu harus beristirahat. Ada baiknya kalian sudahi dulu pertemuan ini, Ana masih perlu beristirahat." ujar Alcyone.

"Iya, yaudah deh... kita pulang dulu ya An..." ujar Hilma mengajak Reno untuk pulang. "Semoga cepet sembuh ya An..." ujar Reno mengusapnya lalu pergi meninggalkannya.

Alcyone menggenggam tangan Ana saat itu. "Kamu tidurin ya."

"Mas... kita waktu itu pernah pergi keluar negeri ya?" tanya Ana membuat Alcyone terkejut bukan kepalang. Alcyone terdiam. Tak membalas apapun.

"Waktu itu kamu kasih aku syal warna biru, terus kita main ke kuil tepatnya di musim dingin, kita minum coklat panas, kita jalan jalan ngelilingin kota Beijing."
"Kamu masih inget gak?"

"Apakah mungkin ini ingatannya bersama Rayyan?" batin Alcyone cemas.

"Kamu gak inget ya mas?" tanya Ana.

"Inget... kenapa kamu tiba-tiba berbicara tentang hal itu?"

"Enggak tahu tiba-tiba keinget aja." ujar Ana.

"Apakah mungkin ingatannya sudah pulih? Tapi kalau sudah pulih kenapa dia masih menganggapku sebagai suaminya?" batin Alcyone.

"Tapi kok aneh ya mas... aku merasa kayak ada yang aku lupain dibelakang. Tentang kenangan kita. Kenapa ya mas... aku sebenarnya kenapa belakangan ini?" tanya Ana.

"Sudahlah tidak usah terlalu dipikirkan. Tidak ada yang perlu kamu ingat-ingat lagi... hal yang sudah berlalu biarlah dilupakan begitu saja. Sekalipun kamu mengingatnya itu tidak akan ada manfaatnya." ujar Alcyone.

"Kenapa kok kamu berbicara sepetti itu? Apa mungkin aku telah melakukan kesalahan yang membuat kamu marah? Hingga kamu ingin aku melupakan begitu saja." tanya Ana.

"Sebaliknya Ana, yang seharusnya berkata seperti itu adalah aku." ujar Alcyone.

"Kesalahan apa yang kamu perbuat mas?" tanya Ana.

"Membunuh suamimu." batin Alcyone.

"Kenapa mas diam saja? Ceritakan saja mas."

"Tidak apa apa Ana. Aku memilih kamu untuk melupakan segalanya, karena itu adalah yang terbaik."

"Iya mas."

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

13K 331 14
⚠️Cerita ini hanya cerita fiksi bukan cerita nyata harap bijak memilih bacaan Tya-gadis cantik dan anggun yg berasal dari keluarga adijaya yg terken...
4.5M 134K 88
WARNING ⚠ (21+) 🔞 𝑩𝒆𝒓𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒘𝒂𝒏𝒊𝒕𝒂 𝒚𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒌𝒆 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒅𝒂𝒏 �...
5.6M 290K 58
Serina, seorang gadis cantik yang sangat suka dengan pakaian seksi baru lulus sekolah dan akan menjadi aktris terkenal harus pupus karena meninggal o...
42.2K 1.3K 44
Lebih baik menjadi sesuatu yang hangat dan menyenangkan daripada menjadi sesuatu yang dingin dan keras...