You
Bosen deh di rumah trs :(
Gil's papa
Mau call?
Kamu kan sibuk kerja
Aku ga sibuk klo buat kamu
Hilih
Sebentar ya aku cari tempat sepi
Iyaa
Gil's papa is calling you...
"Hi, bub."
"Bub? Sejak kapan kamu manggil aku 'bub'?"
"Sejak I think it's the petname that fits you the most."
"Halah."
Hakken tertawa kecil diujung sana. "Udah makan siang?"
"Belum. Malas. Nanti aja dirapel makan malam."
"Mana boleh begitu. Aku orderin ya?"
"Terserah kamu."
"Okay. Ditunggu ya sama jangan dimasukin kulkas, loh. Beneran dimakan."
"Iya, sayang."
"Pinter."
"Kamu kapan pulang?"
"Dua minggu lagi, I told you."
"Lama banget. Padahal aku kan kangen."
"I miss you more. I'll be home very soon, you wouldn't even notice."
"Mh-hm."
"Sorry, bub, I have to hang up. Udah disuruh stand by di samping panggung."
"Okay. Love you."
"Love you more, bub. Aku call lagi kalau udah di hotel."
Hakken menutup panggilan. Kamu tertegun menatap layar hitam ponsel. Emang boleh sekangen ini, wir?
Kamu menghela napas, melempar ponsel sembarangan ke sisi lain tempat tidur. Rasanya tuh kayak mau nangis tapi alay banget kalau nangis gak, sih? Kamu memutuskan untuk menatap langit-langit kamar sampai nanti Hakken kembali mengabarimu.
Hampir saja kamu jatuh tertidur ketika telepon rumah berbunyi, panggilan dari resepsionis apartemen.
"Selamat siang, mbak Chérie. Pesanan gofood nya sudah sampai, mbak."
"Oh iya. Terima kasih, mas, sebentar lagi saya turun."
"Sama-sama mbak," telepon ditutup oleh si resepsionis.
Kamu mengambil jaket terdekat yang bisa digapai sebelum mengganti sendal rumah dengan sepasang Crocs. Tidak butuh waktu lama untuk pintu lift terbuka setelah kamu menekan tombol menuju lantai bawah. Untungnya tidak ada seorang pun di dalam sana jadi kamu merasa nyaman berpakaian mirip-mirip gembel belum mandi yang setiap item bajunya tidak matching sama sekali.
Resepsionis yang tadi meneleponmu segera mengeluarkan kantong plastik berisi bento dari sebuah restoran Jepang cepat saji. "Kata kang ojolnya sudah lengkap ya, mbak."
"Makasih, mas," kamu mengangguk padahal kamu saja belum tau isi dari plastik tersebut. Kamu berjalan kembali ke lift menuju unit apartemenmu.
Kamu meletakkan kantong plastic di kitchen countertop untuk menggantung jaket dan mengganti Crocs ke sendal rumah. Biasanya kalau ada Hakken, kamu pasti duduk di meja makan tapi karena beliau sedang SHIBHOK sekali, ya enaknya makan di countertop biar engga sepi sepi banget. Semua menu kesukaanmu dari resto tersebut lengkap di dalam kemasan bento plus ekstra salad di tempat terpisah. Kamu baru mau mengambil foto sebagai laporan kalau makan siang yang Hakken pesan untukmu sudah sampai ketika notifikasi chat dari yang baru saja diomongin muncul.
Gil's papa
Udh sampai blm?
You
Send a photo.
Udaah
Makasih yaa pke diorderin
ekstra salad segala
Dihabiskan ya bub
Gotta get back to work
Love you 💗
Love you too 💜
Kamu meletakkan ponsel di dekat sumpit sebelum melahap makan siangmu. Setelah memastikan makananmu sudah habis dan tidak ada sisa makanan yang mengotori kitchen counter, kamu kembali ke kamar. Kembali gabut, bingung harus ngapain. Kamu melamun, sesekali scrolling TikTok dan Twitter lalu melamun lagi. Kenapa ya, waktu kayaknya berjalan lamaaaaaa bangetttttt. Diluar sana langit sudah menggelap. Tadi sih, bilangnya lama tapi tau tau udah malem.
Kamu membuka room chat Hakken. Duh, kangennya bikin mau memporak-porandakan dunia.
Gil's papa
Masih bangun, bub?
You
Masii
Ken
Hm?
Mau call?
Mau
Tapi
Aku mau pap kamu
Oke
Gantian dong
Cantiknya...
Apa aku pulang sekarang ya
Lemah bgt 👎
Kamu jg mau aku pulang
sekarang, kan?
Iya sie hehe
Itu kaos aku yg kamu pake?
Kaos nemu di lemari
Ya itu kaos aku bub
Oh begitu
Pantes wangi kamu
Bisa ya, pura-pura gatau gitu
Bisa dong 😋
Video call yuk?
Ayok
Gil's papa is calling...
"Habis mandi, ya? Seger banget deh."
"Iya. Udah dinner belum, bub?"
"You should stop with the bub bub thingy. Aku malu."
"Kan lucu kayak kamu."
"Pret."
"Jangan mengalihkan pembicaraan. Kamu udah makan belum?"
"Belum. Masih kenyang. Paling nanti makan roti."
"Beneran, ya? Kalau kamu engga makan aku bakal bilang ke bunda."
"Dih tukang ngadu!"
"Biarin," Hakken terkekeh. duh, kangen kuadrat. "How's your day?"
"Boring," kamu mengubah posisi menjadi tengkurap. "How's yours?"
"Quite fun, actually. Ketemu fans, interview, photoshoot and met some of my friends."
"Ih engga adil masa mereka bisa ketemu kamu," kamu memasang wajah cemberut. Cih, bisa bisanya mereka.
Hakken tertawa. "Mau oleh-oleh apa? besok aku tour sama temen temen."
"Kamunya aja boleh, engga?"
"Boleh banget."
"Pelan-pelan pak sopir."
"Kamu ngantuk, engga?"
"Engga."
"Aku ngantuk," Hakken menguap. Ia mengucek sebelah matanya. "Temenin aku bobo, ya?"
"Iya, sayang. Mau dinyanyiin atau didongengin?" Kamu bertanya, niatnya sih, bercanda.
"Dinyanyiin dong," Hakken mengambil posisi paling nyaman di tempat tidur.
Kamu tertawa. "I love you, you love me. We are happy family. With a great big hug and a kiss from me to you, want to say you love me too~"
"Your voice sounds nice," Hakken menguap sekali lagi. "Lagi dong."
"Wise men say, only fools rush in. But I can't help falling in love with you. Shall I stay? Would it be a sin? If I can't help falling in love-" kamu berhenti karena Hakken diujung sana sudah sempurna terlelap. Napasnya teratur dan wajahnya tenang. It must be a really long day. Kamu tersenyum sebelum menyandarkan ponsel di bantal. Sekali lagi melihat wajah Hakken di layar ponsel sebelum ikut terlelap, berharap bisa menangkup pipinya dan menghujani setiap inci kulitnya dengan kecupan. "Mimpi indah, sayangku."