Jadi Antagonis Dalam Novel [E...

By Mamiyaki0907

362K 28.5K 356

Dalam sebuah cerita, antagonis selalu menjadi pihak yang salah dan protagonis selalu menjadi pihak yang benar... More

Episode 1 : Novel
Episode 2 : Arabella
Episode 3 : Drama
Episode 4 : Rumah Sakit
Episode 5 : Surat Perjanjian
Episode 6 : Merobek Buku
Episode 7 : Makan bersama
Episode 8 : Ketahuan
Episode 9 : Kebenaran
Episode 10 : Panggilan Video
Episode 11 : Angelia
Episode 12 : Pindah
Episode 13 : Menantu
Episode 14 : Bu Bos
Episode 15 : Konflik
Episode 16 : The King
Episode 17 : Kantin
Episode 19 : Kembaran
Episode 20 : Rumor
Episode 21 : Kunjungan mengejutkan
Episode 22 : Ketemu Bu Bos 1
Episode 23 : Mengobrol
Episode 24 : Waktu yang Tersisa
Episode 25 : Manusia Biasa
Episode 26 : Dua Bulan
Episode 27 : Keluar
Episode 28 : Teman baru
Episode 29 : Masalah Lagi
Episode 30 : Katakan Pada Papa
Episode 31 : Awal
Episode 32 : Bertemu
Episode 33 : Rapat
Episode 34 : Pesta Part 1
Episode 35 : Pesta Part 2
Episode 36 : Kau Bukan Protagonis Lagi
Episode 37 : Persiapan
Episode 38 : Dia Tidak Membencimu
Episode 39 : Hukum Sebab Akibat

Episode 18 : Murid Baru

8.8K 821 22
By Mamiyaki0907

"Siapa tuh? "

"Ga tau, murid baru kali. "

"Berhenti melihat dan makan, bell akan segera berbunyi. " Alrescha mengingatkan.

"Oh oke oke." Arabella segera menyantap kembali makanannya. Lagi pula itu bukan urusannya, jadi untuk apa penasaran?

.
.
.
.
.
.
.
.

Gadis bersurai hitam duduk di bangku belakang. Kepalanya bersandar di atas meja menatap pemandangan luar kelas di balik jendela.

"Berat banget kepala gue. "

"Udah otaknya berat karna ga dong sama pelajarannya, eh ni kepala malah ikutan berat! Gue harus ganti tengkorak pake plastik kali ya biar ga berat. "

"Dengarkan semuanya! Kita kedatangan murid baru hari ini. Tolong bertemanlah dan saling membantu. " Guru yang baru saja masuk dengan seorang pemuda berteriak membuat para murid yang sibuk mengobrol diam seketika.

"Nak, perkenalan diri mu sendiri. " ucap Pak Galih. Guru matematika yang sudah cukup berumur itu.

Dengan penasaran, Arabella berusaha membalik kepalanya dan melihat seorang pemuda tampan berdiri di depan kelas.

"Hallo, nama gue Malvin Alyward panggil aja Malvin. " suara nan merdu mengalun santai membuat murid murid yang tadinya takjub dengan wajah tampan sang pembicara menjadi tambah terpesona.

Angelia yang duduk di baris paling depan bersama Jessica tersenyum dan menyapa. "Hallo kak Malvin, semoga kita bisa jadi teman baik ya! "

Malvin, laki laki yang tadi pergi ke kantin bersama saudaranya di kelompok Nathan melirik Angelia sebentar. "Ya. "

"Udah? " bingung Pak Galih. Pasalnya murid baru itu hanya memperkenalkan namanya sendiri.

"Ya. "

"Agak dingin, kayak Rescha. " gumam Arabella.

"Oke, jadi teman baru kalian namanya Malvin. Dia pindah ke sini dengan saudara kembarnya, Melvin. Adiknya ada di kelas sebelah. Karena wajah mereka mirip, jangan sampai salah panggil ya. Bertemanlah dengannya, bantu dia jika sulit beradaptasi di sini. " jelas Pak Galih.

"Baik Pak! "

Guru berumur itu menganggukkan kepalanya dengan puas. "Bagus! Malvin, kau bisa duduk di sebelah Arabella. Lihat orang yang sedang tidur itu, kursi kosong di sampingnya adalah milik mu. "

Malvin mengikuti jari telunjuk gurunya dan benar benar melihat seorang gadis di bangku belakang terlihat seperti orang sedang tidur tanpa mendengarkan guru.

"Biarkan saja, pihak sekolah juga sudah pasrah dengan kelakuannya. Kami tidak bisa mengeluarkannya karena keluarganya berpengaruh jadi kami hanya bisa sabar. " jelas Pak Galih seolah tahu apa yang sedang di pikirkan murid barunya.

"Kak Malvin ga mau duduk di samping kakak ku? Gimana kalo aku aja yang duduk di sana? " tawar Angelia.

Malvin menatap wajah gadis di bangku belakang lewat kaca jendela. Dia sebenarnya tidak tidur, tapi juga tidak ingin berbicara.

"Tidak. " Malvin berjalan ke belakang kelas dan mendudukkan dirinya di samping Arabella.

"Tidak perlu. "

"Oke, kalau begitu kita lanjut pelajaran minggu kemarin. Buka buku paket halaman 93 dan lihat baik baik selama bapak menjelaskan! " titah laki laki tua itu setelah memastikan Malvin baik baik saja duduk di samping pembuat onar sekolah.

Malvin belum memiliki buku paket, jadi dia berniat mendengarkan suara lantang guru di depan kelas. Tapi, sebuah buku paket yang masih tertutup tiba tiba diletakkan di atas mejanya.

Laki laki itu melirik sang pelaku.

"Pake punya gue aja dulu, itu buku paket ga gue apa apain kok. " bisik Arabella lalu kembali memalingkan wajahnya.

"Terus lo gimana? " tanya Malvin. Laki laki itu menatap wajah teman sebangkunya lewat kaca jendela.

"Gue ga ngerti, gue ga butuh. "

".......Oke. "

"Bisa bisanya gue jejer sama anteknya si Nathan. " batin Arabella sebelum menutup kedua matanya. Bukan untuk tidur, tapi untuk pingsan. Tubuhnya benar benar terasa berat, seperti menggendong berkilo kilo daging. Mengingatkan bahwa waktunya memang sudah tidak lama lagi. Dia hanya berharap teman sebangkunya tidak mengganggu dan tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan.

Melihat Arabella akhirnya menutup mata, Malvin akhirnya fokus melihat lembaran kertas di depannya.










"Kak Malvin, Kak Ara ga ngapa ngapain kamu kan? " tanya Angelia dengan khawatir.

Malvin yang di ajak bicara menutup resleting tasnya sementara murid lain berlomba lomba meninggalkan kelas.

"Ga. "

"Syukurlah, Kak Malvin harus hati hati ya. Walau aku sayang sama Kak Ara, Kak Ara benci sama aku. Biasanya orang yang deket sama aku di bully sama dia. " Ucap Angelia dengan gugup.

Malvin melirik wajah bulat Angelia sebentar. "Terserah. "

Laki laki itu berdiri dan hendak pergi, tapi pandangannya tiba tiba menangkap seorang laki laki masuk ke dalam kelas dan menuju ke arahnya. Lebih tepatnya, laki laki itu berhenti di meja teman sekelasnya yang masih tidur walau pelajaran sudah selesai.

Tadi dia sudah berusaha membangunkannya, tapi gadis itu sama sekali tidak bangun. Jadi dia hanya bisa merapikan buku dan alat tulis gadis itu dan meletakkannya di laci meja. Berharap bisa sedikit mempermudahnya saat bangun nanti. Bisa di bilang sebagai ucapan terimakasih.

"Ella....... Ella bangun." Alrescha mengguncang tubuh bocah itu dengan lembut tapi tidak ada reaksi.

"Ella.... "

"Tidurnya sangat pulas, gue udah coba bangunin tapi dia ga mau bangun. Bukunya udah gue beresin di laci meja. " jelas Malvin.

Alrescha menatap lawan bicaranya sebentar. "Makasih. "

Tanpa pikir panjang, Alrescha membereskan tas sekolah, menggendongnya dengan satu tangan lalu mengangkat tubuh Arabella dengan lembut.

Setelah serangkaian gerakan itu, Alrescha meninggalkan kelas dengan cepat dan mengemudi ke arah rumahnya. Dia tahu, Arabella bukan tidur. Tapi kehilangan kesadarannya seperti saat di uks dulu.

"Dia siapa? Apa mungkin pacarnya kak Ara? Terus kenapa dia terus ganggu aku sama Kak Nathan?" bingung Angelia dengan sedikit keluhan.

Malvin mengabaikan Angelia dan berjalan pergi untuk mencari saudara kembarnya.

Melihat punggung laki laki itu menghilang, Angelia berdecik kesal. "Dingin banget jadi orang! Awas aja nanti jadi bucin ke gue. "

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Rescha~"

"Ella? Bagaimana keadaan mu? Ada yang sakit? Beritahu aku semuanya." Alrescha yang khawatir segera menghampiri Arabella yang ada di atas ranjang.

"Kepala ku sakit. "

"Tubuh aku berat banget. "

"Rasanya ga pengen gerak."

"Kaki aku lemes. "

"Kayanya buat jalan sulit. "

Satu demi satu keluhan terdengar dari bibir kering Arabella.

Setelah mengambilkan secangkir air hangat, Arlescha terus berada di samping Arabella dan mendengarkan keluhannya.

Pada akhirnya, Arabella tidak ingin terlalu membebani kekasihnya. "Kalo aku kamu kasih makan nanti jadi mendingan. "

"Oke, kamu mau makan apa? " tanya laki laki itu.

"Ga tau, yang penting pengen makan. "

"Aku buatin bubur mau? "

"Mau. "

"Kalau begitu tunggu di sini, tidur lagi aja. Nanti kalau udah selesai aku bangunin. " Alrescha mengusap kepala Arabella dan bangkit.

"Oke, maaf ngerepotin. "

"Ini tidak merepotkan. Tapi jika kau pikir ini merepotkan aku mohon, segeralah sembuh. "

"Oke, "Tapi aku ga bisa janji.

Pada akhirnya, Arabella menutup matanya untuk tidur dan Alrescha ke dapur untuk membuat bubur.

Sambil memasak, Alrescha terus berbicara. "Temukan orang yang bisa menyembuhkan penyakit itu secepatnya! "

"Tapi Al-"

Suara protes Shailendra terpotong oleh Alrescha. "Gue ga mau tau! "

"........ Orang itu pasti bu bos ya? "

Pisau di tangan Alrescha berhenti memotong daun bawang sebentar. "Kalau tau lakukan dengan cepat! Kondisinya semakin parah. "

"Oke! Tenang aja bos! Satu minggu! Ga, tiga hari! Tunggu gue tiga hari dan gue bawain tu si dokter! " Ucapan penuh tekad itu terdengar sebelum panggilan telepon terputus. Mungkin karena pihak lain ingin segera memulai pekerjaannya.

Alrescha memasukkan potongan daging dan daun bawang ke dalam bubur. Alisnya terjalin erat seolah tak mau di pisahkan. Membuktikan betapa besar kekhawatirannya pada sang kekasih.









"Ella bangun, ayo makan. " Alrescha mengguncang tubuh bocah itu dengan lembut.

"Emmmm~." Dengan berat, Arabella berusaha membuka matanya. Hidungnya di sambut dengan bau harum bubur yang ada di atas meja.

Setelah mendudukkan Arabella di tempat tidur, Alrescha mengambil sesendok bubur, meniupnya, lalu membawanya ke bibir pucat si gadis. "Makan pelan pelan, ini masih panas. "

Arabella memakannya dengan patuh dan terkejut. "Enak! Kamu bisa masak?! Padahal tadi aku ga berharap lebih. Lagi dong! " dia membuka mulut lebar lebar menunggu sesendok bubur kembali masuk ke mulutnya.

"Aku akan memasaknya lagi untuk mu nanti. "

"Oke!" Arabella tersenyum senang menikmati semangkuk bubur itu. Tubuhnya benar benar sedikit lebih baik walaupun masih berat dan lemah.

Setelah membereskan mangkuk dan sebagainya, Alrescha tidur di samping Arabella dan membenamkan kepalanya di dada gadis itu. Menyembunyikan kilatan samar di kedua matanya yang sedingin es.

"Ella.... "

"Ya? "

"Aku mohon..... "

"Jika kau sudah menyerah untuk diri mu sendiri. Aku mohon berjuanglah untuk tetap hidup demi diriku.... Aku mohon......"

Merasa pelukannya mengerat, Arabella membelai kepala Alrescha. "Oke. "

"Kau harus berjanji. "

"Kalau begitu aku berjanji. "

"Berjanji untuk terus hidup bersama dalam waktu yang lama. "

Continue Reading

You'll Also Like

505K 54.8K 28
Sybella Chloris Lyoldi seharusnya menjadi pewaris perusahaan Lyoldi, sejak ayahnya pergi dari dunia karna insiden itu. Namun Bella yang baru berum...
1.5M 112K 46
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
742K 56.1K 14
"Crazy Love" merupakan sebuah novel terkutuk untuk para pembacanya, karna novel tersebut memiliki banyak pemain Antagonist dibandingkan dengan protag...
3.2K 273 22
Biasanya mimpi itu cuma terjadi sekali dan setelahnya akan kita lupakan, mimpi selayaknya bunga tidur yang tidak akan pernah terjadi di kehidupan nya...